Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Seluruh alat genital baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
1
pada cavum uteri. Setelah 2 jam, dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1
minggu dapat dimasukkan 1 jari ke dalam cavum uteri.
Perubahan pada endometrium adalah timbul trombosis, degenerasi dan
nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium
2-5 mm, permukaan kasar. Pada hari ke 3 permukaan endometrium mulai rata
akibat pelepasan sel-sel dibagian-bagian yang berdegenerasi. Regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, memakan waktu 2-3
minggu.
Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap, sehingga tidak
ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat implantasi plasenta.
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia meregang sewaktu
kehamilan dan partus. Setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut, seperti
sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum jadi kendor, yang
mengakibatkan uterus jatuh ke belakang sehingga timbul keluhan kandungan
turun. Untuk memulihkannya dapat dengan latihan-latihan tertentu.
Fisioterapi sudah dapat diberikan pada 2 hari post partum.
Hemokonsentrasi
Pada kehamilan terdapat shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah
melahirkan, shunt tersebut hilang tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif
bertambah yang dapat menimbulkan beban jantung sehingga dapat terjadi
dekompensasi kordis pada penderita vitum kardis. Keadaan ini dapat diatasi
dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi yang
terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari post partum.
Laktasi
Perubahan yang terdapat pada kedua mamma pada sejak kehamilan muda :
1. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan
lemak.
2. Pada duktus laksiferus terdapat kolostrum.
3. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam
mamma. Pembuluh-pembuluh vena tampak berdilatasi dan jelas.
2
4. Setelah partus, pengaruh menekan dari esterogen dan progesteron terhadap
hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali,
antara lain lactogenic hormon (prolaktin). Pengaruh oksitosin
mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga
pengeluaran ASI dilaksanakan. Umumnya produksi asi berlangsung betul
pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari pertama ASI mengandung
kolostrum, mengandung protein albumin dan globulin serta benda-benda
kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm dan mudah dicerna.
Rangsangan terbaik untuk mengeluarkan ASI adalah dengan menyusui
bayi itu sendiri. Kadar prolaktin meningkat dengan perangsangan fisik
pada puting mamma.
Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak,
mengakibatkan oksitosin dhasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan
sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain
menyusui adalah menjelma rasa kasih sayang antara ibu dan anak.
ASI dapat melindungi bayi terhadap infeksi seperti gastroenteris, radang
jalan nafas, radang paru-paru dan otitis media, dikarenakan ASI mengandung
lactoferin, lysozyme & imunogbulin A.
3
Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi post partum. Biasanya
akan hilang sendiri bila tidak ada penyakit-penyakit lain yang
menyertainya + 2 bulan tanpa pengobatan.
Lokia , yaitu sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
Hari I : lokia rubra/ lokia kruenta
Darah segar serta sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo dan
mekonium.
1 6 hari : lokia sanguinolenta
1 2 mg : lokia serosa
> 2 mg : lokia alba
Biasanya lokia berbau sedikit amis, kecuali bila terdapat
infeksi, akan berbau busuk, contoh : lokiostasis & infeksi.
Hofbauer mengemukakan adanya suatu sistem pertahanan pada
dasar ligamentum latum yang terdiri atas kelompok-kelompok
infiltrat sel-sel bulat yang disamping mengadakan pertahanan
terhadap penyerbuan kuman-kuman, bermanfaat pula untuk
menghilangkan jaringan-jaringan nekrotik.
4
Miksi/ berkemih harus cepat dapat dilakukan sendiri. Bila kandung
kencing penuh dan wanita tidak dapat berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan
kateterisasi dengan memperhatikan jangan sampai infeksi.
Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi vacum/
cunam, dapat mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio
urin. Bila perlu, sebaiknya dipasang dawer catheter/ indwelling catheter untuk
memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada
kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih
kembali sehingga tugasnya cepat pula kembali.
Defekasi harus ada 3 hari post partum. Bila ada obstipasi, lakukan klisma/
beri laksans per os supaya tidak terjadi infeksi. Bila terdapat after pains/ mules
beri analgetika/sedativa supaya dapat tidur. 8 jam post partum disuruh
menyusui bayi untuk merangsang laktasi.
Kontra indikasi menyusui :
Typus abdominalis
TBC aktif
Vitium kordis berat
Tirotoksikosis
DM berat
Psikosis
Retraded nipples
Morbus hansen
Perawatan Mamma
Cuci areola mamma dan puting susu dengan teratur dengan sabun dan beri
minyak/ cream agar tetap lemas. Jangan sampai kelak mudah lecet/ pecah-pecah.
Sebelum menyusui mamma harus dibiarkan lemas dengan melakukan message
secara menyeluruh. Bersihkan sebelum menyusui. Bayi meninggal, laktasi harus
dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan kedua mamma hingga tertekan
dan dapat pula diberi bromocryptin sehingga lactogenic hormon tertekan.
5
Pemeriksaan Post Natal
Yang harus diperiksa :
1. Keadaan umum
2. Keadaan payudara & putingnya
3. Dinding perut, apakah ada hernia
4. Keadaan perineum
5. Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau tidak.
6. Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M. Sfinger ani.
7. Adanya fluor albus
8. Keadaan serviks, uterus & adneksa.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa disebabkan
oleh adanya subinvolusi uteri. Terhadap penderita disuruh tidur dan diberi
tablet ergometrin. Bila perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila curiga ada
keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi & eksisi percobaan untuk
menyingkirkan keganasan.
6
DAFTAR PUSTAKA
7
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. A.M
Umur : 23 tahun
Alamat : Padang
Pekerjaan : ibu rumah tangga
MR : 62.34.26
Keluhan Utama : Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 8 jam yang lalu
8
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular dan penyakit kejiwaan.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 84 x / menit
Frekuensi nafas: 21 x / menit
Suhu : 36,70 C
TB : 152 cm
BB : 60 kg
Ikterus : (-)
Sianosis : (-)
Pemeriksaan sistemik :
Kulit : tidak ditemukan kelainan
Kepala : tidak ditemukan kelainan
Mata : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga: tidak ditemukan kelainan
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : tidak ditemukan kelainan
Gigi & mulut : tidak ditemukan kelainan
9
Leher : JVP 5 2 cmH2O, Kelenjer tiroid tidak membesar
Dada : Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus tampak 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Paru
Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki-/-, wheezing -/-
Perut : Status Obstetri
Genitalia : Status Obstetri
Ekstremitas : edema -/- , reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-, akral hangat
STATUS OBSTETRI
Muka : cloasma gravidarum (+)
Mammae : membesar, areola dan papila hiperpigmentasi (+)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia kehamilan.
Palpasi :
L1 = FUT 3 jari di bawah proc. Xyphoideus. Teraba massa besar,
lunak dan noduler.
L2 = Teraba tahanan terbesar di kiri, bagian kecil janin disebelah
kanan.
L3 = Teraba massa bulat, keras, terfiksir.
L4 = Bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal.
-
- TFU : 34 cm - His : 5-6/35/S
10
- TBA : 3255 gr - BJA : 132x/menit
Laboratorium :
Hb: 10,2 gr%, Lekosit : 13.000/mm3, HT : 37% ,trombosit : 425.000/mm3.
Diagnosis :
G1P0A0H0 Parturien aterm 40-41 minggu + kala I fase laten, Anak hidup
tunggal intra uterin letak kepala H I-II.
Laporan Partus :
Tanggal 5 januari 2009 pukul 13.10 WIB :
Lahir bayi perempuan secara spontan dengan :
Berat badan : 3200 gram
Panjang badan : 48 cm
Apgar Score : 8/9
Plasenta dilahirkan spontan, lengkap, 1 buah, ukuran 18x17x2,5 cm, berat 500
gram, BTP 50 cm laserasi parasentralis, luka episiotomi dijahit dan ditutup.
Pendarahan selama persalinan 80 cc.
11
D/ : P1A0H1 Post partus maturus spontan, anak dan ibu baik.
Follow Up :
Selasa 06-01-09 Pukul 07.00 WIB
A/ : Demam (-), Perdarahan pervaginam (-), Lochia (+), Nyeri perut (-), BAK
(+), BAB (+), Asi (+).
PF/ :
Keadaan umum: sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 84 x / menit
Frekuensi nafas: 21 x / menit
Suhu : 36,70 C
STATUS OBSTETRI
Muka : cloasma gravidarum (+)
Mammae : membesar, areola dan papila hiperpigmentasi (+)
Abdomen :
12
Inspeksi : Tampak sedikit membuncit.
Palpasi : fundus uteri teraba 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
NT (-), NL (-), defans muskular (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal.
Follow Up :
Rabu 07-01-09 Pukul 07.30 WIB
A/ : Demam (-), Perdarahan pervaginam (-), Lochia (+), Nyeri perut (-), BAK
(+), BAB (+), Asi (+).
PF/ :
Keadaan umum: sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 82 x / menit
Frekuensi nafas: 20 x / menit
Suhu : 36,50 C
13
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Leher : JVP 5 2 cmH2O, Kelenjer tiroid tidak membesar
Dada : Jantung
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus tampak 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Paru
Inspeksi : simetris kiri = kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki-/-, wheezing -/-
STATUS OBSTETRI
Muka : cloasma gravidarum (+)
Mammae : membesar, areola dan papila hiperpigmentasi (+)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak sedikit membuncit.
Palpasi : fundus uteri teraba 4 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
NT (-), NL (-), defans muskular (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal.
Th/ :
Amoksisilin 3x500 mg/hari
Hemobion 1x1 tablet/hari
Antalgin 3x500 mg/hari
14
Saran :
Minum obat teratur
Pemberian asi secara teratur
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
Pemeliharaan tali pusat bayi
Ganti perban jahitan
15