Anda di halaman 1dari 8

Struktur dan Mekanisme Kontraksi pada Otot Betis

Vania Rafelia/102012251/F5
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran UKRIDA 2012
Jl. Arjuna Utara No.6 , Jakarta Barat 11510
vania.rafelia@civitas.ukrida.ac.id

I. Pendahuluan

Otot dalam pendukung sistem gerak yang terdapat pada manusia. Otot merupakan
jaringan yang terdapat pada tubuh manusia maupun hewan yang berfungsi sebagai
alat gerak aktif tulang atau rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu
menggerakkan organ tubuh seperti tulang, kulit dan rambut setelah mendapat
rangsangan dan perintah dari sisrem saraf pusat.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot,sel otot inilah yang fungsinya
menggerakkan organ-organ tubuh. Sel otot adalah sekumpulan sel dengan
banyak nuklei yang terjadi akibat proses fusi dari sel mioblas. Otot bekerja dengan
cara berkontraksi dan relaksasi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-
molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. . Selain
memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,system otot juga berfungsi menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh bersama sama dengan tulang.

Sistem otot dapat terbagi menjadi system otot yang kerjanya sesuai
kehendak,dan yang tidak sesuai kehendak kita sendiri. Pada individu vertebrata
dikendalikan oleh sistem saraf, meskipun pada dasarnya ada beberapa otot (misalnya
otot jantung) yang dapat bergerak secara otonom(tidak sesuai dengan kehendak).

Selain itu otot juga menyebabkan pergerakan pada organisme maupun


pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Manusia sendiri setidaknya memiliki
650 jenis otot rangka.Berat dari otot itu adalah sekitar 40% berat tubuh kita. Dari
jumlah tersebut selanjutnya otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: otot lurik,
otot polos dan otot jantung.1

1
Struktur Betis

Gambar 1.1 Anatomi Tulang Betis Posterior2 Gambar1.2Anatomi Tulang Betis Anterior2

Tulang betis sendiri dikenal dengan Fibula. Fibula adalah tulang sebelah lateral
tungkai bawah. Fibula merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan kedua
ujung,di mana ujung atasnya sebagai kepala (caput) yang bersendi dengan bagian
belakan luar dari tulang kering (tibia),tetapi tida termasuk ke dalam formasi lutut.
Sedangkan ujung satunya,merupakan ujung bawah yang bentuknya lebih memanjang
untuk membentuk maleolus lateralis / maleolus fibulae.3

Tulang betis dilengkapi dengan otot yang menyelimutinya yang


memungkinkannya untuk dapat bergerak. Otot-otot terdiri dari tiga macam otot
superficial(di permukaan) yang dibentuk dari dua kepala gastroknemius dan soleus.

Gastroknemlius adalah otot betis superficial yang berkepala dua,yang terletak


antara bagian bawah paha(femur) dan tumit. Otot ini berbentuk menyilang pada dua
persendian serta membentuk tonjolan besar pada bagian atasnya. Gerakannya
dikendalikan oleh saraf tibial (saraf lumbal L4 dan L5,saraf sacra S1 dan S2).4

2
.Aksi yang dapat dikendalikan otot ini antara lain :

- Fleksi pada kaki


- Fleksi tungkai pada lutut

Otot yang kedua adalah otot soleus.yang merupakan otot betis yang berbentuk
besar serta lebar dan terletak tepat di bawah gastroknemlus,yang berarti terletak juga
di antara paha (femur) dan tumit. Otot ini berbentuk menyilang hanya pada bagian
bawahnya saja,tepatnya pada pergelangan kaki. Gerakan otot ini diatur oleh saraf
tibial. Otot ini berperan dalam pelaksanaan fleksi serta dalam pertahanan postur
tubuh.4

Otot gastroknemius mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan besar dan
bentuknya betis. Dan otot soleus yang terlatihpun dapat membantu membentuk bagian
dari anggota tubuh tersebut.

Otot yang ketiga adalah Plantaris yang memiliki bentuk yang paling kecil daripada
otot-otot betis lainnya, otot ini terletak di antara 2 kepala gastroknemius. Bentuknya
pun ramping dan memajang mulai dari ujung atas gastroknemius sampai dengan
sebelum tumit. Otot plantaris tidak selalu ada. Kerjanya dikendalikan saraf tibial,dan
berfungsi untuk membantu gastroknemlus dalam pelaksanaan fleksi.4

Gambar2. Otot pada Betis5

3
Otot Lurik

Otot-otot pada betis digolongkan ke dalam otot lurik. Otot lurik sendiri isebut lurik,
karena pada otot ini tampak daerah gelap (miosin) dan terang (aktin) yang berselang seling.
Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka.
Ciri-cirinya: -Bebentuk Silindris dan serabutnya memanjang,kira-kira sampai 30cm

-Protoplasma mempunyai garis-garis melintang / myofibril heterogen

-Myofibril berupa serabut ada yang kasar ada yang halus sehingga terkesan
terlihat gelap dan terang (lurik)

-Otot ini dapat bergerak menurut kemauan kita (otot sadar atau volunter)

-Pergerakan responya cepat tetapi lekas lelah

-Rangsangan dialirkan melalui saraf motoris.

-Inti sel jumlahnya banyak(multinuklei) dan berada di tepi.

- Terdapat gelembung di tengah, terdiri dari berkas otot (muskulus venter).

Dalam keadaan istriahat, keadaannya tidak kendur sama sekali,


tetapi mempunyaiketegangan sedikit yang disebut tonus. Otot
lurik pada masing-masing orang berlainan bergantung pada
umur, jenis kelamin,dan keadaan tubuh.
Bagian-bagian dari otot yaitu :
1.Kepala otot (muskulus kaput)
2.Empal otot (muskulus venter)
3.Ekor otot (muskulus kaudal)
Gambar3.Otot Lurik5
Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut tendon,tendon yaitu tempat
melekatnya otot pada tulang. Sedangkan,tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
yang tidak bergerak sebagaitumpuan disebut origoDan tempat melekatnya ekor otot yang
menempel pada tulang yang bergerak dinamakan insersio.
Otot rangka digerakan setelah memperoleh perintah dari system saraf pusat yang
harus diawali dengan adanya pemberian rangsang,rangsang tersebut dapat berupa rangsang
panas,listrik,dingin,tekan,dan sebagainya.4,5

4
Setelah memperoleh rangsang dan kemudian mendapatkan perintah maka ototpun siap
melaksanakan pergerakan dengan melakukan kontraksi-relaksasi.

Serabut protein disusun oleh 3 macam protein terpenting yaitu: miogen(tidak mudah
larut),myosin dan aktin(mudah larut).
- Molekul Tropomiosin:terdapat pada semua otot,terbentuk dari dua rantai
protein besar yang identik dan dua pasang rantai ringan.
- Molekul Aktin: terdiri dari glbuler aktin,dan pada keadaan normalnya
terdapat Mg
- Molekul Troponin: berbentuk globuler,tersusun atas 3 protein untuk
mengikat masing-masing tropomiosin(troponin C),aktin(troponin I),dan ion
kalsium(troponin C).Berperan dalam kontraksi otot. 6

Gabungan antara aktin dan myosin disebut aktomiosin,yang merupakan protein utama dalam
otot. Akan terjadinya hubungan antara aktin-miosin jika terdapat ion kalsium yang
diakibatkan oleh reorganisasi troponin dan tropomiosin.
Namun,jika ion kalsium tidak ada,tropomiosin akan mencegah terjadinya ikatan aktin-
miosin.6

Cara kontraksi otot secara kimia


- Sebab mula-mula terjadinya kontraksi otot adalah karena asetilkolin yang merupakan
ester dari asetil dan kolin melepaskan ion kalsium
- Ion kalsium yang lepas ini masuk ke dalam otot,mengangkut troponin dan
tropomiosin ke aktin,sehingga mengubah posisi aktin.
- Sedangkan di pihak lain,terdapat ATP yang dibutuhkan dalam kontraksi, memecah
diri menjadi ADP+P+e ,energy yang dilepas ini mengaktivasi kepala myosin sehingga siap
mengikat aktin.
- Aktin menjadi tertarik mendekati myosin,sehingga aktin bertempelan dengan kepala
myosin yang mengandung ATP,membenruk aktomiosin sel memendek kontraksi
- Saat pengikatan selesai dan energy habis ADP dipecah menjadi AMP+P dan
dilepaskan kembali dari kepala myosin
- Kepala myosin terlepas dari aktin
- Siklus kembali terulang hingga stimulasi syaraf nya habis/ion kalsium serta ATP
sudak tidak memadai Relaksasi otot ion kalsium ditransfer kembali ke plasma sel.4-6
5
Urutan Mekanisme Kontraksi Otot:
1. Datangnya suatu rangsang yang cukup untuk mencapai potensial aksi.Potensial aksi
berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat saraf.
2. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot untuk membuka
saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir
kebagian dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan
potensial aksi serat saraf.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat
otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium,
yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan miosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.6,7

Gangguan Otot karena aktivitas:


-Kaku keher/stiff: terjadi karena salah gerak
-Atrofi: Mengecil/turunnya fungsi otot,karena otot tidak pernah digunakan
-Kram adalah kejang (spasm) otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit. Kram
dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain :

Otot yang kelelahan,akibat keadaan kontraksi yang terus menerus


Penggunaan otot yang berlebihan
Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui keringat
Penumpukan asam laktat ( hasil metabolisme di otot)
Terganggunya oksigenisasi jaringan otot
Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot8

6
Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan Otot

1. Penumpukan asam laktat

Dapat terjadi karena adanya aktivitas secara terus menerus dan persediaan O2 tidak

memadai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya puncak

tegangan. Jadi bisa diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih

berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat. Pendapat

bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya diperkuat

oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologi yang karenanya asam laktat menghalang-

halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam laktat pada pH

intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H). Dengan meningkatnya asam laktat,

konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H

menghalangi proses rangkaian eksitasi, oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari

reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat troponin. Peningkatan konsentrasi

ion H juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di

dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan

ATP untuk energi.

2. Kurangnya Peregangan Otot

Kontrol Fungsi Otot

Otot memiliki suatu mekanisme perlindungan jika mengalami kontraksi(otot meregang) yang

terus menerus sehingga kurangnya relaksasi,yaitu dengan adanya reseptor regang yang

memiliki sifat yakni,jika otot diregang berlebih maka akan dapat memicu kembali terjadi

relaksasi. Kontrol fungsi otot untuk berelaksasi ketika regangannya berlebih disebut reflex

regang membalik.

7
Kesimpulan

Daftar Pustaka

1. Campbell,A.Buku pintar nyeri tulang dan otot.Jakarta:Penerbit Erlangga. 2007:14.


2. http://anatomy.wikispaces.com/Tibia+and+Fibula
3. Pearce, E C.Anatomi dan fisiologi.Jakarta:PT Gramedia.2008:82-3.
4. Slonane, E.Anatomi dan fisiologi pemula.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC.2004:149-151.
5. http://thekneadingtable.wordpress.com/2012/08/08/review-notes-for-mak-written-test-
muscles-of-hip-thighs-and-legs/muscles-that-act-on-the-leg-tibia-and-fibula/
6. Marks D B,Marks A D,Smith C M.Biokimia kedoktern dasar.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2000:300-1.
7. Watson R. Anatomi&Fisiologi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. :196-9
8. Tambayong J.Patofisiologi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2000:123

Anda mungkin juga menyukai