Pemberian insulin dengan menggunakan spuit kebanyakan di lakukan dengan cara sub cutan
atau intravena (pada kondisi regulasi insulin). Injeksi subkutan (SC) dilakukan dengan menempatkan
obat ke dalam jaringan ikat longgar dibawah dermis. Karena jaringan subkutan tidak dialiri darah
sebanyak darah yang mengaliri otot, absorpsi di jaringan subkutan sedikit lebih lambat daripada
absorpsi pada intramusculer. Obat dapat diabsorpsi secara langkap jika status sirkulasi normal.
Jaringan subkutan tersusun atas reseptor nyeri, klien dapat mengalami rasa tidak nyaman.
Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area vascular di sekitar bagian luar lengan
atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliaka, dan bagian anterior pangkal paha. Area
ini dapat dengan mudah diakses, khususnya pada klien diabetes yang melakukan injeksi insulin
secara mandiri. Tempat lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan daerah dorsogluteal.
Tempat yang dipilih injeksi harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan
otot atau saraf besar di bawahnya. Klien penderita diabetes secara teratur merotasi tempat injeksi
setiap hari untuk mencegah hipertrofi (penebalan) kulit dan lipodistrofi (atrofi jaringan).
Obat yang diberikan dengan rute SC hanya obat dengan dosis kecil yang larut air (0,5 sampai 1
ml). Jaringan subkutan sensitif terhadap larutan yang mengiritasi, dan obat dalam volume besar.
Berat badan menunjukkan kedalaman lapisan subkutan. Oleh karena itu, perawat harus memilih
panjang jarum dan sudut insersi berdasarkan berat badan klien. Umumnya jarum berukuran 25 G 5/8
inch yang diinsersi pada sudut 450. Apabila klien gemuk, perawat mencubit jaringan dan
menggunakan jarum yang cukup panjang untuk insersi melewati jaringan lemak pada dasar lipatan
kulit. Dengan metode ini sudut insersi 450-900.
Persiapan klien dengan lingkungan
Menjelaskan tujuan untuk tindakan gula darah pasien
Menjelaskan prosedur tindakan
Menempatkan klien pada posisi yang nyaman
Menjaga privasi klien -> apalagi kalau di abdomen, paha
Persiapan Alat
Vial insulin
Spuit insulin
Kapas
Alkohol 70 %
Sarung tangan
Bengkok/tempat sampah medis
Pelaksanaan
Cuci tangan, kenakan sarung tangan
Bila insulin dalam keadaan dingin, hangatkan dengan telapak tangan
Jika menggunakan NPH/LENTE supaya benar tercampur, dengan memutar botol diantara
kedua telapak tangan secara perlahan-lahan. Jangan sekali-kali menggoncang atau mengocok,
dan bila timbul gumpalan jangan digunakan
Bersihkan tutup botol insulin dengan kapas alcohol dan biarkan kering beberapa detik
Ambil spuit insulin, dan sedot udara kedalam spuit sesuai dosis yang ditentukan, kemudian
suntikkan udara kedalam botol dengan arah tegak lurus kebawah
Dengan jarum masih berada didalam botol, balikkan botol dan sedot insulin, tarik penghisap
lebih dalam untuk mengecek ada tidaknya gelembung udara. Bila tidak ada gelembung udara
sedot insulin kedalam spuit sejumlah yang dibutuhkan. Tarik jarumnya dari botol dan saat ini
spuit telah terisi insulin.
Letakkan spuit pada area bersih dan permukaan yang datar, segera tutup jarum dengan
penutupnya.
Pilih tempat yang akan disuntik, bersihkan dengan kapas alcohol dari bagian dalam kearah luar
dan biarkan beberapa saat sampai kering.
Angkat kulit dan jaringan dibawah kulit (dicubit lunak) pegang spuit seperti masuk kedalam
kulit (90) aspirasi. Jika jarum tidak masuk pembuluh darah, tekan penghisap dan injeksikan
insulin kedalam kulit, lepaskan cubitan dan tarik jarum sementara memberikan tekanan
lembut pada tempat penyuntikkan selama 10-15 detik.
Buang spuit dan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
Bereskan alat dan cuci tangan
Catatan
Klien yang sudah terinjeksi dengan benar tidak akan mengalami rasa baal pada area suntikan,
jika hal ini terjadi menandakan bahwa aliran darah di daerah tersebut kurang baik. Sedangkan
jika setelah injeksi klien merasakan sensasi panas, waspadai kemungkinan alergi.
Evaluasi
Tanyakan pada klien adakah rasa nyeri, rasa baal, rasa terbakar atau kaku pada ara injeksi.
Kaji respon klien terhadap pengobatan setelah 30 menit (setelah 30 menit pasien boleh mulai
mengkonsumsi makanan)
Dokumentasi
Catat pada status klien yang meliputi tanggal, waktu, nama obat, dosis, area injeksi, dan tanda
tangan inisial.
Catat respon klien terhadap pengobatan dan efek samping yang timbul (tanggal dan waktu).
Daftar Pustaka
1. Alman, et al. 2000. Delmars Fundamental & Advan ced Nursing skills. Canada.
Delmar Thomson Learning.
2. Elkin, Perry, Potter. 2000. Nursing Intervention & Clinical Skill. Second Edition.
USA. Mosby, inc.
3. Lee WL and Zinman B. 1998. From Insulin to Insulin Analogis-progress I the
Treatment of Thype I Diabetes. Diabetes review 6: 73-88.
4. Procedure for Insulin Administration by Injection (more results from
WWW.Pedsonline.org)
5. Rosenzweig JL. 1994. Principles of Insulin Theraphy. In: Josdlins Diabetes Mellitus,
Kahn RC and Weir GC (Eds.), Lea & Febiger, Philadelphia, p. 460-488.
6. Suddarths and Brunner. 1997. Textbook of Medical Surgical Nursing. USA.
Philadelphia.
7. U.K Prospective Diabetes Study Group. 1998. Intensive Blood-Glucose Control with
Slfonylureas or Insulin Compered with Conventional Treatment and Risk of
Complication in Thype 2 Diabetes (UKPDS 33). Lancet 352: 837-853.