Upf Irna 4-Revisi 2
Upf Irna 4-Revisi 2
1) High Care Unit Anak: memiliki 11 tempat tidur, ruangan yang dikhususkan untuk pasien
anak dengan kegawatan. Pada umumnya, pasien di ruangan HCU anak berasal dari UGD,
ruang operasi atau ruang perawatan 7A atau 7B.
2) Ruang 7A: terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas 1 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12 dan
kelas 2 dengan 18 tempat tidur. Pada umumnya, kondisi pasien anak yang cukup stabil,
atau pasien pindahan dari ruang HCU.
3) Ruang 7B merupakan ruangan kelas 3, yang terdiri dari ruang infeksi dan ruang non
infeksi yang memiliki total 50 tempat tidur. Ruangan 7B terbagi dalam beberapa ruangan:
a. Ruang Isolasi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang mudah menular,
contoh: difteri, tuberculosis, HIV.
b. Ruang Neurologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang berkaitan
dengan gangguan syaraf, contoh: kejang.
c. Ruang Respiratori: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
pernafasan, contoh: asma kronis, tuberculosis.
d. Ruang Gastroenterologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang
berkaitan dengan gangguan sistem pencernaan, misal: diare.
e. Ruang Infeksi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit infeksi, contoh: demam
berdarah.
f. Ruang Kardiologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
jantung, misal: penyakit jantung bawaan.
g. Ruang Hematologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit yang berkaitan
dengan darah, contoh: anemia, thalasemia, leukemia.
h. Ruang Hepatologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
hepar, contoh: hepatitis akut.
i. Ruang Nefrologi: untuk merawat bayi dan anak dengan penyakit atau gangguan pada
ginjal / nefro, contoh: gagal ginjal akut.
4) Ruang 11 Perinatologi: memiliki 45 tempat tidur, merupakan Unit khusus bagi semua
bayi usia 0-30 hari terutama dengan resiko tinggi misalnya gagal nafas dan bayi
premature. Ruang 11 perinatologi terdapat unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir
(NICU), serta dilengkapi dengan alat ventilator.
Pelayanan obat dan alat kesehatan dilakukan melalui peresepan perhari secara
PODS (Pemberian Obat Dosis Sehari) dan pemberian obat secara UDD (Unit Dose
Dispensing) dengan bukti serah terima ke perawat melalui KCO dan rekam medis.
Untuk melaksanakan tugas pelayanan farmasi, UPF IRNA IV mempunyai fungsi pokok
sebagai berikut:
1) Menyusun dan merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai di UPF IRNA IV sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan.
2) Melakukan pelayanan resep pada pasien di UPF IRNA IV.
3) Membuat surat permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan kepada unit
Pengadaan.
4) Memantau dan mengendalikan ketersediaan perbekalan farmasi di UPF IRNA IV.
C. Sistem Managerial UPF IRNA IV
2) Penyimpanan
Penyimpanan obat dan alat kesehatan di UPF IRNA IV diletakkan pada rak-rak yang
disusun secara alfabetis berdasarkan status pasien yaitu non formularium dan formularium.
Masing-masing obat dipisahkan penyimpanannya berdasarkan:
a) Stabilitas sediaan. Untuk sediaan-sediaan yang perlu penyimpanan khusus pada suhu
rendah (2-8C) seperti suppositoria, ovula, dan injeksi tertentu diletakkan dalam
lemari es. Contoh sediaan yang disimpan di lemari es adalah Suppositoria, Albumin.
b) Bentuk sediaan (dipisahkan untuk bentuk sediaan obat tablet, syrup, injeksi, alat
kesehatan), dan infus.
c) Obat-obat high alert, diberi tanda dengan stiker merah bertuliskan HIGH ALERT
warna merah dan dipisahkan dengan obat yang lain.
d) Untuk obatobat lasa diberi stiker bertuliskan LASA (look alike sound alike) warna
hijau, dan penempelan nya tidak boleh menutupi nama obat dan tanggal kadaluarsa.
Cara penyimpanan obat LASA ditulis dengan metode tall man letters dimana kata
yang berbeda ditulis dengan huruf besar dan diberi warna berbeda, sedangkan untuk
kata yang bunyinya sama ditulis dengan huruf kecil (cefoTAXIME dengan
cefTRIAXONE). Dan untuk obat yang memiliki beberapa kekuatan sediaan dan obat
dengan rupa mirip (cefotaxime injeksi dan ceftriaxone injeksi) tidak diletakkan
berdekatan, tetapi di beri jarah satu aau dua obat.
e) Untuk obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di lemari yang terbuat dari kayu
yang kuat dan mempunyai 2 buah pintu ganda dengan kunci yang berbeda, seperti
yang ada dalam peraturan PERMENKES RI No.03 Tahun 2015. Di letakkan di
dinding yang tidak bisa dipindahkan dan memiliki kunci rangkap 2. Lemari narotika
dan psikotropika di UPF IIRNA IV tersimpan dalam lemari yang tertanam ditembok
dan berukuran 40cm x 30cm x 60 cm.
3) Pendistribusian
Pelayanan kefarmasian di UPF IRNA IV dapat melalui pelayanan resep pasien rawat inap
umum dan resep dari ruang rawat inap anak dan perinatologi yang masuk dalam program JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional).
Pelayanan resep untuk pasien umum melalui sistem bridging yaitu pembayaran di akhir.
Sedangkan untuk pasien JKN, obat akan langsung diantarkan kepada pasien di ruang rawat
inapnya dan pasien wajib menyerahkan dokumen kelengkapan sebagai persyaratan untuk
mendapatkan hak sebagai peserta JKN. Prosedurnya sebagai berikut:
Dokter menulis terapi di rekam medis (F7A)
Obat di siapkan
Gambar 1. Alur pelayanan obat dan alkes permintaan pasien Penjamin UPF IRNA IV
Penyiapan khusus obat oral dilakukan secara PODS (Pemberian Obat Dosis Sehari) oleh
petugas farmasi ruangan, dan langsung diserahkan kepada pasien (dilakukan double check
kesesuaian nama pasien dan nomor RM dengan obat yang akan diberikan) di ikuti pemberian
KIE. Sedangkan obat injeksi, infus, alkes disiapkan dan disimpan dikotak obat pasien di floor
stock.
UPF IRNA IV melayani floor stock di HCU yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
secara cepat, floor stock yang ada di ruang HCU ini berisi obat dan alat kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien di HCU dan pengadaannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien saat pelayanan di UPF IRNA IV berakhir atau tutup. Selain itu, juga terdapat trolley
emergency di ruang gawat anak (HCU) yang digunakan dan diperuntukkan bagi masyarakat
dalam ruang lingkup rumah sakit dengan keadaan gawat khususnya di ruanganruangan yang
terdapat di IRNA IV. Penggunaan perbekalan farmasi di trolley emergency melalui prosedur
pelaporan petugas yang membuka kunci kepada UPF yang buka 24 jam dengan penulisan berita
acara pembukaan. Kemudian petugas farmasi harus melengkapi kembali perbekalan yang telah
digunakan paling lambat 2 jam setelah penggunaan dan menulis berita acara penutupan trolley
emergency.
Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode waktu
tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau pertahun). Pelaporan harian dilakukan oleh UPF
IRNA IV terkait pendapatan harian, jumlah resep, jumlah item resep dan jumlah pasien.
Pelaporan satu bulan sekali terkait pelaksanaan evaluasi oleh UPF IRNA IV adalah sebagai
berikut :