TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA
Ditetapkan di : Waikabubak
Pada Tanggal : Mei 2016
Direktur Rumah Sakit Kristen Lende Moripa
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah Sakit Umum adalah Rumah
Sakityang melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat
yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan
memberikan pertolongan pertama. Rumah Sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah
ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah Sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang
bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai
kemampuan penyelenggaranya. Rumah Sakityang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat
kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia
juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik).
Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komperhensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit
Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas Rumah Sakit umum adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan
kegiatan : Pelayanan medis, Pelayanan dan asuhan keperawatan, Pelayanan penunjang medis dan
nonmedis, Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan, Pendidikan, penelitian dan
pengembangan, Administrasi umum dan keuangan. Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit, fungsi Rumah Sakit adalah : Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, Pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis, Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, Penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Pada awal berdirinya, Rumah Sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang tidak
bergerak di bidang jasa. Seluruh biaya operasional di danai oleh pemerintah. Namun, dalam
perkembangannya Rumah Sakit tidak mampu menampung besarnya jumlah masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga memunculkan tumbuh Rumah Sakit yang dikelola oleh
swasta yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Swasta yang berorientasi pada keuntungan dari jasa pelayanan kesehatan bagi
masyarakat cenderung melengkapi jenis pelayanan mereka dengan peralatan yang mutakhir dengan
tujuan memuaskan pengguna jasa (pasien). Pelayanan kesehatan yang diberikan tentunya ditunjang
kemampuan pelayan kesehatan yang kompeten dan di batasi oleh kode etik masing masing profesi
yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan ini maka Rumah Sakit lebih disebut institusi
daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang maksimal sehingga setiap
pelayanan yang di berikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen Rumah Sakit Kristen Lende Moripa di jalankan dengan langkah langkah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dengan
mengatur strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dapat
disusun baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga dapat dipakai sebagai
dasar untuk mengendalikan kegiatan pelayanan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan tugas pokok dari
suatu kelompok individu atau individu, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugas tugas
nya dan pertanggung jawaban terhadap tugas yang diterima masing masing individu.
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat
diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan harus dilakukan dengan
mengadakan pendekatan dan perbaikan secara terus menerus serta memotivasi para karyawan
agar dapat bekerja optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran
yang jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk yang memadai dan memiliki perasaan
apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu
memonitor laporan laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah
ditentukan, karena sangat berkaitan erat dengan penghematan atau pemborosan biaya yang
diperlukan.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun baik Rumah Sakit, komite, instalasi, bangsal dan unit
membuat rencana kerja dan anggaran yang akan dievaluasi pada akhir tahun berjalan dan disusun
berdasarkan pegukuran kinerja Balanced Score Care.
Balanced Score Care merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara ukuran
kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu kinerja diukur dari empat prespektif yaitu :
1. Keuangan, contoh : target pendapatan
2. Pelanggan, contoh : indeks kepuasan pelanggan
3. Bisnis internal, contoh : program kerja
4. Pembelajaran dan pertumbuhan, contoh : peningkatan kemampuan pegawai dengan diklat
internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara minimal, juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM
tertentu, berupa masukan , proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini
dimonitoring, dicatat oleh unit unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja
Bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan menuju arah yang lebih
baik.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA
3.1. VISI
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memiliki Visi :
Menjadi Rumah Sakit yang melayani dengan Kasih dan mengutamakan Mutu bagi Keselamatan Pasien.
3.2. MISI
Misi Rumah Sakit Kristen Lende Moripa adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang holistik pada setiap orang berlandaskan Kasih Kristus
tanpa membeda bedakan status sosial, agama, ras, suku, dan golongan.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
3. Mengembangkan dan meningkatkan mutu SDM secara utuh yang berintegritas, professional dan
inovatif.
4. Mengembangkan dan meningkatkan mutu peralatan, sarana dan prasarana.
5. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen.
6. Menyelenggarakan Rumah Sakit yang aman dan ramah lingkungan.
3.3. FALSAFAH
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memiliki Falsafah :
1. Menjadikan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa pilihan utama masyarakat Sumba.
2. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu.
3. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme.
4. Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berkarya.
5. Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi.
6. Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan Rumah Sakit.
7. Keselarasan dalam melaksanakan tugas.
3.6. MOTTO
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memilki Motto :
Melayani dengan Kasih
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA
4.1. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Rumah Sakit ada pada lampiran.
4.2. KETERANGAN / PENGERTIAN
a. Unit Struktural
i. Direktur
Adalah Pimpinan / pejabat tertinggi di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa.
ii. Wakil Direktur
Adalah Pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
iii. Kepala Bagian
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih
pelayanan di Rumah Sakit, yaitu :
1. Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
- Sekretariat
- Urusan Keuangan
- Urusan Perlengkapan
2. Kepala Bagian Medis
3. Kepala Bagian Perawatan
4. Kepala Tata Usaha
iv. Kepala Unit Kerja
Adalah pejabat yang membantu pelayanan kepala bagian medis di rumah sakit,
1. Gudang obat
2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Poliklinik
5. Unit Gawat Darurat dan Kamar Operasi (UGD/OK)
6. Radiologi (RO)
7. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
8. Rekaman Medik
v. Kepala Bangsal
Adalah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien di unit
perawatan inap / bangsal
1. Bangsal A
2. Bangsal B
3. Bangsal Betlehem (Kebidanan)
4. Bangsal Betesda / G Anak
5. Bangsal D / VIP Siloam
vi. Kepala urusan
1. Kepala Urusan Umum
- Urusan Rumah Tangga
- Perlengkapan
2. Kepala urusan keuangan
- Verifikasi dan Pembukuan
- Kasir
- Gaji
3. Kepala Urusan Kepegawaian
- Diklat
- Mutasi
b. Unit Non Struktural
i. Kerohanian
ii. Komite Medik
iii. Komite Keperawatan
iv. Komite SPI
v. Komite K3RS
vi. Komite Etik dan Hukum
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
Instalasi Kamar Operasi merupakan salah satu instalasi yang pengawasannya di bawah
Wadir Pelayanan. Kepala Instalasi Kamar Operasi membawahi Instalasi Kamar Operasi dan
Anesthesi, bertanggung jawab langsung kepada Wadir Pelayanan.
Instalasi Kamar Operasi membawahi 4 sub unit yaitu : Instalasi Kamar Operasi,
Anesthesi, Kamar steril dan Binatu yang masing-masing sub bagian ini bertanggung jawab
langsung kepada kepala perawat Instalasi Kamar Operasi.
DIREKTUR
BEDAH
ANASTESI
BAB VII
URAIAN JABATAN
Tanggung jawab 1. Bertanggung jawab terhadap jumlah instrumen dan alat lainnya
dalam pelaksanaan pembedahan yang dipakai baik pre operasi,
intra dan pasca operasi
2. Bertanggung jawab terhadap alat doker yang dibawa dari luar
rumah sakit
3. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan jumlah inventaris
instrument
4. Bertanggung jawab terhadap inventaris alat kesehatan
2) Saat pembedahan
a. Bersama asisten bedah mengatur posisi pasien,
memasang arde cauter, suction dan lampu
b. Mengikat tali baju yang dipakai tim bedah
c. Membantu mengukur, mencatat kehilangan
darah, cairan dengan mengetahui jumlah produksi
urine, jumlah darah, jumlah cairan yang hilang
d Memenuhi kebutuhan selama operasi berlangsung
e. Bekerjasama dengan asisten anestesi dalam
memantau kondisi pasien selama pembedahan
f. Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan
kepada dokter anesthesi
g. Menghubungi petugas penunjang medis (
radiologi, laboratorium dan farmasi, perawat
ruangan )
h. Melayani kebutuhan instrumen steril, bahan habis
pakai dan lain-lain yang diperlukan selama
pembedahan berlangsung
i. Menyiapakan bahan pemeriksaan laboratorium
patologi
j. Bekerja sama dengan perawat instrumen dalam
menghitung jumlah pemakaian instrument, bahan
habis pakai ( alat steril, kassa, ringsponges,
jarum dan lain-lain ) sesuai jumlah awal
persiapan
3) Setelah Pembedahan
a. Mendampingi dokter bedah menulis laporan
operasi dan menulis instruksi post operasi,
kelengkapan status pasien
b. Mengecek kelengkapan semua berkas-berkas post
operasi
c. Membantu asisten anesthesi dan dokter
membangunkan pasien sampai pasien sadar
d. Menghitung dan memastikan alat yang dipakai
sesuai dengan persiapan awal
e. Membantu memindahkan pasien dari meja
operasi ke brankar
f. Mengecek dan mencatat pemakaian obat, bahan
habis pakai, alat dokter dan alat kesehatan di
lembaran pemakaian
g. Melakukan serah terima dengan petugas recovery
room
h. Membereskan dan merapikan kamar operasi
i. Mengambil linen dan instumen kotor
j. Membersihkan dan mencuci linen
k. Mencatat semua pemakaian instrument steril
l. Mengingatkan kembali petugas instrument untuk
melengkapi pemakaian alat dan kelengkapan
tanda tangan.
m. Membantu mengerjakan administrasi pasien
Tanggung jawab
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelayanan anestesi.
2. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan
jumlah inventaris obat dan alat anestesi.
3. Bertanggung jawab terhadap administrasi.
3. Komunikasi Efektif
Kemampuan komunikasi interpersonal yang menjamin
pertukaran informasi yang efektif dengan pasien dan
keluarganya, serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lain ,
komunitas ilmiah dan masyarakat
8. Manajerial
Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai
profesi dan institusi dalam upaya mengantisipasi dan
memecahkan masalah kesehatan dan mengembangkan
penatalaksanaan pasien secara terintegrasi
2. Perawat Anestesi/Perawat
A. Asuhan Keperawatan Pre Anestesi
1. Mampu melakukan anamnesa riwayat kesehatan klien
2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik klien
3. Melakukan pengecekan persiapan administrasi klien
4. Melakukan analisa hasil pengkajian dan merumuskan
masalah/diagnosa keperawatan
5. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pre
anestesi
6. Mampu melaksanakan tindakan perawatan pre anestesi
7. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan
perawatan pre anestesi