Anda di halaman 1dari 35

Metabolisme lemak

DISUSUN OLEH :

1. Amira Aulia P07120112004


2. Baiq Ema Rahma Dewi P07120112007
3. Cici Dammi Lestari P07120112011
4. Dewa Ayu Ketut Widiawati P07120112015
5. Enny Purnama Sari P07120112019
6. Findi Dwi Ariestania Putri P07120112023
7. I Made Sugiartha P07120112027
8. Irwan Hadi Kurnia P07120112031
9. Lalu Banu Karisma Setiaji P07120112035
10.M. Rasyidatul Afkari P07120112039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI D III KEPERAWATAN
2012/2013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini. Pada
makalah ini kami akan membahas tentang Metabolisme Lemak

Kami menyadari dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah
ini bisa lebih sempurna.

Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik.

Mataram, 08 Maret 2013

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
BAB II ISI

A. BIOSINTESIS ASAM LEMAK.............................................................................. 2


B. OKSIDASI ASAM LEMAK ; KETOGENESIS.........................................................5
C. METABOLISME ASAM LEMAK TAKJENUH DAN EIKOSANOID......................10
D. PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN LIPID..................................................14
E. METABOLISME ASILGLISEROL DAN SFINGOLIPID.........................................21
F. SINTESIS, PENGANGKUTAN DAN EKSRESI KOLESTEROL...............................25
G. INTEGRASI METABOLISME DAN PENGADAAN BAHAN BAKAR JARINGAN......26
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.................................................................................................. 30
B. SARAN........................................................................................................... 30

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme adalah gabungan seluruh reaksi kimia yang terjadi dalam sel
makhluk hidup. Di dalam metabolisme terdapat katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme berkaitan dengan reaksi degredasi yang merupakan pengadaan
energi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta
mempertahankan suhu tubuh tetap berkisar antara 360C 370C.
Anabolisme berkaitan dengan reaksi sintesis yang merupakan pembentukan senyawa-
senyawa yang vital untuk mempertahankan kehidupan organisme.
Dalam ilmu kimia, lemak merupakan trigliserida yang berwujud padat.
Sementara itu, trigliserida yang berwujud cair disebut minyak. Trigliserida adalah
suatu ester dari asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah trihidroksi alkohol yang
terdiri dati tiga atom karbon.
Lemak berasal dari hewan dan banyak terdapat di bawah kulit. Lemak
umumnya berwujud padat karena sebagian besar tersusun dari asam lemak jenuh.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi untuk mempertahankan suhu tubuh dari
pengaruh suhu rendah.
Lemak dapat digunakan dalam proses pembuatan sabun. Lemak apabila
direaksikan dengan NaOH atau KOH akan membentuk sabun dan gliserol. Sabun
kalium disebut sabun lunak. Biasanya sabun kalium digunakan untuk bayi.
Minyak berasal dari tumbuhan(kelapa, kedelai dan jagung). Minyak umumnya
berwujud cair karena sebgian besar tersusun dari ama lemak tidak jenuh. Semakin
banyak kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak, semakin baik kualitas
minyak. Asam lemak jenuh berbahaya bagi kesehatan karena mengakibatkan penyakit
jantung koroner dan hipertensi.
Minyak dapat digunakan untuk penmbuatan margarine. Melalui proses
hitrogenasi, asam lemak tidak jenuh pada minyak diubah menjadi asam lemak jenuh.
Proses ini dapat terjadi dengan adanyakatalis Ni dan gas hydrogen.
Lemak atau minyak dapat mengalami ketengikan. Ketengikan initerjadi
sebagai akibat adanya reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi pada asam lemak tidak jenuh
mengakibatkan putusnya ikatan C = C dan terbentuknya gugus COOH.

1
BAB II
ISI

Lemak atau lipid adalah senyawa heterogen atau molekul-molekul biologis


yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik.
Fungsi Lemak :
Sebagai penyusun struktur membran sel
Sebagai cadangan energy
Sebagai hormon
sebagai vitamin (bersama protein)
Jenis jenis lipid
Asam lemak
Gliserida
Lipid kompleks
Non gliserida

A. BIOSINTESIS ASAM LEMAK


Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang.
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24.
Ada dua macam asam lemak yaitu:
a. Asam lemak jenuh
b. Asam lemak tak jenuh
Seperti proses penguraian dan sintesis lainnya ( misal, glikoliis, genolisis, dan
glikogenesis), sintesis asam lemak (lipogenesis), dahulu dianggap hanya sebagai
reaksi pembalikan oksidasi didalam mitokondria. Namun, sekarang jelas bahwa
sistem ekstra mitokondia yang sangat aktif bertanggung jawab atas sintesis
palmitat yang lengkap dari asetil-KoA di dalam sitosol. Sistem lain untuk
pemanjangan rantai asam lemak juga terdapat retikulum endoplasma hati.

KEPENTINGAN BIOMEDIS
Terdapat variasi yang luas pada spesies baik dalam peletakkan lintasan
lipogenik utama antar jaringan maupun pada substrat utama untuk sintesis asam
lemak. Pada tikus, yakni spesies hewan yang telah memberikan sebagian besar
informasi tentang lipogenesis. Lintasan tersebut diwakili dengan baik didalam
jaringan adiposa dan hati, sedangkan jaringan adiposa manusia mungkin bukan
tampak lintasan lipogenik yang penting dan hati hanya memperlihatkan aktivitas
lintasan lipogenik yang rendah. Pada burung, lipogenesis hanya tebatas pada hati,
yang amat penting untuk menyediakan lipid bagi pembetukan telur. Pada sebagian
besar mamalia, glukosa merupakan substrat utama untuk lipogenesis tetapi hewan
pemamah biak, asetat merupakan molekul bahan bakar utama dari makanannya
mengambil alih peranan ini. Karena kepentingan lintasan lipogenesis pada manusia
telah berkurang, tidaklah mengherankan bila penyakit-penyakit yang kritis pada
lintasan tersebut belum pernah dilaporkan. Meskipun demikian, keragaman
aktivitas lintasan lipogenik diantara masing-masing individu akan berakibat pada
sifat derajat obesitas, dan salah satu lesi pada diabetes mellitus tipe I yang
bergantung insulin adalah inhibisi lipogenesis.

2
LIPOGENESIS TERDAPAT DIDALAM SITOSOL
Sistem ini terdapat pada banyak jaringan tubuh, termasuk jaringan hati, ginjal,
otak, paru, kelenjar payudara, dan adiposa. Kofaktornya mencakup NADPH, ATP,
Mn2+ , biotin, dan HCO3- sebagai sumber CO2.

PRODUKSI MOLANIL KoA MERUPAKAN TAHAP PENDAHULUAN DAN


PENGONTROLAN PADA SINTESIS ASAM LEMAK
Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan pada reaksi pendahuluan untuk
karboksilasi asetil-KoA menjadi molanil-KoA dengan adanya ATP dan enzim
asetil-KoA kaboksilase.

KOMPLEKS ENZIM SINTASE ASAM LEMAK MERUPAKAN


POLIPEPTIDA YANG MENGANDUNG TUJUH AKTIVITAS ENZIM
Ada dua tipe enzim sintase asam lemak. Pada bakteri, tumbuhan dan bentuk
organisme lebih rendah lainnya, masing-masing enzim pada sistem tersebut saling
terpisah, dan radikal asil ditemukan dalam bentuk kombinasi protein yang disebut
protein pembawa radikal asil. Namun, pada ragi mamalia dan burung sistem
sintase merupakan kompleks polipeptida multienzim yang tidak bisa dibagi lagi
tanpa kehilangan aktivitasnya, dan ATP adalah bagian dari kompleks ini.
Keuntunan lain pada kompleks pada polopeptida multienzim tunggal ini adalah
terkoordinasinya semua enzim didalam kompleks tersebut karena dikode oleh gen
tunggal.

SUMBER UTAMA NADPH BAGI LIPOGENESIS ADLAH LINTASAN


PENTOSA POSFAT
NADPH terlibat sebgai donor ekuivalen pereduksi proses reduksi . reaksi
oksidasi pada pentosa fosfat merupakan sumbe utama hidrogen yang dibutuhkan
untuk sintesis reduktif asam lemak. Hal yang bermakna bahwa jaringan dengan
spesialisasi didalam proses lipogenesis aktif, yaitu hati jaringan adiposa dan
kelenjar mammae yang dalam keadaan laktasi, juga memiliki lintasan pentosa
fosfat yang aktif . kedua lintasan metabolisme dijumpai didalam sitosol pada sel
sehingga tidak terdapat membran atau penghalang pemebealitas bagi pemindahan
nadph dari lintasan yang satu ke yang lainnya. Sumber NADPH lainnya mencakup
reaaksi yang mengkonversi malat menjadi piruvat dengan dikatalisis oleh enzim
malat.

ASETIL- KOA MERUPAKAN UNSUR PEMBANGUN UTAMA ASAM


ASAM LEMAK
Asetil-koa dibentuk dari karbohidrat melalui oksidasi piruvat didalam
mitokondria. Namun, asetil-KoA tidak mudah berdifusi ke dalam sitosol diluar
mitokondria, yaitu tempat utama sintesis asam lemak aktivitas enzim ekstra
mitokondria ATP sitratliase akan meningkat dalam keadaan kenyang, yang berarti
sejajar sekali dengan aktivitas sistem sintesis asam lemak. Penggunaan piruvat
untuk lipogenesis kini diyakini berlangsung lewat senyawa sitrat. Lintasan ini
melibatkan glikolisis yang diikuti oleh dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi
asetil-KoA didalam mitokondia dan kondensasi selanjutnya dengan oksaloasetat
untuk membentuk sitrat, sebgai bagian dari siklus asam sitrat. Proses ini diikuti
oleh translokasi sitrat kedalam kompratemen ekstra mitokondria melalui
pengangkut trikarboksilat , dan dikompartemen ini dengan adanya koa serta ATP,

3
senyawa sitrat tersebut ,menjalani pemecahan menjadi asetil-KoA dan oksaloasetat
yang dikatalisis oleh enzim ATP sitrat liase. Asetil-KoA kemudian tersedia
pembentukan malonil-KoA dan sintesis menjadi palmitat. Oksaloasetat yang
dihasilkan dapat membentuk malat lewat enzim malat dehidroginase yang tekait
NADPH, lalu diikuti oleh produsi NADPH lewat enzim malat. Selanjutnya akan
tersedia NADPH untuk lipogenesis.

PEMANJANGAN RANTAI ASAM LEMAK TERJADI DI RETIKULUM


ENDOPLASMA
Lintasan ini (sistem mikrosom) mengonvesi senyawa asil-KoA asam lemak
menjadi derivat asil yang mempunyai atom karbon lebih, dengan menggunakan
molanil koa sebagai donor asetil dan NADPH sebagai reduktor yang dikatalisis oleh
sistem.

STATUS NUTRISI MENGATUR LIPOGENESIS


Fase anabolik pada nutrisi sering berhubungan dengan penyimpangan
kelebihan karbohidrat sebagai lemak pada periode antisipasi terhadap defisiensi
kalori, seperti pada kelaparan, saat hibernasi, dll. Proses lipogenesis berhubungan
dengan konversi kelebihan glukosa serta intermediate seperti piruvat, laktat serta
asetil-KoA menjadi lemak, dan proses ini merupakan fase anabolik pada siklus ini.
Status nutrisi organism merupakan faktor utama yang mengatur laju lipogenesis.
Jadi laju lipogenesis yang lebih tinggi terdapat pada hewan yang diberi makan yang
tinggi. Laju ini akan berkurang pada keadaan asupan kalori yang terbatas atau diet
tinggi-lemak, atau jika terdapat defisiensi insulin, seperti pada penyakit diabetes
mellitus. Lipogenesis menjadi lebih tinggi kalau yang dimakan bukan glukosa
melainkan sukrosa, karena fruktosa akan memintas titik control fosfofruktokinase di
dalam glikolisis dan membanjiri lintasan lipogenik.

BERBAGAI MEKANISME JANGKA-PENDEK DAN JANGKA-PANJANG


MENGATUR LIPOGENESIS
Sintesis asam lemak rantai-panjang dikontrol dalam jangka waktu pendek oleh
modifikasi enzim secara alosterik dan kovalen, dan dengan jangka panjang oleh
perubahan ekspresi den yang mengatur kecepatan sintesis enzim.

Sitrat dam Asil-KoA Mengatur Asetil-KoA Karboksilase


Reaksi paling penting yang mengatur lintasan lipogenik terletak pada tahap
Asetil-KoA karboksilase. Asetil-KoA ksrboksilase merupakan enzim alosterik dan
diaktifkan oleh sitrat, yang konsentrasinya meningkat pada keadaan kenyang dan
merupakan indicator untuk menunjukan pasokan asetil-KoA yang banyak. Meskipun
demikian, enzim tersebut oleh molekul asil-KoA rantai panjang, sebuah contoh bagi
inhibisi metabolic umpan balik negatif oleh suatu produk dari sebuah rangkaian
reaksi. Jadi bila asil-KoA berakumulasi karena tidak cukup cepat terestifikasi, maka
senyawa tersebut secara otomatis akan mengurangi system asam lemak yang baru.
Demikian pula, jika asil-KoA berakumulasi sebagai akibat meningkatnya lipolisis atau
aliran masuk asam lemak bebas kedalam jaringan, keadaan ini juga akan menghambat
sintesis asam lemak yang baru.

Pirufat Dehidrogenase Juga Diatur oleh Asil-KoA


Hubungan yang terbalik juga terdapat diantara konsentrasi asam lemak bebas
dan proporsi enzim pirufat dehidrogenase yang aktif dengan inaktif yang mengatur

4
tersedianya asetil-KoA untuk lipogenesis. Asil-KoA mengakibatkan inhibisi enzim
pirufat dehidrogenase dengan menghambat pengangkut pertukaran ATP-ADP pada
membrane interna mitokondria, yang menimbulkan peningkatan rasio [ATP]/[ADP]
intramitokondria dan dengan demikian menghasilkan konversi bentuk pirufat
dehidrogenase yang aktif menjadi bentuk inaktif. Demikian pula, oksidasi asil-KoA
akibat peningkatan kadar asam lemak bebas dapat meningkatkan rasio [asetil-KoA]/
[KoA] dan [NADP]/[NAD+] didalam mitokondria, sehingga enzim pirufat
dehidrogenase.

Hormon Juga Mengatur Lipogenesisuk


Hormone insulin meransang lipogenesis melalui beberapa mekanisme.
Hormon ini meningkatkan pengangkutan glukosa kedalam sel ( missal, jaringan
adiposa) dan dengan demikian meningkatkan ketersediaan piruvat untuk sintesis asam
lemak maupun gliserol 3-fosfatuntuk asterifikasi asam lemak yang baru terbentuk.
Insulin mengonversi viruvat dehidrogenase bentuk inaktif menjadi bentuk aktif di
jaringan adipose, tetapi tidak dihati. Disamping itu Aseti-KoA karboksilae merupakan
enzim yang dapat diatur oleh porporilasi yang reversibel.Insulin mengaktifkan asetil-
KoA karboksilase. Aktipase ini melibatkan deposporilasioleh enzim protein fosfatase.
Demikian pula, dengan kemampuannya untuk menekan kadar cAMP intraselular,
insulin menghambat lipolisis dijaringan adiposa sehingga mengurangi konsentrasi
asam lemak bebas didalam plasma dan dengan demikian menurunkan pula kadar
asetil-KoA rantai panjang yang merupakan inhibitor lipogenesis. Dengan mekanisme
yang sama, insulin mengantagonis kerja hormon glukagon dan epinefrin yang
menghambat enzim asetil-KoA karboksilase dan karenanya juga menghambat
lipogenesis, dengan meningkatkan cAMP dan memungkinkan enzim protein pinase
yang bergantung cAMP untuk menonaktifkan enzim tersebut lewat posporilasi. Enzim
protein kinasi lain yang bergantung pada 5AMP- juga akan menonaktifkan enzim
tersebut.

Komplek Enzim Sintase Asam Lemak dan Asetil-KoA Karboksilase merupakan


Enzim Adaptif
Kedua enzim tersebut beradaptasi dengan kebutuhan fisiologis lewat
peningkatan jumlah totalnya pada keadaan kenyang dan penurunannya pada keadaan
puasa , konsumsi lemak serta pada penyakit diabetes. Insuin merupakan hormon
penting yang menyebabkan ekspresi gen dan menginduksi biosintesis enzim, dan
hormon glukagon mengantagonis efek ini. Konsumsi lemak yang mengandung asam
lemak takjenuh majemuk akan mengatur secara terkoordinasi nihibisi terhadap
ekspresi enzim-enzim yang penting pada proses glikosis dan lipogenesis. Mekanisme
untuk pengaturan lipogenesis jangka-panjang ini memerlukan waktu beberapa hari
untuk bermanifestasi secara penuh, dan meningkatkan efek asam lemak bebas serta
hormon seperti insulin serta glukagon secara langsung dan segera.

B. OKSIDASI ASAM LEMAK ; KETOGENESIS


Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil-KoA dan di sintesis dari asetil-
KoA. Oksidasi asam lemak berlangsung di mitokondria; setiap tahap melibatkan
derivat asil-KoA yang dikatalisis oleh enzim tersendiri, dengan mengguankan NAD +
serta FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Sebaliknya, biosintesis asam
lemak (lipogenesis) berlangsung di sitosol, melibatkan derivat asil yang secara terus
menerus melekat pada kompleks multienzim, menggunakan NADP+ sebagai koenzim

5
dan memerlukan baik ATP maupun ion bikarbonat. Oksidasi asam lemak merupakan
proses aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.

Kepentingan biomedis
Peningkatan oksidasi asam lemak merupakan ciri khas kelaparan (starvation)
dan diabetes mellitus, yang mengakibatkan produksi badan keton (keton bodies) oleh
hati (ketois). Badan keton ini bersifat asam dan kalu diproduksi dengan jumlah yang
melimpah untuk periode waktu yang lama, seperti yang terjadi pada penyakit
diabetes, akan menyebabkan ketoasidosis dengan akibat yang akhirnya fatal. Karena
glukoneogenesis bergantung pada oksidasi asam lemak, setiap gangguan pada
oksidasi asam lemak akan menyebabkan hipoglikemia. Peristiwa ini terjadi pada
bagian keadaan defisiensi karnitin atau defisiensi enzim yang esensial dalam oksidasi
asam lemak, misal karnitin palmitoiltransferase, atau inhibisi oksidasi asam lemak
oleh sejumlah racun, sebagai missal, hipoglisin.

Oksidasi asam lemak terjadi di dalam mitokondria. Asam lemak diangkut di dalam
darah sebagai asam lemak bebas.
Istilah asam lemak bebas (FFA ; free fatty acid) merujuk pada asam lemak yang
terdapat dalam keadaan tak teresterifikasi. Istilah lainnya asam lemak
takteresterifikasi (UFA;unesterified fatty acid) atau asam lemak nonesterifikasi
(NEFA;nonesterified fatty acid). Di dalam plasma, asam lemak bebas rantai panjang
bergabung dengan albumin, dan didalam sel, asam lemak tersebut terikat dengan
protein pengikat asam lemak sehingga pada kenyataannya senyawa ini tidak pernah
benar-benar bebas. Asam lemak dengan rantai yang lebih pendek bersifat larut di air
dan terdapat sebagai asam takterionisasi atau anion asam lemak.

Asam lemak diaktifkan sebelum dikatabolisasi.

6
Seperti pada metabolism
glukosa, asam lemak pertama-
tama harus dikonversi dalam
reaksi ATP menjadi intermediate
aktif sebelum bereaksi dengan
enzim yang bertanggung jawab
atas metabolism selanjutnya.
Proses ini merupakan satu-
satunya tahapan pada
penguraian lengakap asam
lemak yang memerlukan energy
dari ATP. Dengan adanya ATP
dan koenzim A, enzim asil-KoA
sintetase (tiokinase) yang
mengatalisis proses konversi
asam lemak (atau asam lemak
bebas) menjadi asam lemak
aktif atau asil-KoA yang
disertai dengan pemakaian satu
ikatan fosfat energy-tinggi.
Enzim asil-KoA sintetase
ditemukan di reticulum
endoplasma, perioksisom, dan
disebelah dalam serta pada
membrane eksterna mitokondria. Beberapa enzim asil-KoA sintetase telah dijelaskan
dan tiap enzim tersebut bersifat khusus untuk asam lemak dengan rantai panjang yang
berbeda-beda.

Asam lemak rantai-panjang menembus membrane interna mitokondria sebagai


derivate karnitin
Karnitin merupakan senyawa yang tersebar luas dan dijumpai terutama
berlimpah jumlahnya di otot. Senyawa ini disintesis dari lisin dan metionin di hati dan
ginjal. Aktifasi asam lemak rendah dan proses oksidasinya di dalam mitokondria
dapat terjadi tanpa bergantung pada karnitin, tetapi asil-KoA rantai-panjang atau asam
lemak bebas tidak akan menembus membrane interna mitokondria dan akan
teroksidasi kecuali bila asam lemak bebas tersebut membentuk asil-karnitin. Enzim
karnitin palmitoiltransferase-I, yang terdapat pada membrane eksterna mitokondria
akan mengonversi asil-KoA rantai-panjang menjadi asil-karnitin, yang mampu
menembus membran interna mitokondria dan mencapai system -oksidasi enzim.
Enzim karnitin-asilkarnitin translokase bertindak sebagai pengangkut pertukaran
karnitin pada membrane interna. Asil karnitin diangkut ke dalam dan digabung
dengan pengangkutan keluar satu molekul karnitin. Kemudian asil karnitin bereaksi
dengan KoA yang dikatalisis oleh enzim karnitin palmotioltransferase II yang terletak
disebelah dalam matriks mitokondria dan karnitin dibebaskan.
Enzim lainnya, karnitin asetiltransferase, terdapat di dalam mitokondria dan
mengatalisis proses perpindahan gugus asil rantai-pendek antara KoA dan karnitin.
Fungsi enzim ini belum jelas, tetapi mungkin memfasilitasi gugus asetil lewat
membrane mitokondria. Bersama-sama dengan fruktosa dan laktat, asetilkarnitin
merupakan sumber bahan bakar yang penting bagi sperma karena mendukung
motilitasnya.

7
-oksidasi asam lemak melibatkan pemecahan yang berurutan dengan
pelepasan asetil-KoA.
Rangkaian reaksi silklik menghasilkan FADH2 dan NADH.
Beberapa enzim yang secara kolektif dikenal sebagai enzim oksidase asam lemak
ditemukan pada matriks mitokondria atau membrane interna yang berdekatan dengan
rantai respirasi pada membran interna. Enzim ini mngatalisis oksidasi asil-KoA
menjadi Asetil-KoA dan system ini dirangkai dengan fosforilasi ADP menjadi ATP.
Secara kuantitatif, -oksidasi di mitokondria merupakan lintasan yang paling penting
bagi oksidasi asam lemak. Meskipun demikian -oksidasi, yaitu pengeluaran satu
atomkarbon sekaligus dari ujung karboksil molekul, telah dideteksi dijaringan otak.
Proses ini tidak memerlukan intermediate KoA dan juga tidak menghasilkan fosfat
energy-tinggi.

Ketogenesis terjadi jika terdapat oksidasi asam lemak dengan kecepatan tinggi
dihati
Pada konndisi metabolic tertentu yang disertai oksidasi asam lemak dengan
kecepatan tinggi, hati menghasilkan sejumlah besar senyawa asetoasetat dan -
hidroksil butirat. Senyawa asetoasetat terus menerus mengalami dekarboksilasi
spontan hingga menghasilkan aseton. Hati tampaknya menjadi satu-satunya organ
pada spesies bukan pemamah-biak yang menambahkan badan keton dengan jumlah
bermakna ke dalam daram. Jaringan ekstra hepatic akan menggunakan badan keton
sebagai substrat respirasi.

3-Hidroksi-3-Metilglutaril-KoA(HMG-KoA)
merupakan intermediate pada Lintasan Ketogenesis
Enzim yang bertanggung jawab untuk pembentukan badan keton terutama
berkaitan dengan mitokondria. Pada mulanya dianggap hanya satu molekul
asetoasetat yang terbentuk dari empat karbon terminal pada sebuah asam lemak ketika
berlangsung oksidasi. Belakangan , untuk menjelaskan baik produksi lebih dari satu
ekuivalen asetoasetat yang berasal dari asam lemak rantai-panjang, maupun
pembentukan badan keton dari asam asetat,dikemukakan bahwa unit C2 yang
terbentuk dalam -oksidasi akan terkondensasisatu sama lain hingga terbentuk
asetoasetat. Peristiwa ini dapat terjadi dengan pembalikan reaksi tiolase, yaitu dua
mollekul asetil-KoA mengadakan kondensasi untuk membentuk asetoaseti l KoA.
Lintasan tersebut melibatkan kondensasi asetoasetil-KoA dengan molekul asetil-KoA
lainnya untuk membentuk HMG-KoA,yang dikatalisis oleh enzim 3-hidroksi-3-
metilglutaril-KoA sintase. Adanya enzim lain di mitokondria, yaitu 3-hidroksi-3-
metilglutaril-KoA liase, menyebabkan asetil-KoA terpecah dari HMG-KoA dengan
meninggalkan asetoasetat bebas. Atom karbon yang terpecah pada molekul asetil-
KoA berasal dari asetoasetil-KoA yang asli. Kedua enzim harus terdapat dalam
mitokondria agar ketogenesis dapat berlangsung. Proses ini terjadi di hati dan
epitel usus hewan pemamahbiak.
Asetoasetat berada dalam ekuilibrium dengan senyawa D(-)-3-hidroksibutirat
yang dikatalisis oleh enzim D(-)-3-hidroksibutirat dehidrogenase yang terdapat di
mitokondria pada banyak jaringan, termasuk hati. senyawa D(-)-3-hidroksibutirat
secara kuantatif merupakan badan keton yang dominan di darah dan urine penderita
ketosis.
Badan Keton Berfungsi sebagai Bahan Bakar bagi Jaringan Ekstrahepatik

8
Walaupun hati dilengkapi dengan mekanisme enzimatik yang aktif diproduksi
asetoasetat dari asetoasetil-KoA, asetoasetat yang sudah terbentuk tidak dapat
diaktivasi kembali secara langsungdi hati, kecuali di dalam sitosol tempat senyawa
tersebut merupakanprekursor pada sintesis kolesterol, yaitu suatu lintasan yang
kurang aktif. Hal ini menerangkan produksi neto badan keton oleh hati.
Sebagian besar bukti memberikan kesan bahwa ketonemia terjadi karena
peningkatn produksi badan keton oleh hati, dan bukan karena defisiensi dalam
pemakaiannya oleh jaringan ekstrahepatik.Akan tetapi, hasil-hasil eksperimen
terhadap sejumlah tikus yang telah dibuang pankreasnya mendukung
kemungkinanbahwa ketosis pada penderita diabetes bera`t dapat ditingkatkan oleh
berkurangnya kemampuan untuk mengatabolisasi badan keton. Meskipun asetoasetat
dan D(-)-3-hidroksibutirat mudah teroksidasi oleh jaringan ekstrahepatik, senyawa
aseton sulit dioksidsi secara in vivo dan nsebagian besar akan menguap didalam paru-
paru.

KETOGENESIS DIATUR PADA TIGA TAHAP YANG MENENTUKAN


(1) Pengontrolan mula-mula dilaksanakan dijaringan adipose. Ketosis tidak terjadi
secara in vivo keculi terjadi kenaikan kadar asm lemak bebas di dalam darah yang
timbul dari proses lipolisis triasil gliserol di jaringan adipose. Asam lemak bebas
merupakan precursor badan keton di hati, hati mengekstraksi sekitar 30% atu
lebih asam lemak bebas yang tinggi, aliran asam lemak yang melintasi hhati
sangat besar. Karena itu, factor yang menagatur mobilisasi asam lemak bebas
dari jaringan adipose sangat penting dalam mengontrol ketogenesis.
(2) Salah satu dari dua peristiwa yang akan dialami oleh asam lemak bebas setelah
ambilan dari hatidan sesudah diaktifkan menjadi asil-KoA, yaitu : Asam lemak
bebas itu mengalami -oksidasi menjadi CO2 atau esterifikasi menjadi triasil-
gliserol dan fosfolifid.Aktivitas enzim karnitin palmitoiltransferase-I (CPT-I)
akan mengatur masuknya gugus asil rantai panjang kedalam mitokondria
sebelum -oksidasi. MelanilKoA, yaitu intermediate awal dalam biosintesis
asam lemak.
(3) Selanjutnya, asetil-KoA yang terbentuk pada -oksidasi akan teroksidasi di dalam
siklus asam sitrat, atau memasuki lintasan ketogenesis untuk membentuk badan
keton. Bersamaan dengan meningkatnya kadar asam lemak bebas serum maka
secara proporsional akan lebih banyak lagi asam lemak bebas yang di konversi
menjadi badan keton dan lebih sedikit yang teroksidasi lewat siklus asam sitrat
menjadi CO2
Jadi ketogebnesis dapat di anggap sebagai suatu mekanisme yang memungkinkan
hati untuk mengoksidasi asam lemak dengan jumlah yang meningkat di dalam
system fosforilasi oksidatif yang terangkai erat tanpa meningkatkan pengeluaran
energy totalnya

ASPEK KLINIS
Gangguan oksidasi asam lemak menimbulkan penyakitg yang sering di kaitkan
dengan hipoglikemia
Defisiensi karnitin terjadi terutama pada bayi yang baru lahir khususnya bayi
premature akibat biosintesis yang tidak memadai atau kebocoran ginjal. Kehilangan
karnitin juga terjadi pada homodialisis : penderita asedoria organic mengalami
kehilangan karnitin dengan jumlah besar yang di ekskresikan dalam bentuk
terkonjugasi pada asam organic. Peristiwa ini menunjukan adanya kebutuhan karnitin
dari makanan seperti halnya kebutuhan vitamin pada beberapa individu. Gejala dan

9
tanda devisiensi karnitin mencangkup periode episodic hipoglikemia akibat
kurangnya glukoneugenesis yang terjadi karena gangguan pada oksidasi asam lemak
dengan terdapatnya peningkatan asam lemak bebas dalam plasma sehingga
menimbulkan akumulasi lipid dengan kelemahan otot.
Difisiensi kagnitin palmitoiltransferase-I yang diwariskan hanya mempengaruhi
hati dengan mengakibatkan penurunan oksidasi asam lemak dan ketogenesis dengan
hipoglekimia. Dilain pihak, difisiensi kagnitin palmitoiltransferase-II terutama
mempengaruhi otot skeletal dan hati.
Asiduria dikarboksilat di tandai dengan asam C6-C10-dikarboksilat dan
hipoglikemianonketosis. Keadaan ini disebabkan oleh defisiensi enzim mitokondria
asil-KoA dehidrogenase rantai sedang.
Penyakit refsum merupakan gangguan neurologi yang jarang dijumpai dan
terjadi akibat akumulasi asam fitanat yang terbentuk dari senyawa fitol,yaiitu suatu
unsure klorofil yang di temukan pada bahan pangan nabati. Asam fitanat mengandung
sebuah gugus metal pada atom karbon 3 yang menyekat -oksidasi .
Sindrom zellweger (serebrohepatorenal) terjadi pada orang yang tidak memiliki
peroksisom disemua jaringan tubuhnya, kelainan yang langka ini bersifat di wariskan.
Kelainan ini menyebabkan akumulasi asam pelienoat C26-C38 dijaringan otak sebagai
akibat ketidakmampuan untuk mengoksidasi asam lemak rantai panjang didalam
peroksisisom disamping menunjukan pula penurunan fungsi peroksisom yang
menyeluruh, misal sintesis asam empedu serta eterlipid yang terganggu.
Ketoasidosis terjadi akibat ketosis yang memanjang
Keadaan terdapatnya badan keton dengan jumlah yang lebih tinggi daripada
nilai normalnya di dalam darah menunjukan ketonemia (hiperketonia). Sementara
peningkatan pada kadar badan keton di urine di namakan ketonuria. Keseluruhan
keadaan tersebut disebut ketosis. Asam asetoasetat serta 3-hidroksibutirat merupakan
asam yang cukup kuat dan keduanya akan didapar jika terdapat di dareah atau
jaringan lainnya. Meskipun demikian, ekskresinya yang terus menerus akan
menyebabkan hilangnya sejumlah kation pendapar (kendati terdapat produksi
ammonia oleh ginjal) yang secara proggresif menimbuylkan berkurangnya simpanan
alkali sehingga terjadi ketoasidosis.

RANGKUMAN
1. Oksidasi asam lemak di dalam mitokondria menyebabkan pembentukan
sejumlah besar ATP melalui proses yang di sebut -oksidasi yaitu proses
yang akan memisahkan unit-unit asetil-KoA secara sekuansial dari rantai asil
lemak. Asetil-KoA di oksidasi pada siklus asam sitrat yang akan memproduksi
ATP berikutnya.
2. Oksidasi asam lemak degan jumlah atom karbon yang ginjal akan
menghasilkan asetil-KoA di tambah 1 molekul propionil-KoA yang bersifat
glukogenik.
3. Peroksisom mampu mengoksidasi asam lemak dengan rantai yang sangat
panjang, tetapi kemampuannya ini hanya sampai oktanoil-KoA yang
kemudian harus di pindahkan ke mitokondria untuk menjalani oksidasi
selanjutnya.
4. Badan keton (asetoasetat, 3-hidroksibutirat dan aceton) di bentuk di
mitokondria hati jika terdapat oksidasi asam lemak dengan kecepatan yang
tinggi. Lintasan ketogenik tersebut melibatkan sintesis dan pemecahan 3-
hidroksi-3-metilglutaril-KoA (IIMG-KoA) oleh dua buah enzim ketogenik
yang penting, yaitu IIMG-KoA sintase sereta HMG-KoA liase.

10
5. Badan keton merupakan bahan bakar yang penting pada jaringan
ekstrahepatik.
6. Ketogenesis di atur pada tiga tahap menentukan :
a. Pengontrolan mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adipose
b. Aktivitas karnitin palmitoiltransferase-1 di hati, yang menentukan proporsi
aliran asxam lemak yang teroksidasi dan bukan teresterifikasi.
c. Partisi aseti-KoA antara lintasan ketogenesis dan sikus asam sitrat
7. Penyakit yang berkaitan dengan gangguan oksidasi asam lemak akan
menimbulkan keadaan hipoglikemia, infiltrasi lemak pada berbagai organ dan
hipoketonemia.
8. Kektosis yang ringan terjadi pada keadaan kelaparan, tetapi ketosis yang berat
ditemukan pada penyakit diabetes mellitus dan ketosis ruminant ( ketosis pada
hewan pemamah biak)

C. METABOLISME ASAM LEMAK TAKJENUH DAN EIKOSANOID

Kepentingan Biomedisa
Kandungan asam lemak takjenuhdi dalam lemak alami merupakan penentu
utama titik leleh dan sekaligus fluiditasnya.Demikian pula,senyawa fosfolipid pada
membran sel mengandung asam lemak takjenuh yang penting untuk mempertahankan
fluiditas membran.Rasio asam lemak takjenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids)
terhadap asam lemak jenuh (saturated fatty acids) yang di singkat sebagai rasio P.S di
dalam makanan merupakan factor utama dalam penurunan konsentrasi kolesterol
plasma melalui cara-cara diet dan di pandang menguntungkan untuk mencegah
penyakit jantung koroner.prostaglandin dan tromboksan merupakan hormone local
yang disintesis dengan cepat saat di perlukan dan bekerja di dekat lokasi
sintesisnya.peranan fisiologis utama yang di miliki oleh prostaglandin adalah sebagai
modulator aktivitas adenilil siklase,misal (1) dalam mengontrol agregasi trombosit
dan (2) dalam menghambat efek hormon antidiuretik di dalam ginjal.obat-obat anti
inflamasi nonstreoid,seperti aspirin,bekerja dengan menghambat sintesis
prostaglandin.Leukotrien mempunyai sifat kemotaktik dan kontraktan otot yang
menunjukan bahwa golongan senyawa ini memainkan peranan penting dalam reaksi
alergi dan inflamasi.campuran senyawa Leukotrein telah di ketahui sebagai zat
anafilaksis yang bereaksi lambat (slow reacting substance of anaphylaxis SRS-
A).dengan menganekaragamkan proporsi asam lemak takjenuh majemuk di dalam
makanan/diet,tipe senyawa eikosanoid yang di sintesis bisa di pengaruhi sehingga
memberikan petunjuk bahwa kita dapat mempengaruhi perjalanan penyakit dengan
cara diet.

SEBAGIAN ASAM LEMAK TAKJENUH MAJEMUK TIDAK DAPAT DI


SINTESIS OLEH MAMALIA SEHINGGA MERUPAKAN ASAM LEMAK
ESENSIAL DARI SUDUT NUTRISI.
Sebagian asam lemak takjenuh rantai-panjang dengan makna metabolik yang
penting pada mamalia di perlihatkan pada.
Asam lemak polienoat C20 C22 dan C24 lain nya dapat di deteksi dalam jaringan
tubuh.asam lemak ini bisa berasal dari asam oleat, linoleat dan a-linoleat melalui
proses pemanjangan rantai.perlu diperhatikan bahwa semua ikatan rangkap dalam
asam lemak tak jenuh yang terdapat secara alami di dalam tubuh mamalia.
Asam palmitoleat dan oleat bukan merupakan asam lemak esensial dalam
makanan karena jaringan tubuh dapat menyisipkan ikatan rangkap ke dalam asam

11
lemak jenuh yang bersesuaian. berbagai eksperimen dengan senyawa palmitat
berlabel telah menunjukkan bahwa label radioaktif tersebut memasuki asam
palmitoleat dan oleat dengan bebas. Tetapi tidak di temukan dalam asam linoleat
serta a-sinoleat . kedua asam lemak ini merupakan satu-satunya jenis asam lemak
yang diketahui esensial bagi nutrisi yang lengkap pada banyak spesies
hewan,termasuk manusia,dan dengan demikian harus di dapat dari makanan. Sebagai
akibatnya jenis asam lemak itu dikenal sebagai asam lemak esensial dari sudut
Nutrisi. Asam arakidonat pada sebagian besar mamalia dapat di bentuk dari asam
linoleat.tetapi tidak pada kucing ,yang seharusnya asam arakidonat di klasifikasikan
sebagai asam lemak esensial.

ASAM LEMAK TAKJENUH TUNGGAL DISINTESIS OLEH SISTEM 9


DESATURASE.

Sehubungan dengan asam lemak takjenuh tunggal (mono-unsaturated fatty


acids) yang nonesensial, beberapa jaringan termasuk hati di anggap bertanggung
jawab atas pembentukannya dari asam lemak jenuh. Di dalam Retikulum
endoplasma, akan mengatalisis konversi palmitoil-KoA menjadi palmitoleil-KoA
atau stearoil-KoA menjadi oleil-KoA .Oksigen dan salah satu dari NADH atau
NADPH di perlukan untuk reaksi tersebut. Enzim tersebut tampak nya serupa dengan
suatu system monooksigenase yang melibatkan sitokrom b5 (hidroksilase).Enzim
tersebut terdiri atas tiga komponen protein,yaitu NADH-sitokrom b5 reduktase,
sitokrom b5 dan reduktase yang sensitif sianida serta mengandung besi nonheme.
mekanisme pengeluaran hydrogen dari rantai asli belum di pahami sepenuh nya.

SINTESIS ASAM LEMAK TAKJENUH MAJEMUK MELIBATKAN SISTEM


ENZIM DESATURASE DAN ELONGASE.

Sistem desaturasi dan pemanjangan rantai sangat menurun kerja nya pada
keadaan puasa, setelah pemberian glucagon serta epinefrin,dan dalam keadaan tanpa
insulin seperti pada penyakit diabetes mellitus tipe I.

GEJALA DEFISIENSI TIMBUL JIKA ASAM LEMAK ESENSIAL TIDAK


TERDAPAT DALAM MAKANAN .

Pada tahun 1928, Evans dan Burr memperhatikan bahwa tikus yang di beri
makan makanan nonlipid murni dengan di tambahkan vitamin A dan D ternyata
menunjukan penurunan laju pertumbuhan dan defisiensi sistem Reproduksi. penelitian
selanjutnya memperlihatkan bahwa sindrom defisiensi tersebut bisa di sembuhkan
dengan penambahan asam linoleata-linoleat dan arakidonat ke dalam
makanannya.selanjutnya pada sindrom tersebut mencakup kulit yang bersisik,nekrosis
pada ekor dan lesi pada sistem urinarius ,tetapi semua komdisi tersebut tidak fatal.
asam-asam lemak ini di temukan dengan konsentrasi yang tinggi dalam berbagai
minyak nabati dan dengan jumlah yang sedikit di dalam daging hewan yang sudah di
potong (karkas).
Fungsi asam lemak esensial tampak beragam walaupun tidak bisa di tentukan
dengan jelas, selain fungsi pembentukan prostaglandin dan leukotrien. asam lemak
esensial di temukan pada lipid pembangun struktur sel dan berkenaan dengan
integritas structural Membran Mitokondria. Asam arakidonat terdapat dalam
membrane sel dan membentuk 5-15% asam lemak dalam fosfolipid. asam

12
dokosaheksanoat (DHA w3,) yang di sintesis dari asam a-linolenat atau di peroleh
langsung dari minyak ikan ,terdapat dengan konsentrasi yang tinngi di dalam retina
mata,korteks serebri,testis dan sperma. DHA terutama diperlukan bagi perkembangan
otak dan di pasok lewat plasenta serta air susu. segmen sebelah luar sel-sel batang
retina mengandung DHA dengan konsentrasi yang sangat tinggi dan dengan sebagian
besar fosfolipid yang mengandung sedikit nya satu molekul. fluiditas yang tinggi
sebagai akibat dari keadaan di atas tampak nya di perlukan bagi pelaksanaan fungsi
Rodofsin yang jika di aktifkan oleh sebuah foton akan menimbulkan gerakan lateral
dan rotasi di dalam membran.penderita Reagnitis pigmen tosa di laporkan memiliki
kadar DHA yang rendah di dalam darah nya.

ASAM LEMAK-TRANS DAPAT BERSAING DENGAN ASAM LEMAK-CIS.

Asam lemak takjenuh trans dengan jumlah yang kecil di temukan di dalam
lemak hewan pemamah biak (misal,lemak mentega memiliki 2-7%) yang di hasilkan
dari kerja mikroorganisme di usus hewan tersebut tetapi keberadaan asam lemak tak
jenuh trans dengan jumlah yang besar dalam minyak nabati yang terhidrogenasi
sebagian (misal,margarin) menimbulkan penrtanyaan tentang keamanannya sebagai
bahan adiktif makanan. Sampai sebanyak 15% dari asam lemak jaringan di temukan
pada saat otopsi dengan konfigurasi trans. Sampai saat ini tidak ada efek serius yang
bisa dibuktikan kebenarannya. Meskipun demikian, asam lemak ini lebih banyak di
metabolisme seperti asam lemak takjenuh cis, yang mungkin di sebabkan oleh
bentuk lantai lurus nya yang serupa. Dalam masalah ini,asam lemak tersebut
cenderung menaikkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL sehingga
pemberiannya di kontraindikasikan guna mencegah penyakit aterosklerosis dan
jantung koroner. Asam lemak takjenuh majemuk trans tidak memiliki aktivitas asam
lemak esensial dan dapat mengantagonisasi metabolism asam lemak esensial serta
memperberat kelainan defisiensi asam lemak esensial.

Aktivitas Asam lemak esensial dan produksi prostaglandin saling berhubungan


Meskipun ada hubungan yang nyata antara aktivitas asam lemak esensial dalam
berbagai asam lemak dan kemampuannya untuk dikonversi menjadi prostaglandin,
tettapi asam lemak esensial tidak terlihat memberikan semua efek fisiologiknya lewat
sintesis prostaglandin. Peranan asam lemak esensial dalm pembentukan membran
tidak berhubungan dengan pembentukan prostaglandin. Prostaglandin tidak akan
menghilangkan gejala pada defisiensi asam lemak esensial, dan sindrom defisiansi
asam lemak esensial bukan disebabkan oleh inhibisi kronis sintesis prostaglandin.
Siklooksigenase Merupakan Enzim Bunuh-Diri
penghentian" pembentukan prostaglandin sebagian didapat melalui sifat
siklooksigenase yang luar-biasa, yaitu sifat penghancuran yang dikatalisis sendiri;
dengan kata lain , siklooksigenase merupakan suatu enzim bunuh-diri. Inaktivasi
prostaglandin jika terbentuk berlangsung cepat.
Adanya enzim 15-hidroksiprostaglandin dehidrrogenase pada sebagian besar
jaringan tubuh mamalia mungkin menjadi penyebab utamanya. Tindakan menyekat
kerja enzim ini dengan sulfasalazin atau idometasin ternyata dapat memperpanjang
usia.

ASPEK KLINIS
Manusia Juga Memperlihatkan Gejala Jika Mengalami Defisiansi Asam Lemak
Esensial

13
Gejala pada kulit dan gangguan pengangkutan lipid pernah ditemukan pada
manusia yang makanannya kurang mengandung asam lemak esensial. Pada orang
dewasa dengan diet yang normal,tanda-tanda defisiensi asam lemak esensial tidak
pernah dilaporkan. meskipun demikian bayi yang mendapatkan susu formula yang
rendah lemak akan menunjukkan gejala kulit yang bisa disembuhkan dengan
pemberian linoleat. Defisiensi yang berhubungan dengan kekurangan asam lemak
esensial,termasuk asam alfa-linoleat, juga terjadi pada pasien-pasien yang hanya
mendapatkan nutrisi parenteral dengan kandungan asam lemak esensial yang rendah
untuk waktu yang lama. Defisiensi asam lemak esensial dapat dicegah dengan asupan
asam lemak esensial sebesar 1-2% dari kebutuhan total kalori.
Metabolisme Abnormal Asam Lemak esensial Terjadi pada Beberapa Penyakit
Diluar defisiensi asam lemak esensial dan perubahan pola asam lemak tak jenuh pada
keadaan malnutrisi kronis, metabolisme abnormal asam lemak esensial yang mungkin
berhubungan dengan defisiensi didalam makanan telah ditemukan pada penderita
kistik fibrosis, akrodermatitis enteropatika, sindrom hepatorenal, sindrom Sjorgren-
Larsson degenerasi neuronal multisistem, penyakit chron, sirosis serta alkoholisme,
dan sindrom reye. Kenaikan kadar asam polienoat dengan rantai yang sangat panjang
pernah ditemukan di otak para penderita sindrom zellweger . diet dengan rasio P:S
(asam lemak tak jenuh : asam lemak jenuh yang tinggi akan menurunkan kadar
kolesterol serum, khususnya kolesterol dalam lipoprotein densitas-rendah (LDL).
Keadaan ini dipandang menguntungkan akibat hubungan antara kadar kolesterol
serum dan penyakit jantung koroner.

Prostanoid Merupakan Senyawa Biologis-Aktif yang Poten


Tromboksan disintesis didalam trombosit dan pelepasannya akan
menyebabkan vasokonstriksi serta agregasi trombosit. Sintesis tromboksan dihambat
secara spesifik oleh aspirin dosis-rendah. Prostasiklin (PGI)diproduksi oleh dinding
pembuluh darah dan merupakan inhibitor agregasi trombosit yang poten. Jadi,
tromboksan dan protasiklin bekerja saling berlawanan (antagonistik). Insiden penyakit
jantung yang rendah, penurunan frekuensi agregasi trombosit dan pemanjangan waktu
pembekuan pada orang-orng Eskimo Greenland ternyata disebabkan oleh tingginya
konsumsi minyak ikan yang mengandung 20:5 w3 (EPA,atau asam eikosapentanoat ) ;
asam eikosapentinoat ini memberikan senyawa-senyawa seri 3 prostaglandin (PG)
dan tromboksan (PX). PG dan TX menghambat pelepasan arakidonat dan
fosfolipid serta pembentukan PG dan TX. PGI merupakan antiagregator trombosit
yang sama potennya seperti PGI. Tetapi TXA agregator yang lebih lemah daripada
TXA ; dengan demikian, keseimbangan aktivitasnya bergeser kearah nonagregasi. Di
samping itu, konsentrasi kolesterol, triasilgliserol, LDL, serta VLDL di dalam plasma
semaunya terlihat rendah pada orang-orang Eskimo, sementara konsentrasi HDL
meninggi-semua faktor ini dianggap berperan untuk menghalangi aterosklerosis dan
infark miokardium.
Prostaglandin dengan takaran 1 ng/mL akan menyebabklan kontraksi otot polos pada
hewan. Penggunaan terapiutiknya yang potensial mencakup pencegahan
konsepsi,induksi persalinan pada usia aterm, terminasi kehamilan, pencegahan atau
pengobatan ulkus lambung, pengontrolan proses inflamasi serta tekanan darah,dan
pengurangn gejala asma serta kongesti nasal.

14
Prostaglandin meningkatkan cAMP pada trombosit, tiroid,korpus luteum, tulang
janin, adenohipofisisdan paru,tetap menurunkan cAMP pada sel-sel tubulus ginjal
serta jaringan adiposa.

Leukotrien dan Lipoksin Merupakan Regulator yang Poten Terhadap Banyak


Proses Penyakit

Zat anafilaksis yang bereaksi-lambat(SRS-A ; slow reaccting substance of


anaphylaxis) merupakan campuran leukotrien C, D dan E . campuran leukotrien ini
100-1000 kali lebih poten daripada histamin atau prostaglandin sebagai konstriktor
otot saluran bronkus. Senyawa leukotrien ini bersama dengan leukotrien B juga
menyebabkan permeabilitas vaskular dan penarikan serta pengaktifan leukosit ;
senyawa leukotrien tersebut tampak pula sebagai regulator yang penting pada banyak
penyakit yang melibatkan reaksi inflamasi atau hipersensitivitas-segera, seperti pada
asma. Senyawa leukotrien bersifat vasoaktif, dan enzim 5-lipoksigenase ditemukan
pada dinding pembuluh arteri.
Bukti yang ada mendukung peranan lipoksin pada fungsi vasoaktif dan
imunoregulasi, seperti misalnya senyawa kontraregulasi(chalones) pada respon imun.

D. PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN LIPID


Pendahuluan
Lemak yang di serap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati serta jaringan
adipose harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan serta di
simpan. Karena lipid bersifat tak larut dalam air, timbul permasalahan tentang
pengangkutannya di dalam suatu lingkungan akueosa-yaitu plasma darah.
Permasalahan ini dipecahkan dengan mengaitkan senyawa lipid nonpolar
(tiasilgliserol dan ester kolesterol) dengan lipid amafipatik (fosfolipid dan kolesterol)
dan protein untuk membentuk lipoprotein yang bisa bercampur dengan air.

Kepentingan biomedis
Pada spesies omnivora yang memakan makanannya pada waktu tertentu,
seperti manusia, kalori yang berlebihan akan di konsumsi pada fase anabolic didalam
siklus makan, yang di ikuti oleh periode keseimbangan kalori negatif ketika
organisme tersebut mengambil simpanan karbohidrat dan lemaknya sendiri.
Lipoprotein memperantarai siklus ini dengan mengangkut lipid dari intestinal sebagai
kilomikron dan dari hati sebagai VLDL (very low density lipoprotein ) kesebagian
besar jaringan tubuh untuk oksidasi dan ke jaringan adipose untuk penyimpanan.
Lipid diangkut dari jaringan adipose sebagai asam lemak bebas (FFA; free fatty acid)
yang terikat dengan albumin serum. Kelainan metabolisme lipid terjadi pada produksi
atau penggunaan lipoprotein, yang menyebabkan berbagai keadaan hipo- atau
hiperlipoproteinemia. Keadaan yang paling lazim di jumpai disini adalah diabetes
melitus dengan defisiensi insulin yang menyebabkan mobilitas FFA secara berlebihan
dan kurangnya penggunaan kilomikron serta VLDL sehingga terjadi
hipertriasilgliserolemia. Sebagian besar keadaan patologik lainnya yang
mempengaruhi pengangkutan lipid terutama disebabkan oleh defek pada sintesis
bagian apoprotein pada lipoprotein yang bersifat diwariskan, pada enzim-enzim yang
penting atau pada reseptor lipoprotein . sebagian defek ini menyebabkan
hiperkolesterolemia dan aterosklerosis pramatur. Timbunan lemak yang berlebihan
merupakan keadaan obesitas. Obesitas khususnya obesitas abdominal, merupakan
faktor risiko yang peningkatan mortalitas, hiepertensi, penyakit diabetes melitus tak

15
bergantung insulin (NIDDM, hyperlipidemia, hiperglikemia dan berbagai disfungsi
endokrin lainnya.)
Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein
Empat kelompok utama lipid terdapat didalam lipoprotein
Ekstraksi senyawa lipid plasma dengan pelarut lipid yang sesuai dan pemisahan
selanjutnya hasil ekstraksi tersebut menjadi berbagai kelompok lipid akan
memperlihatkan keberadaan triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol dan ester kolesterol.
Di samping itu terlihat pula danya fraksi asam lemak rantai- panjang yang tidak
terserifikasi (asam lemak bebas) dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dan
membentuk kruang dari 5% tosal asam lemak yang ada di dalam plasma darah . fraksi
terakhir ini , yaitu asam lemak bebas (FFA), dikenal sebagai lipid plasma yang secara
metabolik paling aktif.
Empat kelompok utama lipoprotein plasma sudah diidentifikasi
Lemak murni mempunyai densitas yang lebih rendah dari pada air : karena itu,
semakin tinggi proporsi lipid terhadap protein didalam lipoprotein, semakin menurun
densitasnya . sifat ini dipakai untuk memisahkan berbagai lipoprotein di dalam plasma
darah dengan cara ultrasentrifugasi. Komposisi fraksi lipoprotein yang berlainan yang
diperoleh lewat sentrifugasi. Di samping asam lemak bebas, ada 4 kelompok utama
lipoprotein yang telah diidentifikasi ; keempat kelompok lipoprotein ini mempunyai
makna yang penting secara fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Keempat kelompok
ini adalah (1) kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus; (2)
lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau very low density lipoprotein
(VLDL atau per--lipoprotein ) yang berasal dari hati yang mengeluarkan
triasilgliserol; (3) lipoprotein dengan densitas rendah atau low density lipoprotein
(LDL atau - lipoprotein ) yang memperlihatkan tahap akhir dari metabolisme
VLDL ; dan (4) lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL
atau -lipoprotein) yang terlihat dalam metabolisme VLDL dan kilomikron serta
pengangkutan kolesterol. Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada
kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing dominan
pada LDL dan HDL.
Senyawa lipid amfipatik merupakan komponen esensial lipoprotein
Lipoprotein yang khas seperti kilomikron atau VLDL terdiri atas inti lipid , yang
terutama berupa triasilgliserol nonpolar dan ester kolesterol yang dikelilingi oleh satu
lapisan permukaan dari molekul kolesterol dan fosfolipid amfipatik. Semua ini
tersusun sedemikian rupa sehingga gugus polarnya menghadap ke luar ke media
akueosa seperti pada membran sel.
Meietas protein pada lipoprotein dikenal sebagai apolipoprotein atau apoprotein, yang
hampir 70% berupa HDL hanya 1% kilomikron. Beberapa apolipoprotein bersifat
menyatu (integral) dan tidak bisa dilepaskan, sementara sebagian lagi dapat berpindah
dengan bebas ke lipoprotein lainnya.
Distribusi apolipoprotein menandai lipoprotein
Satu atau lebih apolipoprotein (protein atau polipeptida( di temukan pada setiap
lipoprotein. Menurut tatanama ABC, apolipoptorein utama HDL diberi simbol A.
apolipoprotein juga ditemukan pada VLDL dan kilomikron. Akan tetapi apo B pada
kilomikron lebih kecil dari pada apo B-100 pada LDL atau VLDL. B-48 disintesis di
usus (intestinum) dan B-100 di hati. (hati tikus membentuk B-48 selain b-100)
Apolipoprotein mempunyai beberapa peran : (1) apolipoprotein dapat membentuk
bagian dari struktur protein, misal apo B :(2) apolipoprotein merupakan kofaktor
enzim, misal, C-11 untuk lipoprotein lipase, A-I untuk lesitin : kolesterol
asiltransferase : dan (3) apolipoprotein dapat bertindak sebagai ligand untuk

16
interaksi dengan reseptor lipoprotein dalam jaringan, misalnya apo B-100 serta apo E
untuk reseptor LDL, apo E untuk reseptor lainnya, dan apo A-I untuk reseptor HDL.
Asam lemak bebas dimetabolisasi dengan cepat
Asam lemak bebas atau asam lemak takteresterifikasi (nonesterified fatty acids,
unesterified fatty acids) terdapat di plasma dari hasil lipolysis triasilgliserol didalam
jaringan adipose atau sebagai hasil kerja enzim lipoprotein lipase selama pengambilan
triasilgliserol plasma kedalam jaringan tubuh. Asam lemak ini ditemukan dalam
bentuk gabungan dengan albumin yang merupakan pelarut yang sangat efektif dengan
konsenstrasi yang bervariasi antara 0,1 hingga 2 eq/mL plasma. Asam lemak bebas
tersusun dari sejumlah asam lemak rantai-panjang yang ditemukan di jaringan
adipose, yaitu asam palmitat, stearate, oleat, palmitoleat, linoleat dan asam tak jenuh
majemuk lainnya serta sejumlah kecil asam lemak rantai panjang lainnya. Asam
lemak bebas dengan kadar yang rendah ditemukan dalam keadaan makan kenyang,
yang kemudian naik hingga sekitar 0,5eq/mL pada keadaan pasca-absorbsi dan
antara 0,7 hingga 0,8eq/mL dalam keadaan puasa penuh. Penyakit diabetes melitus
yang tidak terkonstrol, kadar tersebut dapat naik sampai sebesar 2 eq/mL.
Laju pengeluaran asam lemak bebas dari dalam darah berlangsung sangat cepat.
Sebagian hasil ambilan asam lemak bebas tersebut akan dioksidasi dan memberi
pasokan sekitar 25-30% kebutuhan energi pada keadaan puasa. Sisanya akan
mengalami esterifikasi. Pada keadaan kelaparan m jumlah lemak yang teroksidasi
jauh lebih banyak dari pada jumlah yang dapat ditemukan pada oksidasi asam lemak
bebas. Perbedaan ini disebabkan oleh oksidasi zat-zat lipid teresterifikasi yang berasal
dari sirkulasi ataupun yang ada pada jaringan tubuh. Yang terakhir ini diperkirakan
terdapat terutama di otot jantung dan otot skeletal tempat simpanan lipid ditemukan
dengan jumlah besar didalam sel otot tersebut.
Triasilgliserol diangkut dari usus dalam bentuk kilomikron dan dari hati dalam
bentuk VLDL
Berdasarkan definisinya, kilomikron hanya ditemukan pada kilus yang dibentuk
hanya oleh sistem limfatik yang mengalirkan cairan limfe ke usus. Kilomikron ini
bertanggung jawab atas pengangkutan semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi
darah. Partikel yang kecil dan lebih rapat dengan ciri-ciri fisik VLDL juga ditemukan
pada kilus. Pembentukannya terjadi bahkan pada keadaan puasa, dan lipid yang
terdapat di dalamnya berasal dari hasil sekresi empedu serta usu. Terdapat banyak
kemiripan antara mekanisme pembentukkan kilomikron oleh sel usus dan
pembentukkan VLDL oleh sel parenkim hati. Apolipoprotein B disintesis oleh
ribosom diretikulum endoplasma kasar dan disatukan dengan lipoprotein di retikulum
endoplasma halus yang merupakan tapak utama sintesis triasilgliserol. Lipoprotein
mengalir melewati apparatus golgi , tempat residu karbohidrat ditambahkan pada
lipoprotein. Kilomikron dan VLDL dilepas dari sel usus atau sel hati melalui
penyatuan valuola sekretorik dengan membran sel (pinositosis balik). Kilomikron
mengalir ke dalam ruang antar-sel usus dan akhirnya berjalan ke dalam sistem
limfatik (lacteal) yang mengalirkan isinya kedalam intestinum. VLDL disekresikan
oleh sel parenkim hati kedalam ruang disse dan kemudian ke dalam sinusoid hepatika
lewat fenestra didalam lapisan endotel. Terlihat bahwa komplemen-lengkap
polipeptida apo C serta E diambil melalui pemindahan dari HDL begitu kilomikron
dan VLDL telah memasuki sirkulasi darah. Penjelasan yang lebih rinci tentang faktor-
faktor yang mengontrol sekresi VLDL hepatik disampaikan di bawah ini.
Apo B penting untuk pembentukkan kilomikron dan VLDL pada
ebatalipoproteinemia (sesuatu penyakit yang langka) apo B tidak bisa bekerja karena
terdapatnya defek pada protein pemindah triasilgliserol yang mencegah pembuatan

17
apo B dengan lipid : karena itu , lipoprotein yang mengandung apolipoprotein ini
tidak terbentuk dan butiran lipid akan terakumulasi di usus serta hati.
Kilomikron dan VLDL dikatabolisasi dengan cepat
Bersihan kilomikron berlabel dari darah berlangsung cepat, dan usia paruh hilngnnya
kilomikron tersebut berkisar dari beberapa menit pada hewan yang kecil (misalnya,
tikus ) hingga waktu yang lebih lama pada hewan yang besar (misalnya, manusia),
pada manusia pun tetap memerlukan waktu kurang dari 1 jam. Partikel yang lebih
besar dikatabolisme lebih cepat dari pada partikel yang kecil. Jika kilomikron berlabel
di dalam asam lemak triasigliserol diberikan secara intravena, sekitar 80% dari label
radioaktif tersebut ditemukan di jaringan adipose, jantung serta otot dan kurang lebih
20% di hati. Mengingat hasil-hasil percobaan dengan organ tubuh yang diperfusi
menunjukkan bahwa hati tidak memetabolisasi kilomikron atau VLDL asli secara
bermakna maka label radioaktif di hati itu jelas terjadi sekunder dari hasil
metabolisme di jaringan ekstrahepatik.
Triasilgliserol dari kilomikron dan VLDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase
Terdapat suatu korelasi yang bermakna antara kemampuan jaringan untuk
menyatukan asam lemak pada triasilgliserol lipoprotein dan aktivitas enzim
lipoprotein lipase. Enzim ini berada pada dinding pembuluh darah kapiler, yang
terikat lewat rantai proteoglikan heparin sulfat, dan terdapat ekstrak jaringan adipose,
jantung, lien, paru , medula renalis, aorta, diagfragma, grandula mamae yang dalam
keadaan laktasi serta hati neonates. Enzim lipoprotein lipase tidak bekerja aktif di hati
orang dewasa. Darah normal tidak mengandung enzim tersebut dalam jumlah berarti;
tetapi, sesudah penyuntikan heparin, lipoprotein lipase akan dilepas di heparin sulfat
yang mengikat, lalu masuk ke dalam darah dengan disertai hilangnya keadaan
lipemia. Suatu enzim lipase, yaitu lipase hepatik, juga dilepaskan dari hati oleh
sejumlah besar heparin, tetapi enzim ini memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda
dengan sifat-sifat enzim lipoprotein lipase dan tidak mudah bereaksi dengan
kilomikron. Enzim lipase hepatik ditemukan pada sel endotel hati dan berkaitan
dengan metabolisme sisa kilomikron serta HDL.
Kerja lipoprotein lipase membentuk lipoprotein sisa
Reaksi dengan lipoprotein lioase mengakibatkan hilangnya kurang lebih 90%
triasligliserol pada kilomikron dan hilangnya apo C ( yang kembali pada HDL) tetapi
bukan apo E, yang tertahan. Lipoprotein yang di hasilkan atau sisa kilomikron
mempunyai diameter yang besarnya sekitar separuh dari diameter kilomikron induk,
dan di tinjau dari persentase komposisinya, menjadi relatif lebih kaya dengan
kolesterol dan ester kolesterol. Karena hilangnya triasilgliserol. Perubahan serupa
terjadi pada VLDL, dengan pembentukkan sisa VLDL atau IDL
Hati bertanggung jawab atas ambilan liporptein sisa
Kilomikron sisa akan diambil oleh hati lewat endositosis yang diperentai reseptor, dan
senyawa ester kolesterol dan triasilgliserol akan dihidrolisis serta dimetabolisasi.
Salah satu calon untuk reseptor sisa adalah LRP (LDL receptor relate protein) yang
identik dengan reseptor 2- makroglobulin. Enzim lipase hepatik memiliki peran
ganda dalam (1) bekerja sebagai ligand pada lipoprotein dan (2) hidrolisis
triasilgliserol serta fosfolipid. Kursor IDL dan IDL adalah perkursor LDL. Hanya satu
melekul apo B-100 yang terdapat pada setiap partikel lipoprotein ini, dan keadaan ini
akan dipertahankan selama berlangsungnya proses transformasi.
Ldl dimetabolisasi lewat reseptor ldl
Sebagian besar LDL tampaknya di bentuk dari VLDL seperti dijelaskan diatas.
Waktu-paruh untuk hilangnya apo B-100 didaalam LDL dari sikulasi darah adalah
kurang-lebih 2 hari. Berbagai penelitian terhadap fibroblast, limfosit serta sel otot

18
polos pembuluh arteri dan sel hati yang dibiak telah memperlihatkan adanya
tapak=tapak pengikat yang spesifik atau reseptor untuk LDL, yaitu reseptor LDL (B-
100, E)
HDL mengambil bagian dalam metabolisme triasilgliserol maupun kolesterol
Fungsi utama HDL adalah bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk apo C dan E
yang dalam metabolisme kilomikron dan VLDL. Konsentrasi HDL bervariasi secara
timbal-balik dengan konsentrasi trialigliserol plasma dan secara langsung dengan
aktifvasi lipoprotein lipase. Tampaknya semua lipoprotein plasma merupakan
komponen satu atau lebih siklus metabolisme yang saling berhuvungan dengan
bersama-sama bertanggung jawab atas proses yang kompleks pengangkutan senyawa
lipid plasma .
Hati memainkan peranan pokok pada pengangkutan dan metabolisme lipid
Hati melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada metabolisme lipid (1) hati
memfasilitasi pencernaan dan penyerapan lipid melalui produksi empedu yang
mengandung kolesterol serta garam-garam empedu yang disintesis dalam hati secara
de novo atau dari ambilan kolesterol lipoprotein. (2) hati mempunyai sistem enzim
yang aktif untuk sintesis serta oksidasi asam lemak dan untuk menyintesis
triasilgliserol serta fosfolipid (3) hati mengkonversi asam lemak menjadi badan keton
(katogenesis) (4) hati memainkan peranan integral didalam sintesis serta metabolisme
lipoprotein plasma. Asam lemak yang digunakan dalam sintesis senyawa
triasilgliserol hepatik berasal dari dua kemungkinan sumber. (1) sintesis di hati
astetil=KoA yang terutama berasal dari karbohidrat (mungkin proses ini tidak terlalu
penting pada manusia), dan (2) ambilan asam lemak bebas dari sirkulasi darah.
Sumber pertama tampak dominan pada keadaan sesudah makan kenyang, ketika
sintesis asam lemak sangat aktif dan kadar asam lemak bebas rendah dalam darah.
Faktor-faktor yang meningkatkan sintesis triasilgliserol dan sekresi VLDL oleh hati
mencakup (1) keadaan kenyang dan bukan keadaan puasa; (2) pemberian makanan
yang kaya akan karbohidrat (khususnya bila makanan tersebut mengandung sukrosa
atau fruktosa) sehingga meningkatkan laju lipogenesis dan esterifikasi asam lemak;
(3) kadar asam lemak bebas yang tinggi dalam darah; (4) ingesti etanol; dan (5)
adanya insulin dengan konsentrasi tinggi dan glucagon dengan konsentrasi rendah,
yang akan meningkatkan sintesis, estrifikasi asam lemak serta menghambat proses
oksidasinya.
Aspek klinis
Ketidakseimbangan pada kecepatan pembentukkan dan pengeluaran
triasilgliserol menyebabkan perlemakan hati
Karena sejumlah penyebab, lipid terutama sebagai triasil gliserol dapat berakumulasi
di hati. akumulasi yang ekstensif dianggap sebagai suatu keadaan patologik. Jika
akumulasi lipid di hati berlangsung kronis, perubahan fibrotic akan terjadi di sel hati,
yang kemudian akan berlanjut menjadi keadaan sirosis dan gangguan faal hati.
Perlemakan hati dapat digolongkan kedalam dua kategori utama. Tipe pertama
berkaitan dengan kadar asam lemak bebas didalam plasma yang terjadi akibat
mobilisasi lemak dari jaringan adipose atau dari hasil hidrolisis lipoprotein lipase
dijaringan ekstrahipatik. Asam lemak bebas dengan jumlah yang meningkat akan
diambil oleh hati dan diestrerifikasi. Produksi VLDL tidak dapat mengikuti kecepatan
aliran masuk asam lemak bebas sehingga terjadi penimbunan trigliserol yang ada
dihati akan meningkatsecara bermakna dalam keadaan kelaparan dan pemberian diet
tinggi lemak. Pada banyak keadaan misalnya kelaparan kemampuan untuk
menyekresikan VLDL juga akan terganggu. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat
rendahnya kadar insulin dan terganggunya sintesis protein. Pada diabetes melitus

19
yang tidak terkontrol, toksemia kehamilan pada biri-biri dan ketosis pada ternak sapi
infiltrasi lemak yang terjadi cukup berat sehingga hati tampak pucat yang mungkin
disertai gangguan fungsi hati.
Tipe perlemakan hati yang kedua biasanya disebabkan oleh penyekatan metabolik
pada produksi lipoprotein plasma, yang memungkinkan triagliserol berakumulasi.
Secra teoritis, lsi dapat terjadi karena 1. Penyekatan pada sintesis apolipoprotein.
2. Penyekatan pada sintesis apolipoprotein dari lipid serta apolipoprotein,
3. kegagalan penggadaan fosfolipid yang ditemukan pada lipoprotein
4. kegagalan pada mekanisme sekresinya sendiri.
Etanol juga menyebabkan perlemakan hati
Alkoholisme menyebabkan akulumasi lemak dihati, heperlipidemia dan akhirnya
serosis. Mekanisme kerja etanol yang sebenarnya dalam jangka waktu lama masih
belum pasti. Tidak jelas apakah mobilisasi asam lemak bebas ekstra memainkan
peranan tertentu pada penimbunan lemak atau tidak, tetapi beberapa penelitian
menunjukkan adanya peningkatan kadar asam lemak bebas pada tikus setelah
pemberian ethanol untuk jangka waktu lama akan mengakibatkan penimbunan asam
lemak di hati, yang berasal dari hasil sintesis endogen dan bukan dari jaringan dipose
sintesis protein di hati tidak terganggu setelah ingesti etanol. Ada bukti kuat mengenai
peningkatan sintesis triasilgliserol hepatik, penurunan oksidasi asam lemak dan
penurunan aktivitas siklus asam sitrat, yang terjadi akibat oksidasi etanol didalam
sitosol hepatik oleh enzim alkohol dehydrogenase sehingga timbul produksi NADH
yang berlebihan.
Jaringan adipose merupakan simpanan utama triasilgliserol dalam tubuh
Simpanan triasilgliserol dalam jaringan adipose terus-menerus mengalami lipolysis
(hidrolisis) dan resterifikasi. Dua proses ini bukan fase bolak-balik pada reaksi yang
sama. Sebaliknya, proses tersebut merupakan lintasan yang sama sekali berbeda
dengan melibatkan reaktan dan enzim yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan
banyak faktor nutrisi, metabolisme dan burmonal yang mengatur metabolisme
jaringan adipose. Triasilgliserol menjalani hidrolisis oleh enzim lipase yang sensitif-
hormon untuk membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Enzim lipase ini berbeda
dengan lipoprotein lipase yang mengatalisis reaksi hidrolisis lipoprotein triasilgliserol
sebelum ambilan.
Peningkatan metabolisme glukosa mengurangi keluaran asam lemak bebas
Ketika penggunaan glukosa oleh jaringan adipose meningkat, aliran keluar asam
lemak bebas dan berkurang. Mesikipun demikian, pelepasan gliserol berlangsung
terus dan ini menunjukkan bahwa efek glukosa tidak diperantarai oleh penurunan laju
lupolisis. Efek tersebut di yakinin akibat tersedianya gliserol 3-fosfat, yang meningkat
esterifikasi asam lemak bebas lewat asil-KoA.
Asam lemak bebas diambil sebagai akibat aktivitas lipoprotein lipase
Didalam jaringan adipose lebih dari satu depot asam lemak bebas. Depot asam lemak
bebas yang terbentuk melalui lipolysis triasilgliserol ternyata merupakan depot yang
sama dengan memasok asam lemak untuk reesterifikasi; demikian pula, depot ini
melepaskan asam lemak kedalam media eksternal (plasma). Asam lemak yang
diambil dari media eksternal sebagai hasil kerja enzim lipoprotein lipase pada
triasilgliserol kilomikron, dan VLDL, tidak masuk depot 1 sebelum disatukan menjadi
triasilgliserol, tetapi melintas depot kecil 2 dengan laku pertukaran yang tinggi.
Hormon-hormon yang mengatur mobilisasi lemak
Insulin mengurangi keluaran asam lemak bebas
Laju pelepasan asam lemak bebas dari jaringan adipose di pengaruhi oleh banyak
hormon dan hormon-hormon ini mempengaruhi laju esterifikasi atau laju liposis.

20
Insulin menghambat pelepasan asam lemak bebas dari jaringan adipose yang diikuti
dengan penurunan kadar asam lemak bebas di dalam plasma. Hormon ini
meningkatkan lipogenesis, sintesis asil-gliserol, dan juga menambah oksidasi glukosa
menjadi CO2 lewat lintasan pentosa fosfat.
Beberapa hormon mendorong lipolysis
Sejumlah hormon lainnya mempercepat pelepasan asam lemak bebas dari jaringan
adipose dan menaikkan kadar asam lemak bebas plasma dengan meningkatkan laju
lipolysis pada simpanan triasilgliserol . hormon-hormon ini mencakup epinefrin,
norepinefrin, glucagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), hormon perangsang
kelenjar tiroid (TSH), hormon pertumbuhan (GH) dan vasopressin. Banyak di antara
hormon-hormon ini mengaktifkan enzim lipase yang sensitif hormon. Untuk
memperoleh efek yang optimal, sebagian besar proses lipolitik ini memerlukan
keberadaan hormon tiroid dan glukokortikoid. Kedua hormon ini sendiri tidak
meningkatkan lipolysis secara mencolok tetapi bekerja dengan kemampuan
memperlancar (fasilitatorik) atau memindahkan (permisif) sehubungan dengan faktor-
faktor endokrin lipolitik lainnya.
Berbagai mekanisme telah terbentuk untuk pengontrolan secara halus metabolisme
jaringan adipose
Jaringan adipose manusia mngkin bukan tapak penting bagi lipogenesis. Hal ini
ditunjukkan dari hasil pengamatan tidak terdapatnya penyatuan tabel radioaktif yang
bermakna kedalam asam lemak rantai-panjang dari piruvat atau glukosa yang
berlabel. ATP-sitrat liase, yaitu enzim yang penting pada lipogenesis, tampaknya tidak
ada dan dihati mempunyai aktivitas yang sangat rendah. Enzim-enzim lainnya
misalnya, glukosa-6-fosfat dehydrogenase dan enzim malat-yang pada tikus
mengalami perubahan adaptif bersamaan dengan meningkatknya lipogenesis, tidak
mengalami perubahan serupa pada jaringan adipose manusia. Sebenarnya pada
manusia pernah dikemukakan adanya suatu sindrom karbohidrat berlimpah sebagai
akibat keterbatasan.
Jaringan adipose coklat mendorong thermogenesis
Penekanan metabolismenya terletak pada oksidasi baik glukosa maupun asam lemak.
Norepinefrin yang dibebaskan dari ujung saraf simpatik penting untuk meningkatkan
lipolysis didalam jaringan dan meningkatkan sintesis lipoprotein lipase untuk
meningkatkan penggunaan lipoprotein yang kaya-triasilgliserol dari sirkulasi.
Oksidasi dan forforilasi tidak terangkai didalam mitokondria jaringan ini, mengingat
dinitrofenol tidak memberikan efek apapun dan tidak terdapat pengontrolan respirasi
ADP. Fosfilasi yang benar-benar terjadi adalah pada tingkat substrat, misal, pada
tahap suksinat tiokinase dan pada glikolisis. Jari, oksidasi menghasilkan banyak
panas, dan hanya sedikit energi bebas yang tertangkap didalam ATP. Didalam
pengertian teori kemiosmotik, akan tampak gradiem proton yang normalnya
menyilang membran interna mitokondria pada mitokondria yang berpasangan, secara
terus-menerus terhambaur pada jaringan adipose cokelat dengan adanya protein
pemutus-rangkaian termogenik, yaitu termogenin. Termogenin bertindak sebagai
lintasan berdaya hantaran proton melalui membran tersebut. Hal ini akan menjelaskan
mengapa efek zat pemutus rangkaian (uncoupler) kurang terlihat.

E. METABOLISME ASILGLISEROL DAN SFINGOLIPID

PENDAHULUAN
Asilgliserol merupakan mayoritas lipid di dalam tubuh. Triasilgliserol adalah
senyawa lipid yang utama pada deposit lemak tubuh dan makanan. Selain itu,

21
senyawa asilgliserol, khususnya fosfolipid merupakan komponen yang penting pada
membran plasma dan membrane lainnya. Fosfolipid juga mengambil bagian dalam
proses metabolisme banyak senyawa lipid lainnya. Glikosfingolifid yang mengandung
sfingosin dan residu gula di samping asam lemak, membentuk 5-10% senyawa lipid
pada membran plasma.

KEPENTINGAN BIOMEDIS
Fosfogliserol, fosfosfingolpid, dan glikofingolipid semuanya meupakan senyawa
lipid amfipatik sehingga sangat ideal sebagai unsure lipid yang utama pada membrane
biologic. Sebagai senyawa fosfolipid mempunyai fungsi khusus, missal, dipalmitoil
lesitin yang merupakan komponen utama surfakran paru, sehingga komponen ini
pada bayi premature akan menyebabkan sindrom distress pernapasan pada bayi baru
lahi. Senyawa fosfolipid inositol pada membrane sel berfungsi sebagai precursor
messenger-kedua hormone, sementara senyawa alkilfosfolipid merupakan factor
penyakit trombosit. Glikosfingolipid yang di temukan dilipatan luar membrane
plasma dengan rantai oligosakaridanya yang menghadap keluar, membentuk bagian
glikokaliks pada permukaan sel dan di anggap peting

1. Dalam pelaksanaan komunikasi serta kontak antar sel,


2. Sebagai respon untuk toksin bakteri (missal, tooksin yng menyebabkan kolera)
dan
3. Sebagai zat untuk golongan darah ABO

KATABOLISME ASILGLISEROL BUKAN KEBALIKAN PROSES


BIOSINTESIS
Hidrolisasi mengawali katabolisme triasilgliseol
Triasilgliserol harus di hidrolisis oleh enzim lipase yang sesuai untuk menjadi asam
lemak dan gliserol sebelum proses katabolisme selajutnya berlangsung. Sebagian
besar proses hidrolisis ni terjadi dalam jaringan adipose dengan disertai pelepasan
asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam lemak bebas tersebut di temukan
bergabung dengan albumin serum. Proses ini di ikuti oleh mbilan asam lemak bebas
kedalam jaringanan oksidasi atau reesterifikasi. Banyak jaringan memiliki
kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak rantai panjang, walaupun otak
mengekskresikanya dengannya mudah dari dalam darah. Penggunaan gliserol
bergantung pada apakah jaringan tersebut mempunyai nzim pengaktif yang di
perlukan, yaitu gliserol kinase. Enzim ini ditemukan degan jumlah yang berarti di
hati, ginjal, intestinum, jaringan adipose coklat dan kelenjar mamae dalam keadaan
laktasi.

TRIASILGLISEROL dan FOSFOGLISEROL TERBENTUK MELALUI


ASILASI TRIOSA FOSFAT
Lintasan utama pada biosintesis triasilgliserol dan fosfogliserol diuraikan dari
senyawa gliserol 3-fosfat akan terbentuk banyak substansi yang signifikan lainnya dan
masing-masing substansi tersebut mempunyai peranan yang penting pada
metabolisme sel. Substansi ini berkisar dari simpanan triasilgliiserol yang utama
hingga derivat fosfatidil kolin, etanolamin, inositol dan kardiolipin yang merupakan
unsur pembentuk membran mitokondria. Dua titik cabang yang penting dalam
lintasan tersebut terdapat pada tahap antara fosfatidat dan diasilgliserol. Dari senyawa
yang dihidroksiaseton fosfat akan diturunkan bentuk fosfogliserol yang mengandung
ikatan etr ( --COC-- ), yang paling dikenal, diantaranya yakni bentuk

22
plasmalogen dan faktor pengaktif trombosit (PAF; platelet-activating factot). Dapat
terlihat bahwa gliserol 3-fosfat atau dihidroksiaseton fosfat merupakan turunan atau
anggota dari lintasan glikolisis dan kenyataan ini menunjukan sebuah hubungan yang
sangat penting antara metabolisme karbohidrat dan lipid.

Fosfatidat merupakan precursor umum pada biosintesis triasilgliserol, banyak


fosfogliserol dan kardiolipin
Penguraian banyak molekul yang kompleks di jaringan tibuh akan
berlangsung sampai tuntas, missal penguraian protein sampai menjadi asam amino.
Jadi, waktu pergantian (turnover time) dapat ditentukan untuk molekul semacam itu.
Walaupun senyawa fosfolipid diuraikan secara aktif, setiap bagian molekul akan
digantikan kembali dengan kecepatan yang berlainan; misalnya waktu pergantian
untuk gugus fosfat berbeda dengan gugus 1-asil. Hal ini disebabkan oleh adanya
enzim yang memungkinkan penguaraian parsial dengan diikuti resistensi. Fosfolipase
A2 mengatalisis proses hidrolisis ikatan pada posisi 2 senyawa gliserofosfolipid
sehingga membentuk asam lemak bebas dan lisofosfolipid, yang selanjutnya dapat
mengalami reasilasi oleh asetil-KoA dengan adanya enzim asiltransferase. Sebagai
alternattif lain, lisofosfolipid (misal, lisolesitin) diserang oleh enzim lisofosfolipase
sehingga mengeluarkan gugus 1-asil yang tersisa dan membentuk basa gliseril fosforil
yang bersesuaian, yang selanjuttnya dapat dipecah oleh enzim hidrolase dengan
membebaskan senyawa gliserol 3-fosfat plus basa. Fosfolipase A1 menyerang ikatan
ester dalam posisi 1 sementara fosfolipase A2 menyerang ikatan tersebut dalm posisi 2
senyawa fosfolipid. Enzim ini ditemukan di cairan pangkreas dan bisa ular, disamping
pada banyak enzim jenis sel lainnya. Fosfolipase B menghidrolisi kedua gugus asil
fosfolipase C menyerang ikatan ester pada posisi 3 sehingga membebaskan 1,2-
diasilgliserol plus basa fosforil. Senyawa ini merupakan salah satu toksin penting
yang disekresikan oleh bakteri. Fosfolipase D merupakan enzim yang terutama
digambarkan pada tumbuhan untuk menghidrolisis basa nitrogen dan senyawa
fosfolipid tetapi kini dikenal sebagai substansi yang terlibat dalam transduksi sinyal
pada mamalia.
SEMUA SFINGOLIPID DIBENTUK DARI SERAMIDA
Seramiada disintesis di reticulum endoplasma. Pertama-tama asam amino
serin bergabungn dengan palmitoil-KoA untuk senyawa 3-ketosfinganin setelah
sebelumnya asam amino serin diaktifkan lewat penggabungan dengan piridoksal
fosfat. Senyawa 3-ketosfinganin ini akan dikonfersi menjadi dihidrosfingosin pada
tahap reduksi yang menggunakan NADPH. Dihidroseramida terbentuk lewat
penggabungan dengan asetil-KoA yang kemudian diikuti oleh desaturasi untuk
membentuk seramida. Dapat terbukti bahwa seramida dapat bekerja menjadi mediator
lipid (messenger kedua) yang mengaktifkan enzing kinase dan menghalangi kerja
diasilgliserol.
Sfingomielin merupakan dan dibentuk ketika seramida bereaksi dengan
fosfotidilkolin untuk membentuk sfingomielin plus diasilgliserol. Reaksi ini terutama
terjadi dalam apparatus golgi dan sebagian kecil pada membrane plasma. Di dalam
organel yang terlibat pada proses sekresi dan endositosis, reaksi pembentukan
sfingomielin hanya terbatas pada permukaan lumen.
Glikosfingolipid Merupakan Gabungan Seramida dengan Satu atau Lebih
Residu Gula
Secara khas, asam lemak C24 terdapat pada banyak senyaawa glikosfingoliipid,
khususnya senyawa glikosfingolipid yang ada dalam otak (asam ligmoserat,

23
serebronat dan nervonat). Asam lignoserat (C23H45COOH), yang merupakan asam tak
jenuh, dibentuk melaui pemanjangan asam oleat.
Glikosfingolipid yang paling sederhana (serebrosida) adalah
galaktosilseramida (GalCer) dan glukosilseramida (GlcCer). GalCer merupakan
senyawa lipid utama pada myelin, sedangkan GlcCer merupakan glikosfingolipid
utama pada jaringa ekstraneural dan precursor sebagian besar senyawa
glikosfingolipid yang lebih kompleks. Uridin difosfogalaktosa epimerase (gambar
26-9) menggunakan uridin difosfat glukosa (UDPGlc) sebagai substrat dan
melakanakan epimerisasi moietas glukosa menjadi galaktosa sehingga terbentuk
uridin difosfat galaktosa (UDPGal). Reaksi yang terjadi di dalam otak serupa dengan
yang dikemukakan. Untuk hati dan kelenjar mamae. Galaktosilseramida dibentuk
dalam reaksi antara seramida dan UDP-Gal. Sulfogalaktosilseramida dibentuk sesuai
reaksi selanjutnya dengan 3-fosfosulfat-5-fosfosulfat (PAPS; sulfat aktif). PAPS
juga terlibat dalam biosintesis senyawa sulfolipid lainnya, yaitu senyawa
sulfo(galakto)gliserolipid dan steroid sulfat.
Gangliosida disintesis dari seramida melalui penambahan secara bertahap
senyawa gula yang aktif (misalnya, UDP-Glc serta UDPGal) dan asam sialat, yang
biasanya berupa asam N-asetilneuraminat (gambar 26-10). Sejumlah besar
gangliosida dengan berat molekul yang semakin tinggi dapat terbentuk. Sebagian
besar enzim yang memindahkan gula dari senyawa nukleotida gula (enzim glikolisis
transferase) ditemukan dalam apparatus golgi.
Glikosfingolipid merupakan unsure pembentuk lipatan-lipatan membrane
plasma dan dengan bentuk tersebut, senyawa ini mungkin mempunyai peranan
penting pada pelaksanaan komunikasi serta kontak antarsel. Sebagian
glikosfingolipid merupakan antigen, misal, antigen Forssman dan substansi golongan
darah ABO. Rantai oligosakarida yang serupa dijumpai pada senyawa glikoprotein di
membrane plasma. Jenis gangliosida tertentu berfungsi sebagai reseptor untuk toksin
bakteri (misalnya, toksin kolera, yang selanjutnya mengaktifkan enzim adenilil
siklase).
ASPEK KLINIS
Defisiensi Surfaktan Paru Menyebabkan Sindrom Gawat Pernafasan
Surfaktan paru merupakan hasil sekresi dengan sifat aktif permukaan yang
mencolok dan tersusun terutama dari lipid dengan beberapa protein serta karbohidrat;
surfakta paru berfungsi untuk mencegah terjadinya kolaps alveoli. Aktifitas surfaktan
terutama terjadi karena adanya sneyawa fosfolipid, yaitu dipalmitoilfosfatidilkolin,
yang disintesis sesaat sebelum ibu melahirkan bayi aterm. Defisiensi surfaktan paru
di dalam paru banya bayi premature yang baru lahir akan menimbulakan sindrom
gawat pernafasan. Pemberian surfaktan alami atau artificial ternyata membawa
keuntungan terapeutik.
Fosfolipid dan Sfingolipid Terlilbat di Dalam Penyakit Multipel Sklerosis dan
Lipidosis
Beberapa penyakit tertentu ditandai dengan keberadaan senyawa lipid ini
dengan jumlah yang abnormal di jaringan tubuh dan sering kali di system saraf.
Penyakit-penyakit tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok : (1)
penyakit demielinisasi sejati dan (2) sfingolipidosis.
Pada multiple skerosis yang merupakan penyakit demielinisasi terjadi
kehilangan baik fosfolipid (khususnya etanolain plasmalogen) maupun sfingolipid
dari substansia alba. Jadi komposisi substansia alba otak menyerupai komposisi
substansia grisea. Senyawa ester kolesteril dapat ditemukan di dalam substansia alba

24
sekalipun pada keadaan normal senyawa tersebut tidak dijumpai. Cairan
serebrospinalis memperlihatkan peningkatan kadar fosfolipid.
Sfingoliipidosis merupakan sekelompok penyakit diturunkan yang sering
bermanifestasi pada usia kanak-kanak. Penyakit ini adalah suatu kelompok kelainan
lisosom yang lebih besar.
Penyakit penyimpanan lipid memperlihatkan beberapa gambaran yang
konstan: (1) diberbagai jaringan terdapat akumulasi senyawa lipid kompleks yang
memiliki suatu bagian yang strukturnya sama-seramida. (2) Laju sintesis lipid yang
tersimpan sebanding dengan yang dijumpai pada manusia normal. (3) Defek
enzimatik pada setiap penyakit ini berupa defisiensi akibat mutasi genetic pada
enzim hidrolik lisosom spesifik yang diperlukan untuk memecahkan lipid atau
pada protein pengaktif yang penting pada enzim tersebut. (4) Derajat penurunan
aktifitas enzim yang terkena tampak serupa didalam semua jaringan tubuh penderita.
RANGKUMAN
1. Triasilgliserol merupakan senyawa lipid penyimpan energy yang utama sementara
fosfogliserol, sfingomielin dan glikosfingolipid merupakan senyawa amfipatik
dengan banyak peranan yang berkisar mulai dari fungsi structural pada membrane
sel hingga fungsi khusus, misal, precursor bagi messenger kedua hormone,
surfaktan paru dan factor pengaktif trombosit (PAF, platelet-activating hormone)
2. Triasilgliseron dan beberapa jenis fosfogliserol disintesis melalui reaksi asilasi
gliserol 3-fosfat yang progresif. Lintasan tersebut bercabang dua pada fosfatidat
dengan membentuk fosfolipid inositol serta kardiolipin di satu pihak dan
triasilgliserol bersama fosfolipid kolin serta etanolamin di pihak lain.
3. Flasmalogen dan PAF merupakan eter fosfolipid yang dibentuk melalui asilasi
senyawa dihidroksiaseton fosfat.
4. Semua senyawa sfingolipid dibentuk dari seramida (N-asilsfingosin).
Sfingomielin merupakan fosfolipid yang secara khas terdapat pada membrane
organel yang terlibat didalam proses sekresi (misal, apparatus golgi).
Glikosfingoipid yang paling sedrhana berupa gabungan seramida plus residu gula
(misal, GalCer mielin). Gangliosidan merupakan glikosfingolipid yang lebih
kompleks dan mengandung lebih banyak residu gula plus asam sialat.

F. SINTESIS, PENGANGKUTAN DAN EKSRESI KOLESTEROL


Regulasi sintesis kolesterol di lakukan di dekat awal lintasan, yakni pada tahap
HMG-KoA reuktase .
BANYAK FAKTOR MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN KOLESTEROL
DI DALAM JARINGAN
Pada tingkat jaringan,berbagai proses berikut ini di anggap mengendalikan
keseimbangan kolesterol pada sel, peningkatan terjadi akibat (1) ambilan lipoprotein
yang mengandung kolesterol oleh reseptor, missal, reseptor LDL atau reseptor
skavenjer, (2) ambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke
membran sel, (3) sintesis kolesterol, (4) Hidrolisis ester kolesteril oleh enzim ester
koleteril hidrolase.
Penurunan terjadi akibat (1) aliran-keluar kolesterol dari membrane sel ke lipoprotein
yang potensial kolesterol nya rendah,khusus nya HDL 3 atau HDL diskoit, atau
pra HDL,dan di dorong oleh enzim LCAT (lesitin :kolesterol asiltransferase), (2)
esifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (asil-KoA:kolesterol asiltransferase).dan (3)
penggunaan koleterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya,seperti hormone atau
asam empedu,di hati.

25
KOLESTEROL DI ANGKUT ANTAR-JARINGAN PADA LIPOPROTEIN
PLASMA.
Pada manusia yang mengikuti pola diet gaya barat,kadar kolesterol total di
dalam plasma adalah sekitar 5,2 mmol/L, dan kadar ini meningkat sesuai dengan
pertambahan umur, walaupun antar individu terdapat Variasi yang luas.sebagian
besar kolesterol di temukan dalam bentuk teressterifikasi.kolesterol di angkut dalam
lipoprotein pada plasma, dan proporsi terbesar kolesterol terdapat di dalam LDL.akan
tetapi,ada keadaan ketika secara kuantitatif VLDL lebih dominan,peningkatan
proporsi kolesterol plasma akan terjadi pada fraksi ini.
1. Kolesterol merupakan precursor semua senyawa steroid lainnya di dalam
tubuh, misal, kortikosteroid , hormon seks, asam empedu dan vitamin D. unsur
ini juga merupakan lipid amfipatik yang penting dan memainkan peranan
struktural pada membran serta lapisan luar lipoprotein.
2. Kolesterol seluruhnya disintesis di dalam tubuh selruruhnya dari asetil-KoA
lewat sebuah lintasan yang komples. Tiga molekul asetil-KoA membentuk
mevalonat lewat reaksi penting yang membatasi-laju bagi lintasan tersebut dan
dikatalisis oleh enzim HMG-KoA reduktase. Unit isoprenoid lima-karbon
terbentuk dari mevalonat, dan enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi
untuk membentuk skualen. Skualen menjalani siklisasi untuk membentuk
senyawa induk steroid lanosterol, yang setelah mengalami kehilangan tiga
gugus metilnya, membentuk kolesterol.
3. Sintesis kolesterol di hati diatur sebagian oleh aliran-masuk kolesterol
makanan dalam bentuk sisa kilomikron yang kaya kolesterol. Didalam
jaringan keseimbangan kolesterol pada umumnya dipertahankan diantara
faktor-faktor yang menyebabkan diperolehnya kolesterol (misal, sintesis,
ambilan lewat reseptor LDL atau reseptor scavenger, hidrolisis ester
kolesterol) dan faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya kolesterol
(misalnya, sintesis , steroid, pembentukan ester kolesterol dan pengangkutan-
balik kolesterol lewat HDL). Aktivitas reseptor LDL akan diatur-turun oleh
kadar kolesterol sel yang tinggi dan diatur naik bila terjadi deplesi kolesterol.
4. Pada pengangkutan-balik kolesterol, HDL terikat pada reseptor A-I yang
menyebabkan translokasi kolesterol ke membran sel tempat kolesterol ini
diambil oleh HDL. Pre-HDL, HDL discoid dan HDL, bekerja aktif pada
proses ini. Gradien konsentrasi dipertahankan oleh aktivitas LCAT yang
memungkinkan kolesterol mengalami estrifikasi dan ditumpuk didalam inti
HDL yang di ubah menjadi HDL 2. Ester kolesteril pada HDL akan diambil
oleh hati yang bisa secara langsung meninggalkan HDL, maupun apo A-I
untuk masuk kembali dalam sirkulasi, atau dilakukan sesudah pindah ke
VLDL. IDL atau LDL lewat protein pemindahan ester kolesteril
5. Kolesterol yang berlebihan dieksresi dari hati ke dalam empedu sebagai
kolesterol atau garam empedu. Sejumlah besar garam sebagai kolesterol atau
gram empedu diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan kembali ke hati sebagai
bagian dari sirkulasi enterohepatik.
6. Kenaikan kadar kolesterol yang terdapat pada VLDL , IDL atau LDL berkaitan
dengan penyakit aterosklerosis, sedangkan kadar HDL yang tinggi mempunyai
efek protektif.
7. Beberapa individu pada populasi mempunyai defek yang diwariskan pada
metabolisme lipoprotein yang menimbulkan keadaan primer hipo- atau
hiperlipoproteinemia. Banyak penderita keadaan lainnya seperti diabetes
melitus, hipotiroidisme, penyakit ginjal dan aterosklerosis memperlihatkan

26
pola lipoprotein abnormal sekunder yang serupa dengan salah satu kelainan
primer lainnya.

G. INTEGRASI METABOLISME DAN PENGADAAN BAHAN BAKAR


JARINGAN
karbohidrat dan lipid banyak peranan structural serta metabolic, tetapi kedua
unsure gizi tersebut merupakan penyedia energy dari makanan dengan prporsii yang
besar sehingga memiliki dampak paling besar terhadap metabolism dan kesehatan.
Regulasi aliran masuk dan cara bahan ini diintegrasikan dengan bahan bakr jaringan
lainnya merupakan pokok perhatian kita karena kedua hal tersebut mengenaai banyak
proses metabolism lainnya dan berkaitan dengan penyakit metabolik.
Kepentingan biomedis
Pada keseimbangan kalori yang yang positif, asupan energy dengan proporsi
yang bermakna dari makanan akan disimpan sebagai glikogen atau lemak. Jika
makanan seseorang terutama berupa karbohidrat, glukosa akan menjadi bahan bakar
utama jaringan. Meskipun demikian, dibeberapa jaringan bahkan pada keadaan
kenyang sekalipun asam lemak lebih cenderung dioksidasi daripada glukosa, tetapi
terutama dijumpai pada kondisi kelaparan atau kekurangan kalori. Tujuanya adalah
menyisihkan glukosa bagi jaringan tertentu misalnya otak dan eritrosit yang
memerlukannya pada segala kondisi. Jadi mekanisme regulasi yang sering diperantai
hormone menjamin pasokan bahan bakar yang cepat untuk semua jaringan pada setiap
saat mulai dari keadaan benar-benar kenyang hingga kelaparan total.
Tidak semua bahan makanan pokok dapat saling dikonversikan
Pengemukan hewan dengan pemberian makanan yang terutama mengandung
karbohidrat memperlihatkan bahwa karbohidrat mudah dikonversikan menjadi lemak.
Meskipun demikan, seperti ditegaskan sebelumnya, manusia memiliki keterbasan
dalam hal konversi glukosa menjadi asam lemak, khususnya pada jaringan adiposa.
Banyak kerangka karbon non esensial dapat diproduksi dari karbohidrat lewat siklus
asam sitrat dan reaksi transminasi. Melalui pembalikan proses ini asam amino
glukogenik menghasilkan kerangka karbon yang bisa merupakan anggota atau
prekursor pada siklus asam sitrat. Dengan alasan yang sama bahwa konversi neto
asam lemak menjadi karbohidrat tidak mungkin terjadi, maka konversi neto asam
lemak menjadi asam amino glukogenik pun tidak mungkin berlangsung. Juga tidak
mungkin terjadi pembalikan lintasan pemecahan asam amino katogenik atau asam
amino lain yang termasuk kedalam kategori asam amino yang esensial secar nutrisi.
Meskipun demikian umumnya konversi asam amino menjadi lemak bukan merupakan
proses yang bermakna. Bahkan pada hewan karnivora yang mendapatkan diet tinggi
protein, asupan lemaknya juga tinggi sehingga menhambat lipogenesis.
PENGELOLAAN MEKANISME KARBOHIDRAT DAN LIPID MELIPUTI
SELURUH TUBUH
Glukosa merupakan kebutuhan metabolik untuk otak dan eritrosit pada semua
status gizi
Telah diuraikan dengan rinci mengenai keadaan saling mempengaruhi dengan
antara metabolisme karbohidrat dan lipid diberbagai jaringan tubuh, misalnya
mengenai konversi banyak substansi glukogenik yang berlangsung dengan mudah
menjadi glukosa dan glikogen lewat proses glukoneogenesis. Glukoneogenesis
menjadi proses yang penting terutama karena jaringan dan sel tertentu yang
mencakup sistem saraf pusat dan eitrosit bergantung pada pasokan glukosa mungkin
diperlukan pada jaringan ekspatik untuk mempertahan kan kosentrasi oksaloasetat
serta keutuhan siklus asam sitrat.

27
Kecendrungan penggunaan badan keton dan asam lemak bebas membuat
glukosa dapat memenuhi fungsinya yang esensial
Badan keton dan asam lemak bebas akan menghindarkan oksidasi lukosa
diotot dengan dengan mengganggu aliran masuknya kedalam sel mencegah proses
fosfolirasinya oleh heksokinase dan fosfofruktokinase. Dan dekarboksilasi oksidatif
menjadi piruvat. Oksidasi asam lemak bebas dan badan keton menyebabkan
peningkatan kosentrasi sitrat intrasel yang selanjutnya secara alosterik menghambat
fosfofruktokinase. Asetoasetat yang lebih cenderung oksidasi daripada asam lemak
bebas pada jantung yang diferfusi, membenarkan kesimpulan bahwa pada kondisi
kekurangan karbohidrat bahan bakar yang dioksidasi denagn urutan kecendrungan
berikut ini1. Badan keton (dan mungkin asam lemak rantai pendek lainnya misalnya
asetat ), 2. Asam lemak 3. Dan glukosa. Kombinasi berbagi efek asam lemak bebas
dalam menghindarkan pemakaian glukosa didalam otot serta jantung, dan efek umpan
balik glukosa yang diselamatkan tesebut dalam menghambat mobilisasi asam lemak
bebas didalam jaringan adiposa dinamakan siklus glukosa-asam lemak.
PADA KEADAAN KELAPARAN TERSEDIA PASOKAN BAHAN BAKAR
YANG BERKESINAMBUNGAN UNTUK JARINGAN
Pada hewan yang diberi makanan tinggi karbohidrat, oksid asi asam lemak
akan dihindari. hal ini terjadi akibat penghambatan lipolisis dijaringan adiposa yang
disebabkan oleh tingginya kadar glukosa drah serta insulin dan kareananya kosentrasi
asam lemak bebas tetap rendah . pada mansia yang makan secara normal, proporsi
berbagai nutrien penghasil kalori yang dioksidasi akan diatur oleh proforsi relatifnya
didalam diet. Ketika hewan beralih dari keadaan kenyang kekeadaan dipuasakan
ketersediaan glukosa dari bahan makanan akan menjadoi lebih sedikit dan glikogen
hati akan disekresikan sebgai upaya untuk mempertahankan kadar glukosa darah.
Kosentrasi insulin didalam darah menurun sementra glukagon meningkat. Dengan
berkurangnya pemakaian glukosa dijaringan adiposa dan menurunnya efek inhibisi
insulin terhadap lipolisis. Lemak dimobilisasi sebagai asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak bebas diangkut kejaringan tempat asam lemak bebas tersebut akan
mengalami oksidasi dan esterifikasi. Gliserol bergabung dengan depot karbohidrat
setelah mengalami aktivasi menjadi gliserol 3-fosfat yang terutama berlangsung di
hati dan ginjal. Selam fase peralihan dari keadaan yang benara-benar kenyang kepada
keadaan puasa total produksi glukosa endogen (dari asam amino dan gliserol) tidak
mampu mengikuti kecepatan pemakaian dan oksidasinya mengikat simpanan glikogen
hati sudah terpakai dan kadar glukosa darah cenderung menurun. Jadi, lemak akan di
mobilisasi dengan kecepatan yang terus meningkat, tetapi dalam waktu beberapa jam
kemudian. Pada saat ini pasokan glukosa dalam tubuh hewan tersebut dianggap sudah
mengimbangi kebutuhan akan penggunaan dan oksidasi glukosa.
Hal ini dapat dicapai dengan meningkatnya oksidasi asam lemak serta
produknya, yaitu badan keton, dengan menghindari oksidasi tak wajib pada glukosa.
Keseimbangan yang cermat ini akan terganggu pada keadaan yang membutuhkan
lebih banyak glukosa atau bila terdapat gangguan pada pemakaian glukosa sehingga
terjadi mobilisasi lemak selanjutnya. Pengadaan karbohidrat oleh jaringan adiposa
dalam nbentuk gliserol merupakan fungsi yang penting karena sumber karbohidrat ini
bersama karbohidrat yang dihasilkan lewat glukoneogenesis dari protein merupakan
satu-satunya sumber yang dapat memasok organisme yang kelaparan itu dengan
glukosa yang diperlukan bagi proses yang harus menggunakan glukosa. Pada keadaan
kelaparan yang berlangsung lama pada manusia, glukoneogenesis dari protein akan
menurun karena bekurangnya pelepasan asam amino, khususnya alanin, dari otot.

28
Keadaan ini bersamaan dengan terjadinya adaptasi jaringan otak untuk menggantikan
kurang lebih dari separuh glukosa yang dioksidasi dengan badan keton.
Ketoosis merupakan Adaptasi terhadap Keadaan Kelaparan
Fungsi primet katogenesis adalah untuk mengeluarkan karbon asam lemak yang
berlimpah dari hati dalam bentuk yang muudah di oksidasikan oleh jaringan
ekstrahepatik sebagai ppengganti glukosa.ketosis timbul sebagai akibat dari defisiensi
karbohidrat yang tersedia. Keadaan ini akan diikuti oleh sejumlah peristiwa yang
menambah keadaan katogenesis.
1. Keadaan tersebut menyebabkan gangguan keseimbangan antara esterifikasi
dan lipolisis di dalam jaringan adiposa sebagai akibat kadar insulin yang
rendah, dengan konsekuensi terlepasnya asam lemak bebabs ke dalam
sirkulasi darah.
2. Setelah masuknya asam lemak bebas kedalam hati, keseimbangan antara
esterifikasi dan oksidasinya diatur enzim karnitin palmitoiltransferase I, yang
di tingkatkan oleh konsentrasi asam lemak bebas dan naiknya rasio
glukagon:insulin
3. Dengan semakin banyaknya asam lemak yang dioksidasi, maka akan lebih
banyak terbentuk badan keton dan akan lebih sedikit terbentuk CO2, yang di
atur dengan cara sedemikian rupa sehingga produksi total ATP pada hati tetap
konstan.
Mekanisme umpan balik untuk mengontrol keluaran asam lemak bebas dari
jaringan adiposa pada keadaan kelaparan dapat berlangsung sebagai hasil kerja
badan keton dan asam lemak bebas yang menstimulasi pankreas secara langsung
untuk menghasilkan insulin.
Dengan mengambil sejumlah besar asam lemak bebas yang di lepaskan dan
mengesterifikasi asam lemak bebas tersebut, hati memainkan peranan sebagai
pengatur pada pengeluaran asam lemak bebas yang berrlimpah dari sirkulasi
darah.kalau pasokannya adekuat, sebagian besar aliran masuk karbohidrat akan
mengalami esterifikasi dan akhirnya diangkut kembali dari hati sebagai VLDL
untuk digunakan oleh jaringan lain. Akan tetapi, dalam menghadapi peningkatan
aliran-masuk asam lemak bebas, tersedia jalur alternatif, yaitu ketogenesis yang
emungkinkan hati untuk melanjutkan pengangkutan kembali sejumlah besar
aliran-masuk asam lemak bebas dalam bentuk yang mudah digunakan oleh
jaringan ekstrahepatik pada segala keadaan gizi.

Aspek klinis
Ketosis patologik Disebabkan oleh penguatan faktor-faktor yang
Menyebabkan Ketosis Starvasi Ketosis yang terjadi pada kadaan starvasi
(kelaparan) dan diet tinggi-lemak relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
ketosis yang dijumpai pada diabetes mellitus yang tidak terkontrol, teksomia
kehamilan (penyakit janin kembar) pada biri-biri, atau pada ketosin ternak sapi
pada keadaa aktasi.
Pada penyakit diabetes mellitus I, kekurangan (atau kekurangan relative)
insulin mungkin lebih mempengaruhi jaringan adipose daripada jaringan lainnya,
karena kepekaan jaringan tersebut yang sangat tinggi terhadap homon ini. Sebagai
akibatnya, asam lemak bebas di lepasakan dengan jumlah yang menyebabkan
kadarnya di dalam plasma naik menjadi lebih dari dua kali lipat kadar asa lemak
bebas pada individu normal yang berpuasa, dengan disertai konsentrasi badan
keton yang lebih tinggi. Pada penyakit diabetes mellitus I yang tidak diobati,
kematian terjadi sebagai akibat dari komplikasi asidosis yang disebabkan oleh

29
deplesi lama pada basa yang diperlukan untuk menetralkan badan keton yang
bersifat asam yang di ekskresikan kedalam urine. Pada biri-biri, koma dan
kematian terjadi dengan cepat sebagai akibat hipoglekimia yang berat

KESIMPULAN
1. Banyak bahan makanan pokok yang dapat saling dikonversikan. Kkarbohidrat
dikonversikan sebagai asam lemak lewat reaksi piruvat dehidrogenase
2. Banyak kerangka karbon pada asam amino non-esensial dapat dipeoduksi dari
karbohidrat lewat siklus asam sitrat dan transmisi.
3. Selama keadaan kelaparan, asam lemak bebas dan badan keton lebih
teroksidasi daripada glukosa yang oksidasinya hanya berlangsung bagi
jaringan seperti otak yang setiap saat selalu membutuhkan glukosa.
4. Ketosis merupakan adaptasi metabolic terhadap keadaan kelaparan dan akan
terjadi pada keadaan patologis seperti diabetes mellitus serta ketosis pada
hewan pemamak biak.

30
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metabolisme adalah gabungan seluruh reaksi kimia yang terjadi dalam sel
makhluk hidup. Lemak atau lipid adalah senyawa heterogen atau molekul-molekul
biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik.
Fungsi Lemak :
Sebagai penyusun struktur membran sel
Sebagai cadangan energy
Sebagai hormon
sebagai vitamin (bersama protein)
Jenis jenis lipid
Asam lemak
Gliserida
Lipid kompleks
Non gliserida

B. SARAN
Para pembaca diharapkan lebih aktif untuk membaca refrensi yang berkaitan,
untuk penambahan informasi yang dapat mendukung proses pengembangan
pengatahuan pembaca.

31
DAFTAR PUSTAKA

Harper.2004. Biokimia Harper.EGC: Jakarta


http://lipidlibrary.aocs.org/lipids/carnitin/index.htm. 07-03-2013. 18.30 WITA
http://metabolism+lemak/file:///I:/dr.Rosfanty%27s%20Blog.htm.kamis,07-03-2013.
18.30 WITA
http://www.umm.edu/altmed/articles/carnitine-l-000291.htm. rabu,06-03-2013.

32

Anda mungkin juga menyukai