Anda di halaman 1dari 4

Dampak negatif pertanian modern

1. Biaya yang dikeluarkan lumayan besar


2. Polusi lingkungan disebabkan erosi tanah yg berlebihan sehingga
sedimen tanah mengangkut pupuk kimia dan pestisida dari permukaan
air dan bawah air, dan perlakuan yang tidak tepat terhadap kotoran
manusia & hewan dapat menyebabkan masalah serius bagi kehidupan
lingkungan maupun sosial diseluruh dunia.
3. Pemanasan Global, yaitu "Green House Gasses" Dasar kimia
hasil pertanian
sistem konvensional telah menciptakan banyak sumber
polusi yang secara langsung maupun tak langsung dapat
mengkontribusi penurunan daya dukung lingkungan dan
penghancuran pokok sumber daya alam.
Bagaimana cara membangun pertanian modern berkelanjutan

Yaitu dengan menerapkan Konsep agroekoteknologi, usahatani ramah lingkungan, dan teknologi
revolusi hijau lestari (Sumarno dan Suyamto, 1998; Sumarno, et al., 2000; Sumarno, 2007),
yang berisi komponen teknologi modern yang digabungkan dengan upaya dan tindakan
pelestarian mutu sumber daya dan lingkungan, antara lain berupa:
(1) pengembalian limbah panen dan penambahan pupuk organik ke dalam tanah sawah,
(2) rotasi tanaman menyertakan tanaman kacang-kacangan dan atau tanaman yang memerlukan
pengolahan tanah seperti : tebu, tembakau, ubijalar, sayuran, melon;
(3)penyehatan lingkungan dan sanitasi tanaman inang serangga hama dan pathogen penyakit,
(4) penanaman varietas unggul adaptif lokalita spesifik yang saling berbeda
antar blok persawahan, guna meningkatkan keragaman varietas,
(5) pola tanam multi komoditas pada satu wilayah hamparan sawah, menggunakan pola tanam
surjan, penanaman palawija pada pematang, penanaman sayuran pada 10-20% luasan areal
secara tersebar dan terpancar, sehingga membentuk pola tanam komoditas mozaik,
(6) pemupukan anorganik untuk penyediaan hara secara optimal bagi tanaman,
(7) pengelolaan keseimbangan ekologi biota dan pengendalian hama-penyakit terpadu,
(8) mencegah pencemaran limbah kimiawi maupun fisik, berasal dari luar ekologi lahan,
(9) penyiapan lahan secara optimal bagi pertumbuhan tanaman,
(10) penanaman pada musim tanam yang tepat secara serempak pada satu hamparan,
(11) pemeliharaan sumber pengairan dan prasarana irigasi, supaya air tersedia
berkecukupan bagi kebutuhan tanaman,
(12) pemanenan dan penyimpanan air hujan
untuk pengairan pada musim kemarau.
Dari dua belas tindakan tersebut sangat komplementer dan serasi (compatible) dengan sarana-
prasarana serta peralatan mesin modern, sehingga dari usahatani akan diperoleh produktivitas
tinggi dan sekaligus konservasi sumber daya dan lingkungan. Adopsi terhadap komponen
teknologi ekologis-konservasif tersebut semestinya dapat dilakukan dengan jalan peningkatan
kesadaran dan pemahaman petani melalui penyuluhan dan pelatihan. Aspek pemeliharaan mutu
lahan dan lingkungan, seharusnya menjadi bagian dari program penyuluhan pertanian.
(Sumarno dan Kartasasmita, 2011).

Bandingin pertanian modern di neg lain. Dg neg indo.. ???? bingung

Indonesia termasuk lamban dan terlambat dalam mengadopsi pertanian modern


berkelanjutan dibandingkan negara-negara lain, seperti Thailand, Vietnam,
Myanmar, dan India telah menerapkan GAP padi sawah sejak tahun 2009 (IRRI,
2011), yang salah satu tujuannya adalah pertanian ekologiskonservasif yang
menghasilkan produk aman konsumsi. GAP pada sayuran telah menjadi persyaratan
perdagangan di Uni Eropa sejak tahun 2002/2003, dan bahkan diposisikan sebagai
persyaratan Non Tarriff Barrier (NTB). Tiongkok China telah mengadopsi Green
Agriculture-Green Food dengan tujuan yang sama. Indonesia nampaknya belum
berminat dalam mempromosikan pertanian ekologis secara formal.

Teknologi modern yg ramah lingkungan? bingung

Secara konseptual Grace dan Harrington (2003), membagi perkembangan teknologi


produksi padi sawah menjadi 3 tahapan:

(1) periode intensifikasi pra-revolusi hijau,

(2) periode intensifikasi revolusi hijau,


(3) periode intensifikasi revolusi hijau berkelanjutan. Teknologi revolusi hijau
disebutkan berdampak pada penurunan mutu

Apakah indo bisa membangun pertanian modern berkelanjutan kendalanya apa.

Bisa.

1. Pendidikan petani masih rendah


2. Kurangnya peran lembaga pertanian
3. Penyebaran inovasi alat pertanian yang belum spesifik lokasi
4. Ketersediaan lahan yang masih sempit
5. Kondisi petani di Indo petani kecil

Faktor penyebab Indonesia mengalami kesulitan dalam menerapkan pertanian


modern yang berkelanjutan antara lain:

(1) kesadaran akan pentingnya menjaga mutu lahan untuk penggunaan jangka
panjang masih lemah atau belum ada,

(2) tidak terdapat program penyuluhan dari pemerintah tentang perlunya


pelestarian mutu sumber daya lahan,

(3) program pembangunan pertanian ditekankan pada peningkatan produksi


pangan untuk mencapai target produksi yang terus meningkat,

(4) harga pupuk disubsidi pemerintah menjadikan sangat murah sehingga petani
menggunakan pupuk secara liberal melebihi dosis optimum,

(5) karena pemilikan lahan sempit, petani berupaya memperoleh hasil panen yang
lebih banyak dari lahan yang dimiliki,

(6) petani penggarap secara musiman berupaya memperoleh hasil setinggi-


tingginya dari musim tanam terkait, dan

(7) petani memang belum tahu akibat negatif dari praktik penggunaan input sangat
tinggi untuk memaksimalisasi produktivitas lahannya.

Mengharapkan adopsi tindakan pelestarian mutu sumber daya dan lingkungan


berbarengan dengan adopsi teknologi budidaya dengan kesadaran petani sendiri,
nampaknya tidak mudah karena petani lebih mementingkan perolehan produksi
maksimal pada musim itu. Hal tersebut diperkuat oleh sistem usahatani bagi hasil,
kedokan atau sewa lahan yang penggarapnya tidak berminat pada aspek
keberlanjutan produksi. Penggunaan pupuk organik dianggap tidak memberikan
dampak positif terhadap hasil padi pada musim yang bersangkutan, sehingga
petani pelaku bagi hasil dan petani penyewa lahan tidak tertarik untuk
menggunakan pupuk organik (Sumarno dan Kartasasmita, 2011).

Anda mungkin juga menyukai