Disusun oleh :
Tim Pengampu Mata Kuliah Sosiologi Pertanian
Puji syukur kami panjatkan kehadirot Allah SWT, yang karena berkah, rahmat serta
hidayahnya Tim Penyusun dapat menyelesaikan penulisan diktat pedoman
praktikum mata kuliah Sosiologi Pertanian ( PNU 1208 ) dengan baik.
Pedoman praktikum ini disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman bagi
mahasiswa yang melakukan praktikum lapang,sehingga dapat memperlancar dan
mempermudah pelaksanaan tugas lapang tersebut. Diktat pedoman praktikum ini
juga merupakan pedoman kerja yang praktis dan sistematis, wajib digunakan bagi
mahasiswa yang melakukan praktek lapang sosiologi pertanian.
Pada kesempatan ini tim mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Pimpinan Fakultas Pertanian, yang telah membantu tersusunnya diktat
pedoman praktikum ini
2. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya diktat pedoman praktikum
ini.
Tim Penyusun menyadari keterbatasan baik isi maupun penyajian tulisan
ini, namun demikian semoga dapat bermanfaat bagi penggunanya.
2. Acara 2. Bentuk-Bentuk
Kerjasama Landasan Teori
Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat pertanian merupakan salah satu
manifestasi dari proses sosial yang terjadi. Secara umum proses sosial dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu proses yang sifatnya assosiatif dan proses
dissosiatif. Proses assosiatif adalah proses sosial yang umumnya dikehendaki oleh
masyarakat, sebab proses ini memberi implikasi yang sifatnya positif bagi
kemajuan masyarakat. Sedangkan proses sosial yang bersifat dissosiatif biasanya
dihindari oleh masyarakat karena mengarah kepada perpecahan bahkan dapat
membawa kehancuran/kemunduran masyarakat. Salah satu bentuk proses
sosial yang assosiatif adalahkerjasama. Kemajuan masyarakat pertanian sangat
didukung oleh bagaimana menggerakkan kerjasama dalam warganya. Oleh karena
itu hal ini dapat dipakai sebagai kerangka pikir di dalam mengkaji dan menganalisis
gambaran struktur masyarakat desa/pertanian. Diskripsi mengenai bentuk-bentuk
kerjasama dalam bidang pertanian dapat dilakukan dengan melihat dan
mengamati tujuannya, unsur-unsur yang mengambil inisiatif dan cara-cara
menggerakkan kerjasama. Tunjukkan pula fungsi kerjasama dalam bidang
pertanian yang satu terhadap bidang lainnya. Bentuk kerjasama yang terikat pada
tradisi sekarang telah berubah karena pengaruh luar atau akibat masuknya
teknologi baru. Ungkapkanlah mengapa dan bagaimana perubahan tersebut
terjadi, efek apa yang terlihat pada bentuk kerjasama bidang lainnya.
Kerjasama adalah usaha mengkoordinasikan tenaga anggota kelompok untuk
pengerahan ke arah tertentu. Hal ini berarti selalu ada unsur yang
mengkoordinasi dan unsur kesediaan untuk dikoordinasi. Secara faktual unsur
persaingan akan merangsang terbentuknya kerjasama. Ungkapkanlah cara-cara
rangsangan itu dan bagaimana efeknya, baik dalam kelompok maupun luar
kelompok (antar group). Perhatikan pula terhadap pola kepemimpinan dalam
pelaksanaan kerjasama. Seberapa jauh spontanitas anggota kelompok terhadap
pelaksanaan kerjasama. Amati pula seberapa jauh sasaran pemantapan
kelompok sehingga bentuk-bentuk kerjasama yang dianalisis menuju pada
proses pelembagaan.
3. Acara 3 : Mobilitas
Sosial Landasan Teori
Mobilitas sosial atau gerak sosial yang terjadi dalam masyarakat memiliki
dimensi yang luas. Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk individu dan
sosial senantiasa berada dalam suatu proses gerak sosial (social mobility).
Dengan gerak sosial, manusia dapat menempatkan diri dari satu status ke
status sosial tertentu. Gerak pencapaian suatu status merupakan kegiatan yang
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan sosial. Banyak faktor aktor yang
mempengaruhi mobilitas sosial dalam masyarakat diantaranya ; pendidikan,
pekerjaan, pendapatan dan kepemilikan material. Aspek-aspek ini sangat terkait
dengan pandangan hidup dan budaya suatu masyarakat. Menurut Nasution (1975),
faktor yang mendasari gerak sosial sangat tergantung dengan sifat atau sistem
yang berlaku dalam masyarakat. Bagi masyarakat yang menganut sistem sosial
tertutup (closed class societies) gerak sosial menjadi lebih lamban, sebaliknya jika
menganut sistem terbuka (open class societies) maka gerak sosial menjadi cepat
dan lebih dinamis. Colhoum (1978) menyebutkan bahwa gerak sosial masyarakat
cenderung ke atas dan ke bawah, yang disebut vertical mobility. Sedangkan
Soekanto (1986) mengatakan bahwa di samping adanya gerak sosial vertikal, juga
dalam masyarakat terjadi gerak sosial horisontal. Mobilitas horisontal adalah
pergeseran status sosial pada tingkat yang sama tidak menunjukkan adanya
gerakan menanjak atau menurun, tetapi berada dalam posisi yang sama.
Berdasarkan kajian teori tersebut maka saudara bisa mengidentifikasi gerak sosial
yang terjadi dalam masyarakat desa. Apakah di desa tempat saudara praktek
terjadi mobilitas ketenagakerjaan, pekerjaan maupun tempat tinggal/urbanisasi,
amatilah dan cari penyebab atau alasannya.
Disusun oleh :
Raden Gatotkoco A1C00901/P
Dewi Arimbi A1C00902/P
Bima Ariasena A1C00903/P
Dewi Kunti Talibroto A1C00904/P
Sembodro A1C007/P
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
Contoh halaman Pengesahan
PRAKTIKUM
Disusun oleh :
Raden Gatotkoco A1C00901/P
Dewi Arimbi A1C00902/P
Bima Ariasena A1C00903/P
Dewi Kunti Talibroto A1C00904/P
Dosen Pembimbing
Praktikum