Anda di halaman 1dari 6

LINGKUNGAN MANAJEMEN

Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang


2perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari
anggota organisasi dan enggunakan semu sumber daya organisasi untuk mencapai
sasaran1[1].

Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta
keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan
lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar
perusahaan atau ekstern. Menurut Robert W. Duncan, menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan
eksternal didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau
Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis
SWOT.

Menurut Fred David, analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu
perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut2[2]. Berikut ini akan kita bahas mengenai lingkungan internal dan
eksternal menejemen.

2.LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL

A Lingkungan Eksternal Manajemen


Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar
organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu
oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan
keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu
perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat,
perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan
makro.
1.Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap kegiatan manajemen. Lengkunagan eksternal mikro diartikan sebagai factor-

faktor di luar rumah tangga produksi atau dunia usaha yang berpengaruh langsung terhadap
kegiatan dunia usaha.

Factor-faktor yang termasuk lingkungan ekasternak mikro adalah :

a. Penyedia/pemasok (supplier) dengan adanya pemasok factor-faktor produksi, muncul


kegiatan produksi, di samping itu pemasok juga menunjang kelangsungan hidup dunia usaha

b.Perantara adalah pihak-pihak yang berperan dalam penyebaran hasil-hasil produksi dari
produsen ke tangan konsumen hingga siap dikonsumsi, misalnya distributor, pengecer dan
sebagainya

c.Teknologi berkaitan secara langsung dengan perkembangan proses pengoilahan yang


berupoa penemuan baru baik peralatan maupun metode kerjanya. Lembaga yang
berkecimpung dalam bidang ini misalnya lembaga RIstek, Litbang dan sebagainya

d.Pasar dalam arti luas. Meskipun letaknya berada di luar kegiatan produksi, tetapi karena
seluruh hasil produksi adalah untuk melayani (dijual ke) pasar, maka semua pihak yang
terlibat dan berada di dalam pasar termasuk unsure lingkungan eksternal mikro

2. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung.
Masing-masing anggota dunia usaha memiliki perbedaan dalam memberikan factor-faktor
yang secara kongkret dapat dimasukkan ke dalam lingkungan eksternal makro atau mikro.
Hal ini disebabkan oleh sifat majemuk kegiatan dunia usaha. Oleh karena itu pertimbangan
pemilihan factor eksternal makro dan mikro dilakukan secara umum.

Secara umum unsure-unsur lingkungan eksternal makro dunia usaha adalah sebagai
berikut :

a Keadaan alam

b Politik dan hankam, keadaan politik dan pertahanan keamanan secara umum menciptakan
iklim ketenangan usaha

c. Hokum peraturan perundangan-undanagan yang berlaku misalnya undang-undang


perpajakan, perburuhan dan sebagainya

d. Perekonomian, tingkat pendapatan, pola-pola pemenuhan kebutuhan masyarakat, tingkat


investasi dan sebagainya

e. Pendidikan dan teknologi tingkat kecerdasan kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi pada umumnya
f. Social dan kebudayaan : pandangan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti
terwujud dalam norma-norma etika dan social, kepercayaan, agama, kesenian, pola hubungan
antar individu dan sitem kerja samanya, sertta strata social

g. Kependudukan jumlah tingkat kelahiramn-kematian, penyebaran penduduk (misalnya


urbanisasi dan transmigrasi), umur dan jenis kelamin

h. Hubungan internasional : mencakup banyak hal seperti proteksi bahan barang dan jasa,
nialai tukar mata uang teknologi, kebudayaan, polkam dan sebagainya

B. Lingkungan Internal Manajemen

Lingkungan internal dunia usaha adalah factor-faktor yang berada di dalam kegiatan
produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi. Factor-faktor tersebut masih berada
dalam jangkauan keputusan yang diambil oleh pihak pelaksana dunia usaha, sehingga dapat
dikuasai langsung (controllable)

Factor-faktor yang termasuk lingkungan internal dunia usaha adalah :


1. Tenaga kerja dalam arti pekerja atau karyawan : meliputi lingkungan kerja fisik dan
nonfisik, upah dan gaji jaminan hari tua, pengembangannya dan sebagainya
2. Peralatan dan mesin-mesin : tata letak, pemeliharaan / perawatan, pembebanan, penerapan
teknologi baru dan sebagainya
3. Modal : para pemilik/penyetor modal, pengelolaan dana
4. Bahan mentah, penolong, barang setengah jadi dan barang jadi : pergudangan, arus aliran
fisiknya dan sebagainya
5. System informasi dan administrasi untuk kepentingan pengambilan keputusan bagi
manajemen, misalnya buku-buku anggaran pembelian bahan, rencana penjualan, laporan
penggunaan/ realisasi dana dan sebagainya

Unsur-unsur lingkungan baik eksternal maupun internal secara simulate berpengaruh


timbale balik terhadap dunia usaha. Hal ini berarti kehidupan dunia usaha juga
mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian, dunia usaha dituntut pula tanggung jawabnya
terhadap kehidupan masyarakat luas.
Contoh pengaruh timbal balik antara lingkungan dan dunia usaha :
- Lingkungan eksternal makro : dunia usaha turut serta meningkatkan perekonomian
masyarakat (tingkat pendapatan mereka bertambah) sebab factor-faktor produksi yang
mereka serahkan dibayar oleh dunia usaha. Adanya peningkatan taraf kehidupan
menyebabkan permintaan akan hasil-hasil produksi dari dunia usaha juga meningkat. Hal ini
berarti pula bahwa kegiatan dunia usaha tetap berlangsung bahkan semakin berkembang

- Lingkungan eksternal mikro : kelangsungan hidup dari penyedia bahan mentah sangat
tergantung pada kegiatan dunia usaha, sebab dunia usaha membutuhkan bahan mentah untuk
menghasilkan alat pemuas. Dengan kelancaran kegiatan dunia usaha berarti pula dibutuhkan
bahan mentah yang lebih banyak.
Lingkungan internal : apalagi lingkungan kerja menyenangkan dan kesejahteraan serta
pengembangan karyawan / pekerja diperhatikan, maka semangat kerja akan semakin tinggi.
Prestasi kerja yang tinggi akan menguntungkan dunia usaha.

C. Tanggung Jawab Sosial Menejemen


Tanggung jawab Sosial Manajer / Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan.

Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang


diambil, mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
organisasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga
menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada
organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka
seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of
manager).
Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu
hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang
dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial;
tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi

1. Macam-macam Tanggung jawab Sosial Manajer


a. Societal Ethics Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota
masyarakat harus berhubungan dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah
tentang keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari
Societys Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.

b. Occupational Ethics atau Etika Profesi Adalah standar-standar yang mengatur tentang
bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah
laku ketika melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana
dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya adalah etika untuk
pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar dapat menjatuhkan hukuman
untuk pelanggaran kode etik.

c. Individual Ethics Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana orang


melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak
dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi
oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi kontribusi dalam
pembentukan standar nilai yang digunakan untuk mengevaluasi dan memutuskan apa yang
benar dan salah.

d. Organizational Ethics Adalah petunjuk praktis untuk perusahaan dan manajernya tentang
bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari
pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan kode etik
organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan etika perusahaan.
Kadang-kadang bawahannya melakukan tindakan yang tidak etis karena mereka

mendapatkan tekanan dari atasannya, atau mereka melakukan itu karena melihat
atasannya juga melakukan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.

2. Mengapa harus memiliki Tanggung Jawab Sosial


Dengan reputasi yang baik dapat meningkatkan bisnis dan meningkatkan kemapuan untuk
memperoleh sumber daya dari stakeholder, meningkatkan keuntungan dan kemakmuran
pemegang saham.
b. Jika semua perusahaan melakukan tanggung jawab sosial seperti menyediakan
pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas kehidupan akan meningkat,
mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat penganguran akan relatif rendah.

3. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

a. Manfaat bagi Perusahaan


Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat & pemerintah
b. Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan
perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
c. Manfaat bagi Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai