Tinjauan Pustaka
3.1 Grand Theory
Dasar teori yang dijadikan dalam penelitian ini adalah teori manajemen pemasaran. Sebagian
besar masyarakat salah mengartikan dan menganggapnya bahwa pemasaran sama dengan
penjualan dan promosi. Ini bukan berarti bahwa penjualan dan promosi menjadi tidak
penting, tetapi keduanya lebih merupakan bagian dari bauran pemasaran yang lebih luas atau
seperangkat fungsi pemasaran yang harus dimanfaatkan untuk meraih dampak maksimum di
pasar.
Penjualan hanyalah fungsi puncak pemasaran. Penjualan hanya merupakan salah satu dari
beberapa fungsi pemasaran, dan seringkali bukan merupakan fungsi terpenting. Apabila
dan promosi secara efektif, produk yang ditawarkan akan laku dengan sendirinya.
Pemasaran merupakan suatu upaya mengantar perusahaan mencapai tujuan melalui
terkait dengan upaya menyampaikan produk sesuai keinginan konsumen, kegiatan distribusi
dan kegiatan promosi. Definisi pemasaran menurut Kotler (2000) adalah suatu proses sosial
dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan
dan diinginkan melalui penciptaan (creation), penawaran, dan pertukaran produk yang
komitmen agar berjalan dengan baik. Menurut Peppers dan Rogers (2004) komitmen ialah
keyakinan akan pentingnya suatu hubungan yang sangat berarti sebagai jaminan atas kerja
menunjukkan ketertarikan/keinginan akan suatu merek atau secara umum dari produk atau
pendek untuk mewujudkan keuntungan jangka panjang. Komitmen dalam hubungan jangka
panjang merupakan hal yang penting karena dalam suatu hubungan jangka panjang,
komitmenlah yang menjadi dasar dari suatu hubungan yang dibangun oleh kedua belah
pihak. Komitmen memiliki suatu pengaruh penting yang dapat membuat pelanggan loyal
sebuah hasrat untuk membangun hubungan yang stabil, kemauan untuk memberikan
pengorbanan dalam membangun suatu hubungan, dan kepercayaan dalam hubungan yang
stabil. Scanzoni (dalam Pressey dan Mathews, 2000) mengemukakan bahwa komitmen
merupakan tingkatan tertinggi dalam membangun kekuatan suatu hubungan dan akan
memberikan suatu keuntungan jangka panjang bagi kedua belah pihak yang berhubungan.
Sebagai salah satu aspek dalam relationship marketing, komitmen merupakan keinginan yang
berkelanjutan untuk membangun suatu hubungan yang bernilai (Moorman, Zaltman, dan
Despandhe, 1992).
Dari beberapa pengertian tentang komitmen diatas, dapat diketahui bahwa komitmen anggota
koperasi sangat penting dalam mencapai kemajuan dan keberhasilan suatu koperasi.
(Relationship Marketing) yaitu suatu konsep dimana perusahaan menjalin hubungan dengan
tombak suatu usaha. Seiring dengan perkembangan bisnis saat ini maka peran konsumen
terus menerus mengalami perubahan, dimana dewasa ini konsumen semakin terlibat dalam
komunikasi yang efektif dan eksplisit dengan perusahaan sebagai penghasil produk atau jasa.
Yang lebih penting lagi, saat ini komunikasi tersebut tidak lagi dikendalikan oleh perusahaan.
Konsumen secara individu dapat mengetahui perusahaan yang ia hadapi dengan pengetahuan
mereka sendiri atau dari pengetahuan konsumen lain dari perusahaan tersebut.
Brown (2000:8) dan Rigby, Reichheld, Dawson (2003) mengungkapkan bahwa CRM
yang menguntungkan. CRM memerlukan suatu fokus yang jelas terhadap atribut suatu jasa
yang dapat menghasilkan nilai kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas. Jadi
disini CRM bukanlah suatu konsep atau proyek, melainkan suatu strategi bisnis yang
bertujuan untuk memahami, mengantisipasi, dan mengelola kebutuhan pelanggan yang ada
menguntungkan dengan pelanggan melalui penyediaan pelayanan yang bernilai dan yang
memuaskan mereka. Secara garis besar, perusahaan dapat mengembangkan hubungan dengan
menurut Mishra and Liy dalam Alrubaiee dan Al-Nazer (2010: 157) mengungkapkan bahwa
yang mempengaruhi CRM, antara lain keuntungan bersama, komitmen, kebenaran, dan
komunikasi. Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini menurut Sorce dan
didasarkan pada ikatan emosional dan itikad untuk tetap menjaga hubungan baik agar dapat
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Menurut Sheth dan Mittal dalam Tjiptono
(2005:387) loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau
pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang
konsisten.
2. Komunikasi. Merupakan salah satu karakteristik fundamental dari sebuah hubungan yang
berjalan dengan baik. Tsai et al., dalam Lombard dan Plessis (2012:156) mengemukakan
bahwa pengumpulan informasi dari pelanggan dapat dilakukan saat terjadi percakapan atau
tanya jawab secara langsung, berfokus pada kelompok pelanggan tertentu, dan
mengobservasi atau mencari tahu mengenai pembelian yang dilakukan oleh pelanggan.
3. Kualitas Pelayanan. Kotler dan Keller (2009:144) menjelaskan bahwa kualitas merupakan
kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan jasa angkutan
terdiri dari 5 faktor, yaitu frekuensi, pelayanan baku, kenyamanan, ketepatan, keamanan, dan
mendalam untuk melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali produk atau
jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan
Definisi Oliver tersebut dapat dikatakan bahwa pelanggan yang loyal mempunyai
fanatisme yang relatif permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk/jasa atau
tertarik dengan produk pesaing, melakukan pembelian di luar lini produk dan
memberikan informasi yang positif terhadap perusahaan (Griffin, 2002:31), meliputi (1)
Repeat Purchase (Pemesanan ulang), (2) Refers others (penciptaan prospek), (3) Across
Bramson (2005:2) menjelaskan loyalitas pelanggan atau anggota tidak terbentuk dalam
waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari
konsumen atau anggota itu sendiri dari pembelian atau partisipasi konsisten sepanjang
intelektual dan emosional, antar pelanggan dengan perusahaan. Jika yang didapat sudah
sesuai dengan harapan, maka proses pembelian atau partisipasi ini terus berulang.
Pelanggan atau anggota yang memiliki rata-rata pembelian lebih tinggi berarti dapat
dikatakan lebih loyal dari pelanggan atau anggota yang rata-rata pembeliannya lebih
rendah. Griffin (2005:5) menjelaskan bahwa loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi
waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua
kali.
3.2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2015) Customer Relationship Marketing merupakan
faktor yang dominan terhadap loyalitas dan kepuasan anggota Koperasi Rekajasa Sejahtera
Ngasinan Gresik. Dengan menjaga hubungan baik kepada anggota koperasi diharapkan
anggota koperasi merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan koperasi. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Imasari dan Nursalin (2011) menunjukkan bahwa customer relationship
(2006) menghasilkan salah satu kesimpulan bahwa komitmen berpengaruh positif terhadap
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Ukudi (2007) adalah loyalitas nasabah
pada PD BPR Bank Pasar Kendal dipengaruhi oleh komitmen dan kepercayaan nasabah.
Komitmen Anggota
(X1)
Loyalitas Anggota
(Y)
Customer Relationship
Management
(X2)
Hipotesis Penelitian :
H1 : tidak ada pengaruh antara komitmen anggota terhadap loyalitas anggota KSP Sarana
Bhakti Semarang
H0 : ada pengaruh antara komitmen anggota terhadap loyalitas anggota KSP Sarana Bhakti
Semarang