Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Pemulasaran Jenazah di Rumah Sakit Nirmala
Suri ini dapat diselesaikan.

Panduan pemulasaran jenazah ini disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan


pelayanan pemulasaran jenazah oleh petugas pemulasaan jenazah di Rumah Sakit Nirmala
Suri.

Terima kasih yang sebesar besarnya , kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit
Nirmala Suri yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan
panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RS Nirmala Suri
yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf
di RS Nirmala Suri yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan,
pelaksanaan sampai proses monitoring dan evaluasi panduan ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukoharjo,

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia hidup tidak pernah terlepas dari takdir Allah SWT. Diantara takdir
tersebut adalah sakit dan sehat. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit.
Kewajiban orang sakit sebagai orang beriman adalah berusaha dan berdoa serta
bertawakal kepada Allah SWT. Ketika sudah berusaha berobat, minum obat, berdoa
serta bertawakal kepada Allah SWT, namun tidak juga kunjung sembuh dan bahkan
meninggal dunia, maka hal ini adalah merupakan proses kehidupan manusia yang
semua itu berlaku takdir Allah SWT.
Di Rumah Sakit Nirmala Suri terdapat unit kerohanian yang selain bertugas
menjembatani terlaksananya bimbingan rohani bagi pasien, namun juga
menjembatani pemulasaran jenazah bagi civitas Rumah Sakit Nirmala Suri dan
lingkungannya.
Perawatan jenazah dimulai sejak dari ruang perawatan, pengangkutan ke ruang
jenazah dan pengelolaan di ruang jenazah hingga penyiapan pemakamannya.Untuk
kasus-kasus tertentu yang dikhawatirkan potensi penularan masih berlanjut ke
masyarakat maka, keluarga pasien atau pengelola jenazah di luar sarana kesehatan
perlu diberikan penyuluhan secukupnya tentang bagaimana penanganan jenazah
yang aman tanpa mengabaikan budaya dan kebiasaan masyarakat.
Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga
jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak
menambah resiko penularan penyakit seperti halnya hepatitis B, AIDS, kolera dan
sebagainya.
Perlu diingat bahwa pada saat pasien meninggal maka setelah beberapa hari
virus HIV pun akan mati, karena virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang di
dalam tubuh manusia hidup.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bagian tubuh jenazah tetap merupakan
sumber infeksi yang potensial, oleh karena itu kewaspadaan universal harus tetap
dilakukan pada proses pemulasaran jenazah dengan prinsip sesuai kaidah
kewaspadaan universal.
Prinsip kewaspadaan universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh,
darah, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius.
Dengan menerapkan cara pemulasaran yang memperhatikan kewaspadaan
universal diharapkan dapat memberikan keamanan bagi petugas dan keluarga dari
infeksi nosokomial / HAIs.

B. PENGERTIAN
Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliputi merawat pada
saat setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan dan mengkafani
baik pasien infeksius maupun non infeksius sesuai dengan syariat islam dan standar
Rumah Sakit yang dilakukan di Rumah Sakit Nirmala Suri. Instalasi pemulasaran
jenazah adalah merupakan salah satu bagian dari rumah sakit, oleh karena itu
infeksi nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan jenazah.

C. TUJUAN
a. Tujuan Khusus
Tersedianya panduan pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Nirmala Suri yang
dapat dipakai sebagai acuan oleh petugas untuk memberikan mutu pelayanan
yang baik bagi jenazah dan keluarganya.

b. Tujuan Umum
Untuk memberikan pelayanan pemulasaran jenazah yang lebih baik dalam
rangka mencegah terjadinya penularan penyakitpada pasien yang meninggal
dunia di Rumah Sakit Nirmala Suri.

D. SASARAN
Sasaran pemulasaran jenazah adalah:
1. Unit Kerohanian
2. Tim Pemulasaran Jenazah
BAB II

TATA LAKSANA PEMULASARAN JENAZAH

A. PELAYANAN
1. Prinsip Pelayanan Jenazah
Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana
manusia.Martabat kemanusiaan ini secara khusus adalah perawatan kebersihan
sebagaimana kepercayaan / adatnya, perlakuan sopan dan tidak merusak badan
wadagnya tanpa indikasi atau kepentingan kemanusiaan, termasuk
penghormatan atas kerahasiaan.Oleh karenanya kamar jenazah harus bersih dan
bebas dari akses umum, dan aman juga bagi petugas yang bekerja, termasuk
terhadap resiko penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.

2. Jenis Pelayanan Terkait Kamar Jenazah


Pelayanan jasa ( service ) yang terkait dengan kamar jenazah dapat
dikelompokkan ke dalam 6 kategori yakni :
a. Pelayanan jenazah purna pasien atau mayat dalam
Cakupan pelayanan ini adalah berasal dari bagian akhir pelayanan kesehatan
yang dilakukan rumah sakit, setelah pasien dinyatakan meninggal, sebelum
jenazahnya diserahkan ke pihak keluarga atau pihak berkepentingan
lainnya.
b. Pelayanan kedokteran forensik terhadap korban mati atau mayat luar
Rumah sakit pemerintah sering merupakan sarana bagi dibawanya jenazah
atau mayat tidak dikenal atau memerlukan pemeriksaan identitas dari luar
kota setempat yang memerlukan pemeriksaan forensic. Ada 2 jenis
pemeriksaan forensic, yakni visum luar ( pemeriksaan luar ) maupun visum
dalam ( pemeriksaan otopsi ), keduanyan dengan atau tanpa diikuti
pemeriksaan penunjang seperti patologi anatomic, radiologic,
toksikologi/farmakologi, analisa mikrobiologi, dll.
Di RS Nirmala Suri proses pemeriksaan otopsi bekerjasama dengan pihak
Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta, sehingga apabila ada permintaan
untuk dilakukan otopsi jenazah yang meninggal di Rumah Sakit Nirmala Suri
di kirim ke RS. Dr. Moewardi Surakarta.
c. Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang,
rumah duka / penitipan jenazah, untuk pencarian orang hilang belum
berlaku di Rumah Sakit Nirmala Suri, sedangkan untuk penitipan jenazah
dilayani selama 24 jam. Bila melebihi 24 jam akan dirujuk/dikirim di RS Dr.
Moewardi Surakarta.
d. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal. Rumah sakit
Nirmala Suri belum memberlakukan pelayanan tersebut karena Rumah Sakit
Nirmala Suri merupakan Rumah Sakit Tipe D dimana fasilitas untuk
pemulasaran jenazah untuk bencana atau korban mati masal masih sangat
terbatas.
e. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan / penelitian
Untuk pelayanan kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian belum
diberlakukan di RS Nirmala Suri, karena di RS Nirmala Suri belum
merupakan Rumah Sakit Pendidikan.

B. INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PEMULASARAN JENAZAH


Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Infeksi nosokomial yang sering disebut juga infeksi yang di
dapat di rumah sakit. Infeksi ini biasanya dieroleh ketika sesorang dirawat di rumah
sakit tanpa adanya tanda-tanda infeksi sebelumnya dan minimal setelah 48 jam .
Instalasi pemulasaran jenazah merupakan salah satu bagian dari rumah, oleh karena
itu infeksi nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan jenazah
banyak bakteri yang berbeda-beda, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan
infeksi nosokomial. Sebagian besar infeksi nosokomial dapat dicegah dengan
strategi-strategi yang sudah ada:
Menaati praktek-praktek pencegahan infeksi yang direkomendasikan, khususnya
cuci tangan dan pemakaian sarung tangan;
Memperhatikan proses dekontaminasi dan pembersihan alat-alat kotor yang
diikuti dengan strerilisasi dan desinfeksi;
Meningkatkan keamanan pada area-area yang beresiko tinggi terjadi infeksi.

C. PATOGENESIS INFEKSI NOSOKOMIAL


Interaksi antara penjamu (pasien, dokter, dll), agen (mikroorganisme patogen) dan
lingkungan (lingkungan rumah sakit, prosedur pengobatan, dll) menentukan
seseorang dapat terinfeksi atau tidak.

Penjamu

Agen Lingkungan

Sebagaimana tampak pada gambar ini, suatu penyakit memerlukan keadaan tertentu
untuk dapat menyebar ke orang lain:
Harus ada agen;
Harus ada penjamu: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, udara, air;
Harua ada lingkungan yang cocok di luar penjamu untuk dapat hidup;
Harus ada orang untuk dapat terjangkit.

D. TRANSMISI INFEKSI
Organisme dalam jenazah tidak menulari orang sehat dengan kulit yang intak, tetapi
tetap ada kemungkinan penularan yang akan terjadi melalui:
Cedera oleh jarum dengan alat yang terkontaminasi atau fregmen tulang yang
tajam;
Patogenesis usus dari lubang anal dan oral;
Melalui luka lecet dari kulit;
Aerosol yang terkontaminasi dari lubang tubuh atau luka misalnya basil tuberkel
ketika kondensasi mungkin bisa tertekan keluar melalui mulut;
Cipratan ke mata.

E. PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI PEMULASARAN JENAZAH


Setiap paparan menimbulkan resiko sendiri tergantung pada virulensi patogen,
ukuran, rute paparan, dan kerentaan terkena pada individu. Karena paparan tunggal
dapat menyebabkan infeksi, cara terbaik untuk mengurangi adalah untuk mencegah
terjadinya paparan. Cara utama untuk melindungi petugas yang menangani jenazah
yang kemungkinan mempunyai penyakit menularperlu diterapkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang sekitarnya menjadi
tertular;
2. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing, darah, kotoran, dll) bisa
mengandung kuman sehingga menjadi sumber penularan;
3. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila terkena darah
atau cairan tubuh lain;
4. Penerapan universal precaution:
a. Cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum memakai dan sesudah
melepas sarung tangan;
b. Menggunakan penutup kepala;
c. Menggunakan googles;
d. Menggunakan masker;
e. Sarung tangan;
f. Skort/apron/celemek;
g. Sepatu laras panjang (boot).
h. Tidak menggunakan alat pelindung diri atau pakaian yang terkontaminasi di
luar area kerja;
5. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus dengan cara
dekontaminasi (direndam) dengan klorin 0,5% selama 10 menit;
6. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan :
Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau sterilisasi;
7. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastic
warna kuning;
8. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar lainnnya sesuai cara pengelolaan
sampah medis.

F. DAFTAR APD PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS

APD NON INFEKSIUS APD INFEKSIUS


1. Goggles atau kacamata Pelindung 1. Penutup Kepala
2. Masker bedah 2. Penutup Wajah
3. Sarung tangan sampai siku 3. Goggles atau kacamata
4. Skort/apron/celemek
Pelindung
5. Sepatu Boot
4. Masker N-95
5. Masker bedah
6. Sarung tangan sampai siku
7. Sarung tangan pendek
8. Skort/apron/celemek
9. Sepatu Boot

G. TATA LAKSANA
Tatalaksana Pemulasaran Jenazah yang Harus diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a) Langkah Langkah Pemulasaran Jenazah Non Infeksius
1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a. Alat APD:
i. Sarung tangan panjang
ii. Kacamata pelindung
iii. Masker bedah
iv. Celemek/skort
v. Sepatu Boot
b. Bahan
(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)
2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;
3. Memakai APD dengan urutan:
a. Memakai skort/apron/celemek
b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki
c. Kenakan masker
d. Kenakan pelindung mata/googles
e. Kenakan sarung tangan
4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam
wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal;
5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK
PEMULASARAAN TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH OLEH
TIM KEROHANIAN)
6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti mati/keranda,
Siram meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan
bilas dengan air mengalir;
7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama proses
memandikan jenazah ke tempat sampah infeksius
8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:
a. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius
b. Lepaskan kaca mata, taruh di bak APD kotor untuk kemudian
dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi.
Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas kamar jenazah untuk
kemudian proses selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
c. Lepaskan masker, buang di tempat sampah infeksius.
d. Lepaskan celemek/apron/skort
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor untuk
kemudian dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit laundry, dan
sterilisasi di CSSD.
e. Lepaskan sepatu boot, untuk kemudian dilakukan dekontaminasi dan
disinfeksi oleh petugas kamar jenazah. (tidak perlu CSSD).
f. Segera lakukan cuci tangan dengan sabun setelah melepaskan sepatu
boot, tangan jangan menyentuh permukaan apapun sebelum mencuci
tangan.

b) Langkah Langkah Pemulasaran Jenazah Infeksius


1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan.
a. Alat APD:
i. Penutup kepala
ii. Sarung tangan panjang
iii. Sarung tangan pendek
iv. Kacamata pelindung
v. Pelindung wajah
vi. Masker N95
vii. Celemek/skort/apron
viii. Sepatu Boot
b. Bahan
(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)
2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;
3. Memakai APD dengan urutan:
a. Memakai skort/apron/celemek
b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki
c. Kenakan masker N95
d. Kenakan masker bedah di bagian luar dari N95
e. Kenakan pelindung mata/googles
f. Kenakan pelindung wajah
g. Kenakan penutup kepala
h. Kenakan sarung tangan pendek di dalam dilanjutkan sarung
tangan panjang di bagian luar
4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut
dalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan
universal;
5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK
PEMULASARAAN TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH
OLEH TIM KEROHANIAN)
6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti
mati/keranda, Siram meja tempat memandikan jenazah dengan
larutan klorin 0,5% dan bilas dengan air mengalir;
7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama
proses memandikan jenazah ke tempat sampah infeksius.
8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:
a. Lepaskan sarung tangan panjang/sarung tangan bagian luar,
taruh di tempat sampah infeksius.
Lepaskan sarung tangan luar tangan kiri tanpa menyentuh
bagian dalam dari sarung tangan bagian luar.
Lepaskan sarung tangan luar tangan kanan tanpa menyentuh
bagian luar dari sarung tangan bagian luar.
b. Disinfeksi sarung tangan bagian dalam dengan larutan hand
rub.
c. Lepaskan celemek.
Ingat bahwa bagian depan celemek sudah terkontaminasi,
jangan dipegang. Lepaskan celemek dengan memegang tali
yang mengikat di belakang badan saja.
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor
(linen infeksius) untuk kemudian dilakukan dekontaminasi,
disinfeksi, di unit laundry, dan sterilisasi di CSSD.
Untuk celemek sekali pakai, buang di kotak sampah infeksius.
d. Lepaskan penutup wajah.
Ingat bahwa bagian depan penutup wajah sudah
terkontaminasi, jangan dipegang. Hanya pegang karet pengikat
penutup wajahnya saja dalam melepaskan.
Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan
dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal
dilakukan oleh petugas kamar jenazah dengan cara merendam
dengan larutan klorin 0,5%, untuk kemudian proses
selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
e. Lepaskan masker bedah, taruh di tempat sampah infeksius.
Ingat, bagian depan masker telah terkontaminasi, usahakan
jangan menyentuh.
f. Lepaskan kaca mata.
Ingat bahwa bagian depan kaca mata sudah terkontaminasi,
jangan dipegang. Lepaskan dengan memegang tangkai
kacamatanya saja.
Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan
dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal
dilakukan oleh petugas kamar jenazah dengan cara merendam
dengan larutan klorin 0,5%, untuk kemudian proses
selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
g. Disinfeksi sepatu boot dengan merendam di bak klorin 0,5%
dan disikat.
h. Lepaskan sepatu boot, ganti dengan alas kaki yang bersih.
i. Lepaskan penutup kepala dengan cara menarik bagian atas
penutup kepala. Tangan tidak boleh menyentuh kulit selama
proses melepas.
j. Lepaskan masker N95 dengan cara menarik karet pengikatnya.
Tangan tidak boleh menyentuh kulit. Buang masker N95 di
tempat sampah infeksius.
k. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius.
l. Cuci tangan dengan sabun sesuai prinsip hand hygiene,
ditambah sampai siku.
m. Bila perlu, ulangi proses menggunakan cairan hand rub.
9. Laporkan kepada petugas perawat bahwa proses pemulasaraan
jenazah telah selesai.

H. PENANGANAN ALAT ALAT SETELAH PENANGANAN JENAZAH


a. Ruang Memandikan Jenazah
Setelah pemulasaran jenazah selesai dilakukan maka ruang jenazah harus
dibersihkan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit antara lain yang
harus dilakukan adalah :
Bersihkan tempat untuk memandikan dengan cairan disinfektan
Serap darah atau cairan tubuh lainnya yang tumpah di lantai dengan tissue /
Koran, kemudian buang tissue / Koran ke dalam sampah medis.
Semprot area tumpahan darah / cairan tubuh jenazah dengan klorin 0,5%
diamkan selama 10 menit baru dibilas dengan air bersih supaya klorin
terangkat
Bersihkan semua permukaan yang ada di ruang pemulasaran jenazah dengan
dekontaminasi menggunakan klorin 0,5%.
Ingat, sebelum melaksanakan pembersihan ruangan, petugas mengenakan
APD, yaitu sarung tangan bersih, dan masker bedah.
Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.

b. Mortuari/Kamar Jenazah
Mortuari yang selesai digunakan untuk transporatsi jenazah dari ruangan ke
kamar jenazah juga harus dilakukan pembersihan dengan cara :
Semprot dengan cairan klorin 0,5% apabila ada tumpahan darah atau cairan
tubuh lainnya yang cukup banyak, diamkan selama 10 menit dan bilas dengan
air bersih supaya klorin terangkat
Lap bagian dalam mortuari dengan klorin 0,5% jika tidak ada tumpahan
darah atau cairan tubuh jenazah yang banyak
Pembuangan air limbah bekas pembersihan dengan membuka bagian bawah
mortuari sehingga air dapat keluar semua
Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.

c. Mobil ambulance
Yang harus dilakukan pada mobil ambulance yang selesai untuk mengangkut
jenazah infeksius adalah :
Masukkan mobil ambulance ke dalam area dekontaminasi mobil ambulance
Masukkan semua linen bekas dipakai jenazah ke dalam plastik warna kuning
Bersihkan bagian dalam mobil ambulance dengan larutan chlorine 0,5%
Bilas dengan dilap dengan air bersih, supaya klorin terangkat
Guyur seluruh badan mobil dengan cairan disinfektan dari luar

d. Penanganan APD Petugas setelah pemulasaran jenazah


Yang harus dilakukan petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran jenazah
dalam hal ini terkait dengan APD adalah sebagai berikut:
Lepas semua APD petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran jenazah
dengan hati hati untuk menghindari kontaminasi
Masukkan semua APD (penutup kepala, kacamata pelindung, celemek, sepatu
boot) yang pakai ulang ke dalam wadah yang telah ditentukan, untuk APD
(sarung tangan, masker bedah, masker N-95 buang ke tempat sampah
infeksius);
Dekontaminasi APD non linen dengan klorin 0,5% selama 10-30 menit dan
dilanjutkan sterilisasi yang dilakukan oleh bagian CSSD.
Masukkan APD linen ke dalam plastik kuning untuk dikirim ke bagian laundry
dan dilakukan pencucian sesuai prosedur pencucian linen infeksius.
Dekontaminasi peralatan yang tidak bisa direndam misalnya permukaan
meja, dapat dilakukan dengan menggunakan lap yang dibasahi desinfektan
klorin 0,5%.

BAB III
PENUTUP

Pelayanan pemulasaraan jenazah yang baik, bermutu dan sesuai dengan syariat
Islam merupakan bagian integral dari pelayanan penunjang kesehatan rumah sakit,
dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Pelayanan pemulasaraan jenazah yang bermutu akan membantu bagi keluarga
pasien yang memerlukan bantuan dalam memandikan jenazah keluarganya yang
meninggal secara baik, cepat, biaya yang standard an sesuai dengan syariat islam.
Demikian pula pelanyanan pemulasaraan jenazah sesuai syariat islam merupakan
bagian yang sangat penting badi rumah sakit dalam proses menjadi rumah sakit yang
islami.
Buku panduan pemulasaraan jenazah ini memberikan gambaran tentang
pengertian, landasan hukum, penatalaksanaan jenazah pasien yang opname di Rumah
Sakit maupun diluar rumah sakit.Demikian juga buku panduan ini memberikan
penjelasan tentang sarana dan prasarana pemulasaraan jenazah rumah sakit, petugas
pemulasaraan jenazah, tarif pemulasaraan jenazah, penanganan alat pemulasaraan
jenasah secara baik dan benar sesuai standar di Rumah Sakit.
Panduan Pelayanan Pemulasaraan Jenasah Rumah Sakit Nirmala Suri ini disusun
dengan tujuan memberikan acuan yang jelas dalam mengelola dan melaksanakan
manajemen pemulasaraan jenasah dalam melaksanakan tugas sesuai prosedur.

Anda mungkin juga menyukai