Minas, Riau
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Minyak bumi berasal dari bahan organik (bahan yang berasal dari mahluk hidup)
yang telah mengalami proses sedimentasi selama berjuta-juta tahun. Akibat dari
berbagai proses geologis, fosil-fosil itu semakin lama semakin jauh tertimbun ke
dalam bumi dan adanya tekanan dari dalam bumi (over burden pressure), suhu,
radiasi, dan disertai proses kimia, lama-kelamaan fosil-fosil tersebut akan berubah
menjadi minyak mentah (crude oil).
Minyak bumi merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang terdiri dari Karbon (83-
87%), Hidrogen (11-14%), Nitrogen (0,2-0,5%), Sulfur (0-6%), Oksigen (0-3,5%),
dan Belerang (0-6%). Proses produksi minyak dari formasi mempunyai kandungan
air yang sangat besar, bahkan lebih dari 90%. Selain air tedapat juga komponen-
komponen lain seperti pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO 2 dan H2S.
Ladang minyak Minas merupakan salah satu daerah penghasil minyak di daerah
Sumatera yang terkenal karena kualitas minyak mentahnya yang bagus. Ladang
minyak Minas OU terbagi atas 6 Area, yaitu Area 1,2, dan 3 di bagian Selatan dan
Area 4,5, dan 6 di bagian Utara. Masing-masing area mempunyai satu Gathering
Station, yang merupakan tempat bermuaranya minyak-minyak yang diproduksi
dari seluruh sumur yang berada di masing-masing area sebelum dikirim ke Dumai.
Di Gathering Station minyak mentah mengalami pemisahan agar diperoleh minyak
mentah yang murni dan berdaya jual tinggi, karena pada kenyataannya kadar air
dalam minyak mentah yang diproduksi sangat tinggi, yaitu dengan watercut rata-
rata 98%.
1
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Kadar air minyak mentah (crude oil) yang dipasarkan harus dibawah 1%. Oleh
karena itu diperlukan suatu proses untuk memisahkan air dan pengotor lainnya
dari minyak. Air yang dipisahkan dari minyak masih mengandung sedikit minyak.
Sebelum air tersebut dibuang ke sungai atau ke hutan, kadar minyak dalam air
harus diturunkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Menurut Kepmen LH No. 42 Tahun 1996 tentang air buangan terproduksi yang
dibuang kelingkungan, kadar minyak dalam air buangan perusahaan minyak
maksimum 25 ppm.
Air dan minyak merupakan suatu system yang tidak bercampur (immiscible).
Campuran air dan minyak biasanya dijumpai dalam bentuk emulsi dan untuk
memisahkannya diperlukan chemical treatment (penambahan demulsifier dan
reverse demulsifier). Setelah dipisahkan, minyak dengan kandungan air rendah
dikirim ke Dumai.
Khususnya di Oil Field Minas salah satu cara yang dilakukan untuk memisahkan
emulsi air dan minyak ini adalah dengan menggunakan bahan kimia (demulsifier
dan reverse demulsifier). Bahan kimia demulsifier dan reverse demulsifier
termasuk jenis surface active agent (surfactant) yang berfungsi untuk
memecahkan dan memisahkan emulsi air dan minyak.
2
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Peranan dari reverse demulsifier ini adalah untuk menurunkan kadar minyak (oil
content) dalam air, yang akan masuk ke skimming tank (inlet skimming tank).
Produksi minyak dari formasi mempunyai kandungan air yang sangat besar
bahkan bisa mencapai 97 %. Selain air, komponen-komponen lain yang terikut
antara lain pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO 2 dan H2S.
Liquid yang larut berupa butiran-butiran halus pada emulsi disebut internal
phase atau discontinuous, sedangkan liquid yang membungkusnya disebut
external phase atau continuous. Dalam petroleum emulsi, yang menjadi
internal atau external phase ini bisa air atau minyak, tergantung kepada fluida dan
emulsifying agent yang ada.
3
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
2. Emulsi
Emulsi adalah bergabungnya 2 senyawa kimia yang tidak saling larut sehingga
membentuk suatu campuran yang sukar dipisahkan. Air dan minyak dapat
membentuk emulsi dengan adanya emulsifying agent. Air dalam reservoir dapat
terikat sebagai emulsi atau berupa free water. Free water dapat dipisahkan dengan
menggunakan proses fisis saja. Air yang membentuk emulsi dengan minyak bumi
akan sulit dipisahkan.
2.1. Antara satu dan lainnya bersifat tidak saling larut (immiscible)
2.2. Adanya agitasi (pengadukan) yang melarutkan liquid satu terhadap liquid
lainnya. Agitasi terjadi saat pencampuran melewati bottom hole pump,
separator, gas lift, transfer pump, valves, flow chokes dan fitting-fitting pipa
sehingga terbentuk emulsi.
Pada kondisi normal, emulsifying agent dapat berupa resin, bahan organic
atau mungkin berupa padatan-padatan halus yang membungkus butiran-
butiran air dan mencegah agar butiran air tidak berkumpul dengan sesamanya.
Butiran halus pada emulsi disebut internal phase (fasa terdispersi). Butiran ini
dapat berupa minyak atau air.
Tingkat kesukaran pemecahan emulsi minyak dan air tergantung pada beberapa
factor antara lain sifat antara minyak dan air, jumlah agitasi atau shear, jumlah air
dalam minyak atau minyak dalam air dan emulsifying agent.
3. Jenis-Jenis Emulsi
4
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
3.1. Water in Oil (W/O) emulsion atau Normal type emulsion, pada emulsi jenis ini
yang bertindak sebagai phase internal adalah air sedang minyak sebagai
phase eksternal. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Oil
Water
3.2. Dual type emulsion, Dual type emulsion merupakan kombinasi dari normal
type emulsion dan reverse type emulsion. Fase internal adalah minyak dalam
air dan fase eksternal adalah minyak atau fase internalnya adalah air dalam
minyak dan fase eksternal adalah air. Dapat dilihat pada gambar berikut ini :
OIL
OIL WATER
5
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
3.3. Reverse type emulsion, emulsi yang phase internal adalah minyak sedangkan
air sebagai fase eksternal. Seperti terlihat pada gambar berikut ini :
WATER
Oil
Gambar 6.1.4.2.3. Oil in water (O/W) emulsion atau reverse type emulsion
4. Stabilitas Emulsi
Salah satu kegunaan dari stasiun pengumpul adalah tempat memisahkan air dan
minyak sebelum dikirim ke tempat berikutnya. Disini berbagai usaha dilakukan
agar minyak yang dikirim terbebas dari air. Adakalanya dalam memisahkan antara
air dari minyak ini dapat dilakukan dengan mudah, tetapi tidak jarang pula yang
harus dikerjakan dengqn menggunakan alat-alat lain sebagai pembantu
mempercepat pemisahan.
6
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
4.2. Viscosity
Semakin besar perbedaan spesifik gravity antara air dan minyak yang
membentuk emulsi, maka semakin cepat dapat dipecahkan. Sebaliknya
semakin kecil perbedaan spesefik gravity-nya, semakin sulit untuk dipecahkan.
Umur emulsi juga dapat mempengaruhi tingkat kestabilan emulsi. Emulsi akan
mudah dipisahkan apabila dilakukan disaat ia baru saja terbentuk diwaktu
memproduksi minyak dari sumur. Pada saat itu hendaknya teknisi lebih aktif
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga pada saat terjadi
penebalan emulsi maka teknisi secepat mungkin menginjeksikan bahan kimia
reverse demulsifier. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan/penebalan
emulsi karena emulsi tersebut akan menghambat operasi.
7
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
5. Pencegahan Emulsi
Masing-masing oil well mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu sumur
dengan sumur lainnya, dan setiap sumur tersebut akan memberikan masalah yang
berbeda pula. Untuk mencari penyebab atau mencegah pembentukan emulsi
biasanya dilakukan dengan cara Trial and Error.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
pembentukan emulsi :
5.2. Diusahakan untuk menghindari terjadinya agitasi yang cukup kuat untuk
membentuk emulsi.
Karena menghentikan produksi air sulit dari wellbore sulit dilakukan, maka metoda
yang paling baik untuk mencegah terbentuknya emulsi adalah dengan menghindari
terjadinya agitasi (seperti membatasi pemakaian fitting).
Produksi air tidak bisa dihentikan sama sekali, melainkan hanya bias dikurangi
dengan pemasangan packer atau plugging back di dalam wellbore.
Air dapat mengendap dibatuan yang berporos, sama halnya dengan minyak.
Begitu pun air dapat juga barsama-sama dengan minyak dalam formasi yang
sama. Ketika sumur berproduksi, suatu saat lapisan air akan mencapai perforasi
dan ikut diproduksi bersama minyak dari dalam sumur minyak.
8
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
yang dipakai untuk reverse type emulsion. Pada normal type emulsion, bahan
kimia yang digunakan bersifat oil soluble atau larut dalam minyak. Sedangkan
pada reverse type emulsion bahan kimianya bersifat water soluble atau larut dalam
air.
Bahan-bahan kimia ini dipompakan kedalam fluida dalam jumlah tertentu secara
terus menerus, sehingga menyababkan ia larut kedalam fluida atau emulsi. Bahan
kimia yang larut kedalam emulsi berfungsi untuk melemahkan lapisan emulsifying
agent yang membungkus butiran air . dengan adanya pergerakan molekul-molekul
air dan minyak yang menimbulkan tabrakan satu sama lainnya akan memudahkan
lapisan yang membungkus butiran air pecah, bergabung dan mengendap.
7. Tempat Penginjeksian
Untuk mendapatkan hasil yang baik pada chemical treating, ada beberapa hal
yang harus menjadi bahan pertimbangan seperti :
7.1.1. Tempat penginjeksian harus dipilih pada tempat yang cukup mendapat
pengocokan agar bahan kimia dapat bercampur dengan emulsi secara
baik. Sehingga bahan kimia dapat berhubungan langsung dengan masing-
masing butiran air atau minyak dalam emulsi dan menetralisir lapisan tipis
emulsifying agent yang membungkus masing-masing butiran.
Bagaimanapun juga pada keadaan tertentu water in oil emulsion bisa saja
mendapat goncangan yang berlebihan, sehingga air dan minyak yang
sudah berpisah bisa membentuk emulsi kembali dan tidak akan pecah
kalau kemampuan bahan kimia yang diinjeksikan sebelumnya sudah
habis. Dalam hal ini perlu diinjeksikan bahan kimia kembali kedalam
emulsion tersebut. Keadaan seperti ini jarang terjadi kecuali kalau yang
menjadi emulsifying agent-nya adalah iron sulfide.
9
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
7.2. Salah satu cara pemisahan emulsi air dan minyak ialah dengan menambahkan
bahan kimia (demulsifier dan reverse demulsifier). Bahan kimia ini sangat
sensitive terhadap sifat-sifat fisis campuran fluidanya khusunya suhu. Bahan
kimia akan lebih mudah bekerja pada fluida dengan suhu keluar perut bumi
diatas 1400F dibandingkan dengan suhu dibawahnya sehingga dosis dan biaya
treatment lebih kecil. Tetapi suhu yang terlalu tinggi (>170 0F) dapat
mengurangi kualitas produksi minyak mentah karena banyak fraksi ringan
yang menguap.
7.3. Bahan kimia demulsifier dan reverse demulsifier termasuk jenis surface active
agent (surfaktan) yang berfungsi untuk memecah dan memisahkan emulsi air
dan minyak. Bahan kimia tersebut akan bekerja apabila bahan tersebut bias
menyentuh antar muka (interface) diantara kedua lapisan minyak dan air.
Sewaktu demulsifier dapat mencapai lapisan antar muka pada fase minyak,
dengan prinsip kerja yang menjadikan kondisi yang solid wetting pada
lapisan antar muka dan prinsip kerja flokulasi untuk membentuk butiran yang
terbentuk, sehingga terjadi butiran air yang lebih besar dan memisah turun
kebawah. Sedangkan prinsip kerja reverse demulsifier yang bekerja pada fase
air didasarkan pada 3 prinsip kerja yaitu flokulasi, koagulasi dan tumbukan
sehingga butiran minyak akan memisah keatas.
8. Reverse Demulsifier
Reverse Demulsifier adalah bahan kimia yang disuntikkan di pipa aliran masuk dari
fluida terproduksi, sebelum memasuki tangki pemisah di GS. Bahan kimia ini boleh
juga disuntikkan langsung ke dalam tangki pemisah, jadi tergantung kepada daya
guna dari bahan kimia tersebut tetapi kalau untuk di Minas ini reverse demulsifier
tersebut diinjeksikan dekat dengan station pengumpul (GS). Fungsi dari bahan
10
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
kimia ini adalah untuk memecah atau memisah air dari minyak atau emulsi minyak
dalam air. Penggunaan reverse demulsifier merupakan proses akhir untuk
menyempurnakan proses pemisahan minyak dan air. Penggunaan bahan kimia ini
bertujuan agar kualitas air buangan mengandung minyak serendah mungkin (oil
content 25 ppm).
Chemical yang digunakan untuk emulsi dengan tipe oil in water emulsion berbeda
dengan yang digunakan pada emulsi dengan jenis water in oil emulsion. Apabila
water in oil emulsion chemical yang digunakan bersifat larut didalam minyak, maka
pada oil in water emulsion bersifat water soluble. Hal ini berarti chemical tersebut
akan larut dalam air dan berhubungan dengan permukaan butiran-butiran minyak.
Selanjutnya reverse demulsifier memecah emulsifying agent yang mengelilingi
butiran-butiran minyak dan mengakibatkan butiran-butiran tersebut akan melekat
satu sama lain atau coagulate. Gabungan ini akan membentuk gelembung-
gelembung besar minyak yang bergerak menuju permukaan air, Dengan
menggunakan reverse demulsifier diharapkan air yang terproduksi akan
mengandung kadar minyak yang rendah sehingga tidak menggangu lingkungan.
8.1. Coagulant
8.2. Flocculant
Reverse demulsifier jenis coagulant biasanya digunakan untuk jenis air yang
memiliki tipe droplet besar. Jika ukuran droplet besar, penambahan coagulant
cukup untuk membantu menyatukan butiran-butiran minyak tadi. Untuk beberapa
sistem yang memiliki droplet size minyak kecil, coagulant tidak bisa berfungsi
dengan baik karena untuk bisa membentuk droplet yang besar tidak akan cukup
waktu sehingga dibutuhkan flocculant. Flocculant akan menjembatani antar droplet
yang berukuran kecil sehingga suka untuk berdekat-dekatan dan akhirnya
bergabung.
11
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
spesifik dimana hanya bisa bekerja pada tempat tertentu sehingga bottle test perlu
dilakukan untuk memilih reverse demulsifier yang tepat.
Bahan kimia ini berfungsi untuk memecahkan emulsi minyak didalam air,
umumnya berkomponen tunggal tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk
mempunyai komponen lebih dari satu. Ada yang bersifat sangat korosif, karena itu
sangat dianjurkan agar peralatan system injeksi terdiri dari baja tahan karat
(stainless steel), dan tempat penyimpanannya berupa drum plastik atau drum baja
dengan lapisan plastik dibagian dalam. Komponennya mempunyai ikatan rantai
yang panjang (polimer)dengan berat molekul(BM) 5000-15000, dan dapat
bermuatan posiitif (kationik) atau negatif (anionic), karena itu sangat perlu
diketahui sifat muatan bahan kimia ini jika ada bahan kimia lainnya yang
diinjeksikan berdekatan. Jika tidak, kemungkinan besar bahan-bahan kimia
tersebut tidak dapat bekerja dengan efektif dan efisien.
Berbeda dengan bahan kimia lainnya, bahan kimia ini ada yang larut didalam air
tetapi ada yang berbentuk emulsi, tidak larut baik didalam air maupun didalam
minyak mempunyai ikatan rantai yang sangat panjang yang akan rusak jika
tercemar air. Pada jenis ini biasanya pemakaian/kebutuhan bahan kimia ini sangat
kecil, berkisar 0,5-2 ppm terhadap air. Kemungkiinan terjadinya overtreat pada
bahan kimia jenis ini relatif besar dibandingkan dengan yang larut didalam air.
Sedangkan yang larut dalam air biasanya berharga 1/3-1/2 dari yang berbentuk
emulsi, dan pemakaiannya berkisar 2-15 ppm. Lebih dari pemakaian diatas
dianggap bahan kimia tersebut tidak ekonomis lagii sehingga perlu diganti yang
lebih ekonomis.
Seperti halnya demulsifier, bahan kimia ini juga mempunyai sifat yang unik yaitu,
jika sesuai disatu tempat belum tentu bisa sesuai ditempat lain. Hal ini bisa
disebabkan karena unsur-unsur yang ada pada air terproduksi berbeda, atau
bentuk emulsi minyak dalam air yang berbeda ataupun muatan cairan yang
mengelilingi emulsi itu berbeda.
12
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Tangki ini berfungsi sebagai tangki penyimpanan bahan kimia cair dan sebagai
feed tank untuk pompa injeksi yang memompakan bahan kimia ke pipa aliran masuk
produksi.
Oil content menurut kontrak kerja antara PT. CPI dengan mitra kerja jasa dan
penyedia bahan kimia adalah kandungan minyak pada air terproduksi yang
sampelnya diambil pada discharge pompa yang telah ditentukan dan pada
effluence serta analisa yang dilakukan pada laboratorium mini yang ada di SLS
Production and Treatment.
13
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Ada beberapa cara pengujian yang dilakukan terhadap bahan kimia yang akan
digunakan oleh pihak perusahaan yaitu :
Bottle test digunakan untuk menentukan zat kimia apa yang lebih efektif untuk
memecahkan emulsi di oilfield. Hasi dari bottle test ini juga menunjukkan dosis
pemakaian bahan kimia yang diberikan pada emulsi, sehingga didapatkan
jumlah terkecil zat kimia yang dibutuhkan untuk memecahkan emulsi.
Walaupun bottle test ini merupakan tes yang statis tapi merupakan gambaran
kondisi sistem yang sebenarnya. Bottle test dapat juga digunakan untuk
menyelidiki ketidaksesuain bahan kimia.
11.1.1.Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam melakukan bottle test, yaitu
sebagai berikut :
14
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Isi enam botol tes yang bersih dengan sampel minyak masing-
masing 100 mL (oleh chemical production team yang kemudian
diserahkan ke laboratorium), pilihlah botol yang paling bagus dan
sama ukurannya.
15
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
16
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Walaupun uji bottle test dapat digunakan untuk menentukan bahan kimia
(demulsifier dan reverse demulsifier) yang sesuai dan lebih efektif untuk
memecahkan emulsi, serta menentukan dosis yang akan diberikan di Field.
Bottle test ini masih harus diikuti dengan uji lapangan (field trial). Ini
disebabkan karena uji bottle test adalah uji statis, sedangkan kita ketahui
bahwa minyak di lapangan akan mengalir dalam pipa-pipa saluran dengan
kecepatan tertentu.
Setelah dilakukan bottle test oleh pihak laboratorium yang sampelnya diambil
oleh production team, tahap selanjutnya adalah proses field test. Field test
dimaksudkan untuk mennguji kemampuan demulsiifier dan reverse demulsifier
untuk beroperasi dalam sistem yang dinamis. Dalam field test, fleksibilitas
demulsifier dan reverse demulsifier untuk perubahan proses dapat ditentukan.
Data yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk operasi secara
keseluruhan. Demulsifier dan reverse demulsifier ditest bersama-sama dengan
sistem pemisah (separator). Dari sini dapat diketahui respon dari bahan kimia
tersebut pada satu atau lebih sumur dan memberikan ide berapa takaran atau
dosis yang sebenarnya. Jika tahap ini berhasil, bahan kimia dapat digunakan
untuk keseluruhan sistem dan pengoptimalannya untuk sumur yang berbeda
dan laju alir yang berbeda pula.
17
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Karakterisrik crude akan berubah sesuai dengan umur dari field itu sendiri.
Kandungan air dalam field semakin lama juga semakin meningkat. Seperti
halnya umur field dan peningkatan water cut, stabiilitas emulsi, emulsifying
agent, biasanya dipakai untuk meneliti kerja demulsifier dan reverse
demulsifier setiap tiga tahun sekali di Oilfield Minas. Dalam beberapa kasus
dimana tahap perubahan water cut mulai terlihat, hal ini dapat membuat kita
lebih berhati-hati lagi dan lebih sering dalam meneliti kerja dari bahan kimia
tersebut. Semua itu diperlukan untuk penentuan apakah kimianya masih
optimum. Jika tidak, dilakukan lagii pemilihan demulsifier yang lain yang lebih
efektif.
Tujuan :
Toluene
Colorimetric DR/2800
Graduated cylinder 50 ml
18
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Cotton balls
12.2. Pengukuran :
19
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Keluarkan sell blangko dari DR 2800 dan ganti dengan sel sample
13.1. Hasil
Sebagaimana kita ketahui bahwa emulsi merupakan masalah yang tidak dapat
kita hindari pada industri perminyakan. Emulsi akan selalu ada pada proses
produksi minyak mentah. Karena bagaimanapun juga air yang akan banyak
ikut terbawa bersama-sama dengan minyak keluar dari sumur produksi. Air ini
tidak dapat dipisahkan dari minyak dengan hanya mengandalkan proses fisis
saja seperti pada proses di Gathering Station (GS), karena ia membentuk
ikatan yang sangat kuat sebagai emulsi di dalam minyak.
20
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
Reverse demulsifier yang akan kita gunakan nantinya harus dipilih terlebih
dahulu hal ini disebabkan setiap lapangan (oilfield) biasanya mempunyai
karakteristik yang berbeda. Jadi sebelum memilih bahan kimia, kita perlu
mengetahui karakteristik bahan kimia dan cara kerja bahan kimia itu sendiri,
kita perlu juga mengetahui system atau tempat bahan kimia itu dapat bekerja.
Tujuannya adalah untuk menyesuaikan campuran bahan kimia dengan
karakteristik minyak.
Berikut adalah data pemakaian reverse demulsifier pada bulan januari 2006
pada masing-masing GS. (Dalam Satuan Q/D)
21
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
22
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
28-Jan-06 82 77 143 57 64 53
29-Jan-06 84 50 140 62 63 38
30-Jan-06 81 72 142 72 64 53
31-Jan-06 87 78 156 68 64 53
Total 694,50 645,25 1.125,50 576,50 507,75 424,75
13.2. Pembahasan
Dari table dapat di ketahui bahwa pemakaian bahan kimia reverse demulsifier
yang paling banyak pada area 3 sedangkan yang sedikit pemakaiannya yaitu
pada area 6. Hal ini dipengaruhi karena fluida pada masing-masing area tidak
sama jumlahnya sehingga pemakaian bahan kimia reverse demulsifier nya pun
tidak sama.
Jika terjadi penebalan emulsi pada wash tank harus dilakukan injeksi khusus
dan langsung ke level emulsi pada wash tank karena apabila bahan kimia di
injeksikan pada pipa-pipa saluran hal ini tidak akan mempengaruhi ke wash
tank berapapun dosis yang diinjeksikan tidak akan pengaruh, emulsi tetap
menebal oleh karena itu solusi yang tepat untuk memecahkan emulsi tersebut
bahan kimia harus diinjeksikan langsung ke wash tank hal ini akan
mempercepat proses sehingga emulsi yang menebal tersebut akan
terpecahkan. Setelah penginjeksian dilakukan diharapkan emulsi tersebut
akan hilang sehingga pemisahan minyak tidak terganggu lagi.
Penebalan emulsi pada wash tank akan menurunkan laju produksi karena
waktu yang dibutuhkan untuk proses pemisahan akan menjadi lama. Waktu
yang dibutuhkan seharusnya efisien akan menjadi lama, untuk mengatasi
masalah ini harus sering dilakukan skimming sehingga kemungkinan emulsi
23
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009
14.1. Kesimpulan
14.2. Saran
14.2.3. Selalu tepat waktu dalam merespon ketebalan emulsi. Jika emulsi
menebal maka laju produksi akan menurun
24