Anda di halaman 1dari 9

ISSN 1412-7350

MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN


PADA SEDIMENTASI
Setiyadi, Suratno Lourentius, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, Indonesia

ABSTRAK
Sedimentasi merupakan metode pemisahan antara padatan dengan cairan menggunakan gaya gravitasi.
Proses sedimentasi berperan penting dalam berbagai proses industri, misalnya pada proses pemurnian air limbah,
pengolahan air sungai , pengendapan partikel padatan pada bahan makanan cair, pengendapan kristal dari larutan
induk, pengendapan minuman partikel terendap pada industri beralkohol, pengendapan bubur kertas atau pulp
pada industri kertas, dan sebagainya. Dalam proses sedimentasi, salah satu faktor yang ikut menentukan waktu
sedimentasi adalah kecepatan partikel padatan yang turun ke bawah, sehingga dengan mengetahui kecepatan
pengendapan dapat memperkirakan waktu pengendapan yang efektif guna merancang tempat sedimentasi. Cara ini
dapat dilakukan dengan cara menentukan kecepatan sedimentasi melalui berbagai metode yang ada di literatur,
namun dari beberapa metode tersebut akan menghasilkan harga kecepatan sedimentasi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu untuk mengetahui metode perhitungan yang paling baik per penelitian guna membandingkan antara
metode yang sudah ada di literatur dengan data percobaan di laboratorium.
Pada sedimentasi waktu pengendapan efektif terjadi pada keadaan free settling. Dalam literatur, cara yang
dapat digunakan untuk menentukan kecepatan sedimentasi tersebut adalah dengan persamaan Stokes-Newton Law,
Persamaan Farag, persamaan Fergusson-Church, menggunakan grafik sedimentasi, serta pendekatan dengan
metode garis singgung.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah lumpur lapindo yang diambil dari Porong Sidoarjo.
Percobaan dilakukan dengan variasi konsentrasi lumpur pada 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6% serta diameter alat
sedimentasi yaitu 6 cm; 6,5 cm; 7 cm; 8 cm; 8,5 cm; 10,5 cm. Perhitungan yang dilakukan adalah menentukan
harga kecepatan partikel yang mengendap dengan menggunakan metode yang diperoleh dari literatur lalu
dibandingkan dengan kecepatan turunnya partikel dari hasil percobaan. Dari hasil ralat yang didapat menunjukkan
bahwa pendekatan dengan metode garis singgung menghasilkan cara yang paling mendekati dengan data
percobaan, ralat terbesar dengan memakai persamaan garis singgung terjadi pada diameter alat 8,5 cm yaitu
sebesar 61,29% dan ralat terkecil terjadi pada diameter alat 10,5 cm sebesar 11,3%.
Kata kunci : sedimentasi, menentukan kecepatan sedimentasi, metode garis singggung

I. Pendahuluan 1. Pada unit pemisahan, misalnya untuk


Sedimentasi adalah salah satu operasi mengambil senyawa magnesium dari air
pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry) laut
menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang 2. Untuk memisahkan bahan buangan dari
pekat konsentrasinya). Sedimentasi merupakan bahan yang akan diolah, misalnya pada
metode pemisahan antara padatan dengan cairan pabrik gula
menggunakan gaya gravitasi. 3. Pengolahan air sungai menjadi boiler feed
Proses sedimentasi berperan penting dalam water.
berbagai proses industri, misalnya pada proses 4. Proses pemisahan padatan berdasarkan
pemurnian air limbah, pengolahan air sungai, ukurannya dalam clarifier dengan prinsip
pengendapan partikel padatan pada bahan perbedaan terminal velocity
makanan cair, pengendapan kristal dari larutan Pada proses pengeboran minyak bumi
induk, pengendapan partikel terendap pada umumnya menghasilkan limbah berupa lumpur,
industri minuman beralkohol, pengendapan limbah lumpur ini ditangani dengan cara
bubur kertas atau pulp pada industri kertas, sedimentasi. Setelah diendapkan, endapan
umumnya sedimentasi untuk skala laboratorium dipisahkan dari air, dimana air dibuang ke
dilakukan secara batch. Data-data yang sumber air terdekat seperti sungai atau laut,
diperoleh dari prinsip sedimentasi secara batch sedangkan padatan lumpur dikembalikan
dapat digunakan untuk proses yang sinambung. ketempat pengeboran.
Selain contoh aplikasi yang sudah disebutkan Dalam proses sedimentasi, salah satu faktor
sebelumnya, sedimentasi untuk industri secara yang ikut menentukan waktu sedimentasi adalah
spesifik juga digunakan, antara lain: kecepatan partikel padatan yang turun ke bawah,
sehingga dengan mengetahui kecepatan
pengendapan dapat memperkirakan waktu

*Corresponding author 9
E-mail: tisu.bekas@gmail.com (Ezra Ariella W.)
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

pengendapan yang efektif guna merancang II. Tinjauan Pustaka


tempat sedimentasi. II.1. Sedimentasi
Meskipun banyak aplikasi sedimentasi Sedimentasi merupakan pemisahan antara
dalam industri, namun sampai saat ini belum padatan dengan cairan yang berasal dari slurry
banyak penelitian yang berkaitan tentang proses encer. Pemisahan ini menghasilkan cairan jernih
sedimentasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan dan padatan dengan konsentrasi tinggi.
penelitian tentang proses sedimentasi untuk Mekanisme dari sedimentasi dideskripsikan
mendapatkan keadaan optimum dalam dengan observasi pada tes batch settling yaitu
penggunaannya. Salah satu keadaan optimum ketika partikel-partikel padatan dalam suatu
yang dibutuhkan adalah penentuan persamaan slurry mengalami proses pengendapan dalam
kecepatan pengendapan dalam penerapan silinder kaca.
sedimentasi, karena dengan adanya persamaan Gambar 1(a) menunjukkan suspensi dalam
yang tepat maka aplikasi sedimentasi untuk silinder dengan konsentrasi padatan yang
menentukan suatu kondisi efektif dapat dapat seragam. Seiring dengan berjalannya waktu,
diterapkan dan dapat menurunkan biaya operasi. partikel-partikel padatan mulai mengendap
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur dimana laju pengendapan partikel tersebut
Lapindo merupakan peristiwa menyemburnya diasumsikan sebagai terminal velocity pada
lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo kondisi hindered-settling. Pada Gambar 1(b)
Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan terdapat beberapa zona konsentrasi. Daerah D
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak didominasi endapan partikel-partikel padatan
tanggal 27 Mei 2006. Selama ini pembuangan yang lebih berat dan lebih cepat mengendap.
lumpur dialirkan ke laut melalui Sungai Porong Pada zona C terdapat partikel dengan ukuran
dan Aloo meskipun cara ini dapat mencemari yang berbeda-beda dan konsentrasi yang tidak
kelestarian ekosistem di sekitar aliran sungai. seragam.
Namun, pembuangan air lumpur ke laut
merupakan solusi terbaik yang harus dilakukan
karena tanpa pembuangan air lumpur bisa
berdampak pada jebolnya tanggul dan akan
menimbulkan dampak yang lebih besar bagi
masyarakat disekitar tanggul. Air lumpur ini
memerlukan penanganan yaitu dengan proses
sedimentasi yang optimum agar proses
pembuangan air lumpur lebih efektif dari segi
waktu. Sehingga perlu penanganan khusus yaitu
dengan cara sedimentasi yang efektif untuk
memisahkan antara lumpur terhadap air. Salah
satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
proses sedimentasi adalah menentukan waktu Gambar 1.Tahapan Proses Pengendapan[3]
sedimentasi lumpur yang efektif melalui
perhitungan dengan menggunakan kecepatan Daerah B adalah daerah dengan konsentrasi
sedimentasi. yang seragam dan hampir sama dengan keadaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mula-mula. Di atas daerah B adalah daerah A
menentukan cara yang paling baik guna yang berupa liquid jernih.
menentukan kecepatan pengendapan melalui Jika sedimentasi dilanjutkan, tinggi dari
ralat yang dihasilkan dari berbagai metode yang tiap daerah bervariasi seperti pada Gambar 1(c)
terdapat dalam literatur. Cara yang dilakukan dan Gambar 1(d). Daerah A dan D semakin luas,
adalah dengan melakukan perhitungan sebanding dengan berkurangnya daerah B dan C.
kecepatan pengendapan partikel yang turun Pada akhirnya, daerah B dan C akan hilang dan
dengan menggunakan beberapa metode yang seluruh padatan akan terdapat pada daerah D
terdapat dalam literatur, lalu hasil perhitungan sehingga hanya tersisa daerah A dan D. Keadaan
tersebut dibandingkan dengan kecepatan seperti ini disebut dengan Critical Settling
sedimentasi yang diperoleh dari percobaan di Point (ditunjukkan pada Gambar 1(e)), yaitu
laboratorium. keadaan dimana terbentuk bidang batas tunggal
antara liquid jernih dan endapan[3].

10
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

II.2. Pemakaian Proses Sedimentasi II.2.3. Proses Kontinyu


II.2.1. Proses Batch Pada proses kontinyu, terdapat slurry yang
Hingga saat ini, proses batch lebih banyak masuk dan cairan bening yang keluar pada saat
digunakan oleh kalangan industri. Namun, untuk yang bersamaan. Saat kondisi steady state, maka
waktu sedimentasi yang digunakan lebih ketinggian cairan akan selalu tetap. Proses
berdasarkan pada pengalaman dan tidak sedimentasi kontinyu disajikan pada gambar 3.
berdasarkan pada teori yang ada. Proses
sedimentasi batch merupakan proses yang
mudah dilakukan. Mekanisme sedimentasi
secara batch disajikan pada gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan slurry awal yang
memiliki konsentrasi seragam dengan partikel
padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Keterangan :
Partikel mulai mengendap dan diasumsikan A = cairan bening
mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. B = zona konsentrasi seragam
Zona D yang terbentuk terdiri dari partikel lebih C = zona ukuran butir tidak seragam
berat sehingga lebih cepat mengendap. Pada D = zona partikel padat terendapkan
zona transisi, fluida mengalir ke atas karena Gambar 3. Mekanisme Sedimentasi Kontinyu
tekanan dari zona D. Zona C adalah daerah
dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan Kecepatan sedimentasi didefinisikan
konsentrasi tidak seragam. Zona B adalah daerah sebagai laju pengurangan atau penurunan
konsentrasi seragam, dengan komsentrasi dan ketinggian daerah batas antara slurry (endapan)
distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas dan supernatant (liquid jernih) pada suhu
zona B, adalah zona A yang merupakan cairan seragam untuk mencegah pergeseran fluida
bening. karena konveksi[4].
Selama sedimentasi berlangsung, tinggi Pada keadaan awal, konsentrasi slurry
masing-masing zona berubah (gambar 1b, 1c, adalah seragam di seluruh bagian tabung.
1d). Zona A dan D bertambah, sedang zona B Kecepatan sedimentasi konstan terlihat pada
berkurang. Akhirnya zona B, C dan transisi grafik hubungan antara ZL dan L (disajikan
hilang, semua padatan berada di zona D. Saat dalam gambar 5) yang membentuk garis lurus
ini disebut critical settling point, yaitu saat untuk periode awal. Periode ini disebut free
terbentuknya batas tunggal antara cairan bening settling, dimana padatan bergerak turun hanya
dan endapan . karena gaya gravitasi. Kecepatan yang konstan
II.2.2. Proses Semi-Batch ini disebabkan oleh konsentrasi di lapisan batas
Pada sedimentasi semi-batch, hanya yang relatif masih kecil, sehingga pengaruh gaya
terdapat cairan keluar atau masuk saja. Jadi, tarik-menarik antar partikel, gaya gesek dan
kemungkinan hanya ada slurry yang masuk atau gaya tumbukan antar partikel dapat diabaikan.
beningan yang keluar. Proses sedimentasi semi- Partikel yang berukuran besar akan turun lebih
batch disajikan pada gambar 2. cepat, menyebabkan tekanan ke atas oleh cairan
bertambah, sehingga mengurangi kecepatan
turunnya padatan yang lebih besar. Hal ini
membuat kecepatan penurunan semua partikel
(baik yang kecil maupun yang besar) relatif
sama atau konstan. Semakin banyak partikel
yang mengendap, konsentrasi menjadi tidak
seragam diikuti bagian bawah slurry menjadi
lebih pekat. Konsentrasi pada bagian batas
bertambah, gerak partikel semakin sukar dan
kecepatan turunnya partikel berkurang. Kondisi
Keterangan : ini disebut hindered settling.
A = cairan bening Kondisi free settling dan hindered settling
B = zona konsentrasi seragam dapat diamati pada grafik hubungan antara ZL
C = zona ukuran butir tidak seragam dan L pada gambar 5, dimana untuk kondisi
D = zona partikel padat terendapkan free settling ditunjukkan saat grafik masih
Gambar 2. Proses Sedimentasi Semi-Batch berupa garis lurus, sedangkan saat grafik mulai

11
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

melengkung merupakan kondisi hindered adalah fraksi folume cairan, dan s adalah
settling. densitas partikel.
II.3. Menentukan Kecepatan Sedimentasi 3. Persamaan Fergusson-Church
Pada proses sedimentasi, ada berbagai Proses sedimentasi suatu partikel
macam cara yang dapat digunakan untuk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
mendapatkan kecepatan pengendapan, antara diameter partikel, grafitasi, densitas, serta
lain : viskositas. Fergusson dan Church[6] merumuskan
1. Persamaan Stokes-Newton Law. persamaan kecepatan sedimentasi yang
Jika sebuah partikel turun di dalam fluida diturunkan dari Stokes Law dan Laminer Drag
karena gaya gravitasi, maka kecepatan Law. Persamaan kecepatan pengendapan
pengendapan akan tercapai apabila jumlah dari disajikan pada persamaan (7).
gaya friksi (drag force) dan gaya apung
SgD 2 ....................................... (7)
(buoyancy) sebanding dengan gaya gravitasi vs
C1k 0, 75C2 SgD3
benda[5]. Pada sebuah partikel yang mulai
tenggelam, kecepatan turunnya partikel Definisi dari gravitasi spesifik (S) disajikan pada
dinyatakan dalam persamaan (1). persamaan (8).
............................................................... (8)
4 gDs s S s

vs
3Cd Sedangkan definisi dari viskositas kinematis (k)
.........................................(1)
Koefisien drag (Cd) merupakan fungsi dari disajikan pada persamaan (8).

Reynolds number. Untuk aliran laminer, harga k

............................................................... (9)
Cd ditentukan melalui persamaan (2).
24 Sehingga persamaan (7) dapat diatur ulang
Cd menjadi persamaan (10).
Re .........................................................(2) s gD 2 ................................. (10)
vs
Persamaan Reynolds number disajikan pada C1 0, 75C2 s gD3
persamaan (3). Data untuk C1 dan C2 disajikan pada tabel 1.
Ds vs
Re Tabel 1. Tabel Konstanta Persamaan
......................................................(3) Fergusson-Church
Dengan mensubstitusikan persamaan (2) dan (3) Diameter Gandum
ke persamaan (1), maka akan diperoleh Konstanta Bola
Ayakan Nominal
persamaan (4).
C1 18 18 20
gDs2 s
vs C2 0,4 1 1,1
18 ............................................(4)
dimana vs adalah kecepatan pengendapan, g Untuk partikel yang dapat dianggap
adalah percepatan gravitasi, Ds adalah diameter berbentuk bola, nilai C1=18 dan C2=0,4[3].
partikel, s adalah densitas partikel, adalah Substitusi C1 dan C2 ke persamaan (10) sehingga
densitas cairan, dan adalah viskositas cairan. diperoleh persamaan (11)
2. Persamaan Farag s gD 2 .................................... (11)
Farag[9] merumuskan suatu persamaan yang v
s
18 0,3 s gD3
merupakan penyempurnaan dari persamaan
Stokes-Newton Law. Persamaan Farag disajikan Dimana, vs adalah kecepatan pengendapan, g
pada persamaan (5). adalah percepatan gravitasi, D adalah diameter
partikel, s adalah densitas partikel, adalah
gd p 2 s f f 2 ......................................... (5)
v densitas air, dan adalah viskositas air.
18 f b
4. Metode Grafik.
dimana b adalah konstanta yang diperoleh dari Pada proses sedimentasi, salah satu faktor
persamaan (6). yang dapat mempengaruhi kecepatan

1,82 1 f sedimentasi adalah specific grafity dan diameter
b 10 ................................................ (6)
Dimana, v adalah kecepatan pengendapan, g partikel[7]. Kecepatan pengendapan sebagai
adalah percepatan gravitasi, dp adalah diameter fungsi specific gravity dan diameter partikel
dapat digambarkan dalam sebuah grafik[8].
partikel, s adalah densitas partikel, f adalah Grafik kecepatan sedimentasi ditunjukkan pada
densitas cairan, f adalah viskositas cairan, f Gambar 4 dimana d adalah diameter partikel
(cm), Vs adalah kecepatan pengendapan, dan S

12
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

specific grafity. Bila ukuran partikel dan bentuk yang sama dengan persamaan gradien (m)
specific gravity dari suatu partikel diketahui seperti pada persamaan (13)
maka grafik pada gambar 4 dapat dipakai untuk y y1 ...................................................... (13)
m
menentukan kecepatan sedimentasi. x x1
Untuk persamaan Z abt , persamaan gradien
garis singgungnya disajikan pada persamaan (14)
dan (15)
Z ' a bt ln b .................................................... (14)

m a bt ln b ................................................. (15)
Sehingga persamaan kecepatan sedimentasi
disajikan pada persamaan 16.
v a bt ln b .................................................... (16)
Dengan v adalah kecepatan pengendapan, a
dan b adalah parameter yang diperoleh
berdasarkan data percobaan. t adalah turunnya
partikel. Persamaan ini merupakan
pengembangan dari Stokes-Newton Law dengan
menambahkan variabel konsentrasi di dalam
Gambar 4. Grafik Kecepatan Sedimentasi[8] persamaan.
II.4. Kecepatan Sedimentasi dari percobaan
5. Pendekatan dengan metode Garis Singgung Pada percobaan sedimentasi, jika data
Pada suatu proses sedimentasi, hubungan antara waktu pengendapan terhadap tinggi
antara waktu pengendapan (t) dengan tinggi pengendapan dibuat grafik, akan menghasilkan
endapan (Z) membentuk suatu grafik yang grafik seperti disajikan pada Gambar 5.
disajikan pada gambar 5. Kecepatan sedimentasi dari data percobaan
dapat dicari dengan persamaan (17)[16]
Z Z n 1 ................................................... (17)
v n
tn tn 1
Dengan v adalah kecepatan pengendapan, Z
adalah tinggi lapisan endapan, t adalah waktu
turunnya partikel, serta n adalah nomer data
percobaan.

III. Metode Penelitian


III.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan
sedimentasi ini adalah lumpur yang diambil dari
kawasan Lapindo, Sidoarjo serta air dari PDAM.
Gambar 5. Kurva hubungan antara t vs Z pada
Lumpur Lapindo tersusun atas 70% air dan 30%
peristiwa sedimentasi[10]
padatan dengan ukuran partikel dari 80 mesh -
Data-data pada proses sedimentasi dapat
270 mesh[1]. Kadar garam (salinitas) lumpur
diubah kedalam bentuk persamaan matematika.
berkisar antara 38-40%[2].
Penentuan bentuk persamaan pada umumnya
Karakteristik dari lumpur yang digunakan
dilakukan dengan cara linierisasi hubungan
adalah sebagai berikut[12]:
kurva. Cara linierisasi hubungan kurva banyak
pH : 6.6-7
digunakan untuk menentukan persamaan
CEC : 3.89-35.42 Me/100
empiris[10]. Persamaan empiris yang memiliki
Pb content : 0.19-0.34 mg/L
ralat paling kecil dalam menentukan waktu
Cu content : 0.19-0.85 mg/L
sedimentasi[10] disajikan pada persamaan (12).
water content : 40.41-60.73 %
Z abt ...........................................................(12)
organic carbon total rate : 54.75-55.47 %
Pada grafik proses sedimentasi, gradien dari
III.2. Cara Kerja
garis singgung merupakan kecepatan
Pertama-tama, lumpur lapindo dikeringkan
sedimentasi, dimana persamaan ini memiliki
dengan oven lalu dihancurkan dengan

13
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

menggunakan blender. Kemudian padatan yang 5. Kecepatan sedimentasi yang dihitung


sudah dihancurkan diayak dengan ayakan memakai Pendekatan dengan metode Garis
sebesar 80 mesh, padatan yang belum lolos dari Singgung.
ayakan diperkecil lagi dengan blender, Data hasil percobaaan digunakan untuk
kemudian diayak lagi. Hal ini terus dilakukan meng-hitung parameter a dan b, selanjutnya
sampai hampir semua padatan terayak semua. harga a, b, serta waktu turunnya partikel (t)
Selanjutnya, bak diisi dengan air, kemudian dipakai untuk menentukan kecepatan
lumpur dimasukkan dalam bak sebanyak 29,88 g pengendapan (v) dengan persamaan (16).
(konsentrasi 1%). Lalu campuran lumpur-air v a bt ln b .............................................. (16)
diaduk selama 2-3 menit agar campuran
6. Mencari Kecepatan Sedimentasi dari data
homogen. Setelah itu, campuran dimasukkan
percobaan.
dalam tabung silinder kaca sampai setinggi 100
Kecepatan sedimentasi dicari pada tiap
cm. Padatan yang mengendap diukur satuan waktu dengan menggunakan persamaan
ketinggiannya setiap 1 menit. Percobaan ini
(17)
dilakukan pada konsentrasi lumpur 1%, 2%, 3%, Z Z n 1 .............................................. (17)
4%, 5%, dan 6%. Kemudian, percobaan ini v n
tn tn 1
diulangi lagi dengan diameter tabung yang
berbeda yaitu antara 6 cm; 6,5 cm; 7 cm; 8 cm; Dengan v adalah kecepatan pengendapan, Z
8,5 cm; 10,5 cm. Data-data hasil percobaan adalah tinggi lapisan endapan, n adalah nomer
selanjutnya digunakan untuk menghitung data percobaan, serta t adalah waktu turunnya
kecepatan pengendapan pada keadaan free partikel dari data. Selanjutnya dari beberapa
settling, lalu hasilnya dibandingkan dengan hasil harga v lalu dihitung nilai v rata-rata.
perhitungan dengan menggunakan persamaan
Stoke-Newton, Farag, Fergusson-Church, serta IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
metode grafik dan pendekatan dengan metode IV.1. Data hasil percobaan
garis singgung. Data hasil percobaan yang berupa
III.3. Analisa Data konsentrasi (C) versus ralat dapat dinyatakan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk dengan grafik yang disajikan pada Gambar 6
menganalisa seluruh data yang diperoleh adalah hingga Gambar 11.
sebagai berikut :
800
1. Pemakaian persamaan Stoke-Newton Law. Stokes-Newton Law
Fergusson-Church
Persamaan kecepatan sedimentasi yang Farag
digunakan disajikan pada persamaan (4). 600
garis singgung
grafik sedimentasi
gDs2 s ............................................(4)
v
18
s
ralat (%)

2. Perghitungan Kecepatan sedimentasi 400


dengan persamaan Farag
Persaman yang digunakan disajikan pada
persamaan (5) dan (6). 200
gd p 2 s f f 2 ................................ (5)
v
18 f b

1,82 1 f
b 10
0
.................................................(6) 0 1 2 3 4 5 6 7

C (%)
3. Mencari kecepatan sedimentasi dengan Gambar 6. Hubungan antara Konsentrasi (C) vs
persamaan Fergusson-Church Ralat pada Diameter Tabung = 6 cm
s gD 2 ..........................(10)
vs
18 0, 3 s gD3 IV.2. Pembahasan
4. Mencari Kecepatan sedimentasi dengan Percobaan dilakukan dengan variasi
Grafik. diameter tabung dari 6 cm hingga 10,5 cm dan
Harga diameter partikel dan specific grafity variasi konsentrasi sebesar 1%, 2%, 3%, 4%, 5%,
cairan yang digunakan dalam percobaan 6%. Pada percobaan dengan variasi konsentrasi,
langsung diplot pada grafik yang disajikan pada kecepatan sedimentasi semakin menurun seiring
gambar 4. Dari grafik tersebut dapat diperoleh dengan meningkatnya konsentrasi slurry. Hal ini
kecepatan sedimentasi. terjadi karena pada konsentrasi yang lebih tinggi,

14
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

jarak antar partikel padatan pada slurry semakin


800
kecil, akibatnya, gaya gesek antar partikel Stokes-Newton Law
Fergusson-Church
semakin besar, sehingga memperlambat grafik sedimentasi
kecepatan partikel turun ke bawah. Farag
Pada percobaan dengan variasi diameter, 600 garis singgung

kecepatan sedimentasi semakin rendah seiring

ralat (%)
dengan meningkatnya diameter tabung. Hal ini
dapat terjadi karena pada tabung dengan 400

diameter yang lebih besar jarak antar partikel


padatan lebih besar.
Dalam percobaan ini, persamaan teoritis 200
yang digunakan adalah persamaan Stokes-
Newton Law, persamaan Farag, persamaan
Fergusson-Church, pembacaan grafik 0
sedimentasi, dan Persamaan garis singgung. 0 1 2 3 4 5 6 7

C (%)
Gambar 9. Hubungan antara Konsentrasi (C) vs
800
Stokes-Newton Law
Fergusson-Church
Ralat pada Diameter Tabung = 8 cm
Grafik sedimentasi
Farag 800
Stokes-Newton Law
600 garis singgung Fergusson-Church
grafik sedimentasi
Farag
Ralat (%)

600 garis singgung


400
ralat (%)

400

200

200

0
0 1 2 3 4 5 6 7
0
C (%)
0 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 7. Hubungan antara Konsentrasi (C) vs C (%)
Ralat pada Diameter Tabung = 6,5 cm Gambar 10. Hubungan antara Konsentrasi (C)
vs Ralat pada Diameter Tabung = 8,5 cm
800 Stokes-Newton Law 800 Stokes-Newton Law
Fergusson-Church
Grafik sedimentasi Fergusson-Church
Farag grafik sedimentasi
600 garis singgung Farag
600 garis singgung
Ralat (%)

ralat (%)

400
400

200
200

0
0 1 2 3 4 5 6 7 0
0 1 2 3 4 5 6 7
C (%)
Gambar 8. Hubungan antara Konsentrasi (C) vs C (%)

Ralat pada Diameter Tabung = 7 cm Gambar 11. Hubungan antara Konsentrasi (C)
vs Ralat pada Diameter Tabung = 10,5 cm

15
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

Persamaan Stokes-Newton Law, kecepatan sedimentasi pada konsentrasi antara 3%


Fergusson-Church, dan pembacaan grafik sampai 5%.
sedimentasi tidak memiliki variabel konsentrasi. Untuk persamaan Stokes-Newton Law,
Persamaan-persamaan ini tetap digunakan ralat yang diberikan pada konsentrasi 1% masih
karena data yang digunakan dalam percobaan sangat rendah, tetapi seiring dengan
hanya data pada saat free settling. meningkatnya konsentrasi, ralat yang terjadi
Pada free settling, gesekan antar partikel mengalami kenaikan yang besar. Hal ini
tidak berpengaruh terhadap kecepatan disebabkan karena hukum Stokes digunakan
sedimentasi, sehingga kecepatan sedimentasi untuk benda jatuh bebas dan tidak mengalami
memiliki mekanisme yang sama dengan gerak tumbukan antar partikel. Selain itu, semakin
jatuh bebas. Persamaan Stokes-Newton Law, besar diameter tabung, peningkatan ralat yang
Fergusson-Church, dan pembacaan grafik dialami juga semakin tinggi. Hal ini terjadi
sedimentasi menggunakan prinsip gerak jatuh karena semakin besar diameter tabung, maka
bebas sebagai dasar teorinya. Maka dari itu, kecepatan sedimentasi juga semakin rendah.
ketiga persamaan ini tetap digunakan dalam Maka, persamaan Stokes-Newton Law hanya
percobaan meski tidak memiliki variabel cocok untuk menghitung kecepatan sedimentasi
konsentrasi. lumpur dengan konsentrasi yang rendah dan
Untuk persamaan Fergusson-Church, grafik diameter tabung yang kecil.
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi, Untuk persaman Farag, hasil ralat yang
ralat yang muncul juga semakin besar, bahkan diberikan memiliki tren yang sama dengan
sangat besar hingga diatas 300%. Sehingga persamaan Stokes-Newton Law, akan tetapi
Persamaan Fergusson-Church tidak dapat pada konsentrasi yang sama, ralat yang
digunakan untuk menghitung kecepatan diberikan lebih kecil, sehingga persamaan ini
sedimentasi lumpur. Persamaan Fergusson- masih lebih bagus jika dibandingkan dengan
Church merupakan persamaan yang lebih cocok persamaan Stokes-Newton law. Persamaan
untuk aliran turbulen, sementara data percobaan Farag merupakan hasil pengembangan dari
berjalan pada aliran laminer. Akibatnya, hasil persamaan Stokes-Newton Law dengan
yang diberikan berbeda sangat jauh. memperhitungkan variabel konsentrasi padatan
Untuk hasil pembacaan grafik sedimentasi, dalam slurry dimana hal ini terlihat dengan
ralat yang diberikan pada awalnya turun seiring adanya variabel fraksi cairan dalam persaman
dengan peningkatan konsentrasi, tetapi setelah Farag. Tetapi, karena persamaan Farag juga
mencapai konsentrasi antara 3%-5% ralatnya digunakan untuk benda jatuh bebas, sehingga
semakin meningkat. Karena semakin besar untuk konsentrasi yang besar persamaan farag
konsentrasi tumbukan yang terjadi antar partikel juga mempunyai ralat yang besar. Sama seperti
semakin besar, sedangkan grafik sedimentasi persamaan Stokes-Newton Law, persamaan ini
yang dibuat pada kondisi free settling, dimana lebih cocok untuk menghitung kecepatan
pada kondisi free settling dapat dianggap tidak sedimentasi lumpur pada konsentrasi rendah.
ada tumbukan antar partikel, yang ada hanya Untuk metode dengan menggunakan
gesekan antara dinding partikel padatan dengan persamaan dari metode garis singgung ralat yang
cairan yang membuat terjadinya drag force. diberikan lebih kecil jika dibandingkan dengan
Data yang digunakan untuk membuat grafik ralat dari persamaan yang lain. Dan juga, ralat
sedimentasi hanya didapatkan pada satu macam yang diberikan mengalami penurunan seiring
konsentrasi. Padahal, dengan semakin dengan meningkatnya konsentrasi lumpur.
meningkatnya konsentrasi, drag force yang Selain itu, seiring dengan meningkatnya
dialami juga semakin besar. Begitu pula diameter tabung, penurunan yang dialami juga
sebaliknya, data dengan konsentrasi yang lebih semakin besar.
kecil hampir tidak memiliki efek drag force. Persamaan dasar untuk penurunan
Karena itulah, ketika data pembacaan grafik persamaan dari metode garis singgung berasal
sedimentasi dibandingkan dengan data hasil dari data percobaan sehingga persamaan dasar
percobaan aktual dengan konsentrasi yang lebih ini juga memperhitungkan adanya tumbukan
tinggi atau lebih rendah, hasil ralat yang muncul antar partikel. Akibatnya metode ini
juga lebih besar. Selain itu, seiring dengan menghasilkan ralat yang kecil. Maka persamaan
meningkatnya diameter tabung, peningkatan ini paling cocok untuk digunakan menghitung
ralat juga semakin besar. Maka, pembacaan kecepatan sedimentasi lumpur pada konsentrasi
grafik sedimentasi hanya dapat diterapkan untuk tinggi dan pada diameter wadah yang

16
Setiyadi. dkk. /Widya Teknik

besar.Kelemahan dari persaman ini adalah [3] Brown C.B., 1950, Sediment Transport, in
persamaan ini membutuhkan data sedimentasi Engineering Hydraulics, Ch. 12, Rouse, H.
antara waktu versus tinggi endapan. (ed.),. John Wiley and Sons, New York
[4] Foust A.S., 1980. "Principle of Unit
V. Kesimpulan Operation", 4 ed., John Wiley and Sons,
Dari percobaan ini, dapat ditarik New York,
kesimpulan: [5] Batchelor G.K., 1967. "An Introduction to
Untuk konsentrasi lumpur yang encer, Fluid Dynamics", Cambridge University
persamaan yang paling cocok adalah Press, Cambridge.
persamaan Farag. [6] Fergusson R.I. and Church M., 2004
Untuk lumpur dengan konsentrasi yang "Sedimentation" Journal of Sedimentary
tinggi, persamaan yang paling cocok adalah Research 933-937.
persamaan garis singgung. [7] Abuzar S.S., 2010, "Sedimentasi", Institut
Untuk diameter tabung yang besar, Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
persamaan yang paling cocok adalah persamaan [8] Tyoso B.W., 1991, "Pengolahan Data
garis singgung. Secara non Statistik", PT Pupuk Sri Wijaya,
Palembang,.
Daftar Pustaka [9] Farag I., 1996, "Fluid Flow", East
[1] Usman E., Salahuddin M., Ranawijaya Williston, New York.
DAS., dan Hutagaol J. P., 2006, [10] Setiyadi, 2006, "Seminar Nasional Teknik
Pembuangan Lumpur Porong-Sidoarjo ke kimia", Teknik Kimia, Universitas Katolik
Laut, Paper Pendukung Simposium Parahyangan, Bandung,.
Nasional, Surabaya. [11] Geankoplis C.J., 1993, "Transport
[2] Arisandi P., 2006, Menebar Bencana Processes and Separation Process
Lumpur di Kali Porong Ecological Principles", 4 ed., Pearson Education
Observation And Wetlands Conservation, International, USA,
Jakarta. [12] Alvin J., 2013, "Characteristic of Lapindo
Mud and the Fluctuation of Lead and
Copper in Porong and Aloo Rivers",
Universitas Brawijaya, Malang,

17

Anda mungkin juga menyukai