Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Taufiq W

No : 28

Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Penerimaan Negara Melalui

Pemanfaatan Barang Milik Negara

Kita tahu bahwa penerimaan Negara terutama dari sector perpajakan selama ini selalu
tidak mencapai target. Kebutuhan belanja Negara yang semakin besar membuat APBN semakin
tertekan. Kalau kita lihat data dan fakta yang terjadi , Pergerakan deficit APBN selalu mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Defisit APBN dapat terjadi karena adanya selisih kurang antara
pendapatan dan belanja negara dengan kata lain belanja negara lebih besar dari pada pendapatan
negara. Untuk menutupi deficit tersebut pemerintah harus menutupnya dari pmbiayaan, baik
utang maupun non utang. Terlepas dari pembiayaan, Pemerintah jg harus memiliki inisiatif
bagaimana cara meningkatkan pendapatan Negara dari berbagai sector bukan hanya
mengandalkan penerimaan Negara dari pajak, sehingga postur APBN tetap terjaga tidak
mengalami deficit APBN yang terlalu besar sehingga malah nantinya dapat mengganggu
stabilitas Negara.

Dengan realita yang kita lihat tiap tahunnya, bahwa pendapatan dari pajak yang selama
ini kita andalkan sebagai penyumbang utama pendapatan Negara , malah tidak selalu mencapai
target maka pemerintah menargetkan PNBP untuk selalu ditingkatkan agar pendapatan apbn
tidak jauh dari target yang direncanakan. Pemerintah harus selalu memberikan pengarahan dan
pedoman bagi Kementerian / Lembaga untuk mengoptimalkan PNBPnya baik yang sifatnya
umum maupun yang melekat pada tusinya.

Salah satu jenis PNBP yang akan menjadi focus Pemerintah sekarang ini adalah BMN
.Pemerintah akan memfokuskan optimalisasi pemanfaatan BMN untuk memberikan kontribusi
besar bagi penerimaan Negara. Pada dasarnya Barang Milik Negara diadakan dan digunakan
untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka pelayanan kepada masyarakat atau
stakeholders. Namun dalam kondisi tertentu, BMN dapat juga dimanfaatan oleh pihak lain
sehingga menghasilkan PNBP. Kalau kita amati lebih lanjut kenaikan deficit APBN yang terjadi
setiap tahunnya, juga diiringi dengan kenaikan nilai asset Barang Milik Negara. Jadi terdapat
hubungan antara deficit APBN dengan perubahan nilai asset BMN. Oleh karena itu , adanya
peluang yang kita miliki dari kondisi yang terjadi saat ini, yaitu kenaikan nilai asset BMN tidak
dipungkiri kita dapat menoptimalisasi pemanfaatan BMN yang ada.
Pemanfaatan BMN adalah pendayagunaan BMN yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasi BMN dengan
tidak mengubah status kepemilikan. Ada 6 bentuk pemanfaatan BMN yang dilakukan oleh
Pengelola maupun Pengguna BMN diantaranya Sewa, Pinjam Pakai, Kerja sama Pemanfaata,
Bangun Guna Serah, Bangun Serah Guna ,dan KSPI. Dari 6 bentuk pemanfaatan BMN ,
biasanya pemanfaatn jenis sewa yang sering digunakan oleh K/L sebagai pengguna barang untuk
mendapatkan PNBP. Oleh karena itu bagaimana kerja sama antara Pengelola Barang dalam hal
ini DJKN dan Pengguna Barang untuk mengoptimalkan ke-enam bentuk pemanfaatan BMN.
Dalam beberapa sumber yang pernah saya ketahui pemanfaatan jenis Pinjam Pakai dan KSPI
masih relative sedikit dilakukan oleh Pengguna Barang. Optimalisasi BMN bukan hanya
ditujukan bagi Pengguna barang ,melainkan juga Pengelola Barang yaitu DJKN yang merupakan
pihak yang memberikan persetujuan terhadap pemanfaatan BMN.

Untuk meningkatkan kontribusi PNBP terhadap Penerimaan melalui BMN, DJKN selaku
pengelola barang harus membuat kebijakan dan regulasi yang minimal mampu menciptakan
daya tarik bagi Pengguna Barang, sehingga mendorong Pengguna Barang untuk memiliki minat
dalam mengoptimalkan pemanfaatan BMN. Selama ini , regulasi yang di dibuat oleh Pengelola
Barang mungkin masih agak kaku sehingga Pengguna Barang membatasi dirinya untuk
melakukan pemanfaatan BMN. Pengguna Barang kurang leluasa dalam memanfaatkan haknya
yang terkait BMN, karena mungkin adanya kekhawatiran yang timbul karena mereka
menganggap akan menyalahi prosedur dan akan menjadi tindakan hukum.Oleh karena itu
kesinergisan antara Pengelola Barang dan Pengguna Barng sangat diperlukan.

DJKN sebagai Pengelola Barang juga harus meminimalkan terjadinya ke-idlean BMN.
Sehingga ketika terjadi BMN yang idle maka harus segera dialihkan status penggunaanya kepada
Kementerian/lembaga yang membutuhkan.

Kemneterian / Lembaga yang saat ini masih memiliki kontribusi yang kecil untuk BMN
nya terhadap PNBP harus menjalin kerja sama yang lebih luas untuk melalukan sewa maupun
kerjasama Pemanfaatan BMN lainnya terhadap pihak-pihak luar seperti BUMN, BUMD maupun
Swasta. Sebagaimana contohnya adalah Kementeria Perhubungan yang akhir-akhir ini memiliki
PNBP yang terus meningkat. Peningkatan PNBP Kemenhub merupakan dampat dari kontribusi
pemanfaatan BMN yang mereka lakukan. Bagaimana Kemenhub ini mengarahkan pemanfaatan
BMN yang sekaligus untuk meningkatkan kinerja tugas dan fungsinya, contohnya seperti kerja
sama pemanfaatan BMN dalam meningkatkan transportasi nasional yang terintegrasi. Kemenhub
memiliki strategi bahwa untuk meningkatkan pemanfaatan BMN dilingkungannya , harus
dilakukan pemahaman terhadap SDMnya mengenai cara memanfaatkan BMN secara optimal.

Oleh karena itu poin penting yang menjadi perhatian Kemaenterian/Lembaga adalah
perlunya pemahaman dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan K/L
tersebut terhadap bagaimana pemanfaatan BMN, khususnya terkait dengan konsep kerjasama
pemanfaatan BMN. K/L harus sering melakukan diskusi , seminar, atau kegiatan ilmiah
mengenai kerja sama pemanfaatan BMN dilingkungan mereka masing-masing yang
berorientasikan pada peningkatan pemahaman yang sama dan terarah mengenai tata cara serta
mekanisme pemanfaatan BMN, mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMN kita,
meningkatkan penerimaan negara melalui pemanfaatan BMN yang idle dan penghematan biaya
operasional dan pemeliharaan atas aset atau BMN tersebut.

Dengan demikian untuk meningkatkan kontribusi BMN dalam meningkatkan PNBP


diperlukan dukungan oleh semua pihak khususnya Pengelola Barang dan Pengguna Barang.
Pengelola Barang harus membuat kebijakan maupun regulasi yang lebih baik lagi sehingga
mendorong dan memotivasi K/L untuk meningkatkan pemanfaatan BMN.

Anda mungkin juga menyukai