Kelompok 2 Instrumen Mekanik
Kelompok 2 Instrumen Mekanik
INSTRUMENTASI
INSTRUMEN MEKANIK
OLEH
Kelompok 2 (KELVIN) :
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah dengan judul Alat alat ukur mekanik dalam fisika ini tepat
pada waktunya. Shalawat beriringan salam penulis doakan kepada Allah SWT agar
senantiasa tercurahkan buat tambatan hati pautan cinta kasih yakninya Nabi Muhammad
SAW.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen
Pembimbing mata kuliah Instrumentasi secara khususnya Bapak Drs. M. Rahmad, M.Si
serta Ibu Ernidawati, S.Pd. M.Sc.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih.
Tim Penulis
COVER ...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .....................................................................4
1.2 RUMUSAN KAJIAN ......................................................................4
1.3 TUJUAN KAJIAN ..........................................................................4
1.4 MANFAAT ......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ALAT UKUR MEKANIK...................................5
2.2 MACAM-MACAM ALAT UKUR MEKANIK............................5
2.2.1 NERACA ANALITIK......................................................5
2.2.2 BUSUR BILAH................................................................9
2.2.3 DIAL INDIKATOR..........................................................11
2.2.4 PENGUKUR TEKANAN KOMPRESI.......................... 13
2.2.5 PLASTIGAGE...................................................................17
2.2.6 KUNCI MOMEN..............................................................18
2.2.7 STRAIGHT EDGE............................................................19
2.2.8 SILINDER GAUGE..........................................................20
2.2.9 DIAL CALIPER................................................................22
2.2.10 BORE GAUGE..................................................................24
2.2.11 JANGKA BENGKOK.......................................................27
2.2.12 FEELER GAUGE..............................................................28
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................30
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan terhadap gejala
alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada pengukuran. Kebenaran tertinggi dalam fisika
adalah hasil pengamaaatan (eksperimen). Hal ini berarti jika ada teori yang
ramalannya tidak sesuai dengan hasil pengamatan, maka teori tersebut ditolak
bagaimana pun bagusnya teori tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pengamatan
dalam fisika itu sangat penting. Itulah sebabnya pengetahuan tentang cara
pengukuran merupakan kebutuhan yang penting.
Kita harus mempelajari cara pengukuran besaran fisika dan bagaimana
menggunakan alat ukur dengan benar. Kesalahan dalam penggunaan alat ukur
mengakibatkan data yang diperoleh tidak dapat dipertanggungjawabkan karena
mengandung kesalahan. Hal yang lebih fatal lagi adalah kesalahan penggunaan alat
ukur dapat merusak alat ukur iu sendiri, bahkan dapat mencelakakan penggunanya.
1.4 Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan tentang alat ukur mekanik selain yang telah
dipelajari.
2. Sebagai referensi untuk mengurangi kesalahan dalam menggunakan alat ukur
mekanik.
Alat ukur mekanik adalah instrumen atau sebuah alat ukur yang
digunakan untuk membantu pengukuran dimensi, panjang, lebar, luas dan
masa. Jenis alat ukur mekanik sendiri ada banyak sekali dimana setiap jenisnya
memiliki bentuk, ukuran dan fungsi yang berbeda antara satu dengan lainnya.
oleh sebab itu dalam pemilihan alat ukur harus dilakukan lebih selektif agar bisa
menemukan jenis alat ukur yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Alat
ukur mekanik sangat banyak sekali macamnya, namun tidak semua alat
diketahui oleh banyak orang.
Neraca analitik digital adalah neraca yang digunakan untuk menimbang zat yang
butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001
gram) misal = meinmbang zat yang digunakan untuk larutan standar primer. Neraca
teknis = neraca yang digunakan untuk menimbang pereaksi dan dalam skala besar ( 2
desimal)
Piringan indeks
Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar.
Pada piringan ini tercantum garis indeks dan skala nonius sudut (skala
nonius kiri dan kanan), biasanya dengan kecermatan sampai 5 menit.
Kadang dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.
Bilah utama
Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan
indeks. Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2
mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut masing masing sebesar 450 dan
600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai
0.03 mm untuk seluruh panjangnya
10 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.3 DIAL INDIKATOR
11 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 =
0,1 mm.
Skala untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang artinya
posisi angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada posisi mana yang kita
kehendaki pada saat proses pengukuran benda kerja.
Jarum pendekjarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum panjang
bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).misal : nilai
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila
nilai skala 0,01 mm)
Jadi, jika jaru pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
Batas toleransiBatas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser kekiri dan
kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat batas pergerakan
jarum panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.
Bidang sentuh dengan benda kerjaBagian ini akan bergerak naik atau turun
apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak
terhadap bidang sentuh tersebut.
12 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.4 PENGUKUR TEKANAN
KOMPRESI
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder engine, yang
ditentukan oleh kondisi piston, ring piston, dan katup. Untuk memperoleh kondisi kerja
yang optimal, diamana daya mesin dapat semaksimal mungkin, tetapi tidak merusak
(mempercepat) kerusakan komponen komponen mesin maka tekanan kompresi didalam
silinder mesin harus sesuai dengan ketentuan khusus yang sudah diberikan oleh pabrik
pembuat mesin tersebut.
Untuk mengetahui tekanan kompresi tersebut digunakan alat yang disebut
compression gauge/ compression tester. Alat ini dipasangkan pada lubang busi (untuk
motor bensin) dan dapat juga pada lubang injector atau lubang pemanas mula
pada motor diesel.
Jadi Compression tester adalah salah satu alat ukur pneumatic yang berfungsi
untuk mengukur tekanan kompresi didalam silinder mesin. Alat tersebut biasanya
mempunyai satuan Kg/Cm2 atau atmosphere (atm).
13 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
1. Kepala busi
2. Pressure gauge,berfungsi untuk menunjukkan tekanan
3. Valve, berfungsi untuk membuang kompresi apabila tidak lagi diperlukan
14 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.5 PLASTIGAGE
Plastigage adalah alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur celah oli (oil
clearance) antara journal crankshaft, pin dan bearing. Bentuknya seperti benang, dibuat
dari plastic yang ketebalannya merata, dan dan di bungkus dalam amplop.
Metoda Pengukuran
15 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
5. Lepas bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan meng-gunakan skala
yang terdapat pada amplopnya. Bila lebar tidak merata, ukurlah pada tempat
yang paling lebar
16 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.6 KUNCI MOMEN
Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut
dan mur, agar mencapai kekencangan tertentu.
Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran
mur atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan
handle kunci momen) terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang menunjukkan
nilai kekencangan dari mur atau baut yang dikencangkan. Jarum akan bergerak sesuai
dengan kekencangan yang diberikan
17 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
b. Model Dial Indicator
Pada model ini, momen kekencangan yang diinginkan dapat diatur dengan
cara menyetel ukuran kekencangan (setting micrometer) pada tangkai kunci
momen.
Prinsip kerja :
Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari pengencangan
baut atau mur. Jadi pada saat awal pengencangan kita menggunakan kunci biasa
(kunci ring, kunci soket maupun kunci pas), setelah dirasa agak kencang baru
dikencangkan akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan sesuai dengan
nilai kekencangan dari mur atau baut tersebut
Cara menggunakan kunci momen adalah kepala kunci momen ditahan agar
kunci shock tetap pada posisi yang benar, yakni sejajar dengan lengan. Lalu sambil
menarik gagang kunci momen searah jarum jam. Socket dapat dipasangkan pada
kunci momen untuk disesuiakan dengan berbagai macam ukuran baut.
Setiap kunci momen memiliki momen maksimum (maximum torque), yang
merupakan batas tertinggi kekencangan yang dapat diukur oleh kunci momen. Agar
penggunaannya sesuai dengan fungsinya dan supaya alat ini tetap awet, gunakan
kunci momen dengan ukuran kekencangan di bawah batas maksimum momen
kekencangannya. Untuk ukuran kekencangan baut atau mur yang lebih besar, maka
dapat menggunakan kunci momen lain dengan momen maksimum lebih besar.
18 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.7 STRAIGHT EDGE
Straight edge adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kerataan atau
kebengkokan permukaan dari suatu komponen. Bentuk straight edge tampak seperti
mistar baja, tetapi tidak terdapat skala ukuran pada permukaannya serta lebih tebal.
Dalam bidang otomotif, straight edge digunakan misalnya untuk mengukur kerataan
permukaan blok silinder dan kepala silinder sepeda motor atau mobil. Untuk
mengetahui kerataan dan keausan dari plat penekan, masukkan feeler gauge ukuran
tertentu di antara permukaan plat dan straight edge.
Cara Penggunaannya
Pengujian kerataan dilakukan dengan menempelkan straightedge pada
permukaan benda yang akan diukur , kemudian digerak-gerakkan ke berbagai arah dan
dilihat penyimpangan atau ketidakrataan. Kadang kita menggunakan bantuan Feeler
Gauge untuk mengetahui besarnya penyimpangan tersebut . Straightedge juga
digunakan untuk pemasangan komponen-komponen kendaraan yang memerlukan
kerataan yang tinggi (presisi) . Straightedge tidak boleh digunakan untuk tujuan selain
disebutkan yang diatas , Misalnya : untuk memukul , mengungkit , atau mengganjal
suatu benda yang lain.
19 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.8 SILINDER GAUGE
Kalibrasi
a. Set out side micrometer sesuai dengan setandar
b. Fungsikan lock clam
c. Masukkan rod pengukur ke dalam out side micrometer
d. Set jarum panjang pada angka nol
20 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5
mm
- Contoh Bila hasil pengukuran : 52,30 mm, pilih sbagai berikut :
Replacement rod : 50 mm.
Replacement washer : 2 mm.
Bila hasil pengukuran : 52,70 mm, pilih sebagai berikut .
Replacement rod : 50 mm.
Replacement washer : 3 mm.
21 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.9 DIAL CALIPER
Untuk jarak ukur yang lebih panjang maka digunakan dial calliper yang
mempunyai batang geser seperti pada gambar berikut.
Dial calliper yang mempunyai batang geser ini mempunyai jarak ukur antara 55
sampai
dengan 600 mm dengan ketelitian 0,01 mm.
22 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
Metoda pengukuran :
1. Ukur diameter dalam dengan vernier caliper. Misal hasil pengukuran
8,40 mm, selanjutnya set mikrometer ke angka mendekati hasil ukur
vernier caliper dan kelipatan dari 0,5 mm yaitu 5,50 mm.
2. Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle mikrometer.
Gerakan caliper sampai mendapatkan angka terkecil. Kemudian set dial
gauge ke 0.
3. Tekan tombol caliper gauge dan masukan lug pada diameter dalam benda
yang akan diukur dan bebaskan tombol. Gerakan caliper sampai didapat
pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukan 0,08 mm, berarti
diameter dalam adalah 8,42 mm (8,50 0,08).
23 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.10 BORE GAUGE
1. Pengertian
Bore gauge atau juga dikenal dengan Cylinder Gauge ialah alat ukur
yang dipakai guna mengukur diameter silinder. di bagian atas terdapat dial gauge
dan di bagian bawahnya terdapat measuring point yang bisa bergerak bebas. Dial
gauge yang terletak di bagian atas bisa dilepas caranya yaitu longgarkan securing
position dial gaugenya. Sedangkan ujung batang pengukur (measuring point) akan
bergerak bila ditekan dan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm akan bergerak dari
harga standarnya. Di sisi lain terdapat replacement rod yang panjangnya beragam
tergantung pada kebutuhan, yang dilengkapi dengan replacement securing thread
merupakan semacam mur pengikat yang berfungsi untuk mengunci supaya
replacement rod dan washernya tidak lepas ketika bore gauge digunakan.
2. Kegunaan/Fungsi
Berguna untuk mengukur garis tengah bagian dalam dari sebuah benda kerja,
seperti : Cylinder, lubang dudukan poros dan lain-lain.
3. Cara Menggunakan/Mengukur :
Cara Menggunakan Bore Gauge :
Ukur diameter silinder dengan memakai jangka sorong untuk mengetahui
diameter secara kasar guna memilih rod end yang tepat untuk dipasangkan pada
bore gauge (atau lihat ukuran standarnya pada maintenance standard), misal
diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran
tersebut misal 76 mm, setelah itu pasang replacement rod pada bore gauge.
24 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar dan usahakan jarum dial
gauge tidak bergerak, misal diperolah hasil pengukuran 76,20.
Masukan replacement rod kedalam lubang (cylinder), goyangkan tangkai bore
gauge ke kanan dan ke kiri hingga di peroleh penyimpangan terbesar (posisi
tegak lurus).
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukan dial gauge, misal diperoleh 0,13
mm.
Besarnya diameter cylinder yaitu selisih antara hasil pengukuran panjang
replecement rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gauge. Jadi
diameter cylinder = 76,20 -0,13 = 76,07 mm.
Ketirusan merupakan selisih ukuran antara cylinder bagian atas dengan cylinder
bagian bawah atau sebaliknya.
Untuk menentukan ketirusan cylinder, dapat diambil dari keovalan masing-
masing bagian pada TOP, CENTER dan DEEP silinder.
Misalnya, keovalan cylinder bagian atas adalah 0.02 mm dan bagian bawah
cylinder adalah 0.01 mm, maka ketirusannya adalah 0.02 0.01 mm = 0.01 mm.
4. Tingkat Ketelitian
Tingkat ketelitian Bore Gauge adalah 0,01 mm.
5. Bagian-bagian
Dial Indikator.
Replacement Rod.
Replacement Washer.
Measuring Point.
Batang Silinder Bore Gauge.
25 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
6. Cara Kalibrasi
Caranya yaitu :
mula mula kendorkan pengunci outer ring pada dial indicator
kemudian masukkan dial indicator ke dalam rahang mikrometer dengan
replacement rod terlebih dahulu
setelah itu setel angka nol pada dial gauge tepat pada jarum panjang dengan
memutar outer ring
terakhir kunci kembali pengunci outer ring. Cylinder bore gauge siap dipakai.
26 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.11 JANGKA BENGKOK
27 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
2.2.12 FEELER GAUGE
1. Pengertian
Feeler Gauge atau dalam bahasa indonesia biasa disebut Kaliper Celah
merupakan alat ukur yang sering dipakai untuk memeriksa jarak-jarak yang kecil
atau ukuran celah-celah diantara dua permukaan. Karena daerah antara kedua
permukaan ini sangat sempit sehingga diperlukan alat ukur tidak berskala yang bisa
dipakai untuk menentukan ukuran tersebut. Alat ini dipakai secara luas dalam
bidang pemesinan, fitting dan otomotif. Contoh penggunaannya yaitu untuk
memeriksa kelonggaran katup pada mesin atau menyetel pisau mesin frais.
2. Kegunaan/Fungsi
Feeler gauge berguna untuk mengukur celah antara 2 permukaan yang rata.
3. Cara Menggunakan/Mengukur
Pengukuran celah dilakukan dengan memasukkan salah satu kaliper yang sesuai
dengan celah yang di ukur. Jangan memaksakan kaliper yang tidak sesuai atau
terlalu sesak karena dapat menyebabkan kaliper bengkok dan kemungkinan akan
terjadi perubahan bentuk yang tetap. Apabila kaliper terlalu tebal dapat dipilih
kaliper lain dengan ukuran di bawahnya. Ketelitian pengukuran dapat didapatkan
dengan menggabungkan beberapa kaliper. Apabila sebuah kaliper dapat masuk
dengan longgar, coba tambahkan dengan kaliper dengan ukuran terkecil. Kaliper-
kaliper tersebut dapat ditambahkan sehingga didapatkan ukuran yang pas. Ukuran
celah adalah jumlah dari ukuran kaliper yang dapat masuk dengan pas tersebut.
Tingkat Ketelitian Feeler Gauge yaitu 0,01 mm.
28 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
4. Bagian-bagian
Tiap set terdiri dari 10 buah kaliper atau lebih, dijepit pada penjepit baja dengan
pena yang gunanya untuk gantungan ketika kaliper itu digunakan. Sebuah Kaliper
celah yang berisi 10 kaliper masing masing kalipernya mempunyai ukuran yang
tertera pada tiap-tiap kaliper, dimulai dari ukuran 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30; 0,40;
0,50; 0,60; 0,70; dan 0,80 milimeter. Ada pula kaliper celah ukurannya dalam
satuan inchi.
5. Cara Merawat
Bersihkan Feeler Gauge dengan kain yang bersih sebelum dan sesudah
pemakaian. Setiap bagian-bagian feeler gauge harus dilumasi secukupnya dengan
oli yang berkualitas tinggi agar tidak mudah terkorosi/ berkarat.
29 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
30 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )
DAFTAR PUSTAKA
http://alatukur.web.id/alat-ukur-mekanik/
http://arifkristanta.wordpress.com/belajar-online/pengukuran/
http://belajarsainsfisika.blogspot.com/2011/01/sop-jangka-sorong.html
http://belajarsainsfisika.blogspot.com/2011/01/sop-mikrometer-sekrup.html
http://belajar-refrigerasi.blogspot.com/
http://komunitaspatia.blogspot.com/2011/10/macam-alat-ukur-mekanik.html
http://blogrenaldi.blogdetik.com/spesifikasi-dan-cara-penggunaan-alat-ukur-fisika/
http://blog.uad.ac.id/nandadamayanti/2011/12/17/neraca-ohauss/
http://calongurufisika.blogspot.com/2012/08/macam-dan-spesifikasi-instrumen.html
http://data-smaku.blogspot.com/2012/11/mari-belajar-pengukuran.html
http://dhiweeluvphysics.blogspot.com/2011/05/stopwatch.html
http://jihan-fisika-unesa.blogspot.com/2012/05/neraca-ohauss.html
http://sugondopratikto.blogspot.com/2013/06/jurnal-alat-alat-ukur.html
http://www.scribd.com/doc/91843737/Alat-Ukur-Penggunaan-Dan-Prinsip-Kerja
31 | M A T A K U L I A H I N S T R U M E N T A S I ( F I S I K A 4 B )