Anda di halaman 1dari 12

ASKEP GGN JIWA REMAJA

Landasan Teoritis Keperawatan Jiwa pada Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak2 ke masa dewasa.
Haber, Hoskins, Leanch&Sideleau (1987) menentukan usia remaja antara 12-
18 tahun, sementara Wilson&Kleisl (1988) menggunakan usia 12-20 tahun
sebagai batasan remaja

Menurut Wilson&Kneisl (1988), dua teori yg menjadi landasan utama untuk


mengerti tentang perkembangan remaja ialah teori perkembangan&teori
interaksi humanistik.

Stuart&Sudeen (1995) mengemukakan teori biologis, teori psikoanalitis, teori


perkembangan intelektual, teori budaya&teori multidimensional.

Teori Perkembangan

Perawat mengidentifikasi penyimpangan yg terjadi pd proses tumbuh


kembang remaja. Teori Sigmund Freud, Erik Erikson&Sullivan memberikan
penghayatan kepada kita tentang perjuangan remaja dalam mencapai
kedewasaan.

Proses perkembangan identitas diri remaja memerlukan self image, juga


hubungan antara peran yg akan datang dengan pengalaman masa lalu.
Untuk mendapatkan kesamaan&kesinambungan, pd umumnya remaja harus
mengulangi penyelesaian krisis masa lalu dengan mengitegrasikan elemen
masa lalu&membina identitas akhir. Periode krisis yg perlu ditinjau kembali
ialah rasa percaya, rasa otonomi, rasa inidiatif&rasa industri.

1. Tahap pertama, remaja perlu mencari ide&objek untuk tempat


melimpahkan rasa percaya (sense of trust). Konflik yg tidak
terselesaikan pd tahap pertama ini membuat remaja merasa
ditinggalkan, biasanya dimanifestasikan melalui perilaku makan yg
berlebihan, serta ucapan kasar&bermusuhan.

2. Tahap kedua adalah rasa otonomi, remaja belajar bertindak&membuat


keputusan secara mandiri. Konflik lalu yg tidak terselesaikan membuat
remaja takut mengikuti kegiatan yg akan membuat dia ragu akan
kemampuannya.

3. Tahap ketiga adalah rasa inisiatif, dimana anak tidak lagi


mementingkan bagaimana berjalan, tetapi apa yg dapat dilakukan
dengan kemampuan tersebut. Pada tahap ini, mereka menguji cobakan
apa yg mungkin dilakukan&bukan apa yg dapat dilakukan. Konflik
masa ini akan terbawa pada saat masa remaja, yaitu ketidakmampuan
untuk mengambil inisiatif

4. Tahap keempat adalah rasa industry, yg menuntut remaja untuk


memilih karir yg tidak saja menjamin secara finansial, tetapi juga
memberikan kepuasan karena penampilan kerja yg baik

Teori Interaksi Humanistik


Perawat perlu mengintegrasikan prinsip2 interaksi humanistik dalam
pengkajian asuhan keperawatan untuk mengembangkan hubungan rasa
percaya dengan remaja. Perawat perlu memperhatikan dampak tahapan
perkembangan, faktor sosial budaya, pengaruh keluarga&konflik
psikodinamika yg dimanifestasikan melalui perilaku remaja

Pertanyaan yg perlu diperhatikan perawat adalah


Apa arti atau masalah ini bagi remaja?
Apa yg dikatakan remaja tentang perilakunya?
Apa dampak masalah ini pada remaja? Apakah ini suatu masalah yg
biasa terjadi pada kelompok usia remaja?
Bagaimana perubahan ini mempengaruhi remaja&hubungannya
dengan orang lain?
Apa tujuan yg dimiliki remaja dalam waktu dekat&yg akan datang?
Apa kekuatan personal yg dimilki remaja untuk mengatasi yg sedang
dihadapinya?
Pertimbangan apa yg telah dibuat (perawat&remaja) berkaitan dengan
factor perkembangan, keluarga, biologis atau sosial budaya?

Proses Keperawatan
Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan remaja meliputi
observasi&interprestasi pola perilaku, yg mencakup informasi sebagai
berikut:
1) Pertumbuhan&perkembangan
2) Keadaan biofisik (penyakit, kecelakaan)
3) Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berpikir&pikiran
tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
4) Latar belakang sosial budaya, ekonomi&agama
5) Penampilan,kegiatan kehidupan sehari-hari (rumah, sekolah)
6) Pola penyelesaian masalah (pertahanan ego seperti denial, menarik
diri)
7) Pola interaksi (keluarga&teman sebaya)
8) Persepsi remaja tentang/dan kepuasan terhadap keadaan
kesehatannya
9) Tujuan kesehatan remaja
10) Lingkungan (fisik, emosi, ekologi)
11) Sumber materi&nara sumber yg tersedia bagi remaja (sahabat,
sekolah&keterlibatannya dalam kegiatan di masyarakat)

Data yg terkumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik pada


masa lalu maupun sekarang yg diperoleh dari remaja itu sendiri,
keluarganya, atau orang lain. Permasalahan yg biasanya dihadapi oleh
remaja berkaitan dengan citra diri, identitas diri, kemandirian, seksualitas,
peran sosial&perilaku seksual yg menimbulkan perilaku
adaptif&maladaptive.

Dalam berkomunikasi dengan remaja, perawat harus mengerti bahwa:


Perasaan&konflik cenderung diekspresikan melalui perilaku kasar
daripada secara verbal
Remaja mempunyai bahasa mereka sendiri
Kata2 kotor sering diucapkan oleh remaja, terutama remaja yg sangat
terganggu
Banyak yg dapat diperoleh hanya dengan mengamati perilaku remaja,
cara berpakaian&lingkungannya

Perawat yg mempelajari keterampilan mewawancarai&menggunakan pesan


nonverbal dapat memanfaatkan keterampilannya dalam berkomunikasi
dengan remaja secara wajar. Dalam usahanya menyesuaikan diri dengan
perubahan fisik yg pesat, remaja mengalami ketegangan karena konflik
antara kebutuhan akan rasa tergantung&keinginan untuk mandiri. Menurut
para remaja bahwa kemandirian berarti melepaskan diri dari kendali ortu,
tanpa menyadari bahwa kemandirian terjadi melalui suatu proses belajar yg
terjasi secara bertahap.

Perencanaan&Implementasi
Masalah utama yg biasa dialami remaja berkaitan dengan perilaku seksual,
keinginan untuk bunuh diri, keinginan untuk lari dari rumah, perilaku
antisocial, perilaku mengancam, keterlibatan dengan obat terlarang,
masalah diit/makan&takut sekolah.

Untuk mencegah kesan remaja bahwa perawat memihak kepada ortunya,


maka sangat perlu diperhatikan perawat untuk melakukan kontak awal
langsung dengan remaja. Pengetahuan perawat tentang perkembangan
normal yg dialami remaja sangat diperlukan untuk dapat membedakan
perilaku adaptif&yg maladaptif.

Mengidentifikasi respon maladaptive&menentukan masalah berdasarkan


perilaku remaja adalah langkah pertama dalam merencanakan askep.
Perawat kemudian menentukan tujuan jangka pendek berdasarkan respon
maladaptif dengan memperhatikan kekuatan yg dimiliki remaja, begitu pula
jangka panjang.

Tinjauan terhadap rencana askep perlu dilakukan secara berkala untuk


memperbarui situasi, catatan perkembangan&mempertimbangkan masalah
baru. Sangat penting untuk mengkaji&mengevaluasi proses keperawatan pd
remaja.

Implementasi kegiatan perawat meliputi:


1. Pendidikan pada remaja&ortu
Perawat adalah tenaga kesehatan yg tepat untuk memberikan
informasi mengenai kesehatan berkaitan dengan penggunaan obat
terlarang, seks, pencegahan bunuh diri&tindakan kejahatan, begitu
pula informasi mengenai fungsi emosi yg sehat. Dengan mengetahui
perilaku remaja&memahami konflik yg dialami remaja, peran ortu,
guru&masyarakat akan lebih sportif dalam menghadapi remaja,
bahkan dapat membantu mengembangkan fungsi mandiri remaja.
Dengan meningkatkan kemandirian remaja&mengurangi pertentangan
kekuasaan antara remaja&ortu mereka, akan menimbulkan hubungan
positif.

2. Terapi keluarga
Terapi kelurga khususnya diperlukan bagi remaja dengan ggn. Kronis
dalam interaksi keluarga yg mengakibatkan ggn perkembangan pd
remaja. Oleh karena itu perawat perlu mengkaji tingkat fungsi
keluarga&perbedaan yg terdapat didalamnya untuk menentukan cara
terbaik bagi perawat berinteraksi&membantu keluarga.

3. Terapi kelompok
Terapi kelompok memanfaatkan kecenderungan remaja unutk
mendapatkan dukungan dari teman sebaya. Konflik antara keinginan
untuk mandiri&tetap tergantung, serta konflik berkaitan dengan tokoh
otoriter, akan mudah dibahas

4. Terapi individu
Terapi individu dilakukan oleh perawat spesialis jiwa yg
berpengalaman&mendapat pendidikan formal yg emadai. Terapi
individu terdiri dari terapi yg bertujuan singkat&bersifat langsung,
terapi perilaku&terapi penghayatan. Hal2 yg perlu diperhatikan
perawat ketika berkomunikasi dengan remaja antara lain penggunaan
tehnik berdian diri, menjaga kerahasiaan, negativistic, resistens,
berdebat, sikap menguji perawat, membawa teman untuk
terapi&minta perhatian khusus

Evaluasi
Dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, masalah remaja lebih sering
dihadapi oleh perawat. Perawat harus waspada untuk tidak memihak remaja
maupun ortu. Remaja cenderung impulsif&secara tidak disadarinya
menghambat pekembangan terapi. Walaupun proses penyembuhan
biasanya berjalan lambat, perawat tetap perlu menyadari kemajuan yg
dialami remaja, bahkan membantu remaja untuk melihat perbaikan yg telah
dicapai, tidak saja dalam perilakunya tetapi juga secara menyeluruh. Apabila
kriteria keberhasilan ditulis secara jelas dengan menggunakan istilah
perubahan yg ingin dicapai, maka kriteria ini dapat dipakai untuk mengukur
efektifitas intervensi keperawatan.

Kesimpulan
Askep jiwa pd remaja memerlukan kepekaan&keterampilan khusus perawat.
Perawat perlu memahami setiap tahap pertumbuhan&perkembangan
remaja, tingkat ketrampilan kompetensi, serta pengetahuan tentang dampak
konflik yg tidak terselesaikan pd tahapan sebelumnya terhadap
perkembangan&pertumbuhan remaja selanjutnya.
Pengkajian, perencanaan, implementasi&evaluasi askep pd anak&remaja
dilakukan secara sistematis&evaluasi askep pd remaja dilakukan secara
sistematis&menyeluruh dengan melibatkan remaja, ortu&orang lain yg
berkepentingan. Proses keperawatan dapat diterapkan pd tiap tatanan
pelayanan kesehatan, baik yg bersifat promotif, preventif,
kuratif&rehabilitatif.
KELAINAN PERILAKU

Manual statistik&diagnostik dari kelainan mental (DSM III R) menguraikan


hal2 penting dari kelainan perilaku seperti pola perilaku berulang atau
menetap dimana hak2 dasar orang lain serta norma2 atau aturan utama yg
sesuai dengan umur telah dilanggar. Perilakunya lebih serius daripada
kenakalan&kelakar biasa anak2&para remaja. Perilaku yg berkenaan dengan
kelainan hiperaktivitas kurang perhatian sering mendahului indikatif kelainan
perilaku ini

Faktor predisposisi
1. Teori psikodinamika
Teori Mahler 919750 mengusulkan bahwa anak ini terfiksasi dalam fase
perkembangan perpisahan individu. Anak telah gagal berpisah dari
ibu&tetap dalam posisi tergantung. Ketakutan akan penolakan
mempertahankan ketergantungan ini. Ego tetap pada kondisi dibawah
perkembangan

2. Teori biologis
Studi2 (Chess et al,1970) telah dilakukan sehubungan dengan
perbedaan2 temperamen bayi saat dilahirkan. Perbedaan2 telah
diamati dalam hubungannya dengan rentang perhatian, eksitabilitas,
kemampuan beradaptasi. Korelasi tambahan di antara temuan2
ini&perkembangan selanjutnya tetap tidak pasti

3. Teori dinamika keluarga


DSM III R mengidentifikasi faktor2 berikut dihubungkan dengan
dinamika keluarga sebagi predisposisi kelainan ini:
Penolakan menjadi ortu
Manajemen yg tidak konsistensi dengan disiplin yg keras
Kehidupan institusional dini
Gambaran menjadi ortu sering berubah
Ukuran keluarga besar
Tidak adanya seorang ayah
Ortu dengan kelainan kepribadian antisosial atau ketergantungan
pd alkohol
Berhubungan dengan subkelompok orang2 yg bersalah

Simptomatologi (data subjektif&objektif)


1) Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginan diri sendiri
2) Tidak adanya perasaan bersalah sebagai respon terhadap eksploitasi
orang lain
3) Kekerasan secara fisik terhadap orang2&kepemilikan contoh
vandalisme, perkosaan, pengrusakan tanpa izin, kekejaman terhadap
binatang. Anak sering kali memulai perkelahian fisik
4) Pencurian diluar rumah, contoh pemerasan, penodongan
5) Ketidakmampuan untuk membentuk hubungan dekat yg sebanding
6) Pelanggaran yg kronis dari peraturan2 yg masuk akal&sesuai dengan
umur, contoh membolos, melarikan diri, berbohong terus menerus,
mencuri.
7) Kegagalan menerima tanggung jawab terhadap konsekuensi dari
perilaku diri sendiri

Diagnosa Keperawatan
i. Risti terhadap kekerasan: diarahkan pd diri sendiri atau orang lain
Keadaan dimana individu mengalami perilaku2 yg dapat melukai
secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain
ii. Koping defensive
iii. Kerusakan interaksi sosial
iv. Koping individu tidak efektif
v. Ggn Harga diri
vi. Ansietas
vii. Ggn pola tidur

Proses Keperawatan
Risti terhadap kekerasan

Sasaran/ tujuan
Sasaran jangka pendek
Pasien akan mencari staf setiap saat jika diperkirakan akan terjadi tindakan
yg dapat melukai diri sendiri
Sasaran jangka panjang
Pasien tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain
Intervensi
a) Amati perilaku pasien sesering mungkin. Lakukan hal ini melalui
aktivitas sehari2&interaksi untuk menghindari timbulnya rasa
waspada&kecurigaan. Rasional: Pasien2 pd risti yg melakukan
pelanggaran perlu pengamatan yg seksama untuk mencegah tindakan
yg membahayakan diri dan orang lain
b) Amati pasien terhadap perilaku mengarah pada tindakan bunuh diri.
Tanyakan apakah anda mempunyai rancan bunuh diri?
Rasional: Pasien yg mencoba bunuh diri telah menyampaikan
maksudnya, secara verbal atau nonverbal
c) Tanyakan maksud&alat yg memungkinkan untuk bunuh diri
Rasional: Pertanyaan langsung, menyeluruh&mendekati adalah hal yg
cocok untuk hal seperti ini
d) Bantu pasien mengenali kapan marah terjadi. Diskusikan perasaan diri
sendiri
Rasional: Membantu dalam mengekspresikan rasa marah
e) Singkirkan benda2 yg berbahaya dari lingkungan pasien
Rasional: Keselamatan fisik pasien adalah prioritas dari keperawatan
f) Usahakan untuk tetap bersama pasien jika tingkat
kegelisahan&ketegangan meningkat
Rasional: Hadirnya seseorang yg dapat dipercaya memberikan rasa
nyaman
g) Berikan obat penenang sesuai resep dokter, pantau keefektifan obat
Rasional: Obat ansietas memberikan perasaan terbebas dari efek
imobilisasi dari ansietas&mempermudah kerjasama pasien dengan
terapi

Hasil yg diharapkan
Ansietas dipertahankan pada tingkat dimana pasien merasa tidak perlu
memerlukan agresi
Pasien mencari staf untuk mendidiskusikan perasaan2 yg sebenarnya
Pasien mengetahui, mengungkapkan&menerima kemungkinan
konsekuensi dari perilaku maladaptive diri sendiri

ANOREKSIA NERVOSA

Kelainan Makan
Defenisi
Anoreksia nervosa adalah sindrom klinis dimana seseorang mengalami rasa
takut yg tidak wajar terhadap kegemukan. Hal ini dicirikan oleh distorsi yg
kasar dari bayangan tubuh, memikirkan secara berlebihan tentang
makanan&penolakan untuk makan. DSM III R mencantumkan kriteria berikut
yg harus ada untuk memastikan diagnosis dari anoreksia nervosa:
1. Penolakan untuk mempertahankan BB pd berat normal minimal
berdasarkan umur&tinggi
2. Rasa takut yg hebat terhadap penambahan BB atau menjadi gemuk,
meskipun BB nya normal
3. Mengatakan hal yg berlebihan tentang BB, ukuran, atau bentuk tubuh
yg dialami meskipun kenyataannya BB nya kurang
4. Pada perempuan, tidak adanya siklus menstruasi minimal 3 siklus
secara berturut-turut

Perilaku menyimpang ini lebih banyak terjadi pada perempuan diantara umur
12 dan 18 tahun. Tanpa adanya tindakan, dpat terjadi kematian karena
kelaparan.

Simptomatologi (Data Subjektif&Objektif)


1. Rasa takut yg tidak wajar terhadap kegemukan. Memikirkan secara
berlebihan tentang ukuran tubuh. Melaporkan kegemukan meskipun
kondisi sebaliknya
2. Penolakan untuk makan
3. Memikirkan secara berlebihan tentang makanan. Menyiapkan makanan
secara berlebihan buat orang lain, tapi menolak untuk memakannya
4. Amenorea sering timbul meskipun sebelum kehilangan BB
5. Perkembangan psikoseksual yg tertunda
6. Perilaku kompulsif, seperti mencuci tangan yg berlebihan
7. Perasaan depresi&ansietas sering kali menyertai perilaku yg
menyimpang
8. Pasien akan terikat dengan perilaku minum keras

BULIMIA NERVOSA

Defenisi
Bulimia nervosa adalah perilaku makan yg menyimpang yg dicirikan oleh
kelebihan makan yg ekstrem, diikuti oleh muntah2 yg disebabkan oleh diri
sendiri&penyalahgunaan obat2 pencahar&diuretik.
Kelainan tersebut lebih banyak terjadi pd perempuan&dimulai pd rmasa
remaja atau pada awal kehidupan dewasa.

Simptomatologi (Data subjektif&Objektif)


1. Pesta2 makan atau minum biasanya tersembunyi,rahasia&seseorang
dapat mengkonsumsi sebanyak 11,500 kalori dalam 1 episode
2. Setelah pesta dimulai, sering kali ada perasaan tak terkendali unutk
menghentikan makan
3. Bulimia terjadi dalam rentang BB yg normal, beberapa diantaranya
kekurang BB yg normal
4. Muntah yg banyak mengarah pd masalah2 dengan
dehidrasi&ketidakseimbangan elektrolit
5. Latihan berat

Faktor predisposisi pada kelainan makanan


1. Teori psikodinamika
Teori ini mengusulkan bahwa perilaku2 yg b/d kelainan makan
mencerminkan hambatan perkembangan pd awal tahun masa kanak2.
Tugas2 kepercayaan, otonomi&pemisahaan individu tak terpenuhi,
individunya tetap pada posisi yg tegantung pd seseorang.
Perkembangan ego mengalami retardasi (Taylor, 1986)

2. Teori biologis
Penyebab dari kelainan ini dapat timbul dari abnormalitas
neuroendokrin di hipotalamus. Gejala2 dihubungkan pd berbagai ggn
kimia yg normalnya diatur oleh hipotalamus (haber, 1982)

3. Teori dinamika keluarga


Teori ini menganjurkan bahwa masalah kontrol menjadi faktor yg
dikesampingkan pd keluarga pasien dengan suatu perilaku makan yg
menyimpang. Keluarga ini sering kali terdiri dari ayah yg pasif, ibu yg
dominan&anak yg terlalu tergantung. Ada nilai perfeksionisme yg
tinggi pd keluarga ini&anak merasa bahwa dia harus memnuhi
standar2 ini (Brunch, 1983)

Kritik2 ortu menyebabkan meningkatnya perilaku posesif&perfeksionistik pd


bagian dari anak, yg terus mencari kasih sayang, restu&pengakuan.
Perasaan2 tidak berdaya&adanya dua perasaan ambivalensi terhadap ortu
kemudian berkembang. Pada masa remaja, pola2 makan yg menyimpang
merupakan penetangan terhadap ortu.

Diagnosa Keperawatan
I. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
II. Kekurangan volume cairan
III. Koping individu tak-efektif
IV. Ansietas
V. Ggn citra tubuh

Proses keperawatan
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Keadaan dimana seseorang mengalami masukan makanan yg tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik

Kemungkinan etiologi (yg b/d)


Penolakan makan, masukan makanan dalam jumlah yg banyak, diikuti oleh
muntah yg dibuat sendiri, penyalahgunaan obat2 pencahar, diuretik atau
pil2, penggunaan tenaga fisik yg banyak

Batasan Karakteristik (ditandai oleh)


Kehilangan 15% BB
Kunjungtiva&selaput mukosa pucat
Keteganngan jaringan otot yg lemah
Kehilangan banyak bulu/ rambut
Amenorea
Turgor tubuh lemah
Ketidakseimbangan elektrolit
Hipotermia
Bradikardia
Hipotensi
Edema

Sasaran/ Tujuan
Sasaran jangka pendek
Pasien akan menambah BB __kg/ minggu (jumlah sesuai dengan BB normal
yg telah dihitung oleh ahli diet)
Sasaran jangka panjang
Pasien memperlihatkan tidak adanya tanda2&gejala2 malnutrisi saat pulang

Intervensi
1) Kolaborasi pemberian cairan diet melalui NGT.
Rasional: Keselamatan pasien adalah prioritas keperawatan, tanpa nutrisi
yg adekuat, aka nada situasi yg dapat membahayakan jiwa seseorang
2) Kolaborasi ahli diet, tentukan jumlah kalori yg diperlukan. Temani pasien
selama waktu makan untuk memberi semangat serta mengamati
banyaknya makan
Rasional: memberi perhatian kepada pasien pd porsi yg dihabiskan untuk
melanjutkan intervensi selanjutnya
3) Timbang BB, dokumentasikan makanan yg masuk dan keluar
Rasional: informasi ini diperlukan untuk meningkatkan keselamatan
pasien dan rencana keperawatan selanjutnya
4) Dengan membaiknya status nutrisi, diharapkan perawat mampu mengali
perasaan yg berkaitan dengan rasa takut yg ekstrem terhadap
bertambahnya BB
Rasional: isu2 emosi harus diputuskan jika respon maladaptive harus
dihilangkan

Hasil yg diharapkan
Pasien telah mencapai&mempertahankan paling sedikit 85% dari BB
yg diharapkan
Tanda2 vital, TD, pemeriksaan serum dari laboratorium dalam batas2
normal
Pasien mengungkapkan pentingnya nutrisi yg cukup

Anda mungkin juga menyukai