Anda di halaman 1dari 5

AGAMA KONGHUCU

SEJARAH

Keberadaan umat beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di


Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan
kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat
sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu
telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak
zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama
Negara .

Kehadiran Agama Khonghucu di Indonesia telah berlangsung berabad-abad lamanya,


Kelenteng Ban Hing Kiong di Manado didirikan pada tahun 1819 . Di Surabaya didirikan
tempat ibadah Agama Khonghucu yang disebut mula-mula : Boen Tjhiang Soe,
kemudian dipugar kembali dan disebut sebagai Boen Bio pada tahun 1906. Sampai
dengan sekarang Boen Bio yang terletak di Jalan Kapasan 131, Surabaya masih
terpelihara dengan baik dibawah asuhan Majelis Agama Khonghucu (MAKIN) Boen
Bio Surabaya.

Di Sala didirikan Khong Kauw Hwee sebagai Lembaga Agama Khonghucu pada tahun
1918. Pada tahun 1923 telah diadakan Kongres pertama Khong Kauw Tjong Hwee
(Lembaga Pusat Agama Khonghucu) di Yogyakarta dengan kesepakatan memilih kota
Bandung sebagai Pusat. Pada tanggal 25 September 1924 di Bandung diadakan Kongres
ke dua yang antara lain membahas tentang Tata Agama Khonghucu supaya seragam di
seluruh kepulauan Nusantara.

Masuknya konghucu ke Indonesia


Pada Tahun 1883 konghucu masuk ke indonesia dengan nama Boen Tjhiang Soe, dan
kemudian menjadi Boen Bio Jl.Kapasan No. 131 Surabaya. Oleh pihak Belanda disebut
Gredja Boen Bio atau Geredja Khonghoetjoe. Dewasa ini sebagai tempat ibadah umat
Agama Khonghucu Indonesia. Dibina oleh MAKIN Majelis Agama Khonghucu
Indonesia Surabaya.
1886 diterbitkan kitab Hikayat Khonghucu, disusun oleh Lie Kim Hok.
1900 terjemahan Kitab Thay Hak (Da Xue, Ajaran Besar) dan Tiong Yong (Zhong
Yong, Tengah Sempurna) disusun oleh Tan Ging Tiong.
1897 SoeSie (Si Shu, Empat Kitab) terjemahan Toean Njio Tjoen Ean dicetak di
Ambon.
17 Maret 1900 20 pemimpin Tionghoa mendirikan lembaga sosial kemasyarakatan
Khonghucu yang disebut Tiong Hoa Hwee Kwan (Zhonghua Huiguan yang bermaksud
memurnikan Agama dan menghapuskan sinkretisme.

PENYEBARAN AGAMA KONGHUCU


Kongzi atau Khongcu atau adalah nama nabi terakhir dalam agama Konghucu. Ia lahir
tanggal 27, bulan 8, tahun 0001 Imlek atau 551 sM. Kongzi adalah nabi terbesar dalam
agama Konghucu
Sebagai bukti akan kebesaran Kongzi atau Nabi Khongcu, tahun pertama dari
penanggalan Imlek dihitung sejak tahun kelahirannya. Padahal penanggalan Imlek
diciptakan pada jaman Huang Di, 2698-2598 sM dan telah digunakan sejak Dinasti Xia,
2205-1766 sM. Penetapan tahun pertama ini dilakukan Kaisar Han Wu Di dari Dinasti
Han pada tahun 104
Fu Xi, hidup pada 30 abad sM
Lei Zu, Jiang Yuan dan Tai Ren adalah nabi penyebar agama konghucu dengan jenis
kelamin perempuan
Hindu mulai berkembang di pulau Jawa pada abad kelima Masehi dengan kasta
Brahmana yang memuja Siva. Pedagang juga mengembangkan ajaran Buddha pada abad
berikut lebih lanjut dan sejumlah ajaran Buddha dan Hindu serta konghucu telah
memengaruhi kerajaan-kerajaan kaya
POKOK POKOK IMAN
1.Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
- Sing Sien Hong Thian ( sepenuh iman percaya tehadap Tuhan Yang Maha Esa).
- Bu Ji Bu Gi ( jangan mendua hati, jangan bimbang).
- Siang Tee Liem Li ( Tuhan Yang Maha Tinggi Besertamu).
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
- Sing Cun Khoat Til ( sepenuh iman menjunnung kebajikan).
- Bu Wan Hut Kai ( tiada jarak jauh tak terjangkau).
- Khik Hiang Thian Siem ( sungguh hati Tuhan merahmati).
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
- Sing Liep Bing-bing ( sepenuh iman menegakkan firman gemilang)
- Cun Siem Yang Sing ( jagalah hati, rawatlah watak seajati).
- Cik Tu Su Thian ( mengabdi Tuhan)
4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
- Sing Ti Kwi Sien ( sepenuh iman sadar adanya nyawa dan roh).
- Cien Siu Kwa Yok ( tekunlah membina diri, kurang keinginan).
- Hwat Kai Tiong Ciat (bila nafsu timbul, jagalah tetap terbatas tengah).
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
- Sin Yang Haw Su ( sepenuh iman merawat cinta berbakti).
- Liep Sien Hing Too ( tegakkan didi menempuh jalan suci).
- I Hian Hu Boo ( demi memuliakan Ayah Bunda).
6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
- Sing Sun Bok Tok ( sepenuh iman mengikuti genta rohani).
- Ci Cun Ci Sing ( yang terjunjung, Nabi agung).
- Ing Poo Thian Bing ( yang dilindungi firman Tuhan).
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
- Sian Khiem Su Si ( sepenuh iman memuliakan SuSi).
- Thian He Tai King ( kitab suci besar dunia).
- Liep Bing Tai Pun ( pokok besar tegakkan firman).
8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
- Sing Hing Tai Too ( sepeunuh iman menempuh jalan suci yang Agung).
- Su Ji Put Li ( sekejap pun tidak terpisah)
- Bu Kiong Ci Hiu ( tempat sentosa yang tanpa batas).

HUKUM YANG BERLAKU


Manusia wajib memiliki 3 pusaka kehidupan yang terdiri dari: Zhi, Ren dan Yong
Ditegaskan bahwa, Yang Zhi tidak dilamun bimbang, yang Ren tidak merasakan susah
payah, dan yang Yong tidak dirundung ketakutan
Zhi berarti wisdom dan sekaligus enlightenment (Bijaksana dan
Tercerahkan/Pencerahan). Bijaksana dapat diartikan pandai, selalu menggunakan akal
budinya, arif, tajam pikiran, mampu mengatasi persoalan dan mampu mengenal orang
lain
Ren berarti Cinta Kasih universal, tidak terbatas pada orang tua dan keluarga sedarah
belaka, namun juga kepada sahabat, lingkungan terdekat, masyarakat, bangsa, negara,
agama dan umat manusia.
Yong sering diartikan Berani atau Keberanian. Namun yang dimaksud dengan Yong,
bukanlah keberanian dalam k kecil.yakni berani karena benar Berani atas dasar rasa
Tahu Malu.
Yong juga diartikan sebagai Keberanian untuk melakukan koreksi dan instrospeksi diri.
Bila bersalah, kita harus Berani mengakui kesalahan tersebut dan sekaligus Berani untuk
mengkoreksinya.
Nabi Kongzi berkata, Sungguh beruntung aku. Setiap berbuat kesalahan, selalu ada yang
mengingatkannya. Ditambahkan, Sesungguh-sungguhnya kesalahan adalah bila
menjumpai diri sendiri bersalah, namun tidak berusaha untuk mengkoreksi atau
memperbaikinya. Maka seorang yang berjiwa besar adalah orang yang berani belajar
dari kesalahan.

PAHAM YANG DILAKUKAN BERSAMA


Membunuh atau aborsi adalah ssuatu yang dilarang,karena telah membuang rahmat allah
begitu saja
Berbaktilah kepada Tuhanmu dan jangan menyembah berhala
Menghormati orang tuamu sama dengan menghormati Tuhanmu
Wajib menjalankan perintahnya
Saling membantu dan melayani sesama manusia
Menaati larangan yang dilarang oleh Tuhannya
TEMPAT IBADAH DAN ROHANIWAN
Tempat ibadah Konghucu adalah Litang, Miao (Bio), Kongzi Miao, Khongcu Bio dan
Kelenteng. Litang, selain merupakan tempat sembahyang, juga merupakan tempat
kebaktian berkala (biasanya setiap hari Minggu atau tanggal 1 dan 15 penanggalan
Imlek). Di sini umat mendapat siraman rohani (khotbah) dari para rohaniwan.
Miao dan Kelenteng biasanya hanya merupakan tempat sembahyang. Kalau pun ada
kebaktian, biasanya ditempatkan di ruangan yang terpisah agar tak terganggu aktivitas
sembahyang.
Di samping menjadi tempat ibadah agama Konghucu, Kelenteng biasanya juga menjadi
tempat ibadah agama Tao dan agama Buddha Mahayana.
Rohaniwan agama Konghucu terdiri atas : Xueshi, Wenshi, Jiaosheng, Zhanglao dan
Ketua-Ketua / Pimpinan-Pimpinan Majelis dan atau Tempat Ibadah.
Sebelum menjadi Xueshi (biasa disingkat Xs), harus melalui jenjang Wenshi (Ws).
Sebelum menjadi Wenshi, harus melalui jenjang Jiaosheng (Js). Tokoh yang sudah
mencapai tingkatan sesepuh atau sangat senior di sebut Zhanglao (Zl)
Setiap rohaniwan, sesepuh dan para pimpinan tempat ibadah yang memegang mandat dan
Surat Pengangkatan dari Dewan Pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
(MATAKIN)

WEWENANG SESEPUH (ZHANGLAO)


Kebijakan Pemimpin/Sesepuh
- Menyelenggarakan kebaktian bagi umat Konghucu di
daerahnya.
- Melakukan Liyuan umat.
- Memimpin berbagai upacara suci bagi umat Konghucu, sesuai Hukum
Agama Konghucu, termasuk Hukum Perkawinan Agama Konghucu, yang diatur
dalam Tata Agama Konghucu.

Anda mungkin juga menyukai