Disusun oleh:
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Modul 6
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa akan mampu :
1. Menjelaskan prinsip (dasar) yang melandasi struktur social atau pelapisan
social masyarakat desa Cibodas/ masyarakat desa lain yang mirip dengan
desa Cibodas
2. Menjelaskan perbedaan 2 golongan (kelompok*) utama warga desa Cibodas
dilihat dari aktivitas ekonomi yang dilakukan dan kedudukan sosialnya
dalam masyarakat desa.
3. Menjelaskan pola-pola hubungan apa saja yang dijumpai antara kedua
golongan warga desa tersebut.
4. Menjelaskan pola-pola hubungan antara 2 golongan warga desa Cibodas
dengan pihak luar (atas) desa.
Perbedaan antara kelompok buruh tani dan kelompok petani bebas dari:
Aktivitas ekonomi
Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai
pekerja harian, dan mendapatkan kesempatan mengerjakan tanah petani bebas den
gan system bagi hasil. Jika petani tidak dipekerjakan sebagai buruh ada pekerjaan
sampingan lain seperti perdagangan kecil-kecilan. Sedangkan petani bebas, mere
ka tidak dipekerjakan untuk mencari upah dan mereka menggarap sendiri tanah m
ilik mereka atau mempekerjakan orang lain untuk menggarap tanahnya. Tersedian
ya modal untuk proses penanaman.
Kedudukan social
Buruh tani kebanyakan memiliki pendidikan yang rendah, mental serta siap y
ang rendah pula dan ada beberapa petani yang memiliki harga diri yang tinggi. D
an memiliki kedudukan terendah dalam masyarakat. Dan kebanyakan buruh tani h
idup hanya untuk menyambung nyawa. Sedangkan petani bebas memiliki kasta ti
nggi dalam masyarakat dan sangat dihormati atau disegani. Mereka mengayomi p
ara buruh tani atau orang yang berada dibawahnya.
Golongan buruh tani memiliki hubungan dengan daerah lain melalui kontrak
kerja yang ada karena sebagian besar buruh tani hanya terikat kontrak kerja
tertentu pada waktu tertentu saja. Ini dikarenakan pendidikan para buruh tani yang
masih kurang. Pendidikan yang kurang menyebabkan para buruh tani hanya bisa
merawat lahan seadanya dan hidup hanya bergantung dari penghasilan kontrak
kerja dengan pemilik lahan. Namun, ada kegiatan lain untuk menghidupi selain
kontrak kerja apabila ada masa-masa tertentu dimana kontrak kerja sedikit( musim
paceklik misalnya) maka para buruh akan mencari mata pencaharian lain dengan
berjualan benda selain hasil pertanian(masakan, rokok, kopi misalnya).
Golongan petani bebas memiliki hubungan yang cukup kompleks dengan
pihak luar desa. Petani bebas cenderung melakukan kongsi supaya bisa
mendapatkan untung yang lebih. Cara yang dilakukan adalah penjualan bibit,
pupuk, dan bahan pertanian lainnya. Golongan petani bebas juga bisa mengontrak
buruh tani dari desa lain untuk bekerja dengan golongan petani bebas ini. Selain
kongsi, dan perekrutan buruh tani, ada kegiatan lain yang penting, yaitu: proses
penjualan. Golongan petani bebas selalu memasarkan barang produksinya pada
pasar untuk dijual, hasilnya nanti akan menjadi sumber pendapatan bagi golongan
petani bebas.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih
tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut. Dalam Subak di Bali
terdapat pemegang kekuasaan tertinggi yaitusedahan agung, dibawahnya
terdapat sedahan kemudian ada pekaseh yang dibantu olehwakil pekaseh dan
jajaran lainnya.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial
memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala birokrasi.
Dalam Subak di Bali memiliki banyak anggota. Itu terlihat di tiap kabupaten di
Bali yang memiliki banyak subak dan juga anggotanya.
b.Pembagian antar anggota subak, didasarkan atas luas sawah (dinyatakan dalam
tenah penggunaan air oleh tempek-tempek diatur dalam tiga masa yaitu:
1) Ngulu (terdahulu).
2) Maongin, (baong = leher, maksudnya pertengahan).
3) Ngasep (kasep = terlambat, yang artinya paling akhir).
Besar iuran tergantung dari luas pemilikan sawah, besarnya iuran yang harus
dibayar persatuan luas sawah ditentukan dalam peraturan subak atau rapat
anggota. Pada umumnya keuangan subak dipegang oleh pekaseh, ada juga subak
yang mempunyai bendahara pemegang kas subak. Kontrol dari para anggota
hampir tidak ada Hampir tidak ada subakyang membuat rancangan anggaran
belanja, biasanya mereka menyesuaikan pengeluaran dengan pemasukan. Untuk
pengeluaran tak terduga menutupnya dengan jalan memungut iuran tambahan.