Anda di halaman 1dari 3

Apa itu Kolektomi?

Gambaran Umum,
Manfaat, dan Hasil yang Diharapkan
Apa itu Kolektomi?
Kolektomi, yang juga dikenal sebagai reseksi usus besar, adalah prosedur bedah yang
mengangkat satu bagian pada usus besar atauseluruhnya karena kerusakan parah karena
penyakit atau kondisi medis lainnya. Usus besar adalah bagian dari saluran pencernaan dan
berfungsi sebagai saluran pembuangan bagi limbah tumbuh.

Kolektomi bisa dilakukan dengan metode tradisional (kolektomi terbuka), dengan membuat
sayatan vertikal pada perut untuk menjangkau usus besar, atau dengan metode laparoskopi,
yang menggunakan alat bedah khusus yang dimasukkan dalam lubang kecil pada perut.
Metode dipilih berdasarkan kondisi usus dan keterampilan dokter bedah.

Kolektomi dikategorikan menjadi empat tipe, yaitu:

Kolektomi total Seperti namanya, seluruh bagian usus besar akan diangkat

Kolektomi subtotal atau parsial Mengangkat satu bagian usus besar

Hemikolektomi Mengangkat bagian kiri atau kanan usus besar

Proktolektomi Mengangkat usus besar juga rektum

Penangkatan usus besar hanya bagian pertama dari pengobatan; selanjutnya,


menyambungkan usus yang tersisa. Misalnya, dalam total kolektomi, di mana usus besar
diangkat seluruhnya, lalu usus kecil disambungkan langsung ke anus.

Siapa yang Perlu Menjalani Kolektomi & Hasil yang


Diharapkan
Operasi kolektomi biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit tertentu, tapi juga bisa
dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Sebagai bentuk pengobatan, kolektomi hanya
dilakukan jika prosedur non-bedah lainnya tidak membawa hasil yang diharapkan atau jika
masalah kesehatan pasien makin parah, sehingga bedah menjadi satu-satunya pilihan.

Usus besar rentan terhadap berbagai macam masalah yang membutuhkan kolektomi untuk
mengobatinya, seperti:

Obstruksi usus besar

Kanker usus
Luka radang usus/ kolitis ulseratif

Pendarahan tidak terkendali

Divertikulitis

Penyakit Crohn

Inersia kolon atau sembelit parah

Sementara, sebagai tindakan pencegahan, bedah kolektomi direkomendasikan jika pasien


berisiko tinggi mengidap kanker usus besar atau memiliki konsentrasi tinggi pertumbuhan
polip pada usus besar. Sebab, ada kemungkinan paling tidak salah satu polip adalah kanker.
Oleh karena itu, kolektomi dilakukan segera daripada menunggu untuk memastikan polip
tersebut adalah kanker.

Sedangkan, soal masa penyembuhan. Pasien membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
dan perlu tinggal di rumah sakit. Karena, bukan hanya luka pembedahan yang perlu pulih tapi
otot kulit, dan jaringan lainnya.

Namun, berkat adanya teknik kolektomi laparoskopi masa penyembuhan lebih singkat. Jika
kondisi kesehatan pasien prima dan prosedur yang dilakukan tidak terlalu luas, ia tidak perlu
menginap di rumah sakit setelah prosedur selesai. Meskipun bukan prosedur rawat jalan, tapi
pasien diperbolehkan pulang sebelum 24 jam. Tapi, umumnya perlu tinggal selama 3 7 hari.

Tingkat kesuksesan bedah kolektomi sangat tinggi, terutama kolektomi total. Malahan,
kebanyakan pasien dapat sembuh total dan kembali menjalani aktivitasnya, terumasuk
berolahraga dan aktivitas fisik lainnya.

Cara Kerja Kolektomi


Kolektomi terbuka membutuhkan sayatan panjang di abdomen untuk menjangkau usus besar.
Sedangkan, kolektomi laparoskopi hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut
dekat usus besar yang rusak. Sehingga, dokter dapat melihat usus tersebut melalui monitor
dan membuat sayatan yang dibutuhkan menggunakan alat lainnya. Saat dokter bedah sudah
dapat menjangkau usus besar, ia akan mengangkat sebagian atau seluruh usus besar,
tergantung kondisi pasien.

Terlepas prosedur yang dilakukannya, persiapannya tetap sama. Pasien harus puasa selama 12
jam sebelum bedah dilakukan. Pasien juga diminta mengonsumsi obat pecahar dan
melakukan enema untuk membersihkan usus besar.

Jika pasien sedang mengonsumsi obat tertentu terutama pengencer darah, maka harus
dihentikan paling tidak seminggu sebelum prosedur dilakukan.

Pasien akan berada di bawah pengaruh bius total, saat dokter melakukan pembedahan. Efek
bius lebih cepat hilang pada pasien yang menjalani metode laparoskopi dibandingkan dengan
metode tradisional atau terbuka. Namun, efek samping bius total masih akan terasa terlepas
dari metode bedah yang dijalani.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Kolektomi


Setiap prosedur bedah memiliki beberapa resiko dan kemungkinan komplikasi, biasanya
dibahas selama konsultasi pra-operasi. Komplikasi yang biasanya terjadi antara lain:

Reaksi negatif terhadap bius

Penggumpalan darah

Infeksi

Pendarahan dalam

Kerusakan organ dalam

Usus mungin bocor, saat disambungkan dengan jahitan

Rujukan:

Fry RD, Mahmoud NN, Maron, Bleier JIS. Colon and rectum. In: Townsend CM,
Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL, eds. Sabiston Textbook of Surgery. 19th ed.
Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2012:chap 52.

Anda mungkin juga menyukai