Metronidazole
Metronidazole
1. Deskripsi
1.1 Nama dan Struktur Kimia
hidroklorida. Sebagai basa berupa serbuk kristal berwarna putih hingga kuning
pucat. Sedikit larut dalam air dan alkohol, dan mempunyai pKa 2,6. Injeksi
osmolaritas 297-314 mOsm/L dan mengandung natrium fosfat, asam sitrat dan
natrium klorida. Obat lain yang memiliki struktur dan aktivitas mirip dengan
2. Golongan/Kelas Terapi
3. Mekanisme Aksi
menyebabkan hilangnya struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini
lebih jauh menyebabkan hambatan pada sintesis protein dan kematian sel
organisme.6
4. Farmakologi
histolytica dengan kadar metronidazol 1-2 g/ml, semua parasit musnah dalam 24
jam. Pada biakan Trichomonas vaginalis, kadar metronidazol 2,5 g/ml dapat
menghancurkan 99% parasit dalam waktu 24 jam. Trofozoit Giardia lamblia juga
Satu jam setelah pemberian dosis tunggal 500 mg per oral diperoleh kadar plasma
sensitif, rata-rata diperlukan kadar tidak lebih dari 8 g/ml. Pada absorbsi topikal,
Distribusi : saliva, empedu, cairan mani, air susu, tulang, hati dan abses
hati, paru-paru dan sekresi vagina; menembus plasenta dan sawar darah otak
2
Ekskresi : urin (20% hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah,
bentuk metabolit hasil oksidasi dan glukuronidasi). Urin mungkin berwarna coklat
kemerahan karena mengandung pigmen tak dikenal yang berasal dari obat.
5. Indikasi
Namun efeknya lebih jelas pada jaringan, sebab sebagian besar metronidazol
mengalami penyerapan di usus halus. Pada abses hati dosis yang digunakan sama
besar dengan dosis yang digunakan untuk disentri amuba. Untuk pembawa
3
metronidazol bermanfaat bagi beberapa pasien ulkus peptikum yang terinfeksi
Helicobacter pylori.10,11
6. Bentuk Sediaan
Tersedia dalam bentuk tablet 250 dan 500 mg; suspensi 125mg/5 ml, dan
Untuk amubiasis intestinal dan abses hati, dosis oral yang digunakan untuk
dewasa adalah 3 x 750 mg/hari selama 5-10 hari. Sedangkan untuk anak ialah 30-
hari; bila perlu pengobatan ulang baru boleh diberikan dengan selang waktu
antara 4-6 minggu. Pada terapi ulang diperlukan pemeriksaan jumlah leukosit
sebelum, selama dan sesudah pengobatan. Tablet vaginal yang mengandung 500
campuran trikomonas dan kandida. Bila penderita tidak hamil 2 g dosis tunggal,
pasangannya. Dalam hal demikian, pihak laki-laki harus diobati juga dengan
pasien yang toleran dapat diberikan pengobatan sehari saja dengan dosis tunggal 2
4
gram atau 2 x 1 g sehari. Untuk anak prapubertas diberikan 15 mg/kgBB/hari
Dosis untuk giardiasis adalah 3 x 250 mg/hari selama 5 hari terapi oral
atau 15 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi selama 5 hari. Untuk kasus-kasus yang
penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis) peroral dengan dosis awal 800
mg kemudian 400 mg atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam
selama 3 hari; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun
125 mg, 1 5 tahun 250 mg, 5 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis
dewasa; selama 3 hari, pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500
hari;
Infeksi oral akut : peroral 200 mg setiap 8 jam selama 3 7 hari ; anak-
anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam, anak-anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam
selama 3 hari; 3 7 tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 10 tahun 100 mg setiap 8 jam
selama 3 7 hari. 4
5
Pencegahan infeksi paska operasi abdomen: dewasa: 500 mg secara infus
IV sebelmun operasi, kemudian secara oral 500 mg tiap 8 jam; anak: 7,5
8. Nama Dagang4
- Flagyl - Tismazol - Fladex
- Promuba - Elyzol - Mebazid
- Corsagyl - Gravazol - Nidazole
- Fortagyl - Metronidazole fresenius
- Metrolet - Trichodazol - Trogyl
- Metrofusin - Metronidazole (generic)
9. Stabilitas Penyimpanan
dilindungi dari cahaya. Produk dapat disimpan dalam refrigerator namun akan
suhu kamar. Paparan cahaya dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan
warna produk menjadi gelap. Namun demikian paparan cahaya yang normal pada
Paparan sinar matahari langsung harus dihindari. Larutan standar: 500 mg/ 100 ml
NS. Stabilitas campuran parenteral pada suhu kamar (25C): stabilitas pada
10. Kontraindikasi
komponen yang ada dalam sediaan; pernah atau sedang mengalami diskrasia
6
darah, penyakit susunan saraf pusat organik yang masih aktif, kehamilan
12. Interaksi
12.1 Interaksi dengan Obat Lain
seperti disulfiram; kejang perut, mual, muntah, sakit kepala, sensasi panas dan
7
karena menigkatkan metabolism oksidatif metronidazol. Sedangkan simetidin
kadar metronidazol.12,13
13. Pengaruh
13.1 Pengaruh Terhadap kehamilan
trimester I, pemakaiannya pada trimester II dan III dan pada ibu yang menyusui
hanya dibatasi pada penderita yang pengobatan paliatif lokalnya belum dapat
keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain, gunakan obat pada ibu hamil hanya
jika keuntungan pada ibu hamil lebih banyak daripada potensial risiko terhadap
janinnya.4,11
8
13.2 Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui
penggunaan obat dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu
ibu/tidak direkomendasikan.3
dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan
14. Peringatan
obat ini bila diperlukan. Leukopenia ringan dapat terjadi; periksa jumlah total dan
hitung deferensiasi dari leukosit, sebelum dan sesudah pengobatan, terutama bila
pengobatan yang melebihi 10 hari. Bila ditemukan ataksia, kejang atau gejala
9
susunan saraf pusat yang lain, maka pemberian obat harus segera dihentikan.
Dosis metronidazol perlu dikurangi pada pasien yang dengan penyakit obstrruksi
hati yang berat, sirosis hati dan gangguan fungsi ginjal yang berat.12
seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Penggunaan obat ini sesuai dengan
yang telah diresepkan. Jangan menggunakan obat ini untuk trichomoniasis selama
tiga bulan pertama kehamilan. Jangan gunakan obat pada saat lambung kosong
karena obat dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna (GI upset); jika hal
ini terjadi gunakan bersama makanan. Bentuk sediaan lepas lambat harus
digunakan pada saat lambung kosong (1 jam atau 2 jam setelah makan). Produsen
dengan obat ini dan setelah tiga hari terapi selesai. Obat yang tidak digunakan
sampai habis menyebabkan pemusnahan bakteri tidak sempurna dan infeksi dapat
kambuh lagi. Hubungi dokter bila terjadi kejang atau mati rasa pada tangan dan
obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Jika
pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat
beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum
obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan. Jika lebih dari
satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya
digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.6
10
DAFTAR PUSTAKA
11
4. S.L. Purwanto Hardjosaputra, Listyawati P, Tresni K, Loecke Kunardi,
Indriyantoro, Nawanti Indriyani. Data Obat di Indonesia Ed.ke-11. Jakarta:
PT. Muliapurna Jayaterbit, 2008.
5. Dorland, WA Newman. Kamus Kedokteran Dorland Ed.ke-29. Jakarta: EGC,
2002.
6. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. Obat-Obat Amebiasis dan Trichomoniasis
dalam Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya
Ed.ke-5. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002.
7. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Ed.ke-3. Jakarta: Media
Aesculapius, 2000.
8. Junita A, H Widita, S Soemohardjo Beberapa kasus abses hati Amuba.
JPenyDalam 2006;7(2):121-8.
9. Eppy. Diare Akut. MEDICINUS 2009; 22(3):91-8.
10. Herman MJ. Penyakit hubungan seksual akibat jamur, protozoa dan parasit.
Cermin Dunia Kedokteran 2001;130:12-6.
11. Krisnadi SR. Dampak infeksi genital terhadap persalinan kurang bulan.
Cermin Dunia Kedokteran 2006;151:18-20.
12. Rahmawati F, R Handayani, V Gosal Kajian retrospektif interaksi obat di
Rumah Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah Farmasi Indonesia
2006; 17(4):177-83.
13. Sacher RA, Richard AMcP. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Ed.ke-11. Jakarta, EGC,2004.
12