Laporan Kunjungan Perusahaan Grup 1
Laporan Kunjungan Perusahaan Grup 1
Oleh:
Aryani Yuliavanti (030.01.027)
Feby Rianggie D.B. (030.01.290)
Dwi Rianasari (030.02.065)
Lihanri Sepsesa (030.02.136)
Agnes Sri Wulandari (030.03.005)
Dwi Kartika P. (030.03.066)
Lina Maulida (030.03.138)
Nur Ainun (030.03.180)
Simerdip Kaur (030.03.232)
Tri Hadi Susanto (030.03.245)
Dalam pembahasan,Kami akan membagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu ergonomic
dan kesehatan kerja.
II.1. ERGONOMI
Ergonomi yaitu ilmu keserasian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerjanya.
Sasaran penelitian ergonomic ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomic ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia yakni untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya
antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
manusia.
Ruang lingkup ergonomic sangat luas aspeknya antara lain meliputi :
Teknik
Fisik
Pengalaman fisik
Anatomi (kekuatan, gerakan otot dan persendian)
Antropometri
Sosiologi
Fisiologi (suhu tubuh, oksigen uptake, pulse, dan aktivitas)
Desain
Dan lain-lain
Secara sederhana ergonomic dapat disebut ilmu yang dapat mengatur pekerjaan sesuai
dengan kemampuan orang yang mengerjakannya. Namun dalam hal ini manusia mempunyai
keterbatasan fisik, mental dan social dalam melakukan proses interaksi, sehingga selayaknya
pekerjaanlah yang harus disesuaikan dengan kemampuan manusia.
Menurut ILO, Ergonomic adalah penerapan ilmu manusia sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuian bersana antara pekerjaan manusia secara optimum, dengan tujuan
agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
Masalah umum dalam ergonomic adalah:
1 Penyesuaian pekerjaan dengan kondisi fisik
2 Penyesuaian pekerjan dengan perilaku pekerjaan
3 Penyesuaian interaksi antara pekerjaan dengan alat , mesn dan fasilitas kerja
4 Peyesuaian interaksi angtara pekerjaan dengan lingkungan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis secara teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat tentang hygiene dan kesehatan harus diberikan
Dalam sistem desain manusia-mesin harus ditentukan sejak dini apakah pekerjaan
tersebut sebaiknya dikerjakan oleh manusia atau mesin. Manusia memiliki keterbatasan
(biological limitation)
1. Fisiologi : kekuatan, rentang waktu, ketahanan fisik, kapasitas
2. Psikologi : kemampuan intelektual, performa, toleransi dan komunikasi
3. Antropometri : bentuk tubuh, struktur otot, panjang lengan dan tungkai bawah.
Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia, alat dan lingkungan kerjanya untuk
menghasilkan kondisi yang optimal bagi pekerja dengan memulihkan kondisi kerja agar:
Mengurangi beban fisik
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja sehat dan
produktif. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif
antara lain suhu ruangan yang nyaman, penerangan/pencahayaan yang cukup, bebas dari debu,
sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh (ergonomis), dan
sebagainya.
Salah satu bahasan yang terkait dengan kesehatankerja adalah tersedianya gizi kerja yang
baik. Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
produktifitas perusahaan. Pada umumnya di negara berkembang terjadi kekurangan protein,
kalori, vitamin pada tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh:
Faktor ekonomi
Ketidaktahuan
Tingginya penyakit parasit dan infeksi dan alat pencernaan. Sehingga perlu juga untuk
mengobservasi angka kesakitan kerja yang dialami oleh para karyawan.
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pada tugas kunjungan perusahaan ini, kami diberikan kesempatan melakukan
pengamatan pada bagian Quality control, ruang pengemasan, klinik, dan kantin. Hasil
pengamatan kami sebagai berikut:
2. Cara Kerja
Kami mengamati cara kerja dari 2 sisi, yaitu posisi kerja dan proses kerja.
a. Posisi kerja karyawan sebagian besar sudah sesuai dengan aspek ergonomi. Karyawan di
Control Room duduk sesuai dengan aspek ergonomis, yaitu untuk posisi duduk di depan
pekerjaan punggung tegak dan bahu rileks dan posisi siku sejajar dengan tinggi meja. Namun
penggunaan kursi beroda di lantai tidak berkarpet tampaknya kurang tepat karena beresiko
membuat karyawan tergelincir.
Pada unit produksi/packaging, karyawan packer bekerja dalam posisi duduk dan karyawan
operator bekerja dalam posisi berdiri. Tidak ada rolling baku yang memungkinkan karyawan
untuk berpindah posisi dari berdiri ke duduk. Cara karyawan mengangkat barang
sudah sesuai de.ngan norma ergonomis.
b. Proses kerja karyawan menggunakan trolly kemas untuk angkut barang. Proses kerja para
karyawan secara keseluruhan sudah baik karena para pekerja meletakkan peralatan yang
digunakan dalam standar jangkauan.
3. Beban Kerja
Dalam topik ini juga terbagi dalam 2 pembahasan yakni beban saat bekerja dan lamanya
jam kerja:
a. Beban kerja yang kami jumpai dalam pelaksanaannya di lapangan sudah sesuai.
Terbukti dengan tidak adanya proses mengangkat barang oleh pekerja.
b. Jam kerja yang berlaku di lapangan terbagi dalam 3 shift,yaitu:
- Shift pagi mulai pukul 07.00 s/d 15.00
- Shift siang mulai pukul 15.00 s/d 23.00
- Shift malam mulai pukul 23.00s/d 07.00
Waktu istirahat masing-masing 1 jam (60 menit) dalam setiap shift, sehingga para
pekerja dapat bekerja efektif sehingga proses produksi tidak terganggu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
Hal-hal penting yang dapat kami simpulkan mengenai aspek ergonomis dan kesehatan
kerja di PT. BINTANG TOEDJOE adalah :
- Sudah terpenuhinya aspek ergonomic dalam sikap kerja, cara kerja, posisi kerja dan
beban kerja.
- Kesehatan kerja juga berjalan baik, mulai dari penyadiaan gizi karyawan sampai
tersedianya klinik perusahaan yang berorientasi pada kesehatan kerja tanpa
mengabaikan pelayanan kesehatan secara promotif, preventif, kuratif , dan
rehabilitatif.
IV.2. Saran
Pada sektor pelayanan gizi kami menyarankan agar pihak perusahaan melakukan inspeksi
yang rutin dan mendadak pada ruang kantin untuk melihat kadar kecukupan kalori untuk para
perkerja mereka, sehingga para perkerja selalu mendapat gizi yang cukup dan akan
meningkatkan produktifitas kerja mereka.
Kami juga menyarankan agar perusahan dalam memenuhi kebutuhan gizi makanan
pekerja lebih memperhatikan kebutuhan gizi perorangan. Dimana kecukupan gizi perorangan
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu ukuran tubuh (BB & TB), usia ,kegiatan sehari-hari,
kondisi tubuh tertentu, lingkungan kerja. Harus diperhatikan pula mengenai faktor aktivitas yang
dikelompokkan dalam aktivitas ringan, sedang, dan berat. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pemenuhan kebutuhan gizi yang salah sehingga penyakit gizi salah seperti obesitas,
hipertensi dapat dihindarkan.
Demikian saran yang dapat kami berikan, semoga dapat berkenan dan memberikan
dampak positif bagi produktivitas tenaga kerja PT. BINTANG TOEDJOE. Kami menyadari
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini dikarenakan waktu yang diberikan dalam
pengamatan cukup singkat Jika terdapat banyak kekurangan dalam pelaporan ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.