dimana :
= 0r = permitivitas dieletrik medium
0 = permitivitas dielektrik ruang vakum = 8,854 x 10-12 F/m
= 8,854 pF/m
r = permitivitas relatif = koefisien dielektrik medium (non-dimensi)
Jika dinyatakan dalam bentuk vektor, persamaan (2.1) dapat ditulis (dalam sistem
MKS)
1q1q 2
F= ar
4 r 2
atau
q1 q 2
1
F= r (2.2)
4 r 3
Bila muatan titik q1 berada di titik P1 (x1, y1, z1) dan muatan titik q2 di P2 (x2, y2,
z2), maka vektor gaya Coulomb yang bekerja pada muatan titik q1 adalah
x1 x2 a x y1 y 2 a y z1 z 2 a z
q1q2
1
F= (2.3)
x x
4 2
y1 y 2 z1 z 2
2 3/ 2
2
1 2
Vektor intensitas medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan titik, q2 di titik P1 adalah
sama dengan gaya Coulomb pada titik q1 dibagi dengan muatan titik q1, yaitu
F1 q 2 x1 x 2 a x y1 y 2 a y z1 z 2 a z
E2 =
1
q1 4 x x 2 y y 2 z z 2 3 / 2
2 1 2 1 2 (2.6)
1. z /
E =
4 (1 z / ) 2 3/ 2 a ; z/ = cos
dE
dEa
90 - r = (2 + z2)1/2
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB z Lenni, ST MEDAN ELEKTOMAGNETIK 2
dq = dz
Gambar 2.1. Kawat lurus bermuatan garis terdistribusi merata dan intensitas medan
yang timbul
1 d cot
0
1.
E =
4
1 cot
2 3/ 2 a = a
2
E = a (2.8)
2
Intensitas medan listrik pada sumbu lingkaran, yaitu sumbu-z, yang ditimbulkan
oleh kawat lingkaran berjari-jari R dan bermuatan garis C/m yang terdistribusi merata
sepanjang kawat lingkaran adalah
2
Rd R
Er =
2 2 2
2 ar = 2 ar ; r = (R + z )
0
4r 2 R 2
z
Vektor intensitas medan listrik di sepanjang sumbu lingkaran, yaitu sumbu-z, dengan
vektor satuan di sepanjang sumbu-z positif adalah az, maka
Ez = |Er| cos az, dimana adalah sudut antara sumbu-z dan r
z
Dengan mensubsitusi cos =
R 2
z2 1/ 2 , kita peroleh (2.9)
R z
Ez =
2 R 2 z 2 3/ 2 az
Vektor intensitas medan listrik oleh muatan bidang qs C/m2 yang terdistribusi
merata pada suatu permukaan datar dapat diturunkan sebagai berikut. Perhatikan
permukaan datar XOY dengan muatan bidang qs yang terdistribusi merata atau
homogen seperti dijelaskan oleh Gambar 2.2.
dE
dEz
z
O y
Jadi, intensitas medan yang dihasilkan oleh muatan bidang bukan fungsi jarak ke
bidang.
Untuk keadaan dua dimensi (x, y), persamaan garis medannya adalah
E y dy
(2.12)
Ex dx
Dimana :
= 0r adalah permitivitas dielektrik medium dengan satuan F/m
0 = permitivitas dielektrik ruang vakum = 8,854 x 10-12 F/m
E = vektor intensitas medan listrik dengan satuan V/m
Di dalam sistem SI skala besar (MKS), vektor rapat fluks listrik memiliki satuan
Coulomb per meter persegi. Hukum Gauss mengatakan: fluks listrik yang dipancarkan
Er 2
0
sin d
0
d = q
2
Er2 (cos ) 0 () 0 = 4 Er2 = q
1. q
E=
4r 2
q 2 r
E= 2 ar = 3 r karena ar =
4r 4r r
E = E . dS
= Ea . ddza = q
E = E d
0
dz q
0
Persamaan (2.16) ini sesuai dengan persamaan (2.8) yang mempergunakan simbol
untuk muatan garis . Di dalam penggunaan persamaan (2.16) ini, vektor satuan a
diganti dengan vektor jari-jari silinder dibagi harga skalarnya menjadi
q1 q1
E= a = (2.17)
2 2 2
BAB III
ENERGI, POTENSIAL, DIPOLE DAN
MOMEN DIPOLE
Jika muatan titik q dipindahkan dari titik awal A (x1, y1, z1) ke titik akhir B (x2, y2, z2) di
dalam suatu medium dengan vektor intensitas medan listrik yang homogen E = Exax +
Eyay + Ezaz maka kerja yang diperlukan adalah
titik akhir
W = q
titik awal
E . dl
Kerapatan Energi
Untuk muatan yang kontinu, energi diperoleh lewat metode integrasi :
1
W= v V dv
2 vol
(3.5)
Dimana :
v = kerapatan muatan ruang (C/m3)
V = beda potensial (V)
Dari teorema divergensi diperoleh :
1 1 1
W=
2 vol
. D V dv =
2 vol
( . (VD) D . (V)) dv = D . E dv
2 vol
(3.6)
Dari persamaan (3.6), kita memperoleh kerapatan energi atau energi per satuan
volume :
dW 1 1
WE = = D.E= E . E
dv 2 2
1
sehingga WE = E2 J/m3 (3.7)
2
Persamaan (3.6) dan (3.7) juga dapat diturunkan dari hukum Gauss. Untuk muatan
kontinu,
1
WE = qdV (3.8)
2
dimana dV = EdL
Hukum Gauss diberikan oleh
Q
= V
4r
Potensial listrik V di sembarang titik P (xp, yp, zp) yang dihasilkan oleh beberapa
muatan titik, misalnya Q1 di titik (x1, y1, z1), Q2 di titik (x2, y2, z2) dan Q3 di titik (x3, y3, z3),
adalah jumlah dari masing-masing potensial yang ditimbulkan oleh Q1, Q2, dan Q3 di
titik P tersebut.
Untuk muatan yang kontinu, potensial listrik statis diperoleh lewat integrasi :
dq
V= (3.11)
4r
Gradien Potensial
Vektor intensitas medan listrik E didefinisikan sebagai negatif dari gradien potensial :
dV
E = - V = aN (3.12)
dN
Bila dinyatakan di dalam tiga dimensi :
V V V
(a) Sistem koordinat kartesian : E= ax ay az
x y z
V V V
(b) Sistem koordinat silinder : E= a a az
z
V V V
(c) Sistem koordinat bola : E = r a r r a r sin a
Vektor momen dipole listrik P didefinisikan sebagai hasil-kali antara muatan q dengan
vektor jarak d, yaitu vektor jarak dari muatan q ke muatan +q :
P = qd (3.15)
Potensial V yang ditimbulkan oleh dipole listrik dapat diturunkan berdasarkan Gambar
(3.1) :
1 q q
V
4 r1 r2
dimana
r = jarak dari dipole ke titik P
r1 = r d/2 cos
r2 = r d/2 cos
= sudut antara vektor jarak d dan vektor r
r1 P
+q
r
r2
d
Untuk d << r,
qd cos
V
4r 2
Vektor intensitas medan listrik E dan jarak r dari dipole listrik dengan momen
dipole P dapat diperoleh dari Persamaan (3.12), untuk sistem koordinat bola tiga
dimensi, sedangkan untuk dua dimensi diperoleh dari
V V
E ar a
r r
P cos P sin
= ar a (3.17)
2r 3
4r 3