Kelas : KAS.13.2
Depresiasi
Depresiasi
Aktiva Tetap Depresiasi Kas
Depresiasi
Depresiasi
Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama
periode investasi (selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut). Jumlah dana yang terikat
dalam aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi yang
digunakan. Jika digunakan metode presentase tetap dari harga beli aktiva tetap ( straight line
method ), perjalanan dana yang tertanan dalam aktiva tetap secara individuil dapat
digambarkan seperti pada grafik berikut :
Gambar 9.1. : Perputaran dana yang tertanan dalam aktiva tetap secara individuil
5
1
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
4
Dana
yang 3
tertanam 2
(dalam
Rp. 1
0 1 2 3 4 5
Tahun
Grafik diatas (Gambar 9.1.)Penggunaan
menggambarkan perputaran (perjalanan) dana yang
diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan harg pembelian Rp. 50.0000 dengan umur
penggunaan selama 5 tahun tanpa nilai residu.
B. Cash Flow
Setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung 2 cash flow, yaitu :
- Aliran kas keluar netto (net outflow of cash), yaitu aliran kas yang dibutuhkan untuk
investasi baru.
- Aliran kas masuk netto tahunan (net annual inflow of cash/ net cash proceeds/
proceeds), yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut.
Contoh soal 9.1. :
Suatu perusahaan mempunyai rencana untuk mengganti sebuah mesin lama yang
dianggap tidak efisien lagi. Harga mesin baru tersebut dan biaya pemasangannya sebesar Rp.
60.000.000 dengan taksiran umur penggunaan 3 tahun. Mesin lama yang masih mempunyai
umur penggunaan 3 tahun lagi, jika dijual pada saat ini harga mesin lama sesuai dengan harga
bukunya yaitu Rp. 15.000.000 . Jika mesin lama dijual dan diganti dengan mesin baru, maka
jumlah investasi tambahan atau arus kas keluar netto (net outflow of cash) untuk proyek
tersebut sebesar Rp. 45.000.000 yaitu dari harga beli dan biaya pemasangan mesin baru
dikurangi dengan dengan hasil penjualan mesin lama.
Penggantian mesin lama dengan mesin baru tersebut diharapkan dapat menghemat biaya-
biaya tenaga kerja, material dan biaya depresiasi (cash saving) setiap tahunnya sebesar Rp.
27.500.000 sebelum pajak. Pajak penghasilan yang ditetapkan sebesar 40%. Berdasarkan data
tersebut kita dapat menyusun dua macam perhitungan yaitu atas dasar accounting atau
accural basic dan yang lain atas dasar cash flow, seperti pada tabel (Tabel 9.2) berikut
ini.
Tabel 9.2. : Perhitungan keuntungan menurut buku dan perhitungan cash flow
Uraian Dasar Accounting Dasar Cash Flow
Penghematan biaya untuk tenaga kerja, Rp. 27.500.000 Rp. 27.500.000
material dan biaya resparasi
Depresiasi mesin baru Rp. 20.000.000
Dikurangi :
2
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
Tambahan net cash inflow setiap tahun sebesar Rp. 22.500.000 , adalah sama besarnya
dengan keuntungan netto sesudah pajak ditambah dengan tambahan depresiasi. Tambahan
cash flow selama 3 tahun, yaitu selama umur penggunaan mesin baru adalah 3 x Rp.
22.500.000 = Rp. 67.500.000.
Jika digambarkan maka pola cash flow dari proyek investasi penggantian mesin tersebut
adalah sebagai berikut :
Tahun ke :
0 1 2 3
Investasi tambahan
(cash outlay) Rp. 45.000.000 - - -
Aliran kas masuk netto
(net cash inflow) - Rp. 22.500.000 Rp. 22.500.000 Rp. 22.500.000
3
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
yang tertanan dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Apabila
proceeds setiap tahunnya sama jumahnya, maka payback period dari suatu investasi
dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan.
Kelemahan dari Payback Period, yaitu sebagai berikut :
- Mengabaikan nilai waktu dari uang.
- Mengabaikan proceeds yang didapat setelah payback period tercapai. Karena itu
metode ini bukan alat pengukur profitability, tetapi adalah alat pengukur rapidility
(kecepatan kembalinya dana).
Keuntungan dari Payback Period, yaitu sebagai berikut :
- Mudah dalam menghitungnya.
- Mudah dimengerti.
Rumus Payback Period :
4
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
proceeds/ cash flows yang didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital) atau
rate of return yang diinginkan.
Rumus Net Present Value / NPV :
Keterangan :
n At : Cash flow pada waktu t
NPV = At R
n
: Discout rate yang digunakan
: Periode terakhir dimana cash flow diharapkan
t=0 ( 1 + r ) t t : Periode waktu
NPV sebesar 0 menunjukkan bahwa rus kas proyek tepat cukup untuk :
- Membayar kembali modal yang diinvestasikan.
- Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal (biaya modal
proyek).
Jika perusahaan mengambil proyekdengan NPV 0 , maka perusahaan akan bertambah
besar tetapi harga saham tidak berubah.
Jika NPV adalah positif (+), ini menunjukkan arus kas proyek menghasilkan suatu
sisa keuntungan (excess return) yang dinikmatioleh pemegang saham. Jadi, jika
perusahaan mengambil proyek dengan NPV (+) nilai perusahaan (harga saham) akan
naik, yang berarti kesejahteraan pemegang saham (wealth of stockholders) juga akan
naik.
Metode NPV dipandang sebagai alat pengukur profitabilitas dari suatu proyek yang
terbaik, karena metode ini memfokuskan kontrisbusi proyek kepada pemegang saham.
5
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
6
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
Keterangan :
7
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
8
Nama : Amri Ardiyanto
Kelas : KAS.13.2
maka usulan-usulan investasi yang mempunyai profitabilitas yang lebih kecil dapat ditunda
sampai periode berikutnya jika anggaran memungkinkan/mencukupi.
Pada proses pengambilan keputusan pengambilan alternatif ini harus didasarkan pada
konsep benefit cost. Pembandingan alternatif dilakukan jika kita mempertahankan keadaan
yang lama, yaitu keadaan statusquo, dengan alternatif lainnya. Alternatif pertama sering
disebut sebagai kasus dasar (base case) dan alternatif lainnya disebut sebagai kasus 2.
Dalam membandingan dua kasus tersebut kita perlu mencari tambahan manfaat
(incremental benefit) yang ditimbulkan oleh kasus 2 dibandingkan dengan kasus dasar.
Selain itu kita juga perlu meneliti tambahan biaya atau korban (incremental cost) dari kasus 2
dibandingkan dengan kasus dasar. Kemudian kedua tambahan tersebut dibandingkan. Jika
ternyata tamabahan manfaat lebih besar daripada tambahan biaya sehingga menghasilkan
pengaruh netto yang positif bagi kasus 2 maka kita akan memilih kasus 2. Tetapi sebaliknya
jika ternyata tambahhan manfaat lebih kecil daripada tambahan biaya sehingga pengaruh
nettonya menjadi negatif bagi kasus 2, maka kita akan mempertahankan kasus dasar dan
menolah kasus 2.