LP Kejang Demammm
LP Kejang Demammm
KEJANG DEMAM
DISUSUN OLEH :
Puguh Dadi Dwi pantara
1611040098
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Bangkitan kejang pada anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi
dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan syaraf pusat misalnya :
1. Demam tinggi, dapat disebabkan oleh karena tonsilitis
2. Efek produk toksik dari mikroorganisme (kuman dan otak)
3. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal
4. tonsilitis ostitis media akut,
5. bronchitis,
6. infeksi ekstrakranial , misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas.
7. Faktor presdiposisi kejang demam antara lain riwayat keluarga.
E. KOMPLIKASI
Menurut Lumbantobing ( 1995: 31) Dan Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI
(1985: 849-850). Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung lebih dari 15
menit yaitu :
1. Kerusakan otak
Terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang aktif sewaktu kejang
melepaskan glutamat yang mengikat resptor MMDA ( M Metyl D Asparate )
yang mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang merusak sel
neuoran secara irreversible.
2. Aspirasi
3. Asfiksia
4. Retardasi mentaL
Dapat terjadi karena deficit neurolgis pada demam neonatus.
F. PATOFISIOLGI
Kejang demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit )
biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi
otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang
disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung
yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin
meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak
meningkat.
G. PATHWAYS
Infeksi bakteri rangsang mekanik dan biokimia.
Virus dan parasit gangguan keseimbangan cairan&elektrolit
Pengobatan perawatan
Kondisi, prognosis, lanjut kejang resiko cedera
Dan diit
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan
fokus dari kejang.
2. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya
untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.Magneti resonance imaging
( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapanganmagnetik dan
gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah daerah otak yang itdak
jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.
3. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang
yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik
atau alirann darah dalam otak.
4. Uji laboratorium
Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
Panel elektrolit
Skrining toksik dari serum dan urin
GDA
Kadar kalsium darah
Kadar natrium darah
Kadar magnesium darah
H. PENATALAKSANAAN
1. Memberantas kejang Secepat mungkin
Diberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih dalam keadaan
kejang, ditunggu selama 15 menit, bila masih terdapat kejang diulangi suntikan
kedua dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit suntikan
ke 2 masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi
melalui intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga
berhenti dapat diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena.
2. Pengobatan penunjang
Sebelum memberantas kejang tidak boleh Dilupakan perlunya pengobatan
penunjang
keperawatan
Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 37, membran mukosa basah, ndi dalam
konduksi.
b. Berikan / anjuran pasien untuk banyak minum 1500 2000 cc/hari (sesuai
toleransi)
Rasional : untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
c. Anjuran keluarga agar mengenakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan cairan untuk
program.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC.
Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru
Kejang Pada Anak. www. Pediatrik.com/knal.php
Lumbantobing SM, 1989, Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Gaya Baru, Jakarta
Lynda Juall C, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Penerjemah Monica
Ester, EGC, Jakarta
Marilyn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerjemah Kariasa I Made,
EGC, Jakarta
Matondang, Corry S, 2000, Diagnosis Fisis Pada Anak, Edisi ke 2, PT. Sagung Seto: Jakarta.
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Rendle John, 1994, Ikhtisar Penyakit Anak, Edisi ke 6, Binapura Aksara, Jakarta.
Santosa NI, 1989, Perawatan I (Dasar-Dasar Keperawatan), Depkes RI, Jakarta.
Santosa NI, 1993, Asuhan Kesehatan Dalam Konteks Keluarga, Depkes RI, Jakarta.
Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Suharso Darto, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, F.K. Universitas Airlangga, Surabaya.
Sumijati M.E, dkk, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi
Pada Anak, PERKANI : Surabaya.
Wahidiyat Iskandar, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 2, Info Medika, Jakarta.