Test Cerebellum
Test Cerebellum
C. Fungsi Penghambatan
Rangsangan impuls yang datang ke cerebellum dari korteks motoriks
cerebellum akan dihambat (diinhibisi). Gangguan yang terjadi pada sistem
penghambatan impuls yang datang ke cerebellum ini dapat diuji dengan
Test Rebaound atau Past Pointing Test. Penderita gangguan ini mengalami
overshoot. Overshoot ini ditunjukkan ketika seseorang menunjuk ke
titik tertentu misal di ujung hidung sendiri maka telunjuk mengalami gerak
overshoot sehingga tidak mampu menunjuk atau menyentuh ujung
hidungnya. Ketidakmampuan menunjuk ini akibat tidak dapat menilai
jarak jari telunuk terhadap hidungnya, kndisi ini sebagai disartri. Ciri
khas lainnya pada gangguan kerusakan cerebellum adalah berupa adanya
intensi tremor yaitu tremor yang terjadi sewaktu bergerak secara
volunter. Sebaliknya tremor akan tidak muncul ketika seseorang penderita
tersebut diam. Kondisi berbeda dengan tremor akibat Parkinsonisme.
Tremor Parkinson berlangsung baik pada kondisi involunter dan volunter.
CARA KERJA
a. Past Pointing Test
Orang normal dapat menyentuh sesuatu berkali-kali dengan kecepatan cepat
dan tepat, misal menyentuh ujung hidung, menyentuh antar jari telunjuk
kanan dan kirinya sendiri maupun dengan orang lain.
b. Test Romberg
Posisi mata tertutup dan kaki dirapatkan dengan tangan diluruskan ke depan
bila ada kerusakan cerebellum maka orang tersebut akan jatuh ke belakang.
c. Test Disartri
Seseorang diminta mengucapkan kata-kata yang disebut secara berulang-
ulang dan intensitas suara yang tetap, kadang-kadang keras kadang-kadang
lemah, kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat. Contoh : toko buku
(diulang berulang-ulang dan cepat).
f. Test Rebound
Orang dengan kerusakan cerebellum diminta mengontraksikan lengannya
kuat-kuat : Sementara orang lain menahannya tetapi tiba-tiba tangan
dilepaskan, maka lengan itu akan melayang dengan kuat sampai memukul
mukanya sendiri. Kondisi ini karena kontraksi otot-otot antagonisnya tidak
terjadi yang disebabkan kerusakan cerebellumnya.