Anda di halaman 1dari 7

UNIT PELAYANAN FARMASI IRNA IV

A. Tinjauan Unit Pelayanan Farmasi IRNA IV


Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRNA IV merupakan salah satu unit fungsional di IFRS
RSUD Dr. Saiful Anwar. UPF IRNA IV termasuk salah satu pendukung kepala IFRS dalam
mengkoordinasi penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di IRNA IV. UPF IRNA IV dipimpin
oleh seorang Penanggung Jawab yang merupakan seorang Apoteker yang bertanggungjawab
secara struktural kepada Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan secara pelayanan
bertanggung jawab kepada Kepala Staf Fungsional Farmasi. Apoteker penanggung jawab
dibantu oleh 3 orang apoteker ruangan, 1 orang TTK sebagai ketua pelaksana, 4 orang TTK dan
2 orang Caraka.

Tujuan umum diadakannya UPF IRNA IV ialah tercapainya pelayanan kefarmasian di


Instalasi Rawat Inap IV melalui pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai
yang baik. Agar tercapainya pelayanan yang optimal maka diperlukan sistem perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan sampai pendistribusian barang farmasi ke pasien yang
baik.

Unit pelayanan farmasi IRNA IV memberikan pelayanan kefarmasian dengan


menyediakan obat maupun alat-alat kesehatan yang dibutuhkan pasien. Berikut spesifikasi
ruangan yang termasuk dalam ruang lingkup UPF IRNA IV:

1) High Care Unit Anak: memiliki 11 tempat tidur, ruangan yang dikhususkan untuk pasien
anak dengan kegawatan. Pada umumnya, pasien di ruangan HCU anak berasal dari UGD,
ruang operasi atau ruang perawatan 7A atau 7B.
2) Ruang 7A: terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas 1 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12 dan
kelas 2 dengan 18 tempat tidur. Pada umumnya, kondisi pasien anak yang cukup stabil,
atau pasien pindahan dari ruang HCU.
3) Ruang 7B merupakan ruangan kelas 3, yang terdiri dari ruang infeksi dan ruang non
infeksi yang memiliki total 50 tempat tidur. Ruangan 7B terbagi dalam beberapa ruangan:
a. Ruang Isolasi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang mudah menular,
contoh: difteri, tuberculosis, HIV.
b. Ruang Neurologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang berkaitan
dengan gangguan syaraf, contoh: kejang.
c. Ruang Respiratori: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
pernafasan, contoh: asma kronis, tuberculosis.
d. Ruang Gastroenterologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang
berkaitan dengan gangguan sistem pencernaan, misal: diare.
e. Ruang Infeksi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit infeksi, contoh: demam
berdarah.
f. Ruang Kardiologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
jantung, misal: penyakit jantung bawaan.
g. Ruang Hematologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang berkaitan
dengan darah, contoh: anemia, thalasemia, leukemia.
h. Ruang Hepatologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
hepar, contoh: hepatitis akut.
i. Ruang Nefrologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
ginjal / nefro, contoh: gagal ginjal akut.
4) Ruang 11 Perinatologi: memiliki 45 tempat tidur, merupakan Unit khusus bagi semua
bayi usia 0-30 hari terutama dengan resiko tinggi misalnya gagal nafas dan bayi
premature. Ruang 11 perinatologi terdapat unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir
(NICU), serta dilengkapi dengan alat ventilator.
Pelayanan obat dan alat kesehatan dilakukan melalui peresepan perhari secara
PODS (Pemberian Obat Dosis Sehari) dan pemberian obat secara UDD (Unit Dose
Dispensing) dengan bukti serah terima ke perawat melalui KCO dan rekam medis.

B. Tugas Unit Pelayanan Farmasi Instalasi Rawat Inap IV

Untuk melaksanakan tugas pelayanan farmasi, UPF IRNA IV mempunyai fungsi pokok
sebagai berikut:
1) Menyusun dan merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai di UPF IRNA IV sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan.
2) Melakukan pelayanan resep pada pasien di UPF IRNA IV.
3) Membuat surat permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan kepada unit
Pengadaan.
4) Memantau dan mengendalikan ketersediaan perbekalan farmasi di UPF IRNA IV.
C. Sistem Managerial UPF IRNA IV

1) Perencanaan, Pengadaan dan Penerimaan


Sistem perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di UPF IRNA IV dilakukan
dengan meninjau kebutuhan periode sebelumnya, dengan cara melihat stok obat maupun alat
kesehatan yang telah digunakan selama seminggu sebelumnya menggunakan metode konsumsi
dan dengan memperhatikan sisa stok pada saat itu.
Pengadaan obat di UPF IRNA IV dilakukan setiap 1 minggu sekali. Permintaan
dilakukan setiap hari senin ke gudang non dasar secara online dari UPF IRNA IV, selanjutnya
barang datang pada hari selasa (alat kesehatan) dan rabu (obat). Kegiatan ini di laksanakan oleh
ketua pelaksana kemudian akan dilakukan rekapitulasi oleh gudang dan selanjutnya akan
dilakukan permintaan barang kepada distributor oleh bagian pengadaan. Obat atau alkes yang
datang di gudang farmasi non dasar akan diambil oleh caraka melalui beberapa tahap yaitu obat
dari gudang non dasar diperiksa kecocokannya oleh petugas farmasi di gudang kemudian
dilakukan serah terima antara petugas gudang dengan petugas farmasi, setelah cocok obat
dibawa ke UPF dan dilakukan pengecekan ulang (fisik, kesesuaian jenis, nama, jumlah barang
yang dipesan dan expired date) oleh PJ atau ketua pelaksana yang ada di UPF jika sudah cocok
barang tersebut divalidasi dan secara otomatis bertambah ke dalam stok inventori UPF IRNA IV.

2) Penyimpanan
Penyimpanan obat dan alat kesehatan di UPF IRNA IV diletakkan pada rak-rak yang
disusun secara alfabetis berdasarkan status pasien yaitu non formularium dan formularium.
Masing-masing obat dipisahkan penyimpanannya berdasarkan:
a) Stabilitas sediaan. Untuk sediaan-sediaan yang perlu penyimpanan khusus pada suhu
rendah (2-8C) seperti suppositoria, ovula, dan injeksi tertentu diletakkan dalam
lemari es. Contoh sediaan yang disimpan di lemari es adalah Suppositoria, Albumin.
b) Bentuk sediaan (dipisahkan untuk bentuk sediaan obat tablet, syrup, injeksi, alat
kesehatan), dan infus.
c) Obat-obat high alert, diberi tanda dengan stiker merah bertuliskan HIGH ALERT
warna merah dan dipisahkan dengan obat yang lain.
d) Untuk obatobat lasa diberi stiker bertuliskan LASA (look alike sound alike) warna
hijau, dan penempelan nya tidak boleh menutupi nama obat dan tanggal kadaluarsa.
Cara penyimpanan obat LASA ditulis dengan metode tall man letters dimana kata
yang berbeda ditulis dengan huruf besar dan diberi warna berbeda, sedangkan untuk
kata yang bunyinya sama ditulis dengan huruf kecil (cefoTAXIME dengan
cefTRIAXONE). Dan untuk obat yang memiliki beberapa kekuatan sediaan dan obat
dengan rupa mirip (cefotaxime injeksi dan ceftriaxone injeksi) tidak diletakkan
berdekatan, tetapi di beri jarah satu aau dua obat.
e) Untuk obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di lemari yang terbuat dari kayu
yang kuat dan mempunyai 2 buah pintu ganda dengan kunci yang berbeda, seperti
yang ada dalam peraturan PERMENKES RI No.03 Tahun 2015. Di letakkan di
dinding yang tidak bisa dipindahkan dan memiliki kunci rangkap 2. Lemari narotika
dan psikotropika di UPF IIRNA IV tersimpan dalam lemari yang tertanam ditembok
dan berukuran 40cm x 30cm x 60 cm.
3) Pendistribusian
Pelayanan kefarmasian di UPF IRNA IV dapat melalui pelayanan resep pasien rawat inap
umum dan resep dari ruang rawat inap anak dan perinatologi yang masuk dalam program JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional).

Pelayanan resep untuk pasien umum melalui sistem bridging yaitu pembayaran di akhir.
Sedangkan untuk pasien JKN, obat akan langsung diantarkan kepada pasien di ruang rawat
inapnya dan pasien wajib menyerahkan dokumen kelengkapan sebagai persyaratan untuk
mendapatkan hak sebagai peserta JKN. Prosedurnya sebagai berikut:
Dokter menulis terapi di rekam medis (F7A)

TTK mencatat di KCO

Entry secara online dari ruangan Telaah terapi oleh apoteker


dan pengecekan
administrasi
Data masuk ke UPF

Validasi permintaan ruangan

Di masukkan ke dalam program billing pasien

Obat di siapkan

Obat di antarkan ke ruangan

Di simpan pada kotak obat pasien

Gambar 1. Alur pelayanan obat dan alkes permintaan pasien Penjamin UPF IRNA IV

Penyiapan khusus obat oral dilakukan secara PODS (Pemberian Obat Dosis Sehari) oleh
petugas farmasi ruangan, dan langsung diserahkan kepada pasien (dilakukan double check
kesesuaian nama pasien dan nomor RM dengan obat yang akan diberikan) di ikuti pemberian
KIE. Sedangkan obat injeksi, infus, alkes disiapkan dan disimpan dikotak obat pasien di floor
stock.

UPF IRNA IV melayani floor stock di HCU yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
secara cepat, floor stock yang ada di ruang HCU ini berisi obat dan alat kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien di HCU dan pengadaannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien saat pelayanan di UPF IRNA IV berakhir atau tutup. Selain itu, juga terdapat trolley
emergency di ruang gawat anak (HCU) yang digunakan dan diperuntukkan bagi masyarakat
dalam ruang lingkup rumah sakit dengan keadaan gawat khususnya di ruanganruangan yang
terdapat di IRNA IV. Penggunaan perbekalan farmasi di trolley emergency melalui prosedur
pelaporan petugas yang membuka kunci kepada UPF yang buka 24 jam dengan penulisan berita
acara pembukaan. Kemudian petugas farmasi harus melengkapi kembali perbekalan yang telah
digunakan paling lambat 2 jam setelah penggunaan dan menulis berita acara penutupan trolley
emergency.

4) Evaluasi dan Pelaporan di UPF IRNA IV


Sebagai fungsi monitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk pencatatan
wajib dilakukan oleh UPF. Sedangkan pelaporan bertujuan untuk melengkapi data sebagai bahan
evaluasi dan tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran. Kegiatan pelaporan pengelolaan
obat dan alat kesehatan meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
pendistribusian.

Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode waktu
tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau pertahun). Pelaporan harian dilakukan oleh UPF
IRNA IV terkait pendapatan harian, jumlah resep, jumlah item resep dan jumlah pasien.
Pelaporan satu bulan sekali terkait pelaksanaan evaluasi oleh UPF IRNA IV adalah sebagai
berikut :

1) Laporan jumlah resep total sebulan


2) Laporan jumlah pasien total sebulan
3) Laporan suhu ruangan dan suhu kulkas
4) Laporan Narkotika dan Psikotropika setiap bulan
5) Laporan indikator mutu
6) Laporan respon time
7) Laporan slow moving (3 bulan)
8) Laporan barang yang mendekati kadaluarsa (kadaluarsa < 6 bulan)
9) Laporan stock opname setiap satu bulan sekali
10) Laporan barang ED (expired date)
Berbagai macam pelaporan ditujukan pada tiap tiap penanggung jawab. Pelaporan ke
bagian penyimpanan barang medis yaitu pelaporan stok opname, slow moving, pelaporan suhu
ruangan, suhu kulkas, narkotika, psikotropika, barang yang mendekati ED, dan barang yang
sudah ED. Pelaporan ke Kepala Urusan Pelayanan meliputi laporan respon time, jumlah resep
sebulan dan jumlah pasien. Pada bagian manajemen mutu dilaporkan terkait indikator mutu.

D. Kegiatan Mahasiswa PKPA


Kegiatan yang dilakukan mahasiswa saat PKPA di UPF IRNA IV meliputi:

a. Mengamati dan mempelajari alur pelayanan di UPF IRNA IV


b. Mempelajari terkait proses pengadaan dan penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai di UPF IRNA IV
c. Melakukan pengamatan dan pencatatan jenis obat-alkes beserta indikasi dan kegunaannya
khususnya terkait obat-obat pada anak
d. Mengamati dan mempelajari sistem penataan dan penyimpanan obat dan alat kesehatan di
UPF IRNA IV
e. Membantu dalam pelayanan resep baik berupa penerimaan resep, skrinning resep,
mempersiapkan obat atau alkes yang diresepkan dan melakukan penyerahan obat-alkes
disertai KIE kepada pasien
f. Mengerjakan tugas non struktural (pengkajian resep dan indikator mutu kelengkapan resep)
yang berguna untuk mengevaluasi bagaimana standar pelayanan farmasi, apakah sudah
memenuhi sasaran standar atau belum
g. Melakukan diskusi bersama apoteker penanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai