Materi :
Oleh :
Aditya Dwi Wahyu Nugroho NIM : 21030114130130
Materi :
Oleh :
Aditya Dwi Wahyu Nugroho NIM : 21030114130130
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Hidrolisa Minyak Jarak ini telah
disahkan pada
Hari, Tanggal :
Nama/NIM : Shesar Anis R 21030114130133
Aditya Dwi Wahyu N 21030114130130
Fauzia Dara Q 21030114130139
Kelompok : 3/ Senin Siang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga praktikan dapat menyusun Laporan Resmi Praktikum Proses Kimia.
Laporan Resmi ini disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Proses
Kimia. Laporan Resmi Proses Kimia ini berisi materi tentang praktikum Hidrolisa
Minyak Jarak. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada.
1. Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA selaku Penanggung Jawab Praktikum Proses
Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Semarang Tahun 2016.
Penyusun menyadari pasti ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Maka dari
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan.
Ttd
Praktikan
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
iv
Minyak Jarak..........................................................................................15
BAB V PENUTUP
REFERENSI ................................................................................................... 33
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Percobaan variable 1 Perbandingan Mol Pereaktan 1:7 ......... 12
Tabel 4.2 Hasil Percobaan variable 1 Perbandingan Mol Pereaktan 1:8 ......... 12
Tabel 4.3 Hasil Percobaan variable 1 Perbandingan Mol Pereaktan 1:9 ......... 12
vii
INTISARI
Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol yang mana
bisa didapatkan dari pohon jarak (Ricinus communis) yang merupakan salah satu jenis
tanaman penghasil nonedible oil. Tujuan dari percobaan ini, untuk mengetahui pengaruh
perbandingan mol pereaktan terhadap konversi hidrolisa minyak jarak, nilai konstanta
kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak ( k ) serta arah kesetimbangan reaksi hidrolisa
minyak jarak ( K ).
Pada percobaan ini menggunakan alat-alat seperti labu leher tiga, heater, magnetic
stirrer, pendingin balik, dll. Bahan yang digunakan adalah minyak jarak, aquadest, katalis
HCl dengan kemurnian 25%, NaOH, alkohol dengan kemurnian 96%, surfaktan (sunlight)
dan indikator titrasi menggunakan PP. Variable berubah yang digunakan adalah
perbandingan mol minyak jarak dan air 1:7, 1:8, dan 1:9. Prosedur percobaan yang
dilakukan yaitu menghitung densitas minyak jarak dan juga menghitung densitas HCl.
Setelah mendapatkan data densitas tersebut didapatkan kebutuhan HCl, volume air serta
volume minyak jarak yang dibutuhkan masing- masing variable. Setelah itu, melakukan
hidrolisa minyak jarak. Memasukkan minyak jarak (variable 1, 2, dan 3) dan HCl ke labu
leher tiga dipanasi hingga mencapai suhu 60C lalu ditambahkan air (yang suhunya 60C)
dan emulsifier(15 ml). setelah mencapai suhu 62C barulah diambil 10ml untuk dititrasi
dengan NaOH 0,15N. Titrasi ini dilakukan dengan menambahkan alcohol 96% (15ml) dan
diambah PP.dan didapatkan data volume titrasi.
Dari hasil percobaan didapatkan pada penentuan kadar asam lemak bebas variable
1 (1:7) volume titran yang didapat pada t = (0, 5, 10,15)menit berturut- turut adalah 10,6
ml; 12 ml; 13,4 ml; dan 14,8 ml. Pada variable 2 (1:8) volume titrannya adalah 12,5 ml;
14,6 ml; 15 ml; dan 15,5ml. Pada variable 3 (1:9) didapat volume titran 14 ml; 14,5 ml;
16,4 ml; dan 18,6 ml. Analisa kadar asam lemak dalam bahan baku didapatkan volume
titran 2ml.
Kesimpulan yang didapat yaitu semakin besar perbandingan mol pereaktan makin
besar pula konversi yang dihasilkan, karena semakin besar perbandingan mol pereaktan
sebanding dengan konstanta kecepatan reaksi sehingga semakin besar pula konstanta
kecepatan reaksinya (k). Pengaruh perbandingan mol pereaktan yang besar akan
mengakibatkan konstanta kesetimbangan rekasi (K) semakin besar pula.
viii
SUMMARY
Fats and oils are triglycerides which means triesters (from) glycerol which can be
obtained from jatropha trees (Ricinus communis) that is one of type of nonedible oil-
producing plants. The purpose of this experiment, to determine the effect of the reactant
mole ratio to the hydrolysis conversion of castor oil, the value of castor oil hydrolysis
reaction rate constant (k) and the direction of castor oil hydrolysis reaction equilibrium (K).
In this experiment use the tools such as three-neck flask, heater, magnetic stirrer,
liebeg coolant, etc. Materials used are castor oil, distilled water, a HCl catalyst with a
purity of 25%, NaOH, alcohol with a purity of 96%, surfactant (sunlightt) and indicator
titration using PP. Changing variable used is mole ratio of castor oil and water 1: 7, 1: 8
and 1: 9.
The experimental procedure that have been done is to calculate the density of castor
oil and also calculate the density of HCl. After getting the data of density then got the needs
of HCl, water volume and the volume of castor oil necessary on each variable. After that, do
the hydrolysis of castor oil. Inserting castor oil (variable 1, 2, and 3) and HCl to a three-
neck flask was heated until the temperature reaches 60 C and then added to water (the
temperature 60 C) and the emulsifier (15 ml). after reaching a temperature of 62 C then
retrieved 10ml to titrated with NaOH 0,15N. Titration is done by adding 96% alcohol (15ml)
and adding by PP and volume data titration obtained.
From the experimental results obtained on determining free fatty acid content of
variable 1 (1: 7) volume of titrant obtained at t = (0, 5, 10,15) minutes respectively was 10.6
ml; 12 ml; 13.4 ml; and 14.8 ml. In the variable 2 (1: 8) titrant volume was 12.5 ml; 14.6 ml;
15 ml; and 15,5ml. In the variable 3 (1: 9) obtained titrant volume 14 ml; 14.5 ml; 16.4 ml;
and 18.6 ml. Analysis of fatty acid levels in the raw materials obtained titrant volume 2ml.
The conclusion reached that the larger the mole ratio of reactants, the greater the
resulting conversion, because the larger the mole ratio of reactants is proportional to the
reaction rate constants so that the reaction rate constant (k) is getting greater. The
influence of the greater mole ratio of reactant resulting a greater reaction equilibrium
constant (K)
ix
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
485oF (Groggins,1985) dan konversi yang dicapai > 90%. Pada proses
Pada reaksi dengan air reaksi dimungkinkan terjadi pada fase cair dan
fase minyak (Lewkowitsch, 1903), akan tetapi menurut Lascaray (1949)
reaksi pada fase minyaklah yang dominan sehingga kinetika reaksi
ditentukan oleh kecepatan difusi air ke dalam fase minyak dan reaksi
antara air dan minyak di fase minyak yang dapat disajikan ke dalam
persamaan matematika
- Kecepatan difusi air ke fase minyak:
rA = k1a (CA* - CA1) mgrek/gminyak/menit (1)
Dengan :
CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang dengan konsentrasi
air difase air atau
CA* = k CA2
CA1 = konsentrasi air di fase minyak , mgrek / g minyak
CA2 = konsentrasi air di fase air
kLa = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak, menit-1
- Kecepatan reaksi di fase minyak:
rA = rB = kr CA1 CB (2)
dengan air dengan air dan perubahan kadar air selama peruraian sangat
kecil. Sehingga kadar air dianggap konstan. Maka konsentrasi air di fase
minyak = konsentrasi air di fase air yang bernilai konstan pada suhu
tertentu.
dimana :
CB0 = banyaknya trigliserida mula mula , mgrek/gr minyak
CB= banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 banyaknya asam lemak
bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak
Bila X =
Maka,
X= (7)
= ( 1-X ) ...(8)
ln (1-X) = - k t (9)
dimana:
k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, j-1 t =
waktu reaksi, j
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat dinyatakan
dengan persamaan Arrhenius :
k = Ae-Ea/RT
dimana :
T = suhu oK
R = tetapan gas
Ea = energi aktivasi
=x
Sifat kimia dari minyak jarak adalah mengandung 46 53% minyak. Minyak
jarak mengandung 80% gliserida, asam asinolat, stearat isoresinolat, dihidroksi
stearat dan palmiat. Minyak jarak juga mengandung 20% protein, 0,2 alkaloid
piridin beracun, risinin serta enzim lipase minyak jarak mengandungzat toksin
risin.
(Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/ gr minyak dapat dinyatakan
dengan persamaan :
(Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/ gr minyak dapat dinyatakan
dengan persamaan :
Kc = 0,14525 c13
Dengan c = mgmol H2SO4/ grminyak
3. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu
adanya pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan
bantuan pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka pengadukan
dilakukan dengan cara mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi olakan.
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2
1
.
.
.
.
.
3
4 .
. .
5
.
.6
..
Gambar III.1 Rangkaian Alat Hidrolisa
.
1. Statif, klem
2. Pendingin leibig
3. Labu leher 3
4. Thermometer
5. Waterbath
6. Magnetic stirrer plus heater
III.3 Variabel Operasi
a. Variabel tetap
1. Basis campuran total : 300ml
2. Volume emulsifier : 15 ml
3. Interval waktu : 5 menit
4. Konsentrasi NaOH : 0,15 N
5. Suhu titrasi : 60oC
6. Suhu Hidrolisa : 70oC
b. Variabel berubah : perbandingan mol minyak jarak dan air
- 1:7
- 1:8
- 1:9
Densitas Katalis
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis dilaboratorium
kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang
beratnya (m2). Hitung densitas katalis HCl. Lakukan hal yang sama
untuk H2SO4
B. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas dalam Bahan Baku
Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas pada bahan
baku, sehingga dapat diketahui kadar asam lemak yang terbentuk setelah
hidrolisa dengan mengurangi kadar asam lemak total dengan kadar asam
lemak mula- mula yang sudah ada di dalam bahan baku.
1. Masukkan 10 mL minyak jarak ke dalam Erlenmeyer.
2. Menambahkan 15 mL etanol 96% dan memanaskannya sambil
diaduk pada suhu 60oC.
3. Menambahkan 3 tetes indicator PP dan menitrasi dengan NaOH
sampai warna berubah menjadi merah muda
4. Mencatat kebutuhan titran
BAB IV
Volume
t CA Hidrolisa CA Terbentuk k
NaOH XA K
(x) (mol/mL) (mol/mL) (menit-1)
(mL)
0 10.6 0.165 0.1337 0.147849
5 12 0.187 0.156 0.172509
0.284 0.00594
10 13.4 0.209 0.177 0.195732
15 14.8 0.231 0.1997 0.220834
Volume
CA Hidrolisa CA Terbentuk k
t (x) NaOH XA K
(mol/mL) (mol/mL) (menit-1)
(mL)
0 12.5 0.1953125 0.1640625 0.181425
5 14.6 0.228125 0.196875 0.21771
0.304 0.00410
10 15 0.234375 0.203125 0.224621
15 15.5 0.2421875 0.2109375 0.233261
Volume
CA Hidrolisa CA Terbentuk k
t (x) NaOH XA K
(mol/mL) (mol/mL) (menit-1)
(mL)
0 14 0.21875 0.1875 0.207343
5 14.5 0.2265625 0.1953125 0.215982
0.402 0.00719
10 16.4 0.25625 0.225 0.248811
15 18.6 0.290625 0.259375 0.286824
IV.2 Pembahasan
Gambar 4.1 Grafik Hubugan Waktu Percobaan dengan Konversi pada variable
perbandingan mol pereaktan. Dengan variable 1 (1:7); variable 2 (1:8); dan variable
3 (1:9)
Gambar 4.2 Grafik hubungan waktu percobaan dengan nilai k (konstanta laju
reaksi) pada Variabel Perbandingan Mol Pereaktan. Dengan variable 1 (1:7); variable
2 (1:8); dan variable 3 (1:9)
=x
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = faktor frekuensi atau faktor pre-exponensial
Ea = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu, kelvin
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar nilai perbandingan mol air dengan mol minyak
maka akan menaikkan nilai konversi minyak dikarenakan reaksi
bergerak ke arah produk (asam lemak dan gliserol). Hal ini sesuai
dengan Azas Le Chatelier.
2. Nilai konstanta laju reaksi bertambah besar seiring kenaikan nilai
perbandingan mol air dengan mol minyak sesuai dengan persamaan
Arrhenius dikarenakan jumlah partikel air di dalam reaktor semakin
banyak yang menyebabkan nilai dari factor frekuensi tumbukan
partikel air dengan minyak meningkat.
3. Perbandingan mol pereaktan yang semakin besar menghasilkan
konstanta keseimbangan (K) yang semakin besar pula
V.2 Saran
1. Suhu operasi dijaga konstan selama proses hidrolisa
berlangsung.
2. Suhu titrasi dijaga konstan 60C.
3. Perubahan TAT diamati dengan cermat dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Massa = 1,8 gr
: = 1:7
: = 1:7
( = 1:7
: = 1:8
: = 1:8
( = 1:8
: = 1:9
: = 1:9
( = 1:9
LEMBAR PERHITUNGAN
Kadar gliserida = bahan baku asam lemak bebas awal dalam bahan baku
= 100% - 3,34% = 96,66%
Perhitungan asam lemak bebas
3. Perhitungan CA terbentuk
4. Menghitung konversi XA
XA = =
=m
Hasil Percobaan
Volume
CA CA -ln(1-X)
t (x) NaOH XA X2 x.y
Hidrolisa Terbentuk (y)
(mL)
0 10.6 0.165 0.1337 0.147849 0 0.15999 0
5 12 0.187 0.156 0.172509 25 0.18936 0.94678598
10 13.4 0.209 0.177 0.195732 100 0.21782 2.17822117
15 14.8 0.231 0.1997 0.220834 225 0.24953 3.74296347
30 50.8 350 0.8167 6.86797062
0.005942
Volume -ln(1-
CA CA 2
t (x) NaOH XA X X) x.y
Hidrolisa Terbentuk
(mL) (y)
0 12.5 0.1953125 0.1640625 0.181425 0 0.20019 0
5 14.6 0.228125 0.196875 0.21771 25 0.24553 1.22764773
10 15 0.234375 0.203125 0.224621 100 0.2544 2.54403665
15 15.5 0.2421875 0.2109375 0.233261 225 0.26561 3.9841232
30 28450 0.96573 7.75580758
0.004103
0.007195
LAPORAN SEMENTARA
Materi :
Disusun Oleh
Kelompok 3 Senin
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai
beberapa hal berikut:
1. Pengaruh jenis katalis HCl dan H2SO4 terhadap konversi hidrolisa minyak
jarak.
2. Pengaruh jenis katalis HCl dan H2SO4 terhadap nilai konsatanta kecepatan
reaksi hidrolisa minyak jarak ( k).
3. Pengaruh konstanta kecepatan reaksi terhadap konversi yang dihasilkan.
4. Pengaruh jenis katalis HCl dan H2SO4 terhadap arah kesetimbangan reaksi
hidrolisa minyak jarak ( K ).
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan yang Digunakan
1. Minyak Jarak
2. Aquadest
3. Katalis Asam , HCl dan H2SO4
4. NaOH
5. Alkohol
6. Surfaktan
7. PP
2.2 Alat yang Digunakan
1. Labu leher tiga
2. Statif
3. Klem
4. Buret
5. Heater Magnetic Stirer
6. Thermometer
7. Pendingin Balik
8. Waterbath
9. Erlenmeyer
a. Variabel tetap
1. Basis campuran total : 300ml
2. Volume emulsifier : 15 ml
3. Interval waktu : 5 menit
4. Konsentrasi NaOH : 0,15 N
5. Suhu titrasi : 60oC
6. Suhu Hidrolisa : 70oC
b. Variabel berubah : perbandingan mol minyak jarak dan air
- 1:7
- 1:8
- 1:9
Densitas Katalis
Abstrak
Minyak jarak pagar sangat potensial dikembangkan sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar yang berasal dari bahan bakar fosil. Minyak jarak pagar dapat
diproses menjadi biodiesel melalui reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam
fosfotungstat yang dicangkokkan dalam silika (SiO2-PWA). Esterifikasi adalah
reaksi asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Reaksi
esterifikasi dilakukan dalam reaktor batch yang dilengkapi dengan pemanas,
termometer, dan pengaduk. Variabel yang dipelajari adalah pengaruh perbandingan
molar metanol-minyak dan waktu reaksi terhadap konversi biodiesel yang
dihasilkan. Konversi meningkat dengan adanya penambahan waktu reaksi dan
penambahan jumlah metanol. Dari hasil pengolahan data diperoleh konversi tertinggi
minyak jarak pagar sebesar 51,64% pada perbandingan molar metanol : minyak =
15:1, waktu reaksi 2,5 jam.
Latar Belakang
Konsumsi energi berbanding lurus dengan meningkatnya populasi manusia. Selama
ini, masyarakat hanya menggantungkan kebutuhan energi dari minyak bumi, padahal
jumlah minyak bumi semakin berkurang dan akan segera habis dalam beberapa
tahun mendatang [Syah, 2006]. Cadangan migas yang terus menipis, seiring dengan
konsumsinya yang kian meningkat menimbulkan kekhawatiran yang serius. Salah
satu penanganannya adalah dengan mengembangkan sumber energi alternatif.
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti solar. Biodiesel memiliki
keeunggulan dibandingkan bahan bakar solar karena biodiesel dapat dibuat dari
bahan pertanian yang dapat diperbaharui. Selain itu emisi yang dihasilkan biodiesel
jauh lebih rendah daripada solar [Susilo, 2006].
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat katalis asam
fosfotungstat dan menguji kinerjanya untuk reaksi esterifikasi asam lemak bebas
yang terkandung dalam minyak jarak pagar (Jatropha curcas) curah. Secara khusus,
penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variabel reaksi yaitu
Metode
Penelitian dilakukan dalam 3 tahap:
1. Pembuatan katalis
2. Pembuatan biodiesel
3. Uji Bilangan asam
Perbandingan metanol dan minyak dipelajari pada perbandingan 9:1. 12:1, dan 15:1.
Pada saat reaksi dijalankan selama 1,5 jam, metanol-minyak dengan perbandingan
9:1 memberikan konversi sebesar 0,189, sedangkan metanol-minyak dengan
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL