Disusun Oleh :
Muhammad Ali Zainal A. (1400023118)
Nifria Nanda Pasmaputri (1400023119)
Panilamita Wijayanti (1400023121)
Rizqi Adi Saputra (1400023123)
Evi Wulandari (1400023127)
Siti Sarah Fuadi (1400023135)
Awanda Martina (1400023136)
Zayyana Septiasa (1400023141)
Hilma Purti (1400023142)
Shinta Desy Anwar (1400023146)
membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat atau
sediaan farmasi biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu
yang lama sampai ketenangan pasien yang membutuhkannya. Obat yang disimpan
dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil
urai dari zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat membahayakan dan dampak
negatif bagi jiwa pasien. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat dapat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana
Olah karena itu kita dapat mengetahui bagaimana karateristik obat tersebut,
atau pada keadaan yang bagaimana suatu obat dapat bertahan lebih lama, serta
mampu memperkirakan kadaluarsa suatu obat. Oleh karena itu adanya uji stabilitas
sedian menurut ICH, WHO dan ASEAN. Uji stabilitas menurut ICH, ASEAN dan
WHO mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Penjelasan di atas
menjelaskan kepada kita bahwa betapa pentingnya kita mengetahui pada keadaan yang
bagaimana suatu obat tersebut aman dan dapat bertahan lama, sehingga obat tersebut dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa menurunkan khasiat obat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari produk obat. Sebuah produk obat, yang tidak kestabilan yang cukup, dapat
mengakibatkan perubahan fisik (seperti kekerasan, laju disolusi, dll fasa pemisahan)
produk yang berbahaya bagi pasien. Mikrobiologi ketidakstabilan suatu produk obat
disebut uji stabilitas obat. Selama penyimpanan ataupun transportasi, obat bisa
mengalami perubahan secara fisik maupun kimia, sehingga diperlukan suatu uji
dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat
dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Faktor
karbondioksida dan uap air) dan kelembaban dapat mempengaruhi stabilitas. Faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi stabilitas, yaitu : ukuran partikel, pH, sifat air
dan pelarut yang di gunakan, sifat kemasan dan keberadaan bahan kimia lain yang
merupakan kontaminan atau dari pencampuran produk berbeda yang secara sadar
obat ada dua watak, pertama kali adalah labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu
sendiri. Yang terakhir dihasilkan dari bahan kimia dan kimia fisika, untuk lainnya adalah
faktor luar seperti suhu, kelembapan, udara, dan cahaya, menginduksi atau mempercepat
reaksi yang yang berkurang nilainya. Faktor-faktor yang telah disebutkan menjadi efektif
dalam skala tinggi adalah bergantung dari jenis galenik dari sediaan dalam obat padat, seperti
serbuk,bubuk,dan tablet.
1. Stabilitas Kimia, tiap zat aktif mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi
yang tertera pada etiket dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi.
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang tertera. Zat antimikroba yang ada
4. Stabilitas Farmakologi, efek terapi tidak berubah selama usia guna sediaan.