Karsinoma Hepatoseluler
Karsinoma Hepatoseluler
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
paling sering ditemukan daripada tumor hati lainnya seperti limfoma maligna,
Di Amerika Serikat sekitar 80%-90% dari tumor ganas hati primer adalah
hepatoma. Angka kejadian tumor ini di Amerika Serikat hanya sekitar 2% dari
seluruh karsinoma yang ada. Sebaliknya di Afrika dan Asia hepatoma adalah
populasi(2).
Setiap tahun muncul 350.000 kasus baru di Asia, 1/3nya terjadi di Republik
Rakyat China. Di Eropa kasus baru berjumlah sekitar 30.000 per tahun, di Jepang
23.000 per tahun, di Amerika Serikat 7000 per tahun dan kasus baru di Afrika 6x lipat
Pria lebih banyak daripada wanita. Lebih dari 80% pasien hepatoma menderita
sirosis hati Hepatoma biasa dan sering terjadi pada pasien dengan sirosis hati yang
penyebabnya adalah virus hepatitis B dan C. Bayi dan anak kecil yang terinfeksi virus
ini lebih mempunyai kecenderungan menderita hepatitis virus kronik daripada dewasa
Pasien hepatoma 88% terinfeksi virus hepatitis B atau C. Virus ini mempunyai
1
terdiagnosis karena gejala karsinoma tertutup oleh penyakit yang mendasari yaitu
sirosis hati atau hepatitis kronik. Jika gejala tampak, biasanya sudah stadium lanjut
dan harapan hidup sekitar beberapa minggu sampai bulan. Keluhan yang paling sering
adalah berkurangnya selera makan, penurunan berat badan, nyeri di perut kanan atas
Tomographic Scanning (CT Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI) penting untuk
Komplikasi yang sering terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran
hepatorenal adalah suatu keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan
fungsi hati, hipertensi portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui definisi,
penunjang dan pengobatan karsinoma hepatoseluler. Selain itu penulisan referat ini
juga bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari
hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari
(hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-
kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut
hati. Hepatoma merupakan kanker hati primer yang paling sering ditemukan. Tumor
ini merupakan tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel
II. EPIDEMIOLOGI
Kanker hati adalah kanker kelima yang paling umum di dunia. Suatu kanker
yang mematikan, kanker hati akan membunuh hampir semua pasien-pasien yang
menderitanya dalam waktu satu tahun. Pada tahun 1990, organisasi kesehatan dunia
(WHO) memperkirakan bahwa ada kira-kira 430,000 kasus-kasus baru dari kanker
hati diseluruh dunia, dan suatu jumlah yang serupa dari pasien-pasien yang meninggal
sebagai suatu akibat dari penyakit ini. Sekitar tiga per empat kasus-kasus kanker hati
ditemukan di Asia Tenggara (China, Hong Kong, Taiwan, Korea, dan Japan). Kanker
3
hati juga adalah sangat umum di Afrika Sub-Sahara (Mozambique dan Afrika
Selatan).
Frekwensi kanker hati di Asia Tenggara dan Afrika Sub-Sahara adalah lebih
kanker hati di Amerika Utara dan Eropa Barat adalah jauh lebih rendah, kurang dari
lima per 100,000 populasi. Bagaimanapun, frekwensi kanker hati diantara pribumi
Alaska sebanding dengan yang dapat ditemui pada Asia Tenggara. Lebih jauh, data
meningkat. Peningkatan ini disebabkan terutama oleh hepatitis C kronis, suatu infeksi
Di Amerika frekwensi kanker hati yang paling tinggi terjadi pada imigran-
imigran dari negara-negara Asia, dimana kanker hati adalah umum. Frekwensi kanker
hati diantara orang-orang kulit putih (Caucasians) adalah yang paling rendah,
diantaranya. Frekwensi kanker hati adalah tinggi diantara orang-orang Asia karena
kanker hati dihubungkan sangat dekat dengan infeksi hepatitis B kronis. Ini terutama
begitu pada individu-individu yang telah terinfeksi dengan hepatitis B kronis untuk
a. Infeksi Hepatitis B
kuat. Seperti dicatat lebih awal, frekwensi kanker hati berhubungan dengan
4
tambahan, pasien-pasien dengan virus hepatitis B yang berada pada risiko
yang paling tinggi untuk kanker hati adalah pria-pria dengan sirosis, virus
hepatitis B dan riwayat kanker hati keluarga. Mungkin bukti yang paling
menemukan bahwa risiko mengembangkan kanker hati adalah 200 kali lebih
genetik) masuk ke material genetik dari sel-sel hati. Material genetik virus
yang normal dalam sel-sel hati, dengan demikian menyebabkan sel-sel hati
b. Infeksi Hepatitis C
dengan 75% dari kasus-kasus kanker hati. Seperti dengan virus hepatitis B,
5
setelah paparan pada virus hepatitis C adalah kira-kira 28 tahun. Kanker hati
hepatitis C yang ber-sirosis berkisar dari 1.4 sampai 2.5% per tahun.
mengembangkan kanker hati termasuk kehadiran sirosis, umur yang lebih tua,
mungkin adalah suatu faktor risiko, namun studi-studi yang lebih akhir ini
dengan baik. Tidak seperti virus hepatitis B, material genetik virus hepatitis C
hepatitis C kronis yang menderita kanker hati tanpa sirosis. Jadi, telah
disarankan bahwa protein inti (pusat) dari virus hepatitis C adalah tertuduh
pada pengembangan kanker hati. Protein inti sendiri (suatu bagian dari virus
6
mengganggu fungsi dari suatu gen (gen p53) penekan tumor yang normal.
Akibat dari aksi-aksi ini adalah bahwa sel-sel hati terus berlanjut hidup dan
c. Alkohol
hubungan yang paling umum dari kanker hati di dunia (negara-negara) yang
telah berkembang.
hati. Yang terjadi adalah bahwa ketika minum alkohol dihentikan, sel-sel hati
regenerasi yang aktif ini bahwa suatu perubahan genetik (mutasi) yang
dari penyakit hati alkoholik (contohnya gagal hati). Tentu saja, pasien-pasien
dengan sirosis alkoholik yang meninggal dari kanker hati adalah kira-kira 10
7
d. Aflatoxin B1
membentuk kanker hati. Ia adalah suatu produk dari suatu jamur yang disebut
dalam suatu lingkungan yang panas dan lembab. Jamur ini ditemukan pada
tumor hati yang ramah/jinak yang mungkin mempunyai potensi untuk menjadi
ditemukan pada hati. Contohnya, thorotrast, suatu agen kontras yang dahulu
Juga, vinyl chloride, suatu senyawa yang digunakan dalam industri plastik,
setelah paparan.
8
f. Sirosis
mungkin menjurus pada kanker hati. Kanker hati juga dihubungkan sangat erat
diperkirakan bahwa kanker hati adalah jarang ditemukan pada primary biliary
frekwensi kanker hati pada PBC adalah sebanding dengan yang pada bentuk-
Pada permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, dan banyak tanpa keluhan.
Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada penderita yang sudah ada
kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak merasakan apa-apa. Keluhan utama yang
sering adalah keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di perut
kanan atas dan nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan rasa lemas.
9
Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites (penimbunan cairan dalam
rongga perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak hitam, demam, bengkak kaki,
kuning, muntah, gatal, muntah darah, perdarahan dari dubur, dan lain-lain(6).
V. DIAGNOSIS
Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan maju pesat, maka
berkembang pula cara-cara diagnosis dan terapi yang lebih menjanjikan dewasa ini.
Kanker hati selular yang kecil pun sudah bisa dideteksi lebih awal terutamanya
Kriteria diagnosa Kanker Hati Selular (KHS) menurut PPHI (Perhimpunan Peneliti
Diagnosa KHS didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria atau hanya satu
Stadium I : Satu fokal tumor berdiametes < 3cm yang terbatas hanya pada salah
10
Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segement
I atau multi-fokal terbatas pada lobus kanan/kiri
Stadium III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atas ke
lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi peripheral
ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (billiary
duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
Stadium IV : Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus
kiri hati.
atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra
hepaticvaskuler) ataupun pembuluh empedu (biliary duct)
atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra
hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena limpa (vena
lienalis)
atau vena cava inferior
atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic
metastase).
a. Alphafetoprotein
artinya hanya pada 60% 70% saja dari penderita kanker hati ini menunjukkan
peninggian nilai AFP, sedangkan pada 30% 40% penderita nilai AFP nya
normal. Spesifitas AFP hanya berkisar 60% artinya bila ada pasien yang diperiksa
darahnya dijumpai AFP yang tinggi, belum bisa dipastikan hanya mempunyai
kanker hati ini sebab AFP juga dapat meninggi pada keadaan bukan kanker hati
seperti pada sirrhosis hati dan hepatitis kronik, kanker testis, dan terratoma(8).
11
b. AJH (aspirasi jarum halus)
terutama ditujukan untuk menilai apakah suatu lesi yang ditemukan pada
pemeriksaan radiologi imaging dan laboratorium AFP itu benar pasti suatu
hepatoma. Tindakan biopsi aspirasi yang dilakukan oleh ahli patologi anatomi ini
Cara melakukan biopsi dengan dituntun oleh USG ataupun CT scann mudah,
aman, dan dapat ditolerir oleh pasien dan tumor yang akan dibiopsi dapat terlihat
jelas pada layar televisi berikut dengan jarum biopsi yang berjalan persis menuju
tumor, sehingga jelaslah hasil yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik dan
akurasi yang tinggi karena benar jaringan tumor ini yang diambil oleh jarum
c. Gambaran Radiologi
dokter spesialis radiologi untuk mengikuti training dan workshop baik di dalam
membuktikan pula dirinya berperan sangat penting untuk mendeteksi kanker hati.
Kanker hepato selular ini bisa dijumpai di dalam hati berupa benjolan berbentuk
kebulatan (nodule) satu buah, dua buah atau lebih atau bisa sangat banyak dan
diffuse (merata) pada seluruh hati atau berkelompok di dalam hati kanan atau kiri
12
Dengan peralatan radiologi yang baik dan ditangani oleh dokter spesialis
kanker ini antara lain berapa banyak nodule yang dijumpai, berapa segment hati-
kah yang terkena, bagaimana aliran darah ke kanker yang dilihat itu apakah sangat
banyak (lebih ganas), apakah sedang (tidak begitu ganas) atau hanya sedikit
(kurang ganas), yang penting lagi apakah ada sel tumor ganas ini yang sudah
berada di dalam aliran darah vena porta, apakah sudah ada sirrhosis hati, dan
apakah kanker ini sudah berpindah keluar dari hati (metastase) ke organ-organ
apakah pasien ini menderita kanker hati stadium dini atau stadium lanjut dan juga
ditaksir apakah penderita dapat disembuhkan sehingga bisa hidup lama ataukah
sudah memang tak tertolong lagi dan tak dapat bertahan hidup lebih lama lagi dari
6 bulan.
menggunakan radio isotop. Pemilihan alat mana saja yang akan digunakan apakah
dengan satu alat sudah cukup atau memang perlu digunakan beberapa alat yang
dipilih dari sederetan alat-alat ini dapat disesuaikan dengan kondisi penderita(10).
i. Ultrasonography (USG)
13
merata (homogen). Bila ada kanker langsung dapat terlihat jelas berupa
keputihan dan jumlahnya bervariasi pada tiap pasien bisa satu, dua atau
lebih atau banyak sekali dan merata pada seluruh hati, ataukah satu
nodule yang besar dan berkapsul atau tidak berkapsul. Sayangnya USG
perkembangan teknologi, kini sudah ada alat USG yang lebih canggih
dan lebih lengkap lagi yaitu Color Doppler Flow Imaging (CDFI) yaitu
USG yang selain mampu melihat pembuluh darah di sekitar kanker juga
14
pulsatily index yang dengan demikian sudah dapat memastikan apakah
memang ada tapi belum terlihat dengan teknik CDFI ini masih bisa
lebih-lebih lagi dapat mendeteksi kanker berukuran lebih kecil dari 1 cm.
yaitu sel-sel kanker (tumor thrombus) yang lepas dan masuk ke dalam
dalam vena porta ini karena thrombus ini dapat menyumbat aliran darah.
Pada keadaan normal semua makanan yang telah dicernakan oleh usus
akan dihantarkan ke hati oleh vena porta ini. Bila vena ini tersumbat oleh
tumor thrombus maka hati tidak menerima nutrisi lagi dengan kata lain
hati tak dapat makanan lagi sehingga sel-sel hati akan mati (necrosis)
karena dapat terjadi gagal hati (liver failure). Tumor thrombus ini bisa
ukurannya besar sehingga menutup seluruh lumen vena porta, bisa kecil,
dan hanya menutup sebahagian lumen saja sehingga masih bisa ada
aliran darah di dalam vena porta ini. Dari hasil USG ini sudah bisa
15
diarahkan dengan tepat tindakan pengobatan apa yang paling sesuai dan
sebahagian hati (reseksi hepatektomi partial) atau tidak, apakah bisa di-
arterial saja. Tapi bila sudah jelas terdapat tumor thrombus di dalam
vena porta dan sudah pula menyumbat vena ini, maka tindakan operatif
dan embolisasi sudah hampir tidak berarti lagi dan satusatunya cara
(liver transplantation).
ii. CT Scan
dapat menilai seluruh segmen hati dalam satu potongan gambar yang
dengan USG gambar hati itu hanya bisa dibuat sebagian-sebagian saja.
sangat halus sehingga kanker yang paling kecil pun tidak terlewatkan.
kanker dalam tiga dimensi dan empat dimensi dengan sangat jelas dan
sekitarnya.
iii. Angiografy
16
menyelamatkan penderita. Pada setiap pasien yang akan menjalani
angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang sebenarnya. Kanker
yang kita lihat dengan USG yang diperkirakan kecil sesuai dengan
ukuran pada USG bisa saja ukuran sebenarnya dua atau tiga kali lebih
pembuluh darah. Tanpa zat ini pembuluh darah tak dapat dilihat.
Pemeriksaan dengan MRI ini langsung dipilih sebagai alternatif bila ada
gambaran CT scann yang meragukan atau pada penderita yang ada risiko
pemeriksaan dengan MRI dan MRA ini mahal, sehingga selalu CT scan
17
v. PET (Positron Emission Tomography)
VIII. PENGOBATAN
Pemilihan terapi kanker hati ini sangat tergantung pada hasil pemeriksaan
kanker, lokasi kanker di bahagian hati yang mana, apakah lesinya tunggal (soliter)
atau banyak (multiple), atau merupakan satu kanker yang sangat besar berkapsul, atau
kanker sudah merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya metastasis (penyebaran) ke
tempat lain di dalam tubuh penderita ataukah sudah ada tumor thrombus di dalam
Tahap tindakan pengobatan terbagi tiga, yaitu tindakan bedah hati digabung
(pencangkokan) hati.
18
Terapi yang paling ideal untuk kanker hati stadium dini adalah tindakan bedah
yaitu reseksi (pemotongan) bahagian hati yang terkena kanker dan juga reseksi daerah
sekitarnya. Pada prinsipnya dokter ahli bedah akan membuang seluruh kanker dan
tidak akan menyisakan lagi jaringan kanker pada penderita, karena bila tersisa tentu
kankernya akan tumbuh lagi jadi besar, untuk itu sebelum menyayat kanker dokter ini
harus tahu pasti batas antara kanker dan jaringan yang sehat. Radiologilah satu-
satunya cara untuk menentukan perkiraan pasti batas itu yaitu dengan pemeriksaan CT
angiography yang dapat memperjelas batas kanker dan jaringan sehat sehingga ahli
bedah tahu menentukan di mana harus dibuat sayatan. Maka harus dilakukan CT
sehingga jelas terlihat pembuluh darah mana yang bertanggung jawab memberikan
makanan (feeding artery) yang diperlukan kanker untuk dapat tumbuh subur. Sesudah
itu barulah dilakukan tindakan radiologi Trans Arterial Embolisasi (TAE) yaitu suatu
tindakan memasukkan suatu zat yang dapat menyumbat pembuluh darah (feeding
artery) itu sehingga menyetop suplai makanan ke sel-sel kanker dan dengan demikian
kemampuan hidup (viability) dari sel-sel kanker akan sangat menurun sampai
menghilang.
Chemotherapy (TAC) dengan tujuan sebelum ditutup feeding artery lebih dahulu
kanker-nya disirami racun (chemotherapy) sehingga sel-sel kanker yang sudah kena
racun dan ditutup lagi suplai makanannya maka sel-sel kanker benar-benar akan mati
dan tak dapat berkembang lagi dan bila selsel ini nanti terlepas pun saat operasi tak
perlu dikhawatirkan, karena sudah tak mampu lagi bertumbuh. Tindakan TAE
digabung dengan tindakan TAC yang dilakukan oleh dokter spesialis radiologi disebut
19
tindakan Trans Arterial Chemoembolisation (TACE). Selain itu TAE ini juga untuk
tujuan supportif yaitu mengurangi perdarahan pada saat operasi dan juga untuk
mengecilkan ukuran kanker dengan demikian memudahkan dokter ahli bedah. Setelah
kanker disayat, seluruh jaringan kanker itu harus diperiksakan pada dokter ahli
patologi yaitu satu-satunya dokter yang berkompentensi dan yang dapat menentukan
dan memberikan kata pasti apakah benar pinggir sayatan sudah bebas kanker. Bila
benar pinggir sayatan bebas kanker artinya sudahlah pasti tidak ada lagi jaringan
chemotherapy (kemoterapi) yang bertujuan meracuni sel-sel kanker agar tak mampu
lagi tumbuh berkembang biak. Pemberian Kemoterapi dilakukan oleh dokter spesialis
penyakit dalam bahagian onkologi (medical oncologist) ini secara intra venous
digabung dengan mitomycine C 10 mg. Dengan cara pengobatan seperti ini usia
harapan hidup penderita per lima tahun 90% dan per 10 tahun 80%.
stadium lanjut. Tindakan non-bedah dilakukan oleh dokter ahli radiologi. Termasuk
Pada prinsipnya sel yang hidup membutuhkan makanan dan oksigen yang
datangnya bersama aliran darah yang menyuplai sel tersebut. Pada kanker timbul
banyak sel-sel baru sehingga diperlukan banyak makanan dan oksigen, dengan
cabang-cabang dari pembuluh darah yang sudah ada disebut pembuluh darah pemberi
makanan (feeding artery) Tindakan TAE ini menyumbat feeding artery. Caranya
20
dimasukkan kateter melalui pembuluh darah di paha (arteri femoralis) yang
masuk ke dalam feeding artery. Lalu feeding artery ini disumbat (diembolisasi)
dengan suatu bahan seperti gel foam sehingga aliran darah ke kanker dihentikan dan
dengan demikian suplai makanan dan oksigen ke selsel kanker akan terhenti dan sel-
sel kanker ini akan mati. Apalagi sebelum dilakukan embolisasi dilakukan tindakan
artery itu maka sel-sel kanker jadi diracuni dengan obat yang mematikan. Bila kedua
cara ini digabung maka sel-sel kanker benar-benar terjamin mati dan tak berkembang
lagi.
dikembangkan dan nampaknya memberi harapan yang lebih cerah pada penderita
yang terancam maut ini. Angka harapan hidup penderita dengan cara ini per lima
tahunnya bisa mencapai sampai 70% dan per sepuluh tahunnya bisa mencapai 50%.
Menurut literatur 70% nutrisi dan oksigenasi sel-sel hati yang normal berasal
dari vena porta dan 30% dari arteri hepatika, sehingga sel-sel ganas mendapat nutrisi
dan oksigenasi terutama dari sistem arteri hepatika. Bila Vena porta tertutup oleh
tumor maka makanan dan oksigen ke sel-sel hati normal akan terhenti dan sel-sel
tersebut akan mati. Dapatlah dimengerti kenapa pasien cepat meninggal bila sudah
Infus sitostatika intra-arterial ini dikerjakan bila vena porta sampai ke cabang
besar tertutup oleh sel-sel tumor di dalamnya dan pada pasien tidak dapat dilakukan
21
tindakan transplantasi hati oleh karena ketiadaan donor, atau karena pasien menolak
adriblastina 10-20 Mg dicampur dengan NaCl (saline) 100 200 cc. Atau dapat juga
cisplatin dan 5FU (5 Fluoro Uracil). Metoda ballon occluded intra arterial infusion
adalah modifikasi infuse sitostatika intra-arterial, hanya kateter yang dipakai adalah
double lumen ballon catheter yang di-insert (dimasukkan) ke dalam arteri hepatika.
memperlama kontak sitostatika dengan tumor. Dengan cara ini maka harapan hidup
pasien per lima tahunnya menjadi 40% dan per sepuluh tahunnya 30% dibandingkan
Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan juga menolak semua
tindakan atau pasien tidak mampu membiayai pembedahan dan tak mampu
membiayai tindakan lainnya maka tindakan PEI-lah yang menjadi pilihan satu-
satunya. Tindakan injeksi etanol perkutan ini mudah dikerjakan, aman, efek samping
ringan, biaya murah, dan hasilnya pun cukup memberikan harapan. PEI hanya
dikerjakan pada pasien stadium dini saja dan tidak pada stadium lanjut. Sebagian
besar peneliti melakukan pengobatan dengan cara ini untuk kanker bergaris tengah
sampai 5 cm, walaupun pengobatan paling optimal dikerjakan pada garis tengah
perkutan pada kasus kanker ini dengan jumlah lesi tidak lebih dari 3 buah nodule,
22
meskipun dilaporkan bahwa lesi tunggal merupakan kasus yang paling optimal dalam
pengobatan. Walaupun kelihatannya cara ini mugkin dapat menolong tetapi tidak
Terapi non-bedah lainnya saat ini sudah dikembangkan dan hanya dilakukan
bila terapi bedah reseksi dan Trans Arterial Embolisasi (TAE) ataupun Trans Arterial
lagi. Di antaranya yaitu terapi Radio Frequency Ablation Therapy (RFA), Proton
keseluruhannya.
Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hati dan
ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati terkena
kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke vena porta (thrombus vena porta)
maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi hati. Transplantasi
hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari orang lain ke dalam tubuh seseorang.
Langkah ini ditempuh bila langkah lain seperti operasi dan tindakan radiologi seperti
23
BAB III
GAMBARAN RADIOLOGIS
parenkim hati lebih jelas. Keuntungan hal ini menyebabkan kualitas struktur eko
jaringan hati lebih mudah dipelajari sehingga identifikasi lesi-lesi lebih jelas, baik
24
Gambaran USG KHS; tampak nodul gema bulat dengan densitas gema rendah.
USG karsinoma hepatoseluler, tampak nodul hipoecoic dengan diameter 2,3cm pada
25
Color doppler US, menunjukkan aliran darah ke tumor di postero-anterior segmen
Color doppler US pada KHS, tampak aliran darah ke tumordi antero-inferior segmen
26
B. Gambaran CT-Scan
Di samping USG diperlukan CT scann sebagai pelengkap yang dapat menilai seluruh
segmen hati dalam satu potongan gambar yang dengan USG gambar hati itu hanya
bisa dibuat sebagian-sebagian saja. CT scann yang saat ini teknologinya berkembang
pesat telah pula menunjukkan akurasi yang tinggi apalagi dengan menggunakan
teknik hellical CT scann, multislice yang sanggup membuat irisan-irisan yang sangat
karsinoma hepatoselular.
27
C. Angiografi
Pada setiap pasien yang akan menjalani operasi reseksi hati harus dilakukan
pemeriksaan angiografi. Dengan angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang
sebenarnya. Kanker yang kita lihat dengan USG yang diperkirakan kecil sesuai
dengan ukuran pada USG bisa saja ukuran sebenarnya dua atau tiga kali lebih besar.
28
Celiac angiogram menunjukkan pembuluh darah hepar dengan multipel karsinoma
D. Gambaran MRI
Pemeriksaan dengan MRI ini langsung dipilih sebagai alternatif bila ada gambaran CT
scann yang meragukan atau pada penderita yang ada risiko bahaya radiasi sinar X dan
pada penderita yang ada kontraindikasi (risiko bahaya) pemberian zat contrast
29
Pada gambaran MRI diatas terlihat multipel hipervaskular kecil pada karsinoma
hepatoselular.
Gambaran MRI pada karsinoma hepatoselular, tampak lesi dengan diamer 2,5cm pada
aspek infero-medial.
30
a. Gambaran MRI pada karsinoma hepatoselular di segmen VI hepar saat arterial phase
b. MRI dengan T1-weightened pada hepatobiliar fase, 20 menit setelah injek GD-EOB-
DTPA, tampak gambaran hipointens yang dpat dibedakan dengan soft tissue normal
lainnya.
E. Gambaran PET
dalam stadium dini. Caranya, pasien disuntik dengan glukosa radioaktif untuk
mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh. Cairan glukosa ini akan bermetabolisme
di dalam tubuh dan memunculkan respons terhadap sel-sel yang terkena kanker.
31
Pasien diinjeksikan FGD, kemudian bisa dimonitor radioaktinya.
Tampak FGD mengelilingi tumor, kemudian divalidasi dengan US Color Dopler dan
histologi
32
Diambil jaringan hatinya dan ditemukan bagian yang nekrosis.
33
BAB IV
KESIMPULAN
1. Karsinoma hepatoseluler (KHS) atau hepatoma adalah suatu tumor ganas primer pada
2. Faktor risiko KHS adalah infeksi hepatitis B, infeksi hepatitis C, alkohol, aflatoxin
3. Gejala klinis KHS adalah sakit perut, rasa penuh, bengkak di perut kanan, nafsu
4. Diagnosis KHS ditegakkan bila ditemui dua atau lebih dari lima kriteria atau hanya
5. Pemeriksaan KHS terdiri dari laboratorium, biopsi, radiologi imaging berupa USG,
6. Pengobatan KHS meliputi tindakan bedah hati digabung dengan tindakan radiologi,
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Rifai A., 1996. Karsinoma Hati. dalam Soeparman (ed). Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1
edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2. Singgih B., Datau E.A., 2006, Hepatoma dan Sindrom Hepatorenal. Diakses dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_150_HepatomaHepatorenal.pdf/08_150_He
patomaHepatorenal.html
3. Jacobson R.D., 2009. Hepatocelluler Carcinoma. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/369226-overview
4. Anonym, 2009. Kanker Hati. Diakses dari
http://www.totalkesehatananda.com/kankerhati.html
5. Bangfad, 2008. Hepatoma. Diakses dari http://info-
medis.blogspot.com/2008/11/hepatoma-karsinoma-hepatoseluler.html
6. Abdul Rasyad. 2006. Pentingnya Peranan Radiologi Dalam Deteksi Dini dan
Pengobatan Kanker Hati Primer. USU Press. Sumatra.
7. Tariq Parvez., Babar Parvez., and Khurram Parvaiz et al. Screening for Hepatocellular
Carcinoma. Jounal JCPSP September 2004 Volume 14 No. 09.
8. Soresi M., Maglirisi C., Campgna P., et al. Alphafetoprotein in the diagnosis of
hepatocellular carcinoma. Anticancer Research. 2003;23;1747-53.
9. Rasyid A. Temuan Ultrasonografi Kanker Hati Hepato Selular (Hepatoma). The
Journal of Medical School University of Sumatera Utara. Vol 39. No 2 Juni 2006.
10. Richard L. Baron, M.D. and Mark S. Peterson M.D. Screening the Cirrhotic Liver for
Hepatocellular Carcinoma with CT and MR Imaging: Opportunities and Pitfalls.
RSNA 2001 Volume 21: 117 132.
11. Bolondi L., Gaiani S., Celli N., Golfieri R., et al. Characterization of small nodules in
cirrhosis by assessment of vascularity: The problem of hypovascular hepatocellular
carcinoma. Hepatology 2005; 42: 27 34.
12. S. D. Ryder. Guidelines for the diagnosis and treatment of hepatocellular carcinoma
(HCC) in adults. Gut 2003; 52 56.
13. Abdul Rasyid. Satu Kasus Karsinoma Hepato Selular Diameter Lebih dari 10 cm
Diagnostik dan Terapi. Majalah Radiologi Indonesia Thn III No. 1 1994.
14. Rasad S., 2005. Radiologi Diagnostik. FKUI; Jakarta.
35