Diagnosis dari priapismus bersifat self-evident pada pasien yang tidak ditangani. Evaluasi
daari priapismus berfokus terhadap mendiferensiasi bentuk dari priapismus iskemik dan
non iskemik. Setelah diferensiasi ini dibuat maka penanganan yang sesuai dapat
ditentukan dan diinisiasi. Evaluasi dari pasien dengan priapismus ada tiga komponen
yaitu : riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang secara laboratorium
dan radiologis. Secara garis besar evaluasi diagnosis priapismus ditunjukkan pada tabel 1.
Mengerti tentang riwayat dari episode priapismus itu penting karena dapat
menentukan etiologi dan penanganan yang paling efektif. Hal-hal yang harus
diidentifikasi dalam riwayat pasien adalah :
Pada Permeriksaan fisik pada status generalis dapat ditemukan tanda-tanda trauma dan
keganasan pada regio abdomen, pelvis, dan perineal yang mengarah pada priapismus
yang non iskemik. Dapat pula ditemukan tanda-tanda trauma pada tulang vertebra. Dapat
pula ditemukan tanda-tanda penyakit hematologi seperti leukemia, sickle cell anemia, dan
thalasemia. Hal ini dapat membantu dalam mencari tanda-tanda yang mengacu pada
etiologi priapismus tertentu.
Pada status regional genitalia dapat ditemukan bagian corpora cavernosa yang menjadi
rigid tanpa disertai peningkatan rigiditas corpus spongiosum dan glans penis. Pada
prapismus iskemik corpora cavernosa tampak sangat rigid sedangkan pada priapismus
non iskemik corpora cavernosa membengkak tetapi tidak sepenuhnya rigid.
Priapismus rekuren atau intermiten mirip dengan priapismus iskekmik dan jika tidak
dilakukkan penanganan dapat menyebabkan kerusaka yang signifikan pada jaringan
penis. Penyebab tersering adalah sickle cell anemia, namun dapat pula bersifat idiopatik
atau karena gangguan neurologis. Pada Priaprismus intermiten ditemukan :
Riwayat pasien : Terdapat riwayat ereksi berkepanjangan yang berulang. Diantara
periode ereksi berkepanjangan terdapat periode detumescence atau penis
normal/flacid. Durasi dari episode iskemik lebih pendek daripada priapismus
iskemik. Onset biasa terjadi selama tidur dan periode detumescence tidak terjadi
walau pasien bangun. Biasanya nyeri.
Pemeriksaan fisik : Ereksi sakit dan penis rigid seperti pada priapismus iskemik,
antara durasi penyakit penis normal. Dapat ditemukan tanda fibrosis.
Pemeriksaan laboratorium : Secara prinsip mengikuti alur dari priapismus iskemik
dan non iskemik.
Penile imaging : Tidak ada temuan spesifik pada priapismus intermitten atau rekuren.
DAFTAR PUSTAKA
Montague DK, Jarow J, Broderick GA, Dmochowski R, Heaton JP, Lue TF, Nehra A,
Sharlip ID. American urological association guidelines on the management of
Priapism. J Urol 2003;170:131824.