Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

PITYRIASIS VERSICOLOR

Disusun Oleh:
Josua Hisar Simanjuntak, S.Ked.
1161050132

Pembimbing :
DR. dr. Ago Harlim, Sp.KK, MARS

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


PERIODE 12 DESEMBER 2016 21 JANUARI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2017
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.P
No. RM : 473.534
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 25 Maret 1997
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan terakhir : SMK
Alamat : Jl.Delima Raya No. 37 RT 04/RW 01, Jakarta Timur
Status Pernikahan : Tidak menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Berobat : 14 Desember 2016

II. ANAMNESIS

Diambil dari auto anamnesis pada tanggal 14 Desember 2016 pukul 22.00 WIB

1. Keluhan Utama

Timbul bercak putih pada leher, dada, pungggung, hingga ke tangan

2. Keluhan Tambahan

Bercak semakin menyebar dan gatal

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik Kulit Klinik Sejahtera dengan keluhan timbul bercak

putih pada kulit sejak 1 bulan yang lalu. Bercak putih timbul pada wajah, leher,

dada, bahu, punggung, dan kedua lengan. Awalnya pasien menyadari muncul bercak

putih pertama kali di sekitar dagu pasien, kemudian semakin lamabercak putih

menyebar ke leher dan dada pasien, kemudian ke tangan, dan paling banyak muncul
di bagian punggung pasien. Ukuran bercak putih bervariasi, bentuknya tidak

beraturan. Terasa gatal pada bercak putih tersebut, sehingga pasien menggaruk pada

bagian yang gatal hingga gatal hilang. Pasien merasakan gatal tertutama saat panas

dan berkeringat. Keluhan gatal tersebut meluas sampai dada dan punggung, Namun

gatal tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien sudah mencoba

berobat ke puskesmas dan diberikan obat salep, namun keluhan tidak berkurang.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat Alergi : Disangkal

2. Riwayat Kencing manis : Disangkal

3. Riwayat Penyakit Asma : Disangkal

4. Riwayat Penyakit Hipertensi : Disangkal

5. Riwayat Penyakit kulit : Disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

1. Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa

2. Riwayat Alergi : Disangkal

3. Riwayat Kencing manis : Disangkal

4. Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal

5. Riwayat Penyakit asma : Disangkal

6. Riwayat hipertensi : Disangkal

6. Riwayat Sosial & Kebiasaan

1. Pasien memiliki kebiasaan untuk menggaruk jika keluhan gatal muncul hingga

gatal hilang.

2. Pasien mandi dua kali sehari pada pagi dan sore hari dengan sabun Lifebuoy.

Pasien sehari-hari mengenakan pakaian seragam sekolah yang diganti setiap hari.

Pasien selalu memakai pakaian dalam berupa kaus kutang yang diapakai seharian.
3. Pasien memiliki kebiasaan olahraga berupa sepakbola, terkadang tetap memakai

pakaian seragam sekolah, hampir setiap pulang sekolah. Pasien tidak langsung

membersihkan badan setelah berkeringat. Kegiatan sehari-hari pasien lebih

banyak diluar terkena sinar matahari dibanding di dalam ruangan.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Umum

Keadaan umum : Baik, kooperatif

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 M6 V5

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 86 x/menit

RR : 21 x/menit

Suhu : 36,7 oC

BB : 53 kg

TB : 166 cm

2. Status Generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor.

Hidung : Discharge (-/-), tidak ada deviasi septum, nafas cuping

hidung (-)

Mulut/gigi : Bibir sianosis (-), lidah tidak kotor.

Telinga : Daun telinga simetris, liang telinga lapang

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Kulit : Sianosis (-), turgor cukup

Pemeriksaan Thorax
Inspeksi : Dinding dada simetris, jejas (-) retraksi (-/-)

Palpasi : Vokal fremitus paru kanan sama dengan kiri

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi

jantung regular, murmur (-), gallop (-)

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar, umbilicus tidak menonjol, striae (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Timpani,nyeri ketok (-)

Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)

3. Status Dermatologikus

o Distribusi : Diskret

o Regio : Regio Coli sinistra -Thorakal anterior, deltoid dextra et

sinista, Ante-Brachii Dextra et sinistra, Thorakal posterior.

o Lesi : Tampak makula hipopigmentasi ukuran milier - milier - plakat

berbatas tegas dengan permukaan ditutupi oleh skuama halus.


Gambar 1. Efloresensi . Tampak makula hipopigmentasi ukuran milier - plakat berbatas tegas dengan

permukaan ditutupi oleh skuama halus yang tersebar diskret pada Regio Coli sinistra -Thorakal

anterior, deltoid dextra et sinista, Ante-Brachii Dextra et sinistra, Thorakal posterior


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada

V. RESUME

Pasien Tn.P usia 19 tahun datang dengan keluhan timbul bercak putih pada dada,

pungggung, hingga ke tangan yang dirasakan seudah sejak 1 bulan yang lalu.

Awalnya pasien menyadari muncul bercak putih pertama kali di sekitar dagu

pasien, kemudian semakin lama bercak putih menyebar ke leher dan dada pasien,

kemudian ke tangan, dan paling banyak muncul di bagian punggung pasien.

Ukuran bercak putih bervariasi, bentuknya tidak beraturan. Terasa gatal pada

bercak putih dan pasien menggaruk pada bagian yang gatal. Gatal tertutama

dirasakan saat panas dan berkeringat. Pasien sudah mencoba berobat ke

puskesmas dan diberikan obat salep, namun keluhan tidak berkurang. Pada

pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan status

dermatologis, pada regio Coli dextra -Thorakal anterior dan Ante-Brachii Dextra

Tampak makula hipopigmentasi ukuran milier - plakat berbatas tegas dengan

permukaan ditutupi oleh skuama halus.

VI. DIAGNOSA KERJA

Pytiriasis versicolor

VII. DIAGNOSIS BANDING

Pitriasis Alba
Lesi umumnya berbentuk oval, bulat, atau plak irreguler yang berwarna merah,

merah muda, atau warna yang sama dengan kulit. Ia biasanya mempunyai sisik

dengan batas yang tidak jelas. Lesi pityriasis alba umumnya mengenai pipi dan

dagu

Vitiligo

Penyakit ini ditandai dengan dipegmentasi kronis berupa macula putih susu

homogen berbatas tegas. Jenis generalisata distribusi lesi simetris dan ukuran

bertambah luas seiring waktu, umumnya di daerah lutut, siku, punggung tagan

dan jari-jari. Pada jenis segmental hanya terbatas pada satu sisi segmen, jenis ini

jarang di jumpai.

VIII. RENCANA / ANJURAN PEMERIKSAAN

a. Wood Lamp

b. Kerokan kulit dengan KOH 10%

IX. PENATALAKSANAAN

a. Non medikamentosa

1. Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita

2. Edukasi kepada pasien untuk menghindari factor pencetus terjadinya pityriasis

versicolor

3. Mencegah garukan bila gatal timbul di area yang gatal

4. Menjaga kebersihan kulit, menjaga kulit agar tidak berkeringat dan segera

berganti pakaian apabila berkeringat

b. Medikamentosa
1. Itraconazole cap 2 x 100 mg selama 5-7 hari

2. Topikal: sampo selenium sulfide 2,5% dipakai setiap 2-3 kali seminggu, selama

15-30 menit , didiamkan sebelum mandi, kemudian dibilas.

X. PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad functionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad malam


TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Pityriasis Versicolor atau sering disebut panu/panau, tinea versicolor, adalah infeksi

kulit superfisial kronik, disebabkan oleh ragi genus Malassezia, umumnya tidak

memberikan gejala subyektif, ditandai oleh area depigmentasi atau diskolorisasi

berskuama halus, tersebar diskret atau konfluen, dan terutama terdapat pada badan

bagian atas.

Epidemiologi

PV merupakan penyakit universal, terutama ditemukan di daerah tropis. Tidak terdapat

perbedaan berdasarkan jenis kelamin, tetapi terdapat perbedaan kerentanan berdasarkan

usia, yakni lebih banyak ditemukan pada remaja dan dewasa muda, jarang pada anak

dan orang tua. Di Indonesia, kelainan ini merupakan penyakit yang terbanyak

ditemukan di antara berbagai penyakit kulit akibat jamur.

Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya pitriasis versikolor dibagi menjadi dua yaitu factor

predisposisi endogen dan eksogen. Endogen : defisiensi immun (immunodeffisiensi),

kulit berminyak, hiperhidrosis, genetika, dan malnutrisi. Eksogen : suhu tinggi,

kelembapan udara, higiene, penggunaan emolient yang berminyak.

Etiologi

PV disebabkan oleh Malassezia spp., ragi bersifat lipofilik yang merupakan flora

normal pada kulit. Jamur ini juga merupakan flora normal pada kulit. Jamur ini juga
bersifat dimorfik, bentuk tagi dapat berubah menjadi hifa. Dahulu ragi ini digolongkan

sebagai genus Pityrosporum (terdiri atas Pityrosporum Ovale dan Pityrosporum

orbicular), tetapi kemudian mengalami reklasifikasi sebagai genus Malassezia.

Berdasarkan analisis genetik, diidentifikasi 6 spesies lipofilik pada kulit manusia yakni

M.furfur, M.sympodialis , M.globosa, M.resstricta, M.slooffiae, M.obtusa; dan satu

spesies yang kurang lipofilik dan biasa terdapat pada kulit hewan, M.pachydermatis.

sifat lipofilik menyebabkan ragi ini banyak berkolonisasi pada area yang kaya sekresi

kelenjar sebasea. Beberapa studi terpisah menunjukan bahwa M.globosa banyak

berhubungan dengan PV, tetapi studi lain menunjukkan bahwa M.sympodialis dan

M.furfur yang predominan pada PV.

Patogenesis

Malassezia spp. Yang semula berbentuk ragi sporofit akan berubah bentuk menjadi

bentuk miselia yang menyebabkan kelainan kulit PV. Kondisi atau factor predisposisi

yang diduga dapat menyebaban perubahan tersebut berupa suhu, kelembapan

lingkungan yang tinggi, dan tegangan CO2 tinggi permukaan kulit akibat aklusi, factor

genetic, hyperhidrosis,kondisi imunosupresif, dan malnutrisi.

Beberapa mekanisme dianggap merupakan penyebab perubahan warna pada lesi kulit,

yakni malassezia sp. memproduksi asam dikarboskilat (a.l asam azeleat) yang

mengganggu pembetulan pigmen melanin, dan memproduksi metabolit (pityacitrin)

yang mempunyai kemampuan absorbs sinar ultraviolet sehingga menyebabkan lesi

hipopigmentasi. Mekanisme terjadinya lesi hiperpigmentasi belum jelas, tetapi satu

studi menunjukkan pada pemeriksaan mikroskop electron didapati ukuran melanosome

yang lebih besar dari normal. Lapisan keratin yang lebih tebal juga dijumpai pada lesi

hiperpigmentasi.
Gambaran Klinis

Lesi PV terutama terdapat pada :

1. Badan bagian atas

2. Leher

3. Perut

4. Ekstremitas sisi proksimal

Pada wajah dan scalp jarang. Dapat juga ditemukan di aksila, lipat paha, dan genital.

Lesi berupa :

Macula berbatas tegas

Hipopigmentasi / hiperpigmentasi

Eritematosa

Berbagai ukuran

Berskuama halus

Umumnya tidak disertai gejala subyektif, hanya berupa keluhan kosmetis, kadang ada

pruritus ringan.

Pemeriksaan Penunjang

Wood lamp yang menghasilkan cahaya dapat digunakan untuk menunjukkan

fluoresensi tembaga-jingga atau juga keemasan (coppery-orange) pada tinea

versicolor. Namun, dalam beberapa kasus, lesi tampak lebih gelap dari kulit yang

tidak terpengaruh di bawah lampu Wood, tetapi mereka tidak berpendar.

Diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan pemeriksaan kerokan kulit dengan

kalium hidroksida (KOH), yang menunjukkan karakteristik hifa pendek, dan sel
ragi bulat, kadang oval, sering disebut sebagai spaghetti and meatballs atau

bananas and grapes.

Diagnosa

Dugaan diagnosis PV jika ditemukan gambaran klinis adanya lesi di daerah predileksi

berupa macula berbatass tegas berwana putih, kemerahan,sampai dengan hitam yang

berskuama halus. Pemeriksaan dengan lampu wood untuk melihat fluoresensi kuning

keemasan akan membantu diagnose klinis. Konfirmasi diagnosis dengan didapatkannya

hasil positif pada pemeriksaan mikologis kerokan kulit.

Penatalaksanaan

Pasien harus diberitahu bahwa tinea versikolor disebabkan oleh jamur yang biasanya

hadir di permukaan kulit dan tidak menular. Kekambuhan adalah umum, dan terapi

profilaksis dapat membantu mengurangi kekambuhan.

I. Non Medikamentosa

Edukasi

Menyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya pitiriasis

versicolor. Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan yang panas dan

lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan. .

II. Medikamentosa

Sistemik

Terapi sistemik diaplikasi jika tinea versikolor sering kambuh atau gagal dengan

pengobatan topical dan juga pada lesi yang luas. Obat yang diberikan adalah

Ketoconazole 200mg/hari selama 5-10 hari. Itraconazole : 200mg/hari selama 5-7

hari.
Rumatan

Terapi rumatan dipertimbangkan untuk menghindari kekambuhan pada pasien yang

sulit menghindari factor predisposisi:

- Sampo selenium sulfide pemakaian periodic

- Obat sistemik: ketoconazole 400mg sekali sebulan atau 200 mg sehari

selama 3 hari tiap bulan.

Topikal

Karena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat

efektif.

Sampo selenium sulfide ( 1,8%) atau lotion selenium sulfide (2.5%) dioleskan

pada bercak selama 10-15 menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu

minggu.

Sampo ketokonazol (2%) digunakan sama seperti selenium sulfide.

Alternative lain : Solusio natrium tiosulfit 20%

Untuk lesi terbatas:

- Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole)

dioleskan selama 2 minggu.

Prognosis

Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten, serta factor predisposisi dapat

dihindari
ANALISIS KASUS

Teori Kasus

- PVadalah infeksi kulit superfisial kronik - Pada pasien terdapat bercak putih
tang umumnya tidak memberikan gejala (hipopigmentasi) tersebar diskret, dan terutama
subyektif, ditandai oleh area depigmentasi banyak muncul pada pundak dan punggung
atau diskolorisasi berskuama halus, tersebar yang sudah berlangsung kurang lebih 1 bulan
diskret atau konfluen, dan terutama terdapat yang lalu.
pada badan bagian atas.

- Faktor predisposisi terjadinya pitriasis


- Pasien memiliki kebiasaan olahraga berupa
versikolor dibagi menjadi dua yaitu factor
sepakbola, terkadang tetap memakai pakaian
predisposisi endogen dan eksogen.
seragam sekolah, hampir setiap pulang
Endogen : defisiensi immun
sekolah. Pasien tidak langsung membersihkan
(immunodeffisiensi), kulit berminyak,
badan setelah berkeringat. Kegiatan sehari-
hiperhidrosis, genetika, dan malnutrisi.
hari pasien lebih banyak diluar terkena sinar
Eksogen : suhu tinggi, kelembapan udara,
matahari dibanding di dalam ruangan.
higiene, penggunaan emolient yang
berminyak.

- Pityriasis versicolor umumnya menyerang - Keluhan pasien berawal dari daerah dagu,
badan dan kadang- kadang terlihat di kemudian menyebar ke leher, dada, punggung,
ketiak, sela paha,tungkai atas, leher, muka dan kedua tangan.
dan kulit kepala

- Pada PV terdapat perbedaan kerentanan - Pasien laki-laki berusia 19 tahun.


berdasarkan usia, yakni lebih banyak
ditemukan pada remaja dan dewasa muda,
jarang pada anak dan orang tua

- Gambaran lesi pityriasis versicolor :


Macula berbatas tegas, hiperpigmentasi - Pada efloresensi pasien, Tampak makula
atau hipopigmentasi, kadang eritematosa, hipopigmentasi ukuran milier - plakat berbatas
berbagai ukuran, berskuama halus tegas dengan permukaan ditutupi oleh skuama
halus yang tersebar diskret pada Regio Coli
sinistra, Thorakal anterior, deltoid dextra et
sinista, Ante-Brachii Dextra et sinistra,
Thorakal posterior

Penegakkan diagnosis dari pityriasis versicolor didasarkan pada gambaran klinis

pasien, baik melalui anamnesis maupun pemeriksaan fisik. Berdasarkan tabel di atas, dapat

terlihat bahwa pasien Tn. P memiliki kecenderungan menderita pityriasis versicolor atas
dasar: 1) keluhan muncul bercak putih sejak 1 bulan (kronis) yang semakin lama semakin

meluas; 2) usia, tempat spredileksi, dan faktor pencetus yang sesuai dengan teori 3) terdapat

lesi macula hipopigmentasi ukuran milier - plakat berbatas tegas dengan permukaan ditutupi

oleh skuama halus yang tersebar diskret pada Regio Coli sinistra, Thorakal anterior, deltoid

dextra et sinista, Ante-Brachii Dextra et sinistra, Thorakal posterior

Tatalaksana pada pasien ini adalah dengan pemberian secara sistemik dan topical.

Terapi sistemik diberikan dengan pertimbangan luasnya lesi, diberikan Itraconazole cap 2 x

100 mg selama 5-7 hari. Itrakonazole adalah obat antifungal yang memiliki senyawa triazol,

mempunyai aktivitas antifungal yang kuat dengan spectrum luas, efektif untuk infeksi jamur

superfisial. Sedangkan untuk terapi topical diberikan sampo selenium sulfide 2,5% yang

dipakai setiap 2-3 kali seminggu, 15-30 menit sebelum mandi, kemudian dibilas. Selenium

sulfide 2.5% diindikasikan untuk pityriasis versicolor (panu) dan Pityriasis capitis (ketombe).

Anda mungkin juga menyukai