SANITARIAN
Strategi HAKLI menyambut Permenkes
nomor 161/Menkes/Per/I/2010 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
Oleh
Subardan Rochmat
PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA
JAKARTA, 2011
Katalog dalam terbitan. Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia
351 Subardan Rochmat, HAKLI
Ind Sertifikasi Sanitarian: Strategi HAKLI menyambut Permenkes
r nomor 161/Menkes/Per/I/2010 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.--Jakarta, HAKLI, 2011
1. Judul I. Health man power
II. Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan
III. NGO Planning
ii
Sambutan Ketua MTKI
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah
serta memberikan peunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan di Indonesia.
iii
Sambutan Ketua Umum HAKLI
Assalamualaikum Wr. Wb
Kepada penulis buku ini Sdr. Subardan Rochmat, M.Si, Dipl.EST saya
ucapkan terima kasih, semoga pengabdian Sdr di MTKI dan pengabdian di
HAKLI membawa manfaat bagi kita semoga.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ketua Umum
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN
Dr. H. Wisnu Hidayat, M.Kes
iv
Kata Pengantar
Alhamdulillah ...............
Tak ada gading yang tak retak, penulis sangat sadar bahwa tulisan ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan.
vi
Daftar Gambar
vii
Daftar Istilah
AD : Anggaran Dasar
AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
ART : Anggaran Rumah Tangga
ASEAN : Association of South East Asian Nations
BPPSDM Kes : Badan Pengembangan & Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
CLTS : Community Lead Total Sanitation
CPD : Continuing Professional Development
Ditjen Dikti : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
DKPM : Departemen Kewirausahaan dan Pemberdayaan
Masyarakat
DPKHH : Departemen Pengembangan Kemitraan, Hukum, Humas
DPPO : Departemen Pengembangan Profesi dan Organisasi
HAKLI : Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Juknis : Petunjuk Teknis
Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Kepmunas : Keputusan Musyawarah Nasional
LPUKM : Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi & Metode
MKEPKL : Majelis Kehormatan Etika Profesi Kesehatan Lingkungan
MKKL : Majelis Kolegium Kesehatan Lingkungan
MoU : Memorandum of Understanding
MPPK : Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian
MRA : Mutual Recognition Arrangement
MTKI : Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
MTKP : Majelis tenaga Kesehatan Provinsi
Mukernas : Musyawarah Kerja Nasional
Munas : Musyawarah Nasional
viii
NEHA : National Environmental Health Association
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
OP : Organisasi Profesi
Pengcab : Pengurus Cabang
Pengda : Pengurus Daerah
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
PP HAKLI : Pengurus Pusat HAKLI
PP : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Rakernas : Rapat Kerja Nasional
RS : Registered Sanitarian
SAMIJAGA : Sarana Air Minum & Jamban Keluarga
SANIMAS : Sanitasi Masyarakat
SEARO : South East Asia Regional Office
SK` : Sertifikat Kompetensi
SOP : Standard Operating Procedure
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STR : Surat Tanda Registrasi
UU : Undang Undang Republik Indonesia
WHO : World Health Organization
ix
1
PENDAHULUAN
1
organisasi profesi wajib menentukan standar, persyaratan, dan
sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi. Pada Pasal 25 ayat (2)
berbunyi Masyarakat ilmu pengetahuan dan teknologi bertanggung
jawab untuk berperan serta mengembangkan profesionalisme dan
etika profesi melalui organisasi profesi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya pada ayat (3) berbunyi Setiap
organisasi profesi wajib membentuk dewan kehormatan kode etik
sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (2).
2
upaya kesehatan setelah memiliki izin dari menteri kesehatan. Pasal
21 Setiap Nakes dalam melakukan tugasnya wajib memenuhi
standar profesi. Pada Pasal 24 Perlindungan hukum diberikan
kepada Nakes yg melakukan tugasnya sesuai standar profesi.
3
2
ANALISIS SITUASI
4
dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya di seluruh
Indonesia setelah lulus uji kompetensi yang dikeluarkan oleh MTKP.
Sampai saat ini masih sangat sedikit Sertifikat Kompetensi yang
diberikan terhadap lebih dari 20.000 Sanitarian yang tempat
bekerjanya tersebar di seluruh wilayah nusantara. Hal ini terjadi
karena baru beberapa provinsi yang menyelenggarakan Uji
Kompetensi dan menggunakan bahan uji local..
6
Pemilihan metode uji juga menjadi penting terkait dengan
perbedaan tahun kelulusan asesesi sanitarian. Untuk asesi yang
baru (beberapa tahun) meninggalkan bangku kuliah metode uji tulis
merupakan pilihan paling tepat. Akan tetapi bagi asesi yang sudah
agak lama meninggalkan bangku kuliah metode uji tulis mungkin
kurang diminati, dan metode portofolio (pemeriksaan rekam jejak
kegiatan/ dokumen) merupakan pilihan yang sesuai.
Portofolio memerlukan rumusan yang cermat tentang criteria
penilaian, persyaratan asesi dan proses pelaksanaan yang tidak
memberatkan anggota namun tidak menimbulkan dampak negative
atau dampak negatifnya mudah dieliminasi. Metode portofolio
memerlukan sejumlah staf administrasi yang dilatih trampil
melekukan pemeriksaan dokumen. Banyak factor yang menjadi
pertimbangan pada tahap awal penyelenggaraan (masa berlakunya
aturan peralihan) sertifikasi kompetensi profesi sanitarian.
9
Sanitarian. Pelanggaran bisa dikenakan hukuman kurungan atau
denda sejumlah uang.
13
Hubungan Pengcab HAKLI dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota nampak dengan jelas berkaitan dengan pemberian
surat ijin kerja kepada seorang sanitarian. Pengcab HAKLI harus
memberikan rekomendasi bahwa sanitarian tersebut adalah
anggota HAKLI, dan direkomendasikan untuk bekerja di wilayah
Kabupaten/Kota.
14
3
Isue Strategis registrasi
SANITARIAN
16
Ketersediaan Sanitarian professional dalam berbagai tingkat
pendidikan (diploma, strata, profesi, spesiaplis, pasca sarjana)
masih belum memadai. Unsur penting yang diperlukan dalam
memberikan jaminan kualitas professional sanitarian juga belum
berjalan dengan baik. Keadaan ini nampak dalam hal-hal berikut:
17
Global warming merupakan salah satu permasalahan yang sangat
penting bagi kesehatan lingkungan/ sanitasi, karena itu seharusnya
HAKLI merasa berkewajiban untuk berperan serta. Program
kebersihan lingkungan, program SAMIJAGA, program penyehatan
lingkungan, program kali bersih, program langit biru, program STBM/
CLTS, program SANIMAS, program AMPL merupakan program-
program strategis dimana seharusnya HAKLI secara organisatoris
tidak boleh ketinggalan. Keadaan ini nampak pada adanya hal-hal
sebagai berikut:
18
4
TUJUAN StrategiS dan langkah
kegiatan
19
4.2. Langkah-langkah kegiatan
Langkah kegiatan:
20
2. Menyusun dan mensosialisasikan berbagai Juknis yang
diperlukan
3. Menyelenggarakan Mukernas untuk mengambil keputusan
penting.
4. Menyelenggarakan pertemuan berkala terkait dengan
pelaksanaan registrasi Sanitarian.
5. Memanfaatkan jaringan internet dan situs Web, untuk sharing
informasi dan diskusi.
Langkah kegiatan
21
8. Melakukan revitalisasi Pengda dan Pengcab yang mati suri
dan pembinaan seluruh jajaran Pengda dan Pengcab HAKLI di
seluruh Wilayah NKRI.
9. Memantapkan jejaring kemitraan dengan stakeholder di
berbagai tingkat management.
10. Membangun jejaring regional ASEAN dan international dalam
keprofesian Sanitarian/Kesehatan Lingkungan.
Langkah kegiatan:
22
11. Menugaskan anggota HAKLI sebagai wakil tetap di MTKI dan
MTKP, asesor (penguji kompetensi), item developers (penyusun
soal), item reviewers (validator soal) maupun sebagai panel
experts.
12. Menggunakan STR sebagai persyaratan utama keanggotaan
HAKLI, karenanya portofolio merupakan metode alternative
dalam pemberian RS.
13. Membentuk Majelis Kollegium Sanitarian/ Kesehatan
Lingkungan
14. Mendorong terbentuknya asosiasi institusi pendidikan yang
meluluskan tenaga sanitarian/ kesehatan lingkungan.
15. Mendorong terbentuknya asosiasi institusi pengguna tenaga
professional sanitarian/ kesehatan lingkungan.
Langkah kegiatan:
23
18.
5
PENUTUP
24
Daftar Kepustakaan:
1. Kepmunas HAKLI, nomor 05/Munas/V/2005 tentang Anggaran
Dasar Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia.
2. Kepmunas HAKLI, nomor 06/Munas/V/2005 tentang Anggaran
Rumah Tangga Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia.
3. Kepmenkes nomor 373/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Sanitarian
4. Kepmunas HAKLI nomor 03/Munas/V/2005 tentang Standar
Profesi Sanitarian/ Ahli Kesehatan Lingkungan
5. Permenkes nomor 161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
6. Permenkes nomor 317/MENKES/PER/III/2010 tentang
Keanggotaan, Organisasi dan Tata Kerja Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia
7. Kepmenkes nomor 1134/MENKES/SK/VIII/2010 tentang
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di
Indonesia
8. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
9. Undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang System Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
10. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
25
Lampiran 1
Dewan Pertimbangan
Ketua : Drs. Sulistiono, SKM, M.Sc
Sekretaris : Sugiharto, M.Sc
Anggota:
1. Ahmad Djohari, SKM, MM
2. Mudjiharto, SKM, MM
3. Dede Anwar Musadat, SKM, M.Kes.
4. Raizeki, SKM
5. DR. Margani, Dipl. SE. M.Sc
6. Imran Muchtar, MBA
7. Drs. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA
27
- Sekretaris: Purwani, SKM, M.Kes, MQIH
- Anggota :
1. DR. Hadi Siswanto, MPH
2. DR. Bambang Hartono., SKM,MPH
3. Chaerudin Hasyim .,SKM,MSi
4. Fitri Handayani, SKM, MSc.PH
5. Nurul Qomariah, SKM, M.Psi
Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian [ MPPK ]
- Ketua : Soemini AR MSc
- Sekretaris: Lisa Triyanti SKM.,MKes
- Anggota :
1. Budi Pramono, SKM, M.Kes
2. Beben Syaeful Bachri SKM.,MKM
3. Ir Mohamad Nasir, M.Kes
4. Heru Wicaksono, SKM, M.Kes
5. Sri Ani, SKM, MKM
6. Sukowidodo, SKM, MPH
28
Lampiran 2
Jumlah soal uji kompetensi 100 soal dengan waktu uji tulis 2 jam.
29
Lampiran 3
30