NIM 145100100111015
Kelas A
Kelompok A1
BAB I
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
TUGAS
1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada symbol berbahaya!
Toxic (Sangat beracun), Kode T+ : Arsen Triklorida, MercuryKlordia
Corrosive (Korosif), Kode C : Belerang, Klorin
Explosive (Bersifat mudah meledak), Kode E: Amonium Nitrat, Nitroselulosa
Oxidizing (Pengoksidasi), Kode O : Hidrogen Peroksida, Kalsium Perklorat
Flammable (Sangat mudah terbakar), Kode F: Benzoat, Aseton
Harmful (Berbahaya), Kode Xn, Xi : Benzyl Alcohol, Amonia
2. Carilah MSDS (Material Safety Data Sheet) pada masing-masing bahan kimia yang
anda sebutkan pada no.1!
Harmfull (Berbahaya) :
1. Amonia (NH3)
Amonia merupakan suatu bahan kimia berbentuk gas yang tidak berwarna
namun berbau tajam. Bahan ini bersifat mengiritasi atau korosif terhadap jaringan
terbuka. Menghirup uapnya dapat menyebabkan edema paru dan pneumonitis. Bahan
ini sedikit mudah terbakar. Amonia juga bersifat tidak stabil. Bahan ini dapat bereaksi
keras dengan fluor, klor, HCl, HBr, nitrosyl klorida, chromyl klorida, nitrogen
dioksida, trioxygen difluoride dan triklorida nitrogen(Sutresna,2007).
2. Benzyl Alkohol
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), dari inhalasi.
Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (Permeator), menelan. Berbentuk cair, tak
berwarna dan berbau aromatik. Bahan ini bersifat stabil dan reaktif terhadap oksidator
dan asam(Parthasarati,2005).
Oxidizing (Pengoksidasi) :
1. Hidrogen peroksida
Senyawa berbentuk senyawa bening, sedikit kental dan merupakan oksidator
kuat. Dapat menyebabkan iritasi kulit dan inhlasi (sensitizer paru) apabila dihirup.
Senyawa ini reaktif terhadap pereduksi dan bersifat sedikit mudah
terbakar(H.Stem,2004)..
2. Kalsium Perklorat (KclO4)
Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi bila bersentuhan langsung dengan
kulit. Berbentuk kristal/padatan yang tak berwarna dan tak berbau. Senyawa ini dapat
mengalami dekomposisi yang berbahaya, reaktif pada kondisi shock atau jika terjadi
peningkatan suhu atau tekanan secara tiba-tiba(H.Stem,2004).
TUJUAN:
Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?
Molaritas adalah satuan konsentrasi yang banyak dipergunakan, dan didefinisikan sebagai
banyak mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mL) larutan. Hampir seluruh perhitungan kimia
larutan menggunakan satuan ini. Di dalam laboratorium kimia sering kita jumpai satuan
molaritas misalnya larutan HNO3 3M. Dalam botol tersebut terkandung 3 mol HNO3 dalam
1 Liter larutan (Salirawati, 2008).
Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat
didalam 1000 gram pelarut. Molalitas diberi lambang dengan huruf m. Sebagai contoh
didalam botol di laboratorium tertera label bertuliskan 0.5 m CuSO4, hal ini berarti didalam
larutan terdapat 0.5 mol CuSO4 dalam 1000 gram pelarut. Penggunaan satuan konsentrasi
molalitas, ketika kita mempelajari sifat- sifat zat yang ditentukan oleh jumlah partikel
misalnya kenaikan titik didih atau penurunan titik beku larutan (Salirawati, 2008).
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas
didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana
gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan (Salirawati, 2008).
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %
(b/b), ppm,dan ppb !
Molar adalah banyaknya jumlah zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut.
Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan.
%volum menyatakan jumlah ml volume / berat zat terlarut dalam 100 ml larutan.
%berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Bagian per sejuta (part per million) menyatakan jumlah gram berat zat yang terlarut dalam
volume atau berat total larutan.
Bagian per miliar (part per billion) menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut
dalm volume atau berat total larutan.
(Herning, 2011)
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!
Untuk melakukan pengencerkan HCl dari larutan pekatnya dilakukan dengan cara
menambahkan air ke dalam larutan pekat HCl, sebaliknya untuk pengenceran H 2SO4 dari
larutan pekatnya dilakukan dengan cara menambahkan larutan pekat H 2SO4 ke dalam air
(Sutresna, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
NaCl 10 mg
Dilarutkan
Dihomogenisasi
Hasil
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)
Etanol 96%
Dihomogenisasi
Hasil
Gula
Hasil
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
Hasil
C. DATA HASIL PRAKTIKUM
D. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan yang pertama adalah sifat dari
bahan-bahan yang akan digunaka, dalam hal ini harus melihat MSDS dari setiap
bahan. Penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat haruslah tepat dan
cermat karena apabila terjadi kesalah kecil saja dapat menyebabkan praktikum gagal
dan harus diulangi kembali lagi.
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal
padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan larutan NaCl 10 M dan pembuatan larutan NaCl 100 ppm
dengan menggunakan rumus molaritas dan ppm.
g
berat zat terlarut (mg)
M = Mr ppm =
volume larutan(L)
L
g
be rat zat terlarut (mg)
10 = 58,5 100 =
0,1 L
0,1 L
g = 58,5 gram g = 10 mg
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai
massa 58,5 gram untuk larutan NaCl 10 M dan 10 mg untuk larutan NaCl 100
ppm.
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker.
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk
hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata.
6. Menuangkan larutan NaCl 10 M dan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur
masing-masing larutan.
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda
batas, yaitu tepat 100 ml.
8. Menutup labu ukur dengan penutup.
9. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 10 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
10. Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm.
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% !
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dengan
menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
x 10 x
M1 =
Mr
37 x 10 x 1,19
M1 =
36,5
M1 = 12,06
M1V1 = M2V2
12,06*V1 = 0,1*100
0,1 x 100
V1 = = 0,82 ml
12,06
2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml dan
memasukkannya ke dalam labu ukur.
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai 100
ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah.
4. Menutup labu ukur dengan penutup.
5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam labu ukur
dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%.
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl !
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part
per million (ppm).
berat zat terlarut (mg)
ppm =
L
mg
100 =
0,05
berat = 5 mg
2. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah
ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 5
gram.
3. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker.
4. Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
5. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk
hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata.
6. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur.
7. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan
menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda
batas, yaitu tepat 50 ml.
8. Menutup labu ukur dengan penutup.
9. Menghomogenkan 50 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali.
10. Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm.
ANALISA PROSEDUR
2. LANGKAH KERJA
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume etanol 96% yang akan diencerkan
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan
menggunakan rumus pengenceran larutan.
M1V1 = M2V2
96*V1 = 20*100
20100
V1 = = 20,83 ml
96
2. Mengambil etanol sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet ukur 10 ml
sebanyak dua kali dan memasukkannya ke dalam labu ukur. Pada saat
memasukkan, pipet yang berisi etanol harus menyentuh dinding labu ukur, agar
etanol mengalir dan tidak menetes.
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah.
4. Menutup labu ukur dengan penutup.
5. Menghomogenkan 100 ml larutan etanol 20% M di dalam labu ukur dengan
proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
6. Hasil 100 ml larutan etanol 20%.
1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 32% yang akan diencerkan
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
x 10 x
M1 =
Mr
32 x 10 x 1,19
M1 =
36,5
M1 = 10,43
M1V1 = M2V2
10,43*V1 = 0,1*100
0,1 x 100
V1 = = 0,96 ml
10,43
2. Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan pipet tetes 1 ml
dan memasukkannya ke dalam labu ukur.
3. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah.
4. Menutup labu ukur dengan penutup.
5. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% di dalam
labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
6. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%.
3. TUJUAN PERLAKUAN
1. Mengecek semua kelengkapan alat, cara prosedur dan MSDS agar praktikum dapat
berjalan sesuai prosedur dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
2. Menghitung konsentrasi, ppm, atau persen berat maupun volume sangatlah penting
agar mendapat hasil yang diinginkan karena kesalahan sedikit saja dapat
mempengaruhi keseleruhan hasil praktikum.
3. Dalam menghitung massa suatu zat menggunakan timbangan analitik, Saat
menimbang haruslah sedikit demi sedikit, kaca penutup haruslah selalu tertutup
karena debu dapat mempengaruhi penghitungan massa zat.
4. Saat memasukkan etanol maupun HCl ke dalam labu ukur, pipet haruslah dalam
posisi miring menyentuh dinding labu ukur supaya tidak menetes karena dapat
menyebabkan ledakan
ANALISA HASIL
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus
konsentrasi atau molaritas.
g
M= Mr
L
g
0,1 = 58,5
0,1
g = 0,585 gram (Oxtoby, 2004)
20100
V1 = = 20,83 ml (Komarudin, 2010)
96
KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dari kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Dalam melakukan praktikum haruslah sesuai prosedur dan budaya K3
2. Memperhatikan MSDS dari setiap bahan yang digunakan dalam praktikum.
3. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml
larutan NaCl 0,1 M dengan 0,5 gr NaCl.
4. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml
larutan NaCl 100 M dibutuhkan 0,01 gr NaCl.
5. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml
larutan etanol 20% (v/v) dibutuhkan 20,83 ml => 21 ml etanol 96%.
6. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml
larutan gula 5% (b/v) dibutuhkan 5 gr gula.
7. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml
larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dibutuhkan 0,8 ml larutan HCl 32%.
Tanggal Nilai Paraf
Asisten
DAFTAR PUSTAKA
A.Tracton, Arthur. 2005. Coatings Technology Handbook. USA: CRC Press LLC.
Clarkson, Thomas W. 2008. Advances in Mercury Toxicology. New York: Plenum Press.
Herning, F Geofrey, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip Prinsip dan Aplikasi Modern.
Jakarta:Erlangga.
H.Stem, Kurt. 2004. High Temperature Properties. USA:CRC Press LLC.
Oxtoby, David W. 2004. Prisnip-2 Kimia Modern/1 Ed.4. Jakarta: Erlangga.
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia.
Parthasarati, G., Nyfort, K., dan C. Nahata, Milap. 2005. A Text Book of Clinical Pharmacy
Practice: Essential Concepts and Kills. New Delhi: Orient Longman Private Limited
Pringgodigdo. 2004. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS
Salirawati, Das. 2008. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama
Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media
Pratama.
Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Rahayu, Imam. 2005. KIMIA. Jakarta: Visindo Media Persada.