Anda di halaman 1dari 2

TEST CEREBELLUM

1. Tujuan : Mengenal berbagai fungsi serta menyelidiki ada tidaknya gejala-


gejala kerusakan fungsi cerebellum
2. Dasar Teori :
Kerusakan organik maupun fungsional dari cerebellum biasanya akan
menampakkan suatu gejala-gejala yang bisa diamati sebelum dan
sesudah dilakukan suatu test tertentu. Gejala-gejala yang ditimbulkan
sesuai dengan fungsi maupun letak anatomis dari kerusakan yang terjadi.
FUNGSI CEREBELLUM :
A. Fungsi Koordinasi
Membentuk gerakan yang bertujuan secara fungsional sehingga beberapa
otot atau persendian harus terorganisir dengan baik. Misalnya untuk
membentuk kata-kata yang baik diperlukan koordinasi berbagai otot
maupun persendian seperti otot laring, otot mulut ataupun otot respirasi.
Tidak adanya koordinasi dari berbagai otot maupun persendian dikenal
dengan istilah Disartri. Hilangnya koordinasi gerakan ini akan
menimbulkan peristiwa yang disebut Ataxia yaitu suatu kelainan yang
disebabkan tidak adanya koordinasi karena adanya gangguan kecepatan,
luaas, kekuatan serta arah dari gerakan.
B. Funsi Keseimbangan dan Orientasi Ruangan.
Seseorang memahami posisinya dalam suatu ruangan atau keseimbangan
tubuhnya akibat dari adanya impuls dari proprioseptor yang terletak pada
terletak pada persendian, otot dan lain-lain serta cerebllum harus baik.
Apabila adanya gangguan pada cerebellum akan berakibat tidak
mampunya mengenali posisi di suatu dirinya pada ruangan yang dikenal
dengan istilah Asteriognasi. Lintasan serabut syaraf afferen ke
cerebellum berasal dari informasi propioseptor dan sensorik dari semua
bagian tubuh. Serabut afferen cerebellum ini juga berasal dari semua
daerah motorik korteks cerebri melalui nuklei pons. Gangguan pada
daerah ini dapat dilakukan uji test Romberg atau test adiodokokinesis.

C. Fungsi Penghambatan
Rangsangan impuls yang datang ke cerebellum dari korteks motoriks
cerebellum akan dihambat (diinhibisi). Gangguan yang terjadi pada sistem
penghambatan impuls yang datang ke cerebellum ini dapat diuji dengan
Test Rebaound atau Past Pointing Test. Penderita gangguan ini mengalami
overshoot. Overshoot ini ditunjukkan ketika seseorang menunjuk ke
titik tertentu misal di ujung hidung sendiri maka telunjuk mengalami gerak
overshoot sehingga tidak mampu menunjuk atau menyentuh ujung
hidungnya. Ketidakmampuan menunjuk ini akibat tidak dapat menilai
jarak jari telunuk terhadap hidungnya, kndisi ini sebagai disartri. Ciri
khas lainnya pada gangguan kerusakan cerebellum adalah berupa adanya
intensi tremor yaitu tremor yang terjadi sewaktu bergerak secara
volunter. Sebaliknya tremor akan tidak muncul ketika seseorang penderita
tersebut diam. Kondisi berbeda dengan tremor akibat Parkinsonisme.
Tremor Parkinson berlangsung baik pada kondisi involunter dan volunter.

CARA KERJA
a. Past Pointing Test
Orang normal dapat menyentuh sesuatu berkali-kali dengan kecepatan cepat
dan tepat, misal menyentuh ujung hidung, menyentuh antar jari telunjuk
kanan dan kirinya sendiri maupun dengan orang lain.
b. Test Romberg
Posisi mata tertutup dan kaki dirapatkan dengan tangan diluruskan ke depan
bila ada kerusakan cerebellum maka orang tersebut akan jatuh ke belakang.

c. Test Disartri
Seseorang diminta mengucapkan kata-kata yang disebut secara berulang-
ulang dan intensitas suara yang tetap, kadang-kadang keras kadang-kadang
lemah, kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat. Contoh : toko buku
(diulang berulang-ulang dan cepat).

d. Test Test Adiodokokinesis


Orang yang normal dapat melakukan gerakan pronasi dan supinasi secara
berulang-ulang dan cepat atau orang dapat menaikan tangannya serta
menurunkan tangannya berulang-ulang dan cepat. Jika ada kerusakan
cerebellum maka kemampuan untuk mengetahui posisi dari bagian tubuhnya
yang bergerak tidak ada akibatnya tidak teratur.

e. Test Intensi Tremor


Kerusakan Cerebellum pada saat melakukan gerakan terutama pada saat
hampir sampai ke tempat tujuan terjadi tremor (gerakan yang halus dan
cepat, involunter) karena fungsi damping atau penghambatan cerebellum
hilang. Tremor terjadi terutama bila nuklei dentatus atau brachium
konjungtivum rusak. Kondisi ini kerusakan khas cerebellum.

f. Test Rebound
Orang dengan kerusakan cerebellum diminta mengontraksikan lengannya
kuat-kuat : Sementara orang lain menahannya tetapi tiba-tiba tangan
dilepaskan, maka lengan itu akan melayang dengan kuat sampai memukul
mukanya sendiri. Kondisi ini karena kontraksi otot-otot antagonisnya tidak
terjadi yang disebabkan kerusakan cerebellumnya.

Anda mungkin juga menyukai