Anda di halaman 1dari 24

ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Pemakaian Chemical Reverse Demulsifier

di PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)

Minas, Riau

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Minyak bumi berasal dari bahan organik (bahan yang berasal dari mahluk hidup)
yang telah mengalami proses sedimentasi selama berjuta-juta tahun. Akibat dari
berbagai proses geologis, fosil-fosil itu semakin lama semakin jauh tertimbun ke
dalam bumi dan adanya tekanan dari dalam bumi (over burden pressure), suhu,
radiasi, dan disertai proses kimia, lama-kelamaan fosil-fosil tersebut akan berubah
menjadi minyak mentah (crude oil).

Minyak bumi merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang terdiri dari Karbon (83-
87%), Hidrogen (11-14%), Nitrogen (0,2-0,5%), Sulfur (0-6%), Oksigen (0-3,5%),
dan Belerang (0-6%). Proses produksi minyak dari formasi mempunyai kandungan
air yang sangat besar, bahkan lebih dari 90%. Selain air tedapat juga komponen-
komponen lain seperti pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO 2 dan H2S.

Ladang minyak Minas merupakan salah satu daerah penghasil minyak di daerah
Sumatera yang terkenal karena kualitas minyak mentahnya yang bagus. Ladang
minyak Minas OU terbagi atas 6 Area, yaitu Area 1,2, dan 3 di bagian Selatan dan
Area 4,5, dan 6 di bagian Utara. Masing-masing area mempunyai satu Gathering
Station, yang merupakan tempat bermuaranya minyak-minyak yang diproduksi
dari seluruh sumur yang berada di masing-masing area sebelum dikirim ke Dumai.
Di Gathering Station minyak mentah mengalami pemisahan agar diperoleh minyak
mentah yang murni dan berdaya jual tinggi, karena pada kenyataannya kadar air
dalam minyak mentah yang diproduksi sangat tinggi, yaitu dengan watercut rata-
rata 98%.

1
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Sesuai dengan peraturan pemerintah, dinyatakan bahwa minyak mentah yang


diproduksi dan dipasarkan harus mempunyai kadar BS&W (Base Sediment and
Watercut) kurang dari 1% sedangkan kandungan minyak (oil content) yang
terdapat dalam limbah yang boleh dibuang ke lingkungan oleh sebuah industri
perminyakan adalah di bawah 40 ppm, sedangkan air injeksi menurut PE
(Petroleum Engineer) harus di bawah 25 ppm

Kadar air minyak mentah (crude oil) yang dipasarkan harus dibawah 1%. Oleh
karena itu diperlukan suatu proses untuk memisahkan air dan pengotor lainnya
dari minyak. Air yang dipisahkan dari minyak masih mengandung sedikit minyak.

Sebelum air tersebut dibuang ke sungai atau ke hutan, kadar minyak dalam air
harus diturunkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Menurut Kepmen LH No. 42 Tahun 1996 tentang air buangan terproduksi yang
dibuang kelingkungan, kadar minyak dalam air buangan perusahaan minyak
maksimum 25 ppm.

Air dan minyak merupakan suatu system yang tidak bercampur (immiscible).
Campuran air dan minyak biasanya dijumpai dalam bentuk emulsi dan untuk
memisahkannya diperlukan chemical treatment (penambahan demulsifier dan
reverse demulsifier). Setelah dipisahkan, minyak dengan kandungan air rendah
dikirim ke Dumai.

Berdasarkan pertimbangan masalah-masalah tersebut, produsen (pihak


perisahaan) secara kontinu mencoba memperbaiki metoda-metoda untuk
memisahkan air dari minyak. Ada sejumlah cara untuk menekan air yang keluar
bersama crude oil. Selain peralatan-peralatan mekanik seperti treaters, separator,
bahan kimia juga bias digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

Khususnya di Oil Field Minas salah satu cara yang dilakukan untuk memisahkan
emulsi air dan minyak ini adalah dengan menggunakan bahan kimia (demulsifier
dan reverse demulsifier). Bahan kimia demulsifier dan reverse demulsifier
termasuk jenis surface active agent (surfactant) yang berfungsi untuk
memecahkan dan memisahkan emulsi air dan minyak.

2
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Reverse Demulsifier digunakan untuk system emulsi minyak sebagai fase


terdispersi dimana minyak terdispersi dalam air (oil in water, W/O emulsion).

Penginjeksian reverse demulsifier dilakukan melalui tangki bahan kimia (chemical


tank) yang kemudian dipompakan atau di injekkan ke dalam pipa-pipa produksi
(producer lines). Biasanya untuk tangki reverse demulsifier diinjeksikan dekat
dengan Gathering Station (GS) supaya tidak menimbulkan korosi pada pipa-pipa
produksi.

Penggunaan reverse demulsifier merupakan proses akhir untuk menyempurnakan


proses pemisahan air dan minyak. Peranan pemakaian zat kimia ini tidak dapat
dihindarkan karena keterbatasan kemampuan fasilitas produksi untuk bisa
menghasilkan kualitas air buangan yang kemudian diinjeksikan lagi kedalam bumi
sebagai water plug harus mengandung minyak serendah mungkin (oil content 25
ppm).

Peranan dari reverse demulsifier ini adalah untuk menurunkan kadar minyak (oil
content) dalam air, yang akan masuk ke skimming tank (inlet skimming tank).

Produksi minyak dari formasi mempunyai kandungan air yang sangat besar
bahkan bisa mencapai 97 %. Selain air, komponen-komponen lain yang terikut
antara lain pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO 2 dan H2S.

Komponen-komponen ini kadang menimbulkan permasalahan tersendiri bagi


produksi kinyak bumi. Air dapat membentuk emulsi dengan minyak karena adanya
emulsifying agent dan perlakuan mekanis sehingga pemisahan air dengan minyak
akan lebih sulit. Emulsifying agent yang ada dalam larutan membentuk lapisan tipis
membungkus butiran-butiran liquid dan mencegah agar jangan bersatu.

Liquid yang larut berupa butiran-butiran halus pada emulsi disebut internal
phase atau discontinuous, sedangkan liquid yang membungkusnya disebut
external phase atau continuous. Dalam petroleum emulsi, yang menjadi
internal atau external phase ini bisa air atau minyak, tergantung kepada fluida dan
emulsifying agent yang ada.

3
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

2. Emulsi

Emulsi adalah bergabungnya 2 senyawa kimia yang tidak saling larut sehingga
membentuk suatu campuran yang sukar dipisahkan. Air dan minyak dapat
membentuk emulsi dengan adanya emulsifying agent. Air dalam reservoir dapat
terikat sebagai emulsi atau berupa free water. Free water dapat dipisahkan dengan
menggunakan proses fisis saja. Air yang membentuk emulsi dengan minyak bumi
akan sulit dipisahkan.

Emulsi minyak dan air dapat terjadi bila:

2.1. Antara satu dan lainnya bersifat tidak saling larut (immiscible)

2.2. Adanya agitasi (pengadukan) yang melarutkan liquid satu terhadap liquid
lainnya. Agitasi terjadi saat pencampuran melewati bottom hole pump,
separator, gas lift, transfer pump, valves, flow chokes dan fitting-fitting pipa
sehingga terbentuk emulsi.

2.3. Terdapat emulsifying agent dalam campuran tersebut

Pada kondisi normal, emulsifying agent dapat berupa resin, bahan organic
atau mungkin berupa padatan-padatan halus yang membungkus butiran-
butiran air dan mencegah agar butiran air tidak berkumpul dengan sesamanya.
Butiran halus pada emulsi disebut internal phase (fasa terdispersi). Butiran ini
dapat berupa minyak atau air.

2.4. Rendahnya temperatur fluida akan menyebabkan tidak efektifnya kinerja


reverse demulsifier. Temperatur yang diizinkan pada operasi ini adalah <
1400F. Jika suhunya terlalu tinggi (>170 0F) dapat mengurangi kualitas produksi
minyak mentah

Tingkat kesukaran pemecahan emulsi minyak dan air tergantung pada beberapa
factor antara lain sifat antara minyak dan air, jumlah agitasi atau shear, jumlah air
dalam minyak atau minyak dalam air dan emulsifying agent.

3. Jenis-Jenis Emulsi

Jenis-jeniis Emulsi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

4
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

3.1. Water in Oil (W/O) emulsion atau Normal type emulsion, pada emulsi jenis ini
yang bertindak sebagai phase internal adalah air sedang minyak sebagai
phase eksternal. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Continuous Phase Dispersed Phase

Oil

Water

Gambar 1. Water in oil (W/O) emulsion atau normal type emulsion

3.2. Dual type emulsion, Dual type emulsion merupakan kombinasi dari normal
type emulsion dan reverse type emulsion. Fase internal adalah minyak dalam
air dan fase eksternal adalah minyak atau fase internalnya adalah air dalam
minyak dan fase eksternal adalah air. Dapat dilihat pada gambar berikut ini :

OIL

OIL WATER

Gambar. 2 Dual type emulsion

5
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

3.3. Reverse type emulsion, emulsi yang phase internal adalah minyak sedangkan
air sebagai fase eksternal. Seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Continuous Phase Dispersed Phase

WATER
Oil

Gambar 6.1.4.2.3. Oil in water (O/W) emulsion atau reverse type emulsion

4. Stabilitas Emulsi

Salah satu kegunaan dari stasiun pengumpul adalah tempat memisahkan air dan
minyak sebelum dikirim ke tempat berikutnya. Disini berbagai usaha dilakukan
agar minyak yang dikirim terbebas dari air. Adakalanya dalam memisahkan antara
air dari minyak ini dapat dilakukan dengan mudah, tetapi tidak jarang pula yang
harus dikerjakan dengqn menggunakan alat-alat lain sebagai pembantu
mempercepat pemisahan.

Mudah atau susahnya emulsi dipisahkan tergantung kepada beberapa factor


yaitu,emulsifying agent, spesifik gravity, water persentage dan umur emulsi.

4.1. Emulsifying agent

Emulsifying agent sangat menentukan terbentuknya emulsi yang stabil.


Emulsifying agent yang terdapat dalam reservoir bermacam-macam jenisnya.
Ia akan membentuk tingkat kestabilan emulsi yang berbeda-beda sesuai
dengan jenis emulsifying agent yang ada dan pengaruh lingkungan dimana
emulsi itu terbentuk.

6
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Emulsifier menstabilkan emulsi dengan cara :

4.1.1. Mengurangi tegangan permukaan

4.1.2. Membentuk batas

4.1.3. Mensuspensikan internal

4.2. Viscosity

Viscosity juga mempengaruhi kepada tingkat kestabilan emulsi. Emulsi yang


terdapat dalam liquid yang tinggi viscosity-nya cenderung akan membentuk
emulsi yang stabil dibandingkan dengan emulsi yang terdapat dalam liquid
yang rendah viscosity-nya. Hal ini disebabkan karena butiran-butiran air akan
membutuhkan waktu yang lama untuk bergabung dan mengandap kebawah.

4.3. Berat jenis (spesifik gravity)

Semakin besar perbedaan spesifik gravity antara air dan minyak yang
membentuk emulsi, maka semakin cepat dapat dipecahkan. Sebaliknya
semakin kecil perbedaan spesefik gravity-nya, semakin sulit untuk dipecahkan.

4.4. Jumlah air dalam larutan (water percentage)

Banyaknya air yang terdapat dalam larutan mempengaruhi terhadap


terbentuknya stabil emulsi. Semakin banyak jumlah air yang terdapat dalam
larutan semakin kecil kemungkinan terbentuknya stabil emulsi dan semakin
kecil jumlah air dalam larutan, semakin lebih stabil emulsi yang terbentuk.
Kandungan air lebih 50 % cenderung akan membentuk reverse emulsi.

4.5. Umur Emulsi

Umur emulsi juga dapat mempengaruhi tingkat kestabilan emulsi. Emulsi akan
mudah dipisahkan apabila dilakukan disaat ia baru saja terbentuk diwaktu
memproduksi minyak dari sumur. Pada saat itu hendaknya teknisi lebih aktif
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga pada saat terjadi
penebalan emulsi maka teknisi secepat mungkin menginjeksikan bahan kimia
reverse demulsifier. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan/penebalan
emulsi karena emulsi tersebut akan menghambat operasi.

7
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

5. Pencegahan Emulsi

Masing-masing oil well mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu sumur
dengan sumur lainnya, dan setiap sumur tersebut akan memberikan masalah yang
berbeda pula. Untuk mencari penyebab atau mencegah pembentukan emulsi
biasanya dilakukan dengan cara Trial and Error.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
pembentukan emulsi :

5.1. Diusahakan untuk menghentikan atau mengurangi produksi air bersama


minyak

5.2. Diusahakan untuk menghindari terjadinya agitasi yang cukup kuat untuk
membentuk emulsi.

Karena menghentikan produksi air sulit dari wellbore sulit dilakukan, maka metoda
yang paling baik untuk mencegah terbentuknya emulsi adalah dengan menghindari
terjadinya agitasi (seperti membatasi pemakaian fitting).

Produksi air tidak bisa dihentikan sama sekali, melainkan hanya bias dikurangi
dengan pemasangan packer atau plugging back di dalam wellbore.

Air dapat mengendap dibatuan yang berporos, sama halnya dengan minyak.
Begitu pun air dapat juga barsama-sama dengan minyak dalam formasi yang
sama. Ketika sumur berproduksi, suatu saat lapisan air akan mencapai perforasi
dan ikut diproduksi bersama minyak dari dalam sumur minyak.

6. Penggunaan Bahan Kimia

Keefektifan penggunaan bahan kimia untuk memecahkan emulsi sangat


dipengaruhi oleh temperature emulsi yang akan di treat dan settling time-nya.
Bahan kimia yang diinjeksikan pada emulsi dapat melemahkan emulsifying agent
yang membungkus butiran-butiran air. Sedangkan panas dapat mengurangi
kekentalan emulsi dan mempercepat gerakan molekul-molekul emulsi. Bahan
kimia yang digunakan pada normal type emulsion berbeda dengan bahan kimia

8
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

yang dipakai untuk reverse type emulsion. Pada normal type emulsion, bahan
kimia yang digunakan bersifat oil soluble atau larut dalam minyak. Sedangkan
pada reverse type emulsion bahan kimianya bersifat water soluble atau larut dalam
air.

Bahan-bahan kimia ini dipompakan kedalam fluida dalam jumlah tertentu secara
terus menerus, sehingga menyababkan ia larut kedalam fluida atau emulsi. Bahan
kimia yang larut kedalam emulsi berfungsi untuk melemahkan lapisan emulsifying
agent yang membungkus butiran air . dengan adanya pergerakan molekul-molekul
air dan minyak yang menimbulkan tabrakan satu sama lainnya akan memudahkan
lapisan yang membungkus butiran air pecah, bergabung dan mengendap.

7. Tempat Penginjeksian

Untuk mendapatkan hasil yang baik pada chemical treating, ada beberapa hal
yang harus menjadi bahan pertimbangan seperti :

7.1. Pemilihan Injection Point

7.1.1. Tempat penginjeksian harus dipilih pada tempat yang cukup mendapat
pengocokan agar bahan kimia dapat bercampur dengan emulsi secara
baik. Sehingga bahan kimia dapat berhubungan langsung dengan masing-
masing butiran air atau minyak dalam emulsi dan menetralisir lapisan tipis
emulsifying agent yang membungkus masing-masing butiran.
Bagaimanapun juga pada keadaan tertentu water in oil emulsion bisa saja
mendapat goncangan yang berlebihan, sehingga air dan minyak yang
sudah berpisah bisa membentuk emulsi kembali dan tidak akan pecah
kalau kemampuan bahan kimia yang diinjeksikan sebelumnya sudah
habis. Dalam hal ini perlu diinjeksikan bahan kimia kembali kedalam
emulsion tersebut. Keadaan seperti ini jarang terjadi kecuali kalau yang
menjadi emulsifying agent-nya adalah iron sulfide.

7.1.2. Penyelidikan dan percobaan yang cermat harus dilakukan sebelum


menentukan tempat yang tepat untuk pemasangan chemical pump.

9
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

termasuk kebutuhan penempatan injeksi tambahan untuk menjamin tidak


terputusnya rantai injeksi dan juga kedekatan penempatan injeksi reverse
demulsifier dari Gathering Station (GS) karena reaksi reverse demulsifier
waktunya pendek.

7.2. Salah satu cara pemisahan emulsi air dan minyak ialah dengan menambahkan
bahan kimia (demulsifier dan reverse demulsifier). Bahan kimia ini sangat
sensitive terhadap sifat-sifat fisis campuran fluidanya khusunya suhu. Bahan
kimia akan lebih mudah bekerja pada fluida dengan suhu keluar perut bumi
diatas 1400F dibandingkan dengan suhu dibawahnya sehingga dosis dan biaya
treatment lebih kecil. Tetapi suhu yang terlalu tinggi (>170 0F) dapat
mengurangi kualitas produksi minyak mentah karena banyak fraksi ringan
yang menguap.

7.3. Bahan kimia demulsifier dan reverse demulsifier termasuk jenis surface active
agent (surfaktan) yang berfungsi untuk memecah dan memisahkan emulsi air
dan minyak. Bahan kimia tersebut akan bekerja apabila bahan tersebut bias
menyentuh antar muka (interface) diantara kedua lapisan minyak dan air.
Sewaktu demulsifier dapat mencapai lapisan antar muka pada fase minyak,
dengan prinsip kerja yang menjadikan kondisi yang solid wetting pada
lapisan antar muka dan prinsip kerja flokulasi untuk membentuk butiran yang
terbentuk, sehingga terjadi butiran air yang lebih besar dan memisah turun
kebawah. Sedangkan prinsip kerja reverse demulsifier yang bekerja pada fase
air didasarkan pada 3 prinsip kerja yaitu flokulasi, koagulasi dan tumbukan
sehingga butiran minyak akan memisah keatas.

8. Reverse Demulsifier

Reverse Demulsifier adalah bahan kimia yang disuntikkan di pipa aliran masuk dari
fluida terproduksi, sebelum memasuki tangki pemisah di GS. Bahan kimia ini boleh
juga disuntikkan langsung ke dalam tangki pemisah, jadi tergantung kepada daya
guna dari bahan kimia tersebut tetapi kalau untuk di Minas ini reverse demulsifier
tersebut diinjeksikan dekat dengan station pengumpul (GS). Fungsi dari bahan

10
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

kimia ini adalah untuk memecah atau memisah air dari minyak atau emulsi minyak
dalam air. Penggunaan reverse demulsifier merupakan proses akhir untuk
menyempurnakan proses pemisahan minyak dan air. Penggunaan bahan kimia ini
bertujuan agar kualitas air buangan mengandung minyak serendah mungkin (oil
content 25 ppm).

Chemical yang digunakan untuk emulsi dengan tipe oil in water emulsion berbeda
dengan yang digunakan pada emulsi dengan jenis water in oil emulsion. Apabila
water in oil emulsion chemical yang digunakan bersifat larut didalam minyak, maka
pada oil in water emulsion bersifat water soluble. Hal ini berarti chemical tersebut
akan larut dalam air dan berhubungan dengan permukaan butiran-butiran minyak.
Selanjutnya reverse demulsifier memecah emulsifying agent yang mengelilingi
butiran-butiran minyak dan mengakibatkan butiran-butiran tersebut akan melekat
satu sama lain atau coagulate. Gabungan ini akan membentuk gelembung-
gelembung besar minyak yang bergerak menuju permukaan air, Dengan
menggunakan reverse demulsifier diharapkan air yang terproduksi akan
mengandung kadar minyak yang rendah sehingga tidak menggangu lingkungan.

Reverse demulsifier umumnya terbagi atas 2 jenis, yaitu:

8.1. Coagulant

8.2. Flocculant

Reverse demulsifier jenis coagulant biasanya digunakan untuk jenis air yang
memiliki tipe droplet besar. Jika ukuran droplet besar, penambahan coagulant
cukup untuk membantu menyatukan butiran-butiran minyak tadi. Untuk beberapa
sistem yang memiliki droplet size minyak kecil, coagulant tidak bisa berfungsi
dengan baik karena untuk bisa membentuk droplet yang besar tidak akan cukup
waktu sehingga dibutuhkan flocculant. Flocculant akan menjembatani antar droplet
yang berukuran kecil sehingga suka untuk berdekat-dekatan dan akhirnya
bergabung.

Penggunaan reverse demulsifier diinjeksikan secara terus menerus pada sistem


dengan dosis ppm seperti halnya demulsifier. Reverse demulsifier juga bersifat

11
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

spesifik dimana hanya bisa bekerja pada tempat tertentu sehingga bottle test perlu
dilakukan untuk memilih reverse demulsifier yang tepat.

Bahan kimia ini berfungsi untuk memecahkan emulsi minyak didalam air,
umumnya berkomponen tunggal tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk
mempunyai komponen lebih dari satu. Ada yang bersifat sangat korosif, karena itu
sangat dianjurkan agar peralatan system injeksi terdiri dari baja tahan karat
(stainless steel), dan tempat penyimpanannya berupa drum plastik atau drum baja
dengan lapisan plastik dibagian dalam. Komponennya mempunyai ikatan rantai
yang panjang (polimer)dengan berat molekul(BM) 5000-15000, dan dapat
bermuatan posiitif (kationik) atau negatif (anionic), karena itu sangat perlu
diketahui sifat muatan bahan kimia ini jika ada bahan kimia lainnya yang
diinjeksikan berdekatan. Jika tidak, kemungkinan besar bahan-bahan kimia
tersebut tidak dapat bekerja dengan efektif dan efisien.

Berbeda dengan bahan kimia lainnya, bahan kimia ini ada yang larut didalam air
tetapi ada yang berbentuk emulsi, tidak larut baik didalam air maupun didalam
minyak mempunyai ikatan rantai yang sangat panjang yang akan rusak jika
tercemar air. Pada jenis ini biasanya pemakaian/kebutuhan bahan kimia ini sangat
kecil, berkisar 0,5-2 ppm terhadap air. Kemungkiinan terjadinya overtreat pada
bahan kimia jenis ini relatif besar dibandingkan dengan yang larut didalam air.
Sedangkan yang larut dalam air biasanya berharga 1/3-1/2 dari yang berbentuk
emulsi, dan pemakaiannya berkisar 2-15 ppm. Lebih dari pemakaian diatas
dianggap bahan kimia tersebut tidak ekonomis lagii sehingga perlu diganti yang
lebih ekonomis.

Seperti halnya demulsifier, bahan kimia ini juga mempunyai sifat yang unik yaitu,
jika sesuai disatu tempat belum tentu bisa sesuai ditempat lain. Hal ini bisa
disebabkan karena unsur-unsur yang ada pada air terproduksi berbeda, atau
bentuk emulsi minyak dalam air yang berbeda ataupun muatan cairan yang
mengelilingi emulsi itu berbeda.

12
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Gambar 7. Bahan kimia Reverse Demulsifier

9. Reverse Demulsifier Chemical Tank

Tangki ini berfungsi sebagai tangki penyimpanan bahan kimia cair dan sebagai
feed tank untuk pompa injeksi yang memompakan bahan kimia ke pipa aliran masuk
produksi.

10. Oil Content

Oil content menurut kontrak kerja antara PT. CPI dengan mitra kerja jasa dan
penyedia bahan kimia adalah kandungan minyak pada air terproduksi yang
sampelnya diambil pada discharge pompa yang telah ditentukan dan pada
effluence serta analisa yang dilakukan pada laboratorium mini yang ada di SLS
Production and Treatment.

13
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

11. Kondisi Lapangan

Pemisahan Minyak di Oilfield Minas

Minyak yang terproduksi dari sumur-sumur produksi (producer well) di ladang


minyak Minas tersebut proses pemisahannya dibantu dengan pemakaian bahan
kimia (chemical) yaitu demulsifier dan reverse demulsifier dalam menangani
masalah emulsi, tidak perlu menggunakan bahan kimia lain seperti flokulant dan
koagulant karena pemisahan minyak Minas tergolong mudah karena memiliki API
gravity yang tinggi. Bahan-bahan kimia ini disupply oleh perusahaan lain sebagai
supplier, untuk itu bahan kimia tersebut harus dites terlebih dahulu sebelum
dilakukan kontrak kerjasama dengan pihak perusahaan tersebut.

Ada beberapa cara pengujian yang dilakukan terhadap bahan kimia yang akan
digunakan oleh pihak perusahaan yaitu :

11.1. Bottle test

Bottle test digunakan untuk menentukan zat kimia apa yang lebih efektif untuk
memecahkan emulsi di oilfield. Hasi dari bottle test ini juga menunjukkan dosis
pemakaian bahan kimia yang diberikan pada emulsi, sehingga didapatkan
jumlah terkecil zat kimia yang dibutuhkan untuk memecahkan emulsi.
Walaupun bottle test ini merupakan tes yang statis tapi merupakan gambaran
kondisi sistem yang sebenarnya. Bottle test dapat juga digunakan untuk
menyelidiki ketidaksesuain bahan kimia.

11.1.1.Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam melakukan bottle test, yaitu
sebagai berikut :

Sampel yang digunakan pada bottle test harus betul-betul


menunjukkan kembali sifat-sifat emulsi yang akan ditreat.

Sampel harus baru, sedapat mungkin langsung diambil dari field


karena bahan-bahan emulsi dapat berubah dengan cepat
sehingga mempengaruhi proses treat (pengolahan).

14
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Diperlukan kondisi yang sama dengan yang di lapangan pada


saat pengadukan dan pemanasan.

11.1.2.Setelah tiga prosedur di atas dilakukan, maka bahan kimia (demulsifier)


yang paling efisien didasarkan pada beberapa kritertia di bawah ini, yaitu :

Kecepatan pemecahan emulsi, biasanya ditunjukkan dengan


kecepatan water drop.

Sedikitnya kandungan dari fraksi minyak (water cut) yang


dihasilkan.

Warna dan kejernihan dari lapisan minyak.

Sedikitnya keberadaan endapan dan selaput pada lapisan minyak


dan air. Treatment ideal dari emulsi minyak mentah yaitu dengan
adanya garis minyak yang tajam, bersih tanpa ada selaput dan
endapan.

11.1.3.Adapun prosedur penentuan bottle test adalah sebagai berikut :

Isi enam botol tes yang bersih dengan sampel minyak masing-
masing 100 mL (oleh chemical production team yang kemudian
diserahkan ke laboratorium), pilihlah botol yang paling bagus dan
sama ukurannya.

Tutup botol tersebut dan tunggu beberapa saat, sehingga botol


terbungkus lapisan emulsi. Beri tanda masing-masing botol.

Injeksikan masing-masing dengan salah satu jenis demulsifier


yang akan diuji (50 70 ppm) cukup baik untuk konsentrasi awal.

Buka tutup botol tersebut dan tempatkan pada waterbatch


sehingga temperaturnya sama dengan temperatur alami minyak
pada titik penginjeksian.

15
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Pada saat temperatur telah seimbang, botol ditutup kembali


dikocok-kocok agar terjadi pengadukan pelan untuk
mendistribusikan demulsifier secara homogen melalui emulsi.

Buka tutup botol dan tempatkan kembali dalam waterbatch untuk


mendapatkan perlakuan panas. Jika pada field temperaturnya
2120F, maka atur suhu waterbatch pada 2120F.

Amati warna minyak dalam botol, penampakan lapisan film


minyak pada posisi atas botol dan penampakan air pada posisi
bawah pada interval waktu tertentu (setiap 5 menit).

Catat semua hasil pengamatan. Catat berapa lapisan air yang


terbentuk, dinyatakan dalam BS layer.

11.1.4.Jika observasi di atas menunjukkan masih adanya emulsi, ambil sampel


dan lakukan :

Masukkan dalam tube centrifuge dan tambahkan gasoline atau


hidrokarbon yang cocok sampai batas 50 %.

Set thief pipet pada bagian bawah 155 mL di atas tingkat


interface botol dengan jumlah air yang maksimum.

Letakkan minyak dari botol ke dalam tube centrifuge sampai


menunjukkan batas 100 %. Campur minyak dan gas dalam tube
pengocok dan letakkan dalam centrifuge. Lanjutkan proses ini
untuk mentreat semua proses.

11.1.5.Lakukan penambahan bahan kimia untuk masing-masing tube centrifuge


:

Tambahkan 2 sampai 3 tetes zat kimia pada masing-masing tube


centrifuge. Pada beberapa zat, 2 3 tetes saja dapat
mengakibatkan reemulsi atau overtreat.

Kocok dengan kuat, pastikan bahwa lapisan BS dapat terpecah.

16
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Panaskan tube pada suhu 1500F jika ada masalah dengan


parafin-base crude dan centrifuge. Jika perlu gunakan centrifuge
yang panas.

Catat hasilnya pada laporan bottle test.

Walaupun uji bottle test dapat digunakan untuk menentukan bahan kimia
(demulsifier dan reverse demulsifier) yang sesuai dan lebih efektif untuk
memecahkan emulsi, serta menentukan dosis yang akan diberikan di Field.
Bottle test ini masih harus diikuti dengan uji lapangan (field trial). Ini
disebabkan karena uji bottle test adalah uji statis, sedangkan kita ketahui
bahwa minyak di lapangan akan mengalir dalam pipa-pipa saluran dengan
kecepatan tertentu.

11.2. Field Trial

Setelah dilakukan bottle test oleh pihak laboratorium yang sampelnya diambil
oleh production team, tahap selanjutnya adalah proses field test. Field test
dimaksudkan untuk mennguji kemampuan demulsiifier dan reverse demulsifier
untuk beroperasi dalam sistem yang dinamis. Dalam field test, fleksibilitas
demulsifier dan reverse demulsifier untuk perubahan proses dapat ditentukan.
Data yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk operasi secara
keseluruhan. Demulsifier dan reverse demulsifier ditest bersama-sama dengan
sistem pemisah (separator). Dari sini dapat diketahui respon dari bahan kimia
tersebut pada satu atau lebih sumur dan memberikan ide berapa takaran atau
dosis yang sebenarnya. Jika tahap ini berhasil, bahan kimia dapat digunakan
untuk keseluruhan sistem dan pengoptimalannya untuk sumur yang berbeda
dan laju alir yang berbeda pula.

Parameter-parameter yang dapat di monitor untuk mengetahui apakah bahan


kimia ini bekerja atau tidak antara lain dengan mengukur water cut (BS&W)
untuk kerja demulsifier dan oil content untuk kerja reverse demulsifier. Dengan
jangka waktu lebih kurang tiga minggu field test dilakukan dan selanjutnya
akan diambil suatu optimasi dari bahan kimia itu sendiri.

17
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

11.3. field Optimazation

Setelah Field Trial berhasil, full-scale Field optimazation (optimasi ladang


keseluruhan) dapat dilaksanakan. Disini kerja bahan kimia dimonitor secara
rutin terhadap kemungkinan efek samping dari kelebihan atau kekurangan
dosis seperti yang serig terjadi pada separator (alat pemisah). Jika dua atau
lebih produk lapangan digabung akan terjadi penurunan kerja demulsifier dan
reverse demulsifier. Unutk mendapatkan kerja bahan kimia yang optimum,
lokasi dan laju dapat digunakan untuk mengoptimasikan proses (oil recovery).

11.4. Penggantian Demulsifier dan Reverse demulsifier

Karakterisrik crude akan berubah sesuai dengan umur dari field itu sendiri.
Kandungan air dalam field semakin lama juga semakin meningkat. Seperti
halnya umur field dan peningkatan water cut, stabiilitas emulsi, emulsifying
agent, biasanya dipakai untuk meneliti kerja demulsifier dan reverse
demulsifier setiap tiga tahun sekali di Oilfield Minas. Dalam beberapa kasus
dimana tahap perubahan water cut mulai terlihat, hal ini dapat membuat kita
lebih berhati-hati lagi dan lebih sering dalam meneliti kerja dari bahan kimia
tersebut. Semua itu diperlukan untuk penentuan apakah kimianya masih
optimum. Jika tidak, dilakukan lagii pemilihan demulsifier yang lain yang lebih
efektif.

12. SOP analisa oil content

Tujuan :

Untuk memperoleh hasil pengukuran kandungan minyak dalam air terproduksi


dengan akurat dan konsisten.

12.1. Bahan dan Alat :

Toluene

Colorimetric DR/2800

Graduated cylinder 50 ml

18
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Cotton balls

Separatory funnel 500 ml

Ring support and support stand

12.2. Pengukuran :

Dinginkan sample air sampai dengan suhu ruang. Letakkan botol


pada tempat yang datar dan baca secara tegak lurus dan
seksama volume sampelnya

Buka tutup botol sample dan masukkan toluene sebanyak 10%


dari volume sample air. Ukur secara akurat volume toluene yang
akan ditambahkan dengan menggunakan graduated cylinder

Pasang kembali tutup botol dan kocok kiat selama 2 menit


hingga toluene bercampur merata

Tempatkaan corong pemisah pada cincin penyangganya dan


sumbat bagian bawah corong dengan kapas bersih sebagai filter.
Tuangkan isi botol sample ke dalam corong pemisah dan diamkan
sampai toluene yang telah menyerap minyak terpisah dibagian
bawah corong

Tuangkan 10 ml larutan toluene dari bagian bawah corong


kedalam sell sample (colorimetric DR 2800)

Tuangkan 10 ml toluene murni kedalam sel sample yang lain


sebagai blangko

Bersihkan sell blangko dengan kapas, masukkan kedalam


colorimetric DR 2800

Tekan tombol Power pada DR 2800 hingga muncul tanda ----,


kemudiian tekan tombol ABS (absorbance) hingga muncul tanda
Abs lalu tekan tombol Zero hingga muncul angka 20, tunggu
sampai menunjukkan angka 0,000 (nol)

19
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Keluarkan sell blangko dari DR 2800 dan ganti dengan sel sample

Tekan tombol Read hingga muncul angka 20 dan tunggu sampai


angka pembacaan absorbance muncul. Misalnya 1,259

Catat nilai Abs dan matikan DR 2800 dengan menekan tombol


Power

Gunakan tabel/kurva konversi standar Abs vs ppm yang masih


berlaku untul mendapatkan nilai pengukuran kandungan minyak
dalam air dalam satuan ppm.

Ambil larutan sample dan kumpulkan diibotol penampung toluene


bekas untuk didistikasi kembali

Bersihkan semua botol dan peralatan kemudian disimpan.

13. Hasil dan Pembahasan

13.1. Hasil

Sebagaimana kita ketahui bahwa emulsi merupakan masalah yang tidak dapat
kita hindari pada industri perminyakan. Emulsi akan selalu ada pada proses
produksi minyak mentah. Karena bagaimanapun juga air yang akan banyak
ikut terbawa bersama-sama dengan minyak keluar dari sumur produksi. Air ini
tidak dapat dipisahkan dari minyak dengan hanya mengandalkan proses fisis
saja seperti pada proses di Gathering Station (GS), karena ia membentuk
ikatan yang sangat kuat sebagai emulsi di dalam minyak.

Untuk dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan memberi batas


kadar minyak yang terdapat dalam air limbah yang nantinya akan dibuang
kelingkungan atau diinjeksikan kembali kedalam bumi melalui sumur-sumur
produksi sebagai waterflood untuk meningkatkan oil recovery, yaitu tidak
boleh lebih dari 25 ppm.

Di PT. CPI sendiri khususnya di Area Minas, usaha untuk menangani

20
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

permasalahan emulsi dilakukan dengan penginjeksian bahan-bahan kimia


seperti reverse demulsifier pada sumur produksi (well head) dan pipa-pipa
saluran sebelum masuk GS, sehingga diharapkan nantinya terjadinya
pemisahan air dan minyak yang optimal.

Reverse demulsifier yang akan kita gunakan nantinya harus dipilih terlebih
dahulu hal ini disebabkan setiap lapangan (oilfield) biasanya mempunyai
karakteristik yang berbeda. Jadi sebelum memilih bahan kimia, kita perlu
mengetahui karakteristik bahan kimia dan cara kerja bahan kimia itu sendiri,
kita perlu juga mengetahui system atau tempat bahan kimia itu dapat bekerja.
Tujuannya adalah untuk menyesuaikan campuran bahan kimia dengan
karakteristik minyak.

Proses pemakaian reverse demulsifier dipakai secara kontinu karena apabila


pemakainnya berhenti pemisahan minyak di gathering station (GS) tidak
optimal bahkan jauh dari standar-standar yang ditetapkan. Sehingga kalau kita
ingin membandingkan pengaruh pemakaian reverse demulsifier akan kesulitan
memperoleh data sebelum pemakaian reverse demulsifier. Proses pemakaian
reverse demulsifier harus dilakukan kontinu berdasarkan hasil sampling untuk
dapat ditentukan ketepatan dosisnya setiap saat. Hal ini juga akan
mempermudah teknisi dalam melakukan penginjeksian, diharapkan pekerjaan
akan lebih terkontrol dan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaanya di lapangan reverse demulsifier dipasang pada tangki-


tangki disumur-sumur produksi atau sebelum ke Gathering Station (GS),
reverse demulsifier ini biasanya di injeksikan dekat dengan GS. Reverse
demulsifier diinjeksikan dengan menggunakan pompa yang ada pada masing-
masing tangki. Biasanya konsumsi reverse demulsifier dinyatakan dalam
satuan Q/D, jadi tiap hari ada tim produksi (production team) yang mengecek
berapa pemakaian reverse demulsifier perharinya.

Berikut adalah data pemakaian reverse demulsifier pada bulan januari 2006
pada masing-masing GS. (Dalam Satuan Q/D)

21
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

Date Area 1 Area 2 Area 3 Area 4 Area 5 area 6


01-Jan-06 86 75 144 84 69 50
02-Jan-06 100 76 144 84 76 53
03-Jan-06 98 120 150 75 77 57
04-Jan-06 94 67 146 87 72 55
05-Jan-06 92 91 154 81 71 54
06-Jan-06 85 73 154 99 61 60
07-Jan-06 82 79 139 85 63 62
08-Jan-06 72 75 136 78 64 54
09-Jan-06 69 81 131 34 58 62
10-Jan-06 89 79 155 62 67 53
11-Jan-06 111 68 143 64 60 54
12-Jan-06 98 80 144 102 64 54
13-Jan-06 111 107 145 90 64 58
14-Jan-06 103 97 141 74 67 55
15-Jan-06 101 103 138 70 67 56
16-Jan-06 100 114 134 66 67 57
17-Jan-06 100 99 149 62 65 58
18-Jan-06 103 83 150 76 66 54
19-Jan-06 89 100 151 82 70 52
20-Jan-06 97 75 152 82 65 53
21-Jan-06 86 86 146 113 61 57
22-Jan-06 74 72 150 51 56 57
23-Jan-06 85 82 146 68 66 55
24-Jan-06 59 84 150 75 66 60
25-Jan-06 88 82 151 50 64 54
26-Jan-06 95 76 138 77 65 55
27-Jan-06 77 80 140 76 65 53

22
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

28-Jan-06 82 77 143 57 64 53
29-Jan-06 84 50 140 62 63 38
30-Jan-06 81 72 142 72 64 53
31-Jan-06 87 78 156 68 64 53
Total 694,50 645,25 1.125,50 576,50 507,75 424,75

13.2. Pembahasan

Dari table dapat di ketahui bahwa pemakaian bahan kimia reverse demulsifier
yang paling banyak pada area 3 sedangkan yang sedikit pemakaiannya yaitu
pada area 6. Hal ini dipengaruhi karena fluida pada masing-masing area tidak
sama jumlahnya sehingga pemakaian bahan kimia reverse demulsifier nya pun
tidak sama.

Proses pemakaian reverse demulsifier harus dilakukan secara kontinu


berdasarkan hasil sampling untuk dapat ditentukan ketepatan dosis setiap
saat. Faktor penentu yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan terhadap
hasil kinerja reverse demulsifier yaitu ketaatan operator dalam melakukan
skimming pada clarifier tank dan surge tank sehingga dapat membantu
penjernihan air terproduksi untuk dibuang

Jika terjadi penebalan emulsi pada wash tank harus dilakukan injeksi khusus
dan langsung ke level emulsi pada wash tank karena apabila bahan kimia di
injeksikan pada pipa-pipa saluran hal ini tidak akan mempengaruhi ke wash
tank berapapun dosis yang diinjeksikan tidak akan pengaruh, emulsi tetap
menebal oleh karena itu solusi yang tepat untuk memecahkan emulsi tersebut
bahan kimia harus diinjeksikan langsung ke wash tank hal ini akan
mempercepat proses sehingga emulsi yang menebal tersebut akan
terpecahkan. Setelah penginjeksian dilakukan diharapkan emulsi tersebut
akan hilang sehingga pemisahan minyak tidak terganggu lagi.

Penebalan emulsi pada wash tank akan menurunkan laju produksi karena
waktu yang dibutuhkan untuk proses pemisahan akan menjadi lama. Waktu
yang dibutuhkan seharusnya efisien akan menjadi lama, untuk mengatasi
masalah ini harus sering dilakukan skimming sehingga kemungkinan emulsi

23
ROS, Process & Treatment Teams Documment, March 2009

menebal akan semakin kecil karena seringnya dilakukan skimming.

14. KESIMPULAN DAN SARAN

14.1. Kesimpulan

14.1.1. Reverse demulsifier merupakan bahan kimia yang digunakan


untuk menyempurnakan proses pemisahan air dan minyak.

14.1.2. Peranan penting bahan kimia reverse demulsifier untuk


menurunkan kadar minyak (oil content) dalam air agar air yang
dihasilkan mengandung minyak serendah mungkin (oil content
25 ppm).

14.1.3. Penginjeksian bahan kimia reverse demulsifier juga bisa


dilakukan langsung ke wash tank tujuannya yaitu untuk
memecahkan emulsi sehingga pemisahan minyak tidak
terganngu. Hal ini dilakukan jika terjadi penebalan emulsi pada
wash tank.

14.2. Saran

14.2.1. Peranan penting teknisi dalam memantau effisiensi injeksi


chemical dilapangan sangat diharapkan karena ketepatan
pemantauan akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang
diharapkan.

14.2.2. Tepatnya dosis yang akan diinjeksikan menentukan perubahan


hasil sampel

14.2.3. Selalu tepat waktu dalam merespon ketebalan emulsi. Jika emulsi
menebal maka laju produksi akan menurun

14.2.4. Ketaatan operator dalam mengontrol pengoperasian alat.

24

Anda mungkin juga menyukai