Anda di halaman 1dari 3

Kisah Sahabat Nabi: Saad bin Abi Waqqash,

Lelaki Penghuni Surga


Selasa, 17 Januari 2012, 22:00 WIB

Komentar : 1

Blogspot.com

Ilustrasi
A+ | Reset | A-

REPUBLIKA.CO.ID, Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang
melepaskan anak panah di jalan Allah,

Demikianlah Saad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang
memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.

Saad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani Zahrah yang
merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Saad dan paman Aminah binti
Wahab, ibunda Rasulullah.

Saad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW. Dan beliau sangat bangga dengan
keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Sa'ad. Nabi bersabda, Ini adalah pamanku,
perlihatkan kepadaku paman kalian!

Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW. Mengenal
kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum beliau diutus
menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Saad dengan baik. Hobinya berperang dan orangnya
pemberani. Saad sangat jago memanah, dan selalu berlatih sendiri.
Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-orang
yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.

Saad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam
sayangnya Saad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah
memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Ibu Saad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan
keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah
juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat
setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.

Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Sa'ad di tempat kerjanya dengan membawa
berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika Saad
menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu Bakar
mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Seruan ini mengetuk kalbu Saad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua
kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun.
Saad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib,
Abu Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat
lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa'ad. Wahai Saad, apakah engkau rela
meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku
tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu, ancam sang
ibu.

Saad menjawab, Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!

Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Saad sangat menyayanginya. Hamnah
mengira hati Sa'ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap
mengancam akan terus melakukan mogok makan.

Namun, Saad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya
engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan
agamaku selamanya! tegas Sa'ad.

Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya
dirundung kesedihan dan kebencian.

Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Saad dalam ayat Al-Quran, Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik. (QS. Luqman: 15).
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau
menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap
mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk
surga."

Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap
arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak
lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Saad bin Abi Waqqash.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Saad bin Abi Waqqash juga
terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting
yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Saad adalah orang yang pertama
melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena
anak panah. Ia hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran.

Kedua, Saad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan
kedua orang tua beliau. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, "Panahlah, wahai
Saad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu."

Saad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya senantiasa dikabulkan
Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, Ya Allah, kabulkanlah Saad
jika dia berdoa.

Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Saad bin Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80
tahun. Dalam keadaan sakit, Saad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan
jubah yang digunakannya dalam Perang Badarperang kemenangan pertama untuk kaum
Muslimin.

Pahlawan perkasa ini menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 55 H dengan
meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi,
makamnya para syuhada.

Anda mungkin juga menyukai