PRAKTIKUM I
OLEH :
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organisme.
(fasiliated difusion).
memater atau somit yang kelihatannya dari luar karna adanya cekungan
yang mengelilingi tubuh, dan kelihatan dari dalam karena adanya sekat yang
difusi dan osmosi agar bisa mengetahui efek kosentrasi larutan terhadap
Adapun tujuan dari praktikum ini untuk mengamati proses secara fisik
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Pilum : Annelida
Class : Polychaeta
Ordor : Nercidea
Family : Nercidae
Genus : Nereis
terdiri atas empat buah mata, dua tantakel pendek, dua palpus, dan empat
parapedia yang dilengkapi banyak setae. Setae inilah yang digunakan untuk
merupakan cacing pendiam dengan sistem digesti yang dimulai dari faring,
esofagus, yang bermuara dalam dua kantong kelenjar dan menuju usus yang
supraesogageal terdiri atas palpus dan tantakel. Selain itu, juga telah
(Jekti, 2008).
waters) dan tidak ditemukan pada perairan payau, tawar maupun terrestrial.
hidup di air tawar dan estuari. Beberapa terdapat di air tawar sampai 60 km
dari laut. Terdiri dari sekitar 8.000 spesies. Umumnya berukuran panjang 5-
melakukan regenerasi. Tentakel, palp atau bagian tubuh yang kecil lainnya,
apabila putus atau rusak akan segera tumbuh yang baru. Beberapa jenis
cacing bahkan dapat melakukan autotomi, namun pada lintah tidak dapat
pakan yang luas terdiri dari jaringan tanaman, menggunakan gigi yang
2011).
F. Nilai Ekonomis
Nereis sp. merupakan komoditi ekspor perikanan non ikan yang bernilai
ekonomis penting, dengan Negara tujuan : Jepang, Hongkong, dan. Selain itu
Transfer materi ini berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh
tanpa arah tertentu, namun secara keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan
meningkat. Difusi merupakan proses irreversible. Pada fasa gas dan cair, peristiwa
difusi mudah terjadi pada fase padat difusi juga terjadi walaupun memerlukan
waktu lebih lama. Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi
ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam suatu zat padat. Tiap molekul
bergerak secara lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya. Pada setiap
tabrakan molekul terpental dan melaju ke arah lain. Inilah yang menyebabkan
gerakan acak dari molekul tersebut. Kecepatan difusi zat melalui membran sel
tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan,
dan daya larut dalam lipid dari partikel-partikel tersebut (Yusnaini, 2013).
Osmosis adalah pergerakan air dari membrane semi permeable. Osmosis
terjadi ketika dua larutan mempunyai perbedaan konsentrasi total larutan dan
tidak terjadi pada larutan isotonic, tetapi ketika osmolalit pada larutan yang
berbeda, salah satu diantaranya harus mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi
lingkungan sekitarnya adalah encer. Hewan yang tidak isotonic dengan keadaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, Tanggal 08 Apri 2017, pada
Oleo, Kendari
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum difusi dan osmosis
beserta kegunaannya.
2.
Media yang digunakan.
Lt
Media yang digunakan.
Lt
Media yang diamati.
Cc
Membersihkan alat dan tempat
Gulug
Menngkatkan salinitas
Kg
Organisme yang diamati
Ekor
C. Prosedur Kerja
- Menyiapkan medium air tawar (0 ppt) dan air laut dengan salinitas yang
- Menyiapkan medium air tawar (0 ppt) dan air laut dengan salinitas yang
penimbangan (15 menit), sebagai berat 1, berat ke 2, dan berat ke 3 (W1, W2,
W3).
- Menghitung selisih berat setiap sampel dan setiap waktu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil pemgamatan secara fisik botok yang berisi tinta warna biru
No. Medium Botol Wo W W Waktu Difusi/
akhir
(Menit) Osmosis
Tabel 3. Hasil pengamatan secara biologi (Nereis sp.) pada salinitas yang
berbeda
2. Air Laut Nereis sp. 1,087 0,885 0,796 0,784 -0,303 lemah
6 6 6 6
B. Pembahasan
timbangan botol pertama dan botol ke dua tidak sama berat. Setelah kedua
botol tersebut diamati arah pergerakan airnya dan ditimbang kembali maka
diperoleh berat botol yang berisi air laut yaitu 70,5938 gram dan untuk berat
botol yang berisi air tawar yaitu 70,5858 gram, artinya botol yang berisi air
laut lebih berat dibanding botol yang berisi air tawar, hal ini disebabkan
karena massa jenis air laut lebih besar dari pada massa jenis air tawar. Pada
medium air tawar yang diisi dengan botol air laut lebih cepat mengeluarkan
tinta dimana terjadi proses difusi. sedangkan botol yang berisi air tawar
yang dimasukkan dalam medium air laut akan terjadi proses osmosis
dimana tinta dalam botol lebih lambat dikeluarkan bahkan tidak terjadi
perubahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yusnaini (2013), bahwa proses
difusi merupakan gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih
selektif permeable.
Cacing laut yang disimpan pada medium air tawar diperoleh hasil Wo
cacing tidak bergerak lagi atau mati serta warna kulitnya pucat dan beratnya
dalam media air tawar lebih cenderung diam hal tersebut sebagai upaya
pada medium air laut diperoleh hasil Wo 1,0876, gram W1 0.8856 gram,
dengan keadaan cacing banyak bergerak atau aktif W2 0,7966 gram, dengan
A. Simplan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat di simpulkan bahwa
pengamatan sacara fisik massa jenis air laut lebih tinggi dari pada massa jenis air
tawar. Pada medium air laut yang diisi dengan botol air tawar lebih cepat
meluarkan tinta dimana terjadi proses osmosi, sedangkan pada medium air tawar
yang diisi dengan botol air laut lebih lambat mengeluarkan tinta dimana terjadi
cacing laut yang di masukan pada medium air tawar akan bertamah beratnya,
dibandinkan dengan cacing laut yang di masukan pada mediu air laut berat
B. Saran
Jekti, D. S. D,. Agus A. P & Zainul M. 2008. Nyale Cacing Laut Sebagai Bahan
Antibakteri. jurnal ilmu dasar, vol. 9 no. : 120-126
Triana dan Okik H,. 2010. Penurunan Kandungan Kromium (Cr) Sludge Pt.Sier
Secara Vermikomposting. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 5 No. 2