ETIKOM
ETIKOM
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam Bab I kami akan membahas tentang Etika Secara Umum,Etika Komunikasi, Kode
Etik Jurnalistik dan hal-hal lain yang diperlukan. Berikut adalah pembahasannya:
B. Etika Komunikasi
Etika: - Hendak mencari ukuran baik-buruk.
- Hendak mengetahui bagaimana manusia seharusnya bertindak.
Komunikasi: Usaha manusia dalam menyampaikan IP-nya kepada manusia lain.
Etika Komunikasi: Penilaian baik-buruk atau bagaimana manusia seharusnya
bertindak dalam usahanya menyampaikan IP-nya kepada manusia lain
Tanggung Jawab:
Manusia harus bertanggung jawab terhadap tindakannya yang disengaja. Artinya manusia
dapat mengatakan dengan jujur kepada kata hatinya, tindakan itu sesuai kata hati dan tindakan
itu baik.
Tanggung jawab: - Kepada kata hati.
- Kepada orang lain.
Etika Menurut Beberapa Ahli:
Menurut Verdeber: Etika adalah standar-standar moral yang mengatur perilaku
manusia bagaimana harus bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak. Etika
pada dasarnya merupakan dialektika antara kebebasan dan tanggung jawab, antara
tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mencapai tujuan itu. Ia berkaitan dengan
penilaian tentang perilaku benar atau tidak benar, yang baik dan tidak baik, yang
pantas atau tidak pantas, yang berguna atau tidak berguna, dan yang harus dilakukan
atau tida boleh dilakukan.
Menurut I.R Poedjawijatna: Manusia yang berkepribadian etis adalah manusia yang
dalam tindakannya selalu memilih yang baik sesuai dengan penerangan budinya.
Manusia yang berkepribadian (etis) adalah manusia susila.
- Ilmu yang mempelajari apa yang baik dan yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban
moral.
- Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
- Ilmu yang secara mendasar akan mendapat jawaban atas pertanyaan bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak menurut norma-norma.
- Mengarahkan manusia agar pada giliranya dapat mengerti mengapa harus bersikap
begini atau begitu, dan mampu bertanggung jawab atas kehidupan dan tindakan apa
yang telah dilakukan.
Etika Komunikasi:
Seorang komunikator dengan motif-motif tertentu berupaya mencapai tujuan tertentu pada
khalyak tertentu dengan menggunakan (secra sengaja atau tidak) sarana-sarana atau
teknik-teknik komunikasi untuk mempengaruhi khalayak.
Seorang wartawan harus memiliki pemahaman dan melakukan penerapan kode etik
jurnalistik. Pelaksanaan kode etik jurnalistik oleh wartawan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam perkerjaan wartawan dalam menyajikan berita. Seharusnya kode etik
jurnalistik sudah otomatis melekat dalam setiap motif, teknikal, dan jiwa seorang
wartawan.Kode etik jurnalistik sudah mendarah daging dalam setiap diri wartawan.
Sebagai pedoman, tuntunan, dan tuntutan propesi, kode etik jurnalistik tidak hanya sebagai
nilai-nilai yang ideal saja, tetapi juga harus terkait langsung dengan praktek jurnalistik.Di
sinilah tokoh pers Indonesia, Muchtar Lubis, mengingatkan, pers harus punya etika yang
benar-benar operasional dalam diri wartawan. Dengan kata lain, ketidak pahaman dan ketidak
taatan terhadap kode etik jurnalistik adalah bagaikan kapas yang kehilangan arah sehingga
tidak jelas arah tujuannya. Tentu saja kalau ini terjadi merupakan sebuah kesalahan besar
mendasar bagi wartawan.
Setiap media pers biasanya masih perlu melengkapi kode etik yang berifat umum ini
dengan rincian panduan bagi para wartawannya. Umpamanya, yang menyangkut masalah
penggunaan bahasa dan petunjuk perilaku yang dicatat dalam apa yang disebut stylebook.
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan
tidak beritikad buruk.
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa
campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk
menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas
jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan
keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya
sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi
bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah.
Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak
secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini
interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang
tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis
atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan
gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan
tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang
memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas
informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan
umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang
mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia
diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber
demi keamanan narasumber dan keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan
narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan
atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
d. Off the record adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh
disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa
atau cacat jasmani.
Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara
jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali
untuk kepentingan publik.
Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang
terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak
akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Penafsiran
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada
teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau
sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang
diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers. Sanksi
atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan
pers
Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau
perusahaan pers.
Ada berbagai macam dasar hukum yang mendasari jaminan terhadap seluruh warga
Indonesia dalam bersuara. Hukum tersebut menjamin kemerdekaan berpendapat, berekspresi,
dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana
masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan
hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.Dalam mewujudkan kemerdekaan pers
itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial,
keberagaman masyarakat, dan norma-norma.
Pasal 1, butir 14: Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan
Pasal , ayat (2): Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Penjelasan pasal 7, ayat (2): yang dimaksud dengan Kode Etik Jurnalistik adalah
kode etik yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers.
Pasal 15, ayat (2), huruf c: Dewan Pers melaksanakan fungsi [antara lain]: menetapkan
dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik.
BAB II
1. CNN Indonesia
1. Nama Media : CNN Indonesia
4. Kutipan Temuan : Dalam kondisi terikat, korban di pukuli lalu dibakar hidup-
hidup menggunakan cairan bensin
5. Analisis :
a. Pasal 4 yang berbunyi ; Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah,
sadis, dan cabul.
b. Berita ini jelas melanggar pasal 4 pada penafsiran sadis yang merupakan
penggambaran tapenyiksaan tanpa belas kasihan.
c. Berita ini melanggar pasal 4 KEJ karena terdapat kutipantemuan yang
menggambarkan atau menceritakan bagaimana korban disiksa begitu sadis olhe
pelaku perampokan.
d. Mengapa melanggar? Karena wartawa CNN Indonesia menyebutkan secara detail
bagaimana penyiksaan yang dialami korban begitu sadis sebagaimana yang di
sebutkan dalam kutipan temuan.
e. Bagaimana agar tidak melanggar? Wartawan CNN Indoensia seharusnya tidak
menyebutkan bagaiaman penyikssaan sadis yang dialami korban perampokan.
f. Dampak:
Terhadap Masyarakat: Masyarakat yang mendengar akan merasa ngeri.
Karena korban diikat, dipukuli lalu dibakar hidup-hidup menggunakan
cairan bensin
Terhadap Media: media tidak lagi menjadi pilihan utama untuk memperoleh
berita-berita karena masyarakat tidak menyukai pemberitaan yang sadis.
2. MNC TV
c. Mengapa Melanggar:
Karena MNC TV memberitakan pemberitaan yang tidak berimbang hingga
terlihat mendukung salah satu pasangan calon Gubernur DKI Jakarta. Karena
kurangnya pengawasan dari pihak penyunting siaran berita dan ingin
mendongkrak agar pasangan calon tersebut menjadi gubernur DKI Jakarta,
d. Bagaimana Agar Tidak Melanggar:
agar tidak melanggar, perusahaan pers (MNC TV) bisa menayangkan
kegiatan kampanye dari pasangan calon gubernur lainnya. Jadi, masyarakat
mengetahui kegiatan kampanye kedua pasangan calon guebernur DKI Jakarta,
dan dapat menentukan pilihan yang terbaik.
e. Dampak Pelanggaran Terhadap masyarakat dan Media:
Terhadap Masyarakat: Dampaknya masyarakat merasa harus memilih
pasangan tersebut dan berfikir jelek tentang pasangan calon yang lainnya.
Dan pasangan calon yang lain pun merasa dirugikan dengan adanya
pemberitaan tersebut.
Terhadap Media: Media tersebut tidak lagi dipercaya dan menjadi
sumber informasi yang kompeten saat kontestasi politik. Hal ini terjadi
karena media tersebut menyajikan berita yang tak berimbang. Hal ini
mempengaruhi jumlah penonton dan keberlangungan media tersebut.
3. Tempo
BITUNG - Seorang nelayan berinisial SM (35), warga Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung,
Sulawesi Utara, tega menyetubuhi anaknya sendiri berinisial G yang berumur 15 tahun.
Kapolres Bitung AKBP Philemon Ginting yang dikonfirmasi membenarkan adanya kasus
tersebut. Menurut dia, pelapor dari kejadian tersebut adalah ibu kandung G sendiri yang telah
bercerai dengan pelaku sejak 2006.
"Laporannya di Polsek Aertembaga pada hari selasa (25/4/2017) kemarin dan dari laporan ibu
korban ini, kejadian pencabulan ini sudah terjadi sebanyak lima kali di tahun 2016 yang lalu.
Pelaku sudah diamankan di Mapolsek Aertembaga," kata Ginting yang ditemui di ruangannya,
Kamis (27/4/2017) .
Kapolsek Aertembaga Iptu Fandi Ba'u yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan, kronologi
kejadian pencabulan pertama terjadi di rumah kontrakan pelaku yang tak jauh dari rumah ibu
korban. Kemudian, kejadian kedua di rumah tersangka yang terletak di kelurahan sebelah
rumah ibu korban, dan perbuatan ketiga hingga kelima terjadi di rumah oma korban yang juga
merupakan rumah dari ibunda pelaku.
"Dalam lima kali kejadian itu, korban disetubuhi dan melakukan hubungan intim dengan
korban dengan cara dipaksa serta diancam akan dipukul jika berteriak atau melaporkan
kejadian ini kepada ibunya atau omanya," kata Kapolsek.
Selain itu, menurut Kapolsek, setiap kali melakukan aksinya, pelaku dalam keadaan
dipengaruhi minuman beralkohol (minol) alias mabuk dan keadaan rumah juga kosong.
8. Poskota
1. NAMA MEDIA : Pos Kota (Poskotanews.com)
4. KUTIPAN TEMUAN : Setidaknya ada 16 kali tusukan. pertama diarahkan pada perut
korban hingga ususnya keluar. Karena melawan pelaku semakin menggila menghujani
tusukan, 8 luka tusuk di punggung, 2 sayatan pada payudara, 2 sayatan pelipis kiri, 2
sayatan bawah mata sebelah kiri dan 1 sayatan lengan kiri
5. ANALISIS :
a. Pasal 4 yang berbunyi ; wartawan Indonesia tidak membuat berita bohon, fitnah, sadis
dan cabul.
b. Berita ini jelas melanggar pasal 4 tepat pada penafsiran Sadis berarti kejam dan tidak
mengenal belas kasihan.
c. Berita ini dikatakan melanggar pasal 4 KEJ karena menggambarkan sesuatu yang tidak
mengenal belas kasihan orang yang sedang terluka parah. Dan bagi masyarakat yang
membacanya pun pasti tidak ada kenyamanan dalam membaca berita tersebut.
Kurangnya ketelitian pada wartawan atau penulis berita juga penyebab terjadinya
pelanggaran pasal 4 pada berita ini. Penulis tidak menerapkan pasal pasal yang sudah
disepakati dan disahkan oleh Dewan Pers.
d. Agar tidak melanggar, wartawan harus berhati-hati dalam menulis berita, lebih teliti
apakah berita yang ditulisnya melanggar kode etik jurnalistik atau tidak memikirkan
kedepannya apakah berita yang disiarkan dapat membuat pembaca tidak nyaman
dalam membaca berita tersebut. Seorang wartawan yang kredibelitas seharusnya dapat
mematuhi kode etik jurnalistik.
e. Dampak terhadap masyarakat adalah psikologi masyarakat akan terganggu dengan
pemberitaan yang meresahkan terlebih lagi anak anak yang masih dalam masa strom
and stress, mereka akan sangat mudah terpengaruh oleh pemberitaan atau tayangan
kekerasan tersebut. Dampak tehadap media dan wartawan itu sendiri adalah nama
media akan tercoreng, wartawan yang melonggar KEJ tersebut paling tidak sekali dua
kali akan diberi teguran dan peringatan, selebihnya ia harus serta merta melepaskan
profesi kewartawanannya.
9. Poskota
1. Nama Media : Pos Kota (Poskotanews.com)
2. Hari/Tgl : Kamis, 13 April 2017
3. Judul Topik : Pencabulan Bocah Divonis 10 Tahun Penjara
4. Kutipan Temuan : kejadian dilakukan dengan cara memasukkan jari telunjuk
kanan terdakwa ke kemaluan korban yang sebelumnya disuruh duduk dan membuka
celananya
5. Analisis:
a.Pasal 4 yang berbunyi ; wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah,
sadis dan cabul.
Berita ini jelas melanggar pasal 4 tepat pada penafsiran cabul yang merupakan
penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau
tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
b. Berita ini dikatakan melanggar pasal 4 KEJ karena terdapat kutipan temuan
yang menggambarkan atau menceritakan kejadian pencabulan secara detail,
menjabarkan kejadian yang dilakukan pelaku secara bertahap sehingga pembaca
dapat mudah membayangkan kejadian tersebut dengan kemungkinan besar dapat
membangkitkan nafsu birahi pembaca.
c.Kurangnya ketelitian pada wartawan atau penulis berita juga penyebab
terjadinya pelanggaran pasal 4 pada berita ini.Penulis tidak menerapkan pasal
pasal yang sudah disepakati dan disahkan oleh Dewan Pers.
d. Agar tidak melanggar, wartawan harus berhati-hati dalam menulis berita, lebih
teliti apakah berita yang ditulisnya melanggar kode etik jurnalistik atau tidak
memikirkan kedepannya apakah berita yang disiarkan dapat membuat si pembaca
melakukan kejahatan atau hal negatif lainnya. Seorang wartawan yang
kredibelitas seharusnya dapat mematuhi kode etik jurnalistik.
e.Dampak
Terhadap masyarakat adalah masyarakat bisa saja melakukan hal negatif
dikarenakan pengaruh dari tulisan berita tersebut yang dapat
membangkitkan nafsu birahi pembaca sehingga akan bertambah korban
asusila atau kejahatan lainnya.
Terhadap media dan wartawan itu sendiri adalah nama media akan
tercoreng, wartawan yang melonggar KEJ tersebut paling tidak sekali
dua kali akan diberi teguran dan peringatan, selebihnya ia harus serta
merta melepaskan profesi kewartawanannya.
10. Poskota.co.id
KELAKUAN Darsin, 35, betul-betul seperti ayam. Pada ponakan sendiri, Latifah, 16, kok bisa
timbul nafsu. Berawal dari nonton TV bersama akhirnya anak dari kakak kandung itu digauli
berkali-kali sampai hamil. Skandal paman-ponakan itu baru ketahuan ketika Latifah sakit
perut, ternyata sudah halim non PK.
Siapa yang nggak tahu ayam, ngacung! Tahu juga kan kelakuan ayam? Ayam, lebih-lebih yang
jantan (jago), dia sungguh tak beretika. Untuk menyalurkan libidonya, dia tak pandang bulu
sasarannya. Bisa babon yang merupakan emaknya, adik atau kakaknya, bahkan juga anak
sendiri. Cuma, sejahat-jahat jago, dia tak pernah mau mengawini kuthuk (anak ayam).
Sedangkan Darsin dari Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Lampung ini lebih
dari ayam. Terhadap ponakan sendiri yang masih ABG, kok bisa-bisanya timbul nafsu.
Padahal gara-gara memanjakan si imin, dia harus mengorbankan iman. Bahkan kini, dia
terancam masuk penjara akibat memburu kenikmatan sesaat.
Kisah paman celamitan ini dimulai ketika TV di rumah Darsin rusak, sehingga dia kemudian
suka numpang nonton TV di rumah kakaknya. Suatu ketika dia hanya nonton berdua bersama
ponakannya, Tifah, yang masih duduk di SMA. Melihat situasi yang sepi ditambah
menyaksikan posisi duduk ponakan yang gersang (seger merangsang), kok tiba-tiba bangkit
nafsunya.
ABG ponakan sendiri itupun didekati dan dirayu-rayu untuk berhubungan intim. Belum juga
dapat izin prinsip, langsung main buka celama saja. Tentu saja Latifah berontak. Darsin
bukannya mundur, tapi malah mengancam, akan membunuhnya jika menolak hasratnya.
Akhirnya, sore itu juga kegadisan Latifah bobol oleh paman sendiri.
Lain waktu habis memetik kelapa, kembali Darsini menyatroni rumah kakaknya. Lagi-lagi
kedapatan sang ponakan sendirian. Untuk kedua kalinya Tifah digauli dengan paksa.
Akhirnya, pada kesempatan lain Darsin sering menjadikan ponaakan sendiri menjadi budak
seks.
Skandal memalukan model ayam itu terungkap ketika Tifah sakit perut. Ternyata itu bukan
mules biasa, tapi gejala-gejala gangguan perut karena ada kandungan janin di dalamnya. Tentu
saja sang ibu kaget melihat perut putrinya membesar. Dibawa ke bidan ternyata sudah hamil 8
bulan. Tentu saja orangtua terkaget-kaget, siapa gerangan yang telah menghamili putrinya.
Sejumlah pemuda yang pernah naksir dan jadi teman akrab Tifah dicurigai, tapi tak ada bukti-
bukti keterlibatan mereka, sehingga tak perlu dicekal ke luar negeri. Orangtua kemudian
mendesak pada putrinya, untuk mengatakan sejujurnya, jangan lagi ada kebohongan di antara
kita. Yang menghamili saya Oom Darsin., kata gadis itu sambil menangis.
Darsin yang tadinya belagak suci, jadi gelagapan ditanya kakaknya. Dia pura-pura nelpon
pakai smartphone, padahal masih aktik untuk nge-WA. Jadi ketahuan bohongnya. Orangtua
Latifah segera melaporkan ke Polres Way Kanan, dan Darsin pun ditangkap. Saya khilaf,
melihat ponakana yang mulus. Katanya di depan polisi.
4. Kutipan Temuan : Pada ponakan sendiri, Latifah, 16, kok bisa timbul nafsu. Berawal dari
nonton TV bersama akhirnya anak dari kakak kandung itu digauli berkali-kali sampai hamil.
Skandal paman-ponakan itu baru ketahuan ketika Latifah sakit perut, ternyata sudah halim non
PK.
5. Analisis:
b. Apa Lagi Yang Bias Diuraikan Dari Bunyi Pasal / Tafsir Tersebut
c. Mengapa Melanggar
Karena wartawan atau penulis tersebut menyebutkan nama atau identitas dari si
perempuan ABG tersebut yang merupakan keonakannya sendiri, yaitu Latifah
yang berusia 16 tahun.
e. Dampak:
Terhadap media: Media tersebut mendapat teguran dari Dewan Pers dan
seharusnya bertanggung jawab penuh dengan efek buruk yang diterima dari
korban karena telah enyebutkan identitas korban tersebut.
11. Republika.com
Beberapa contoh kasus di atas banyak memiliki kesalahan dan melanggar hukum kode
etik jurnalistik serta UU .yang berkaitan dengan Pers Indonesia atau pers pancasila yang
orientasi, sikap, dan tingkah lakunya berdasarkan nilai nilai pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan pers pembangunan merupakan pers pancasila dalam pembangunan Indonesia yang
berbangsa, bermasyarakat dan berngara.
Pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya
merupakan sikap dari pers Indonesia yaitu sebagai penyebar informasi yang benar dan
objektif, dan penyalur aspirasi masyarakat. Dengan adanya pers Indonesia (pers pancasila)
maka rasa saling percaya dalam tujuannya untuk mencapai masyarakat yang bebas, demokratis
dan bertanggung jawab.
2. Saran
Saran dari kelompok kami, wartawan Indonesia harus memperhatikan Kode Etik
Jurnalistik dan pasal pasal serta penafsiran didalamnya sehingga tidak adanya lagi berita yang
melanggar aturan KEJ. Oleh sebab itu pers dituntut untuk profesional dan terbuka. Pers
memiliki peranan penting dalam menegakkan HAM. Pers Juga elaksanakan kontrol sosial
(Social Control) untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan keuasaan baik korupsi, kolusi
dan nepotisme. maupun penyelewengan dan penyimpangan lainnya.
Segala aturan-aturan serta norma-norma yang diterapkan pers di Indonesia diciptakan untuk
menentukan begaimana seharusnya pers dapat menjalankan kebebasan dan tanggung
jawabnya. Pers dalam sejarah Indonesia memiliki peran yang efektif debagai jembatan
komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat, dan masyarakat dengan
masyarakat itu sendiri.