Anda di halaman 1dari 10

Motivasi Berprestasi

10 Nov

PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI INTERNET

Kelas 2PA01

Mutia Farida (15509805)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepanjang kehidupan manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa setiap orang memiliki cita-
cita. Setiap orang memiliki cita-cita yang berbeda, antara satu individu dengan individu lainnya
belum tentu mempunyai cita-cita yang sama. Misalnya waktu kecil seseorang ingin menjadi
seorang pilot, tetapi setelah dewasa menginginkan menjadi seseorang yang sukses dengan
usahanya sendiri. Salah satu faktor yang berperan dapat mewujudkan cita-cita adalah motif
berprestasi atau motivasi berprestasi.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan yang
terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis,
memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab
yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan
dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang rendah.

1.2 Tujuan

Di dalam pembuatan makalah ini ada beberapa tujuan yang saya jabarkan, diantaranya adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Psikologi dan Teknologi

Internet

2. Dari hasil diatas, saya ingin mengetahui lebih dalam tentang motivasi

berprestasi.

BAB II

PEMBAHASAN MOTIVASI

2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan
keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan yang tertentu. Sedangkan motif sendiri sering
diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan
jasmani untuk berbuat. Suatu ciri dari motif adalah bahwa kita tidak akan pernah mengamati
motif ini secara langsung. Motif disimpulakn dari perilaku (segala sesuatu yang dikatakan dan
dilakukan). Contohnya : siswa mengerjakan tugas agar berprestasi, jadi ada observasi pada siswa
tersebut agar diketahui adanya motif lain.

2.2 Beberapa Teori Tentang Motivasi

Teori motivasi :

untuk memberi serangkaian prinsip-prinsip untuk memberi petunjuk pemahaman kita tentang
dorongan, keinginan, kebutuhan, usaha, dan tujuan yang datang dari motivasi.

1. Teori Drive

Sebagai (teori-teori dorongan tentang motivasi) :


Perilaku didorong kearah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang
atau binatang.

Contohnya : Freud, 1940/ 1949 ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, kelahiran,
dorongan seksual, dan agresif atau drive.

Motivasi terdiri dari :

1. Suatu keadaan yang mendorong

2. Perilaku yang mengarah ketujuan yang di ilhami oleh keadaan terdorong

3. Pencapaian tujuan yang memadai

4. Pengurangan keadaan terdorong dan kepuasan subjectif dan kelegaan ketika tujuan sudah
tercapai.

2. Teori-teori Insentif

Boles Pfaffmann dalam Morgan, dkk 1986, mengatakan bahwa ada sesuatu tentang tujuan itu
sendiri yang memotivasi perilaku. Teori insentif adalah teori-teori dorongan tentang motifasi.
Karena ciri-ciri tertentu mereka memiliki, objek tujuan mendorong perilaku kearah tujuan
tersebut, insentif (objek-objek tujuan yang motivasi perilaku).

Satu bagian penting dari banyak teori INSENTIF adalah Individu-individu mengharapkkan
kesenangan dari PENCAPAIAN dari apa yang mereka sebut INSENTIF POSITIVE dan
PENGHINDARAAN disebut INSENTIF NEGATIVE. Contohnya : Gaji,bonus,vakansi,dsb.
Daripada dorongan dan pengurangan dorongan.

3. Teori Oponen Proses.

Pandangan hedonistik tentang perilaku mengatakan bahwa kita dimotivasi untuk mencari tujuan
yang memberi kita perasaan emosi yang enak dan menghindari tujuan yang menghasilkan
ketidakenakan.

Dasar teori :

Emosi-motivasi diikuti oleh keadaan yang berlawanan.

Contohnya : perasaan senang dan bahagia diikuti oleh perasaan khawatir dan takut.

4. Teori Tingkat Optimal


Pada umumnya terdapat teori HEDONISTIK bahwa ada suatu optimal tertentu atau paling
baik, tingkat dorongan yang menyenangkan. Contohnya : Fiske, Maddi dan Berylyne, 1961
mengungkapkan Just Right theory yang mengatakan individu dimotivasi untuk berperilaku
dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal )yang optimal

BAB III

MOTIVASI BERPRESTASI

3.1 Pengertian Prestasi

Kebutuhan berprestasi adalah salah satu motif dari motif sosial.

Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas yang mengijinkan prestasi individu di evaluasi
menurut kriteria dari dalam maupun dari luar, melibatkan individu berkompetensi dengan orang
lain.

Orang sukses memiliki dua motif dalam hidupnya, yaitu:

1. Berprestasi

2. Motivasi berkompetensi yang kuat.

3.2 Motivasi Berprestasi

Teori Motivasi Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai


kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah
pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat
dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggam memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia


mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya
orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.

Teori mengenai motivasi atau kebutuhan manusia selama ini mungkin yang lebih Anda kenal
adalah teori dari Abraham Maslow dengan hierarki kebutuhannya. Tapi, sebenarnya ada banyak
para ahli dengan pendapat mereka masing-masing tentang teori motivasi, termasuk David Mc
Clelland.

3.3 Latar Belakang Motivasi menurut Mc Clelland

1. The Need for Achievement (n-ach)


Kebutuhan akan Prestasi / Pencapaian

Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan,
menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach
tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang
tinggi.

Sebab-sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan
kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk
menghadapi tantangan. Tentunya imbalan yang paling memuaskan bagi mereka adalah
pengakuan dari masyarakat.

2. The Need for Authority and Power (n-pow)

Kebutuhan akan Kekuasaan

Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain.
Menurut Mclelland, ada dua jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial.

Contoh dari kekuasaan pribadi adalah seorang pemimpin perusahaan yang mencari posisi lebih
tinggi agar bisa mengatur orang lain dan mengarahkan ke mana perusahaannya akan bergerak.
Sedangkan kekuasaan sosial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh pemimpin seperti
Nelson Mandela, yang memiliki kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya tersebut untuk
kepentingan sosial, seperti misalnya perdamaian.

3. The Need for Affiliation (n-affil)

Kebutuhan akan Afiliasi / Keanggotaan

Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau
menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa ingin disukai dan diterima
oleh sesamanya.

McClelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan afiliasi akan mencampuri objektifitas
seseorang. Sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan apapun agar orang lain
suka akan keputusannya.

Sedangkan, sebab-sebab n-affil dari seseorang bisa bermacam-macam, dan salah satu contohnya
bisa Anda lihat dari tragedi 11 September di Amerika Serikat. Setelah kejadian tersebut, banyak
orang-orang Amerika yang melupakan kepentingan mereka dan memilih untuk bersatu sehingga
mereka memiliki rasa aman.

3.4 Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland antara lain:

1. Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.


2. Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada
menerima pujian atau pengakuan.
3. Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang
diandalkan, kuantitatif dan faktual).

3.5 Aspek Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Marwisni Hasan 2006) menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya akan puas
dengan hasil pekerjaannya karena merupakan hasil usahanya sendiri. Contoh : Mengerjakan
tugasnya sendiri, tidak mencontek.

2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar keunggulan

Menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai yang lebih tinggi dari nilai sendiri atau lebih tinggi
dari nilai yang dicapai orang lain. Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan,
siswa harus menguasai secara tuntas materi yang dipelajari. Contoh : Nilai standar 75, nilai yang
ingin di capai 90.

3. Berusaha bekerja kreatif

Siswa yang bermovasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan
tugas sekolahnya. Cara belajar yang kreatif.

4. Berusaha mencapai cita-cita

Siswa yang mempunyai cita-cita akan belajar denngan baik dan memiliki motivasi yang tinggi.
Contoh : rajin mengerjakan tugas , belajar dengan keras, tekun, tidak mengulur waktu untuk
belajar.

5. Memiliki tugas yang moderat

Memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Membagi tugas menjadi
beberapa bagian sehingga muda dikerjakan.

6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Melakukan kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada yang dilupakan.

Contoh : membuat kegiatan belajar, mengerjakan soal-soal latihan, belajar kelompok.


7. Mengadakan antisipasi

Melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi.

Contoh : menyiapkan peralatan sekolah sebelum berangkat sekolah, datang lebih awal dari
jadwal masuk, mengerjakan soal-soal untuk latihan, membaca materi untuk berikutnya.

3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi (Gage & Berliner, 1992; Winkel,1997)

1. Faktor internal

a. Inteligensi

Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata pelajaran
(Winkel, 1997). Jadi, ada korelasi antara inteligensi dengan kesuksesan di sekolah (Gage &
Berliner, 1992).
Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai prestasi belajar
yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah.
Namun inteligensi bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena
masih ada faktor lainnya seperti motivasi dan kepribadian serta faktor eksternal.

b. Motivasi

Winkel (1997) mengatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang menjadi aktif pada
saat-saat tertentu di mana ada kebutuhan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Gage dan Berliner
(1992) menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan individu dari perasaan
bosan menjadi berminat untuk melakukan sesuatu. Tercakup di sini adalah motivasi untuk
mencapai kelulusan dan motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi Sukadji
(2000).

Motivasi merupakan tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk (Sukadji,
2000):

1.Mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari


2.Menyerap informasi dan mengolahnya

3.Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil

(pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap, dan kreativitas.

Secara umum, motivasi terbagi menjadi motivasi internal dan eksternal.

Motivasi internal mengacu pada diri sendiri, misalnya kegiatan belajar dihayati dan merupakan
kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu. Motivasi eksternal mengacu pada faktor di luar
dirinya. Siswa dengan motivasi eksternal akan membutuhkan adanya pemberian pujian atau
pemberian nilai sebagai hadiah atas prestasi yang diraihnya (Djiwandono, 2002). Kedua
komponen ini bersifat kontekstual, artinya ada pada seseorang sehubungan dengan suatu
kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu motivasi dapat berubah sesuai dengan waktu.
Menurut McLelland dan Atkinson (dalam Djiwandono, 2002), motivasi yang paling penting
dalam psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung berjuang
untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses.

c. Kepribadian

Kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang
menentukan bagaimana individu dapat menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya
(Allport dalam Hurlock, 1978). Kepribadian dapat berubah dan dimunculkan dalam bentuk
tingkah laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu berubah dan diwujudkan dalam
bentuk traits-traits yang dominan. Sedangkan sistam psikofisik adalah kebiasaan-kebiasaan,
sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan emosi dan dorongan-dorongan.
Sistem inilah yang akan mendorong seseorang untuk menentukan penyesuaian dirinya sebagai
hasil belajar atau pengalaman.

2. Faktor eksternal

a. Lingkungan rumah

Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak
dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses
sosialisasi anak. Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu
menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

b. Lingkungan sekolah

Menurut Ormrod (2006) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman
sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan
sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) , yaitu:

1) Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid

agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial.


2) Adanya kurikulum yang menantang dan terarah.

3) Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap

sekolah
4) Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid

dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik
5) Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas.
Misalnya:panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten,

penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta

kemampuan menyelesaikan masalah.

6) Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah


7) Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan

pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut


Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti

berbagi informasi, membantu dan bekerja sama


9) Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat

10) Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan

spesial yang berkaitan dengan murid

Sedangkan di kelas, sebaiknya kelas cukup besar dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak
sehingga guru dapat memonitor setiap siswa. Kelas yang baik dan produktif adalah kelas yang
nyaman secara tata ruang, memunculkan motivasi internal siswa untuk belajar, kegiatan guru
yang terarah serta kegiatan monitor terhadap siswa (Gage & Berliner, 1992).

BAB IV

KESIMPULAN

Motivasi adalah sesuatu yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan
keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan yang tertentu. Sedangkan motif sendiri sering
diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan
jasmani untuk berbuat. Suatu ciri dari motif adalah bahwa kita tidak akan pernah mengamati
motif ini secara langsung. Motif disimpulakn dari perilaku (segala sesuatu yang dikatakan dan
dilakukan).

Kebutuhan berprestasi adalah salah satu motif dari motif sosial.

Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas yang mengijinkan prestasi individu di evaluasi
menurut kriteria dari dalam maupun dari luar, melibatkan individu berkompetensi dengan orang
lain. Setiap individu pasti mempunya motivasi berprestasi untuk mencapai cita-citanya.

DAFTAR PUSTAKA
Episentrum. 2009. Faktor-faktor yang mempengarushi prestasi.

http://episentrum.com/artikel-psikologi/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi/#more- 515.
30 Oktober 2010.

Konseling Indonesia. Aspek Motivasi


Berprestasi.http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent&section=4&cat
=16&task=view&id=71&Itemid=144. 30 Oktober 2010.

Pmiiumm.Teori Motivasi.http://www.pmiiumm.com/2009/11/mc-clelland-dan-teori-
motivasi.html.30 Oktober 2010.

Justelsa.Teori Motivasi.http://www.justelsa.com/2010/05/teori-motivasi-david-c-
mcclelland.html.30 Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai