Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

UNIT GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA


JL. El Tari No. 2, Tlp/Fax : ( 0387 )21085, email: lendemoripa@gmail.com

Waikabubak Sumba Barat

Nusa Tenggara Timur


SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 19 / 03 / V / SK KEB.DIR / 2016

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA

DIREKTUR RS. KRISTEN LENDE MORIPA

MENIMBANG : a. Bahwa adanya Penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit


yang baik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa.
b. Bahwa agar Pelayanan yang baik dapat terlaksana, diperlukan adanya kebijakan
Direktur Rumah Sakit Kristen Lende Moripa sebagai dasar bagi Penyelenggaraan
Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman di maksud dalam point a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah SakitKristen Lende Moripa.
MENGINGAT : a. Undang undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 / Menkes / Per / III /
2008 Tetang persetujuan Tindakan Kedokteran.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 / Menkes / Sk / II /
2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 / Menkes / Per /
VIII / 2001 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
MEMPERHATIKAN : Perlunya pembentukan Pengorganisasian dan Pelayanan yang berkualitas di
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE
MORIPA.
PERTAMA : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa
harus dibahas sekurang kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila di
pandang perlu maka dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan
yang ada.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa dilaksanakan oleh Wakil Direktur Rumah Sakit
Kristen Lende Moripa.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Waikabubak
Pada Tanggal : Mei 2016
Direktur Rumah Sakit Kristen Lende Moripa

dr. Loeta Lapoe Moekoe


NIPY. 22 72 01 091

BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah Sakit Umum adalah Rumah
Sakityang melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat
yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan
memberikan pertolongan pertama. Rumah Sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah
ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah Sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang
bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai
kemampuan penyelenggaranya. Rumah Sakityang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat
kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia
juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik).
Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komperhensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit
Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas Rumah Sakit umum adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan
kegiatan : Pelayanan medis, Pelayanan dan asuhan keperawatan, Pelayanan penunjang medis dan
nonmedis, Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan, Pendidikan, penelitian dan
pengembangan, Administrasi umum dan keuangan. Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit, fungsi Rumah Sakit adalah : Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, Pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis, Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, Penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Pada awal berdirinya, Rumah Sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang tidak
bergerak di bidang jasa. Seluruh biaya operasional di danai oleh pemerintah. Namun, dalam
perkembangannya Rumah Sakit tidak mampu menampung besarnya jumlah masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga memunculkan tumbuh Rumah Sakit yang dikelola oleh
swasta yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Swasta yang berorientasi pada keuntungan dari jasa pelayanan kesehatan bagi
masyarakat cenderung melengkapi jenis pelayanan mereka dengan peralatan yang mutakhir dengan
tujuan memuaskan pengguna jasa (pasien). Pelayanan kesehatan yang diberikan tentunya ditunjang
kemampuan pelayan kesehatan yang kompeten dan di batasi oleh kode etik masing masing profesi
yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan ini maka Rumah Sakit lebih disebut institusi
daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang maksimal sehingga setiap
pelayanan yang di berikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen Rumah Sakit Kristen Lende Moripa di jalankan dengan langkah langkah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai dengan
mengatur strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dapat
disusun baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga dapat dipakai sebagai
dasar untuk mengendalikan kegiatan pelayanan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan tugas pokok dari
suatu kelompok individu atau individu, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugas tugas
nya dan pertanggung jawaban terhadap tugas yang diterima masing masing individu.
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat
diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan harus dilakukan dengan
mengadakan pendekatan dan perbaikan secara terus menerus serta memotivasi para karyawan
agar dapat bekerja optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran
yang jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk yang memadai dan memiliki perasaan
apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu
memonitor laporan laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah
ditentukan, karena sangat berkaitan erat dengan penghematan atau pemborosan biaya yang
diperlukan.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun baik Rumah Sakit, komite, instalasi, bangsal dan unit
membuat rencana kerja dan anggaran yang akan dievaluasi pada akhir tahun berjalan dan disusun
berdasarkan pegukuran kinerja Balanced Score Care.
Balanced Score Care merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara ukuran
kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu kinerja diukur dari empat prespektif yaitu :
1. Keuangan, contoh : target pendapatan
2. Pelanggan, contoh : indeks kepuasan pelanggan
3. Bisnis internal, contoh : program kerja
4. Pembelajaran dan pertumbuhan, contoh : peningkatan kemampuan pegawai dengan diklat
internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara minimal, juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM
tertentu, berupa masukan , proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini
dimonitoring, dicatat oleh unit unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja
Bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan menuju arah yang lebih
baik.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA

2.1 SEJARAH INSTITUSI RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA


Rumah SakitKristen Lende Moripa mulai dibangun sejak 25 Oktober 1925, yang berlokasi di Jalan
El Tari No. 2, Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi
Nusa tenggara Timur, Indonesia. Di atas area tanah seluas 25.080 m2 Secara legalitas di sahkan pada
tanggal 17 Mei 1997.
Rumah SakitKristen Lende Moripa merupakan salah satu dari 2 ( dua ) Rumah Sakit yang
didirikan oleh Zending Gereja Gereformeerd dari negeri Belanda yang kemudian pada tanggal 1 Januari
1950 di hibahkan kepada Sinode Gereja Kristen Sumba, yang secara langsung ada di bawah Yayasan
untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit Rumah Sakit Kristen di Sumba (YUMERKRIS).
Pada Visi Rumah Sakit Kristen Lende Moripa adalah setiap orang yang menderita sakit adalah
manusia sesamanya yang diserahkan Tuhan kepadanya untuk ditolongnya.
Misi Rumah SakitKristen Lende Moripa adalah Setiap yang menderita sakit wajib di layani dan
di rawat secara bertanggung jawab dalam takut dan dengar dengaran kepada Tabib yang benar itu
Mengikti perkembangan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa dari waktu ke waktu dan dalam
proses persiapan Akreditasi maka Visi dan Misi Rumah Sakit Kristen Lende Moripa kemudian mengalami
perubahan dan penyesuaian sesuai dengan tujuan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa pada Tahun 2015.
Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu terdiri atas 2 Rumah Sakit, 3 Rumah Sakit
Pembantu dan 11 Balai Pengobatan hingga pada Tahun 1954 terjadi perubahan terus menerus baik dari
segi jumlah maupun mutu pelayanan, sampai dengan saat ini dengan 2 Rumah Sakit milik YUMERKRIS
yaitu Lindimara di Waingapu dan Lende Moripa di Waikabubak.

2.2 DESKRIPSI RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA


Rumah Sakit Kristen Lende Moripa merupakan Rumah Sakit umum dengan pelayanan kesehatan
yang bersifat umum dan dilengkapi oleh pelayanan penunjang medis 24 jam.
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa yang berlokasi di Jalan El Tari No. 2, Kelurahan Kampung
Sawah, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Telepon 0387- 21085 / 21702 / 22542, fax : 0387 21085 dengan alamat email
lendemoripa@gmail.com.
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa diresmikan pada tanggal 25 Oktober 1925, dengan status
berada di bawah kepemilikan Sinode Gereja Kristen Sumba, yang di kontrol secara langsung oleh Yayasan
Untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit Rumah Sakit Kristen di Sumba (YUMERKRIS). Rumah Sakit
Kristen Lende Moripa merupakan Rumah Sakit Tipe D. pada saat ini Rumah Sakit Kristen Lende Moripa di
pimpin oleh dr. Loeta Lapoe Moekoe selaku Direktur.
Beliau telah memimpin Rumah Sakit Kristen Lende Moripa sejak tahun 2001 sampai dengan saat
ini, setelah beberapa pergantian pemimpin Rumah Sakit yang di atur oleh Sinode GKS melalui
YUMERKRIS. Semua biaya operasional Rumah Sakit harus diusahakan sendiri, akan tetapi beberapa asset
yang ada di Rumah Sakit ini merupakan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sumba Barat dan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dibawah kepemimpinan dr. Loeta lapoe Moekoe Rumah Sakit
Kristen Lende Moripa terus melakukan pembenahan diri baik dari aspek manajemen, fisik maupun
pelayanan yang di berikan termasuk pada pengadaan fasilitas dan sumber daya manusia yang
mendukung pelayanannya.
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memberikan beragam pelayanan medis antara lain : Poliklinik
Umum, Poli Klinik Gigi, Poli Kandungan dan Kebidanan, Poli Penyakit Dalam, Unit Gawat Darurat, serta
rawat inap yang terdiri dari VIP, Kelas I, II dan III dan dilengkapi dengan pelayanan laboratorium,
radiologi, farmasi dan anestesi. Kapasitas tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Kristen Lende
Moripa sebanyak 90 tempat tidur.
Kebijakan umum Rumah Sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara
tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang
diperlukan, tanpa memberi resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar
oleh pasien setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak Rumah
Sakit Kristen Lende Moripa berdiri dan merupakan nilai dasar bagi Rumah Sakit Kristen Lende Moripa.

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA
3.1. VISI
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memiliki Visi :
Menjadi Rumah Sakit yang melayani dengan Kasih dan mengutamakan Mutu bagi Keselamatan Pasien.

3.2. MISI
Misi Rumah Sakit Kristen Lende Moripa adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang holistik pada setiap orang berlandaskan Kasih Kristus
tanpa membeda bedakan status sosial, agama, ras, suku, dan golongan.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
3. Mengembangkan dan meningkatkan mutu SDM secara utuh yang berintegritas, professional dan
inovatif.
4. Mengembangkan dan meningkatkan mutu peralatan, sarana dan prasarana.
5. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen.
6. Menyelenggarakan Rumah Sakit yang aman dan ramah lingkungan.

3.3. FALSAFAH
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memiliki Falsafah :
1. Menjadikan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa pilihan utama masyarakat Sumba.
2. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu.
3. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme.
4. Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berkarya.
5. Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi.
6. Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan Rumah Sakit.
7. Keselarasan dalam melaksanakan tugas.

3.4. NILAI NILAI


Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memiliki nilai nilai :
L : Loyal M : Mutu
E : Efektif O : Objektif
N : Nyaman R : Ramah
D : Dedikasi I : Integritas
E : Efisien P : Profesional
A : Asertif
3.5. TUJUAN
Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat demi peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia Indonesia secara rohani dan jasmani.

3.6. MOTTO
Rumah Sakit Kristen Lende Moripa memilki Motto :
Melayani dengan Kasih

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA
4.1. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Rumah Sakit ada pada lampiran.
4.2. KETERANGAN / PENGERTIAN
a. Unit Struktural
i. Direktur
Adalah Pimpinan / pejabat tertinggi di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa.
ii. Wakil Direktur
Adalah Pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
iii. Kepala Bagian
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih
pelayanan di Rumah Sakit, yaitu :
1. Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
- Sekretariat
- Urusan Keuangan
- Urusan Perlengkapan
2. Kepala Bagian Medis
3. Kepala Bagian Perawatan
4. Kepala Tata Usaha
iv. Kepala Unit Kerja
Adalah pejabat yang membantu pelayanan kepala bagian medis di rumah sakit,
1. Gudang obat
2. Instalasi Farmasi
3. Laboratorium
4. Poliklinik
5. Unit Gawat Darurat dan Kamar Operasi (UGD/OK)
6. Radiologi (RO)
7. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
8. Rekaman Medik
v. Kepala Bangsal
Adalah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien di unit
perawatan inap / bangsal
1. Bangsal A
2. Bangsal B
3. Bangsal Betlehem (Kebidanan)
4. Bangsal Betesda / G Anak
5. Bangsal D / VIP Siloam
vi. Kepala urusan
1. Kepala Urusan Umum
- Urusan Rumah Tangga
- Perlengkapan
2. Kepala urusan keuangan
- Verifikasi dan Pembukuan
- Kasir
- Gaji
3. Kepala Urusan Kepegawaian
- Diklat
- Mutasi
b. Unit Non Struktural
i. Kerohanian
ii. Komite Medik
iii. Komite Keperawatan
iv. Komite SPI
v. Komite K3RS
vi. Komite Etik dan Hukum

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
Instalasi Kamar Operasi merupakan salah satu instalasi yang pengawasannya di bawah
Wadir Pelayanan. Kepala Instalasi Kamar Operasi membawahi Instalasi Kamar Operasi dan
Anesthesi, bertanggung jawab langsung kepada Wadir Pelayanan.
Instalasi Kamar Operasi membawahi 4 sub unit yaitu : Instalasi Kamar Operasi,
Anesthesi, Kamar steril dan Binatu yang masing-masing sub bagian ini bertanggung jawab
langsung kepada kepala perawat Instalasi Kamar Operasi.

DIREKTUR

KEPALA BAGIAN MEDIS

Ka. Instalasi Kamar Operasi

Ka. Perawat Instalasi Kamar Operasi

BEDAH
ANASTESI

BAB VII
URAIAN JABATAN

7.1.INSTALASI KAMAR OPERASI

1. Nama jabatan : Kepala Instalasi Kamar Operasi

Hasil kerja 1. Terselenggaranya Pelayanan pembedahan dan anestesi di


Instalasi Kamar Operasi dengan baik dan lancar
2. Terselenggaranya visi, misi dan program Instalasi Kamar
Operasi secara menyeluruh dan terpadu

Uraian tugas 1. Bertanggung jawab terhadap skema pengelolaan pasien


Instalasi Kamar Operasi
2. Melaksanakan pembinaan staf untuk meningkatkan mutu
pelayanan di Instalasi Kamar Operasi
3. Membuat penilaian terhadap kinerja staf di Instalasi
Kamar Operasi
4. Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan
peraturan dan tugas yang berlaku di Isntalasi kamar
operasi

Tanggung jawab : 1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembedahan dan


pengelolaan Instalasi Kamar Operasi
2. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
3. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan visi dan misi
Instalasi Kamar Operasi

Wewenang 1. Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf


2. Menilai kinerja staf
3. Memberi usulan mengenai penambahan peralatan di
Instalasi Kamar Operasi
4. Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasi
bawahan di bagian Instalasi Kamar Operasi
5. Mengusulkan untuk pengembangan staf
6. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja yang lain
yang terkait
7. Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenang dan
kompeten.

Syarat jabatan 1. Mempunyai kemampuan manajemen


2. Mempunyai penguasaan pengetahuan di bidangnya
3. Pendidikan spesialis bedah atau anesthesi
4. Bisa bekerjasama dengan staf Instalasi Kamar Operasi

2. Nama jabatan : Kepala Perawat Kamar Operasi


Hasil kerja 1. Terselenggaranya Pelayanan pembedahan dan anestesi di
Instalasi Kamar Operasi dengan baik dan lancar
2. Terkoordinasinya seluruh kegiatan di Instalasi Kamar Operasi
3. Terselenggaranya visi, misi dan program Instalasi Kamar
Operasi secara menyeluruh dan terpadu

Uraian tugas 1. Bertanggung jawab untuk pelaksanaan pelayanan administrasi


dan pengeluaran di Instalasi Kamar Operasi
2. Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jumlah
dan kemampuan operasi
3. Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab kepada staf
4. Melakukan pembagian tugas harian dan
memperhitungkan jumlah dan kemampuan staf dalam
pelaksanaan pembedahan
5. Menyusun program pengembangan staf Intalasi Kamar Operasi
6. Membuat jadwal dinas sebulan sekali
7. Menyusun jadwal jaga harian
8. Membuat laporan berkala kepada kepala Instalasi Kamar
Operasi dan wadir pelayanan
9. Melakukan perawatan dan pemeliharaan semua peralatan
Instalasi Kamar Operasi
10. Melaporkan kepada kepala Instalasi Kamar Operasi dan wadir
pelayanan bila terjadi kerusakan peralatan dikamar operasi
11. Menyusun rencana kegiatan tahunan Instalasi Kamar Operasi
12. Membuat rencana anggaran tahunan (TOR) Instalasi Kamar
Operasi
13. Menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan Instalasi Kamar
Operasi
14. Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan
peraturan dan tugas yang berlaku di isntalasi kamar operasi
15. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien
16. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain berkaitan dengan
kegiatan di Instalasi Kamar operasi

Tanggung jawab 1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembedahan dan


pengelolaan Instalasi Kamar Operasi
2. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
3. Bertanggung jawab terhadap peralatan di Instalasi kamar
Operasi
4. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan visi dan misi Instalasi
Kamar Operasi
5. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan evaluasi
6. Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi Kamar Operasi dan
Wadir Pelayanan
Wewenang 1. Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf
2. Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasi bawahan di
Instalasi Kamar Operasi
3. Mendapat laporan hasil kerja bawahan
4. Mengusulkan untuk pengembangan staf
5. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja yang lain yang
terkait
6. Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenang dan
kompeten
7. Membuat dan menanda tangani kwitansi lembur

Syarat jabatan 1. Pendidikan Sarjana Keperawatan


2. Mempunyai kemampuan manajemen
3. Mempunyai pengalaman kerja di Instalasi kamar Operasi
minimal 5 tahun
4. Mempunyai penguasaan pengetahuan di bidangnya
5. Mempunyai dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab
6. Mempunyai kecepatan kerja yang tinggi dan baik
7. Mengikuti pelatihan dan seminar berkaitan dengan Instalasi
Kamar Operasi

3. Nama jabatan : Perawat Asisten Bedah


Hasil kerja Terselenggaranya pelayanan pembedahan di Instalasi Kamar Operasi
berjalan dengan baik dan lancar

Uraian tugas 1) Sebelum Pembedahan


a. Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan
operasi dan kemungkinan komplikasi
b. Memastikan area opperasi siap pakai
c. Membantu instrument menyiapkan kelengkapan operasi
( instrument steril, bahan habis pakai
d. operasi )
e. Memastikan kesiapan kegawatan
f. Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
g. Membantu mempersiapkan posisi pasien
h. Membantu operator melakukan desinfektan
i. Membantu operator drapping
j. Berkoordinasi dengan tim anesthesi tentang kesiapan tindakan
operasi dan kondisi pasien
2) Saat pembedahan
a. Membantu operator dalam membuka lapangpandang
operator saat dilakukan tindakan pembedahan
b. Membantu operator dalam setiap tindakan
c. Memantau dan meminimalkan perdarahan
d. Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasi dengan operator
e. Mengawasi kinerja instrument
f. Mengantisipasi kebutuhan operator baik kebutuhan personal
maupun kebutuhan tindakan operasi selangkah di depan operator
3) Setelah pembedahan

a. Menutup luka dengan teknik steril


b. Membersihkan bagian tubuh pasien yang dioperasi
c. Melengkapi keperluan PA
d. Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga
e. Membantu transfer pasien dari ruang operasi ke ruang pulih
sadar
f. Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan
g. Memeriksa dan menghitung semua instrument sesuai inventaris
sebelum diserahkan ke kamar steril

Tanggung jawab a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaanpembedahan


b. Bertanggung jawab terhadap bahan PA yang akan dikirim untuk
pemeriksaan dan memberitahukan kepada keluarga
c. Bertanggungjawab terhadap penyerahan specimen kepada
keluarga
d. Bertanggung jawab terhadap jumlah instrument dan alat lainnya
dalam pelaksanaan pembedahan
e. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan berkas-berkas pasien
yang dilakukan operasi ( operasi lokal anesthesi )

Wewenang a. Memastikan tindakan operasi yang diikuti bersama tim berjalan


dengan baik dan lancar
b. Memberi masukan kepada operator bila diperlukan
c. Memastikan tidak ada kekeliruan pada saat operasi

Syarat jabatan a. Dokter atau paramedik


b. Menguasi betul atau fasih teknik aseptik antiseptik
c. Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
d. Mampu mengelola pasien gawat
e. Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
f. Mengenal karakteristik operator
g. Mempunyai kecepatan kerja yang tinggi dan baik
h. Teliti dan cekatan

Catatan : Bila asisten bedah dari luar :


Tidak melakukan administrasi pasien ( dilakukan oleh tenaga
perawat intern )
Berkoordinasi khusus dengan operator seputar tindakan
pembedahan
4. Nama jabatan : Perawat instrumen

Hasil kerja Terselenggaranya pelayanan pembedahan di Instalasi


Kamar Operasi berjalan dengan baik dan lancar

Uraian tugas 1) Sebelum Pembedahan


Menyiapkan keperluan operasi ( set instrument steril, bahan
habis pakai, bahan desinfektan, sarung tangan, linen steril dan
lain-lain )
Menghitung dan memastikan jumlah instrument steril, bahan
habis pakai yang akan dipakai ( alat, kasa, jarum, ringsponges
dan lain-lain )
2) Saat Pembedahan
Membantu mengenakan baju operasi steril, sarung tangan untuk
asisten bedah dan dokter bedah
Menata instrumen di meja mayo
Memberikan bahan disinfektan kepada asiten bedah/dokter
bedah
Memberikan linen steril untuk prosedur drapping
Memberikan instrumen pada dokter sesuai dengan urutan
prosedur pembedahan
Menyiapakan benang jahit sesuai dengan kebutuhan
Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan
tersusun rapi dan steril
Membersihkan instrumen dari darah sewaktu pembedahan untuk
mempertahankan sterilitas alat dan meja mayo
Menginstruksikan penghitungan instrument yang dipakai dan
bahan habis pakai ( alat steril, kasa, ringsponges, jarum dan
lain-lain kepada sirkulair )
Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
Membersihkan darah sekitar daerah operasi
Membantu asisten bedah dalam proses menutup luka operasi
dengan teknik steril
Membantu asisten bedah menyiapkan pemeriksaan laboratorium
patologi
3) Setelah Pembedahan
Menghitung dan memastikan alat yang dipakai ksesuai dengan
persiapan awal
Menfiksasi drain dan kateter
Mengganti alat, linen, baju pasien serta memindahkan pasien
dari meja operasi ke brankar
Membereskan dan merapikan kamar operasi
Membersihkan dan mencuci alat ( bila on call )
Mengepak set instrumen ( bila oncall )
Membantu mensterilkan alat

Tanggung jawab 1. Bertanggung jawab terhadap jumlah instrumen dan alat lainnya
dalam pelaksanaan pembedahan yang dipakai baik pre operasi,
intra dan pasca operasi
2. Bertanggung jawab terhadap alat doker yang dibawa dari luar
rumah sakit
3. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan jumlah inventaris
instrument
4. Bertanggung jawab terhadap inventaris alat kesehatan

Wewenang 1. Mengusulkan kepada kepala perawat Instalasi Kamar Operasi


untuk penambahan peralatan di Instalasi Kamar Operasi
2. Mengusulkan kepada kepala perawat Instalasi Kamar Operasi
untuk penilaian kinerja perawat dan staf yang belajar instrumen
3. Mengusulkan untuk pengembangan staf
Syarat jabatan 1) Pendidikan perawat minimal D III
2) Menguasai nama dan alat instumen
3) Mengetahui dan memahami teknik steril
4) Mengikuti pelatihan dasar instrumen ekstern/intern
5) Terampil dan teliti

5. Nama jabatan : Perawat Sirkuler atau On Loop


Hasil kerja Terselenggaranya Pelayanan pembedahan dan anestesi di Instalasi
Kamar Operasi dengan baik dan lancar

Uraian tugas 1) Sebelum Pembedahan


a. Menyiapkan ruang operasi
b. Menyiapkan kelengkapan operasi ( meja operasi,
suction, cauter, lampu operasi dan lain-lain )
c. Menyiapkan berkas dan keperluan yang akan
dipakai (kwitansi operasi, kwitansi alat,
pemeriksaan PA )
d.Melakukan serah terima pasien dari ruangan
e. Mengoreksi status pasien/form operasi
f. Memeriksa kelengkapan dokumen antara lain :
- Informed concent
- Identitas pasien
- Hasil laboratorium
- Foto radiologi
- Pemberian antibiotik
- Mengecek penanda lokasi operasi
- Instruksi / pesan dokter
- Dan lain-lain
g. Mengecek kelengkapan obat, cairan dan alat
kesehatan
h. Memberi penjelasan kepada pasien sebatas
kewenangan tentang tindakan pembedahan, tim
bedah, fasilitas yang ada di lingkungan kamar
operasi
i. Membantu mengatur posisi pasien sesuai jenis
pembedahan
j. Membantu anesthesi saat proses pembiusan bila
diperlukan
k. Menghitung dan memastikan instrumen steril dan
bahan habis pakai bersama instrumen sebelum
dilakukan tindakan operasi
l. Memimpin dan membaca cheklist keselamatan
pasien bedah

2) Saat pembedahan
a. Bersama asisten bedah mengatur posisi pasien,
memasang arde cauter, suction dan lampu
b. Mengikat tali baju yang dipakai tim bedah
c. Membantu mengukur, mencatat kehilangan
darah, cairan dengan mengetahui jumlah produksi
urine, jumlah darah, jumlah cairan yang hilang
d Memenuhi kebutuhan selama operasi berlangsung
e. Bekerjasama dengan asisten anestesi dalam
memantau kondisi pasien selama pembedahan
f. Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan
kepada dokter anesthesi
g. Menghubungi petugas penunjang medis (
radiologi, laboratorium dan farmasi, perawat
ruangan )
h. Melayani kebutuhan instrumen steril, bahan habis
pakai dan lain-lain yang diperlukan selama
pembedahan berlangsung
i. Menyiapakan bahan pemeriksaan laboratorium
patologi
j. Bekerja sama dengan perawat instrumen dalam
menghitung jumlah pemakaian instrument, bahan
habis pakai ( alat steril, kassa, ringsponges,
jarum dan lain-lain ) sesuai jumlah awal
persiapan
3) Setelah Pembedahan
a. Mendampingi dokter bedah menulis laporan
operasi dan menulis instruksi post operasi,
kelengkapan status pasien
b. Mengecek kelengkapan semua berkas-berkas post
operasi
c. Membantu asisten anesthesi dan dokter
membangunkan pasien sampai pasien sadar
d. Menghitung dan memastikan alat yang dipakai
sesuai dengan persiapan awal
e. Membantu memindahkan pasien dari meja
operasi ke brankar
f. Mengecek dan mencatat pemakaian obat, bahan
habis pakai, alat dokter dan alat kesehatan di
lembaran pemakaian
g. Melakukan serah terima dengan petugas recovery
room
h. Membereskan dan merapikan kamar operasi
i. Mengambil linen dan instumen kotor
j. Membersihkan dan mencuci linen
k. Mencatat semua pemakaian instrument steril
l. Mengingatkan kembali petugas instrument untuk
melengkapi pemakaian alat dan kelengkapan
tanda tangan.
m. Membantu mengerjakan administrasi pasien

Tanggung jawab 1) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan jumlah


instrumen dan bahan habis pakai yang digunakan
dalam pelaksanaan tindakan pembedahan
2) Bertanggung jawab terhadap pemakaian sewa alat
rumah sakit, alat dokter dan alat kesehatan lainnya
3) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan berkas-
berkas pasien
4) Bertangung jawab terhadap administrasi
5) Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruang kamar
operasi

1) Melaporkan kepada kepala perawat Instalasi Kamar


Wewenang
Operasi bila ada kerusakan alat operasi
2) Mengusulkan kepada kepala Instalasi Kamar
Operasi untuk penilaian kinerja perawat dan staf
yang belajar sirkulair

Syarat jabatan 1) Pendidikan perawat minimal D III


2) Menguasai nama dan alat instumen
3) Mengetahui dan memahami teknik steril
4) Mengikuti pelatihan dasar instrumen ekstern/intern
5) Terampil dan teliti

6. Nama jabatan : Perawat Penata anesthesi

Hasil kerja Terselenggaranya Pelayanan pembedahan dan anestesi di Instalasi


Kamar Operasi dengan baik dan lancar

Uraian tugas 1. Pre anestesi


a. Serah terima pasien
Memanggil pasien calon operasi 45
sebelum operasi.
Serah terima pasien di ruang
premedikasi dengan perawat ruangan.
Mengkaji ulang persiapan dan keadaan
pasien saat serah terima dari ruangan.
Untuk pasien anak anak saat serah
terima sebaiknya di dampingi oleh
orang tua sampai menjelang operasi.
Mempersiapkan administrasi dan
kelengkapan rekam medik pasien.
Mengukur tanda tanda vital dan
mendokumentasikan dalam rekam
medik pasien.
b. Sebelum pembiusan
Menyiapkan obat dan cairan yang
diperlukan, termasuk obat obat
emergensi.
Menyiapkan mesin anestesi, monitor
jantung dan mesin suction serta
melakukan test terlebih dulu sebelum
digunakan.
Menyiapkan peralatan intubasi beserta
perlengkapannya.
Menyiapkan kelengkapan meja operasi
antara lain standar infus, tali pengikat,
bantal kepala.
Mengecek kesediaan gas O2 dan N2O
serta O2 dorong.
2. Anastesi Selama pembedahan
Mengobservasi tanda tanda vital
pasien setiap 5 selama pembedahan.
Memberikan obat anestesi sesuai
instruksi dokter.
Memenuhi keseimbangan O2 dan N2O
dengan cara memantau flowmeter.
Mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh yang hilang selama pembedahan.
Mendokumentasikan hasil pemantauan
dalam rekam medik pasien.
3. Post anestesi
Setelah pembedahan
Mempertahankan jalan nafas pasien.
Memantau tanda tanda vital pasien
untuk mengetahui sirkulasi pernafasan,
dan keseimbangan cairan.
Memantau tingkat kesadaran dan refleks
pasien.
Menilai respon pasien terhadap efek obat
anestesi.
Memindahkan pasien ke ruang pulih
sadar/recovery atas perintah dokter
spesialis anestesi.
Merapikan dan membersihkan alat alat
anestesi ke tempat semula agar siap
digunakan lagi.

Tanggung jawab
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelayanan anestesi.
2. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan
jumlah inventaris obat dan alat anestesi.
3. Bertanggung jawab terhadap administrasi.

Wewenang 1.Mengusulkan untuk penambahan peralatan di


anestesi.
2. Mengusulkan untuk penambahan tenaga di
anestesi.
3. Mengusulkan untuk pengembangan SDM.

Syarat jabatan 1. DIII Keperawatan.


2. Sertifikasi pelatihan anestesi.
3. Menguasai obat dan alat anestesi.
4. Pengalaman di pelayanan anestesi.

7.2 KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

1. Koordinator Pelayanan Anestesi


Kompetensi dalam bidang kedokteran, khususnya bidang
anestesiologi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Ketrampilan klinik sebagai dokter spesialis anestesi
Tatalaksana pasien yang akurat, efektif, dan
mengedepankan
empati

2. Penguasaan dan penerapan ilmu kedokteran


Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis dasar, klinis
medis, perilaku ilmiah dan sosial, etika medis dan hukum,
serta
aplikasinya dalam penatalaksanaan pasien

3. Komunikasi Efektif
Kemampuan komunikasi interpersonal yang menjamin
pertukaran informasi yang efektif dengan pasien dan
keluarganya, serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lain ,
komunitas ilmiah dan masyarakat

4. Kemampuan memanfaatkan dan menilai secara klinis


informasi
Kemampuan menilai dan memanfaatkan pengetahuan
ilmiah
terbaru untuk memperbaiki praktek klinis
5. Riset
Melakukan penelitian secara mandiri maupun berkelompok
dalam upaya pengembangan ilmu kedokteran dengan
pendekatan berbasis bukti

6. Belajar Sepanjang Hayat


Berfungsi sebagai supervisor, instruktur dan guru/dosen
terhadap kolega, mahasiswa dan tenaga kesehatan lain

7. Menerapkan etika, moral dan profesionalisme (dalam praktik


sebagai dokter spesialis anestesi).
Melakukan praktik dokter spesialis anestesi sesuai dengan
aturan etika, undang-undang dan standar profesi yang
berlaku.

8. Manajerial
Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai
profesi dan institusi dalam upaya mengantisipasi dan
memecahkan masalah kesehatan dan mengembangkan
penatalaksanaan pasien secara terintegrasi

2. Perawat Anestesi/Perawat
A. Asuhan Keperawatan Pre Anestesi
1. Mampu melakukan anamnesa riwayat kesehatan klien
2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik klien
3. Melakukan pengecekan persiapan administrasi klien
4. Melakukan analisa hasil pengkajian dan merumuskan
masalah/diagnosa keperawatan
5. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pre
anestesi
6. Mampu melaksanakan tindakan perawatan pre anestesi
7. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan
perawatan pre anestesi

8. Mempersiapkan klien dan keluarga dalam pelaksanaan


pendidikan kesehatan
B. Tindakan Intra Anestesi
1. Mampu membuat perencanaan tehnik anestesi
2. Mampu melaksanakan tehnik anestesi
3. Mampu melakukan pemasangan alat monitoring invasif
dan
non invasif
4. Mampu melakukan intubasi
5. Mampu melakukan pemberian obat anestesi
6. Mampu melakukan pemberian obat tambahan dan cairan
sesuai kebutuhan klien
7. Mampu mengidentifikasi kebutuhan posisi fisiologis
normal selama tindakan pembedahan
8. Mampu mengatasi gangguan yang timbul akibat anestesi
dan atau pembedahan
9. Mampu melakukan pemeliharaan jalan nafas selama
masa
intra anestesi
10. Mampu melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
11. Mampu melakukan pemasangan alat nebulizer
12. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi
gawat darurat di meja
13. Mampu melaksanakan tindakan pengakhiran anestesi
operasi
14. Mampu melakukan pencegahan komplikasi pengakhiran
anestesi
15. Mampu mengatasi komplikasi pengakhiran anestesi
16. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan intra
anestesi
C. Asuhan Keperawatan Pasca Anestesi
1. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca
anestesi regional
2. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca
anestesi umum
3. Mampu melakukan kolaborasi pada tindakan manajemen
nyeri
4. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi
gawat darurat di ruang pemulihan ( RR )
5. Mampu melakukan perawatan pasca anestesi pada klien
dengan tindakan anestesi regional
6. Mampu melakukan perawatan anestesi pada klien dengan
tindakan anestesi umum
7. Mampu menentukan kondisi klien pasca anestesi untuk
pindah ke ruang perawatan
8. Mampu berkolaborasi dalam melakukan asuhan
keperawatan pasca anestesi
9. Mampu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang
dilakukan
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai