Anda di halaman 1dari 5

Tugas Pendahuluan Anatomi Mei 2012

Blok 15 Nephrology, Urology and Body Fluids

RETROGRADE EJACULATION

Oleh :

NAMA : Bertin Mallisa

NO. STAMBUK : G 501 09 047

KELOMPOK : IV (empat)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2012
RETROGRADE EJACULATION

A. Definisi

Retrograde ejakulasi adalah air mani tidak keluar pada saat ejakulasi. (1)
Ejakulasi retrograde terjadi jika semen memasuki kandung kemih dan tidak keluar
melalui uretra saat ejakulasi. (2,3,4) Ejakulasi retrograde mengacu pada aliran
parsial ejakulasi ke dalam kandung kemih, bukan ejakulasi antegrade dimana air
mani didorong keluar uretra. Hal ini dapat terjadi karena baik gangguan struktural
atau fungsional dari proses ejakulasi. (5)

B. Epidemiologi

Umumnya retrograde ejakulasi di dapatkan pada pria. (2,5)


Ditemukan pada umur 40-70 sebanyak 25%. (5)

C. Etiologi

Diabetes . (2,3,4)
Beberapa obat, termasuk obat yang digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi ( hipertensi ). (2,3,4)
Pembedahan untuk prostat atau uretra. (2,3,4)

D. Patogenesis

Pada kondisi normal saat laki-laki orgasme, sperma dilepaskan dari


masing-masing testis. Dari tiap testis, sperma kemudian bergerak melalui sebuah
tabung yang disebut vas deferens. Vas deferens mengarah ke prostat, di mana
sperma bercampur dengan air mani. Otot pada pembukaan kandung kemih (leher
kandung kemih) mengencangkan untuk mencegah air mani masuk ke kandung
kemih saat lewat ke dalam tabung dalam penis (uretra). Ini adalah otot yang sama
yang berlaku urin di kandung kemih sampai buang air kecil. Dengan retrograde
ejakulasi, otot leher kandung kemih tidak menegang dengan benar. Akibatnya,
sperma dapat memasuki kandung kemih bukannya didorong keluar dari tubuh
melalui penis. (2)

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan masalah dengan otot yang menutup
kandung kemih selama ejakulasi antara lain:

Operasi seperti leher kandung kemih pembedahan atau operasi prostat.


Efek samping obat tertentu digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi, pembesaran prostat.
Kerusakan saraf yang disebabkan oleh kondisi medis seperti diabetes,
multiple sclerosis atau cedera saraf tulang belakang. (2)

E. Manifestasi Klinis

Ejakulasi retrograd tidak mempengaruhi kemampuan untuk ereksi atau


mengalami orgasme - tapi ketika mencapai klimaks, sperma masuk ke kandung
kemih bukannya keluar dari penis. Gejala dan tanda-tanda ejakulasi retrograd
antara lain:

Adanya Sebagian urin setelah orgasme. (2,5,7)


Air mani sedikit atau tidak keluarnya saat ejakulasi. (2,5,7)

F. Pemeriksaan Fisik dan Lab

Urine yang diambil segera setelah ejakulasi akan menunjukkan sejumlah


besar sperma dalam urin. (2,4,6)
Analisa semen untuk menilai volume dan kekentalan semen serta menilai
jumlah, pergerakan, kecepatan pergerakan dan bentuk sperma. (1)
G. Managemen dan Prognosis

Managemen :

Hentikan meminum obat yang yang menyebabkan retrograde


ejakulasi.(2,3,4)
Ejakulasi retrograde yang disebabkan oleh diabetes atau operasi dapat
diobati dengan obat seperti pseudoefedrin atau imipramine.(2,6)
Operasi bukan merupakan pilihan pengobatan untuk ejakulasi
retrograde.(7)

Prognosis :

Jika ejakulasi retrograde disebabkan oleh obat, menghentikan obat akan


kembali menjadi ejakulasi normal.(2,3,4,6)
Jika ejakulasi retrograde disebabkan oleh operasi atau diabetes, bisa tidak
dapat di perbaiki kembali.(2,3,4,6)

H. Komplikasi

Kondisi ini dapat menyebabkan infertilitas . Namun, air mani sering dapat
dikeluarkan dari kandung kemih dan dapat digunakan sebagai teknik reproduksi
bantu untuk mencapai kehamilan.(2-7)
Daftar Pustaka

1. Purnomo, Basuki B. Dasar-dasar Urologi Edisi kedua. Jakarta : CV Sagung


Seto.. 2003

2. Linda J. Vorvick, et all. Retrograde Ejaculation. USA : University of


Washington.2011. From :
<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002261/>

3. Mehta A, et all. Ejaculation disorders. In: Ferri FF. Ferri's Clinical Advisor
2011: Instant Diagnosis and Treatment. Philadelphia, Pa.: Mosby Elsevier;
2011. From : <http://www.mdconsult.com/das/book/body/120705265-
3/804926975/1701/189.html#4-u1.0-B978-0-323-04134-8..50008-2--
subchapter5_3989>

4. Bhasin S, Basson R. Sexual dysfunction in men and woman. In: Kronenberg


HM, Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR, eds. Williams Textbook of
Endocrinology. 12th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 20.
From : <http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency//001282.htm>

5. Anthony S.fauci, et all. Harrisons Principle of Internal medicine,17th


edition. New York : McGraw-Hill Professional. 2008. p.2754

6. Lipshultz LI, Thomas AJ, Khera M. Surgical management of male infertility.


In: Campbell-Walsh Urology. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;
2007:chap 20. Viewed 30 April 2012. From :
<http://www.NEJM.com/health/retrograde-
ejaculation/DS00913/DSECTION=treatments-and-drugs>

7. Matthew Roberts, MD, FRCSC and Keith Jarvi, MD, FRCSC. Steps in the
investigation and management of low semen volume in the infertile man.
Can Urol Assoc J. 2009 December; 3(6): 479485. From :
<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/PMC2792416/>

Anda mungkin juga menyukai