Disusun oleh:
Rendi Redona
NIM : 511100081
Yogyakarta
2014
Kapita Selekta 1
Pariwisata |2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
mandiri tentang Kapita Selekta Pariwisata ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapakan terimakasih kepada:
1. Dosen pembimbing matakuliah Kapita Selekta Pariwisata, Bapak Zahir
Ravana Zubir, M.Si Atas bimbingannya selama kuliah berlangsung.
2. Semua pihak yang telah ikut terlibat dalam penyusunan penelitan ini.
Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, sehingga saya sangat
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baiklagi.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua
dan membantu dalam proses belajar mengajar.
Kapita Selekta 2
Pariwisata |2014
DAFTAR ISI
Kapita Selekta 3
Pariwisata |2014
E. Lingkup Pekerjaan Pada Biro Perjalanan Wisata .......................................74
Kapita Selekta 4
Pariwisata |2014
B. Karakteristik Resort ..................................................................................107
C. Struktur Organisasi di Resort ...................................................................109
C. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort ..............................................109
D. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort .....................................................110
E. Prinsip Desain Hotel Resort .....................................................................111
F. Pegawai Resort ........................................................................................111
G. Spa Health Resort ....................................................................................116
H. Sauna .......................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................141
BAB I
KEPARIWISATAAN
Kapita Selekta 5
Pariwisata |2014
Kepariwisataan di Indonesia merupakan sektor yang sangat penting untuk
dikembangkan karena dapat meningkatkan pendapatan daerah, menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan infrastruktur daerah sekitar. Pariwisata adalah
kegiatan yang dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan
berbagai bidang usaha. Pada Bab ini dipaparkan tentang Undang undang
mengenai kepariwisataan, definisi paiwisata, jenis dan bentuk pariwisata, tujuan
dan prinsip penyelenggaraan kepariwisataan.
Kapita Selekta 6
Pariwisata |2014
mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan perkembangan kepariwisataan
sehingga perlu diganti;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-
Undang tentang Kepariwisataan;
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG KEPARIWISATAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
Kapita Selekta 7
Pariwisata |2014
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata.
8. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata.
9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan
pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih
aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup,
serta pertahanan dan keamanan.
Kapita Selekta 8
Pariwisata |2014
11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja
pariwisata untuk mengembangkan profesionalitas kerja.
12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan
pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk
pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.
13. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kepariwisataan.
BAB II
ASAS, FUNGSI, DAN TUJUAN
Pasal 2
Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas :
1. Manfaat;
2. Kekeluargaan;
3. Adil dan merata;
4. Keseimbangan;
5. Kemandirian;
6. Kelestarian;
7. Partisipatif;
8. Berkelanjutan;
9. Demokratis
10. Kesetaraan; dan
11. Kesatuan.
Pasal 3
Kapita Selekta 9
Pariwisata |2014
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pasal 4
Kepariwisataan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
3. Menghapus kemiskinan;
4. Mengatasi pengangguran;
5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
6. Memajukan kebudayaan;
7. Mengangkat citra bangsa;
8. Memupuk rasa cinta tanah air;
9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
10. Mempererat persahabatan antar bangsa.
BAB III
PRINSIP PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Pasal 5
Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip :
1. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya Sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam Keseimbangan hubungan
antara manusia dan tuhan Yang maha esa, hubungan antara manusia
dan Sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan Lingkungan;
2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman Budaya, dan kearifan
lokal;
3. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, Keadilan, kesetaraan,
dan proporsionalitas;
4. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
5. Memberdayakan masyarakat setempat;
Kapita Selekta 10
Pariwisata |2014
6. Menjamin keterpaduan antarsektor, antar daerah, Antara pusat dan
daerah yang merupakan satu Kesatuan sistemik dalam kerangka
otonomi daerah, Serta keterpaduan antarpemangku kepentingan;
7. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan Kesepakatan
internasional dalam bidang pariwisata; Dan
8. Memperkukuh keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.
BAB IV
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
Pasal 6
Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana
pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,
keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk
berwisata.
Pasal 7
Pembangunan kepariwisataan meliputi :
1. Industri pariwisata;
2. Destinasi pariwisata;
3. Pemasaran; dan
4. Kelembagaan kepariwisataan
Pasal 8
1. Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk
pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan
kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kabupaten/kota.
Kapita Selekta 11
Pariwisata |2014
2. Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang
nasional.
Pasal 9
1. Rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. Rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) diatur dengan Peraturan Daerah
provinsi.
3. Rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) diatur dengan
Peraturan Daerah kabupaten/kota.
4. Penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan.
5. Rencana induk pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) meliputi perencanaan pembangunan industri pariwisata,
destinasi pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan.
Pasal 10
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong penanaman modal dalam
negeri dan penanaman modal asing di bidang kepariwisataan sesuai
dengan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota.
Pasal 11
Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk
mendukung pembangunan kepariwisataan.
BAB V
KAWASAN STRATEGIS
Kapita Selekta 12
Pariwisata |2014
Pasal 12
1. Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan
memperhatikan aspek :
a. Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi
daya tarik pariwisata;
b. Potensi pasar;
c. Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan Bangsa dan
keutuhan wilayah;
d. Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang Mempunyai peran
strategis dalam menjaga fungsi Dan daya dukung lingkungan hidup;
e. Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam Usaha pelestarian
dan pemanfaatan aset budaya;
f. Kesiapan dan dukungan masyarakat; dan
g. Kekhususan dari wilayah.
2. Kawasan strategis pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi dalam
terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
3. Kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya,
sosial, dan agama masyarakat setempat.
Pasal 13
1. Kawasan strategis pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas kawasan strategis pariwisata nasional,
kawasan strategis pariwisata provinsi, dan kawasan strategis pariwisata
kabupaten/kota.
2. Kawasan strategis pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian integral dari rencana tata ruang wilayah nasional,
rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.
Kapita Selekta 13
Pariwisata |2014
3. Kawasan strategis pariwisata nasional ditetapkan oleh Pemerintah,
kawasan strategis pariwisata provinsi ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah provinsi, dan kawasan strategis pariwisata kabupaten/kota
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
4. Kawasan pariwisata khusus ditetapkan dengan undang-undang.
BAB VI
USAHA PARIWISATA
Pasal 14
1. Usaha pariwisata meliputi, antara lain :
a. Daya tarik wisata;
b. Kawasan pariwisata;
c. Jasa transportasi wisata;
d. Jasa perjalanan wisata;
e. Jasa makanan dan minuman;
f. Penyediaan akomodasi;
g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;
h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, Konferensi, dan
pameran;
i. Jasa informasi pariwisata;
j. Jasa konsultan pariwisata;
k. Jasa pramuwisata;
l. Wisata tirta; dan
m.Spa.
2. Usaha pariwisata selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 15
1. Untuk dapat menyelenggarakan usaha pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14, pengusaha pariwisata wajib mendaftarkan
usahanya terlebih dahulu kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Kapita Selekta 14
Pariwisata |2014
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 16
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menunda atau meninjau
kembali pendaftaran usaha pariwisata apabila tidak sesuai dengan
ketentuan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
Pasal 17
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan dan melindungi
usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dalam bidang usaha pariwisata
dengan cara:
a. Membuat kebijakan pencadangan usaha pariwisata untuk usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi; dan
b. Memfasilitasi kemitraan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi
dengan usaha skala besar.
BAB VII
HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 18
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah mengatur dan mengelola urusan
kepariwisataan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
1. Setiap orang berhak :
a. Memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata;
b. Melakukan usaha pariwisata;
c. Menjadi pekerja/buruh pariwisata; dan/atau
Kapita Selekta 15
Pariwisata |2014
d. Berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.
e. Memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata;
f. Melakukan usaha pariwisata;
g. Menjadi pekerja/buruh pariwisata; dan/atau
h. Berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.
2. Setiap orang dan/atau masyarakat di dalam dan di sekitar destinasi
pariwisata mempunyai hak prioritas :
a. Menjadi pekerja/buruh;
b. Konsinyasi; dan/atau
c. Pengelolaan.
Pasal 20
Setiap wisatawan berhak memperoleh :
a. Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata;
b. Pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar;
c. Perlindungan hukum dan keamanan;
d. Pelayanan kesehatan;
e. Perlindungan hak pribadi; dan
f. Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang berisiko tinggi.
Pasal 21
Wisatawan yang memiliki keterbatasan fisik, anak-anak, dan lanjut usia
berhak mendapatkan fasilitas khusus sesuai dengan kebutuhannya.
Pasal 22
Setiap pengusaha pariwisata berhak :
a. Mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha di bidang
kepariwisataan;
b. Membentuk dan menjadi anggota asosiasi kepariwisataan;
c. Mendapatkan perlindungan hukum dalam berusaha; dan
d. Mendapatkan fasilitas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kapita Selekta 16
Pariwisata |2014
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 23
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban :
a. Menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum, serta
keamanan dan keselamatan kepada wisatawan;
b. Menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha
pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam
berusaha, memfasilitasi, dan memberikan kepastian hukum;
c. Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang
menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali; dan
d. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam
rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi
masyarakat luas.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan dan pengendalian
kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur
dengan Peraturan Presiden.
Pasal 24
Setiap orang berkewajiban :
a. Menjaga dan melestarikan daya tarik wisata; dan
b. Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku
santun, dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata.
Pasal 25
Setiap wisatawan berkewajiban :
a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat;
b. Memelihara dan melestarikan lingkungan;
c. Turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan; dan
Kapita Selekta 17
Pariwisata |2014
d. Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar
kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum.
Pasal 26
Setiap pengusaha pariwisata berkewajiban :
a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat;
b. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab;
c. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif;
d. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan, dan
keselamatan wisatawan;
e. memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata dengan
kegiatan yang berisiko tinggi;
f. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan koperasi
setempat yang saling memerlukan, memperkuat, dan
menguntungkan;
g. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, produk
dalam negeri, dan memberikan kesempatan kepada tenaga kerja
lokal;
h. meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan
pendidikan;
i. berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana dan program
pemberdayaan masyarakat;
j. turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar
kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan
tempat usahanya;
k. memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan asri;
l. memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya;
m. menjaga citra negara dan bangsa Indonesia melalui kegiatan usaha
kepariwisataan secara bertanggung jawab; dan
n. menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kapita Selekta 18
Pariwisata |2014
Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 27
1. Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik
wisata.
2. Merusak fisik daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah melakukan perbuatan mengubah warna, mengubah bentuk,
menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan,
memindahkan, mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya
tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya keunikan,
keindahan, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
BAB VIII
KEWENANGAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH
DAERAH
Pasal 28
Pemerintah berwenang :
a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan nasional;
b. Mengoordinasikan pembangunan kepariwisataan lintas sektor dan
lintas provinsi;
c. Menyelenggarakan kerja sama internasional di bidang
kepariwisataan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Menetapkan daya tarik wisata nasional;
e. Menetapkan destinasi pariwisata nasional;
f. Menetapkan norma, standar, pedoman, prosedur, kriteria, dan sistem
pengawasan dalam penyelenggaraan kepariwisataan;
g. Mengembangkan kebijakan pengembangan sumber daya manusia di
bidang kepariwisataan;
Kapita Selekta 19
Pariwisata |2014
h. Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang
menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali;
i. Melakukan dan memfasilitasi promosi pariwisata nasional;
j. Memberikan kemudahan yang mendukung kunjungan wisatawan;
k. Memberikan informasi dan/atau peringatan dini yang berhubungan
dengan keamanan dan keselamatan wisatawan;
l. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan potensi wisata yang
dimiliki masyarakat;
m. mengawasi, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kepariwisataan; dan
n. Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
Pasal 29
Pemerintah provinsi berwenang :
a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan provinsi;
b. Mengoordinasikan penyelenggaraan kepariwisataan di wilayahnya;
c. Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran
usaha pariwisata;
d. Menetapkan destinasi pariwisata provinsi;
e. Menetapkan daya tarik wisata provinsi;
f. Memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata
yang berada di wilayahnya;
g. Memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik wisata provinsi;
dan
h. Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
Pasal 30
Pemerintah kabupaten/kota berwenang :
a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kabupaten/kota;
b. Menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota;
Kapita Selekta 20
Pariwisata |2014
c. Menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota;
d. Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran
usaha pariwisata;
e. Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di
wilayahnya;
f. Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan
produk pariwisata yang berada di wilayahnya;
g. Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru;
h. Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam
lingkup kabupaten/kota;
i. Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di
wilayahnya;
j. Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata; dan
k. mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
Pasal 31
1. Setiap perseorangan, organisasi pariwisata, lembaga pemerintah, serta
badan usaha yang berprestasi luar biasa atau berjasa besar dalam
partisipasinya meningkatkan pembangunan, kepeloporan, dan
pengabdian di bidang kepariwisataan yang dapat dibuktikan dengan
fakta yang konkret diberi penghargaan.
2. Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Pemerintah atau lembaga lain yang tepercaya.
3. Penghargaan dapat berbentuk pemberian piagam, uang, atau bentuk
penghargaan lain yang bermanfaat.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan, bentuk
penghargaan, dan pelaksanaan pemberian penghargaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Presiden.
Kapita Selekta 21
Pariwisata |2014
Pasal 32
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan
pengembangan kepariwisataan.
2. Dalam menyediakan dan menyebarluaskan informasi, Pemerintah
mengembangkan sistem informasi kepariwisataan nasional.
3. Pemerintah Daerah dapat mengembangkan dan mengelola sistem
informasi kepariwisataan sesuai dengan kemampuan dan kondisi
daerah.
BAB IX
KOORDINASI
Pasal 33
1. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan
Pemerintah melakukan koordinasi strategis lintas sektor pada tataran
kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan.
2. Koordinasi strategis lintas sektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina;
b. Bidang keamanan dan ketertiban;
c. Bidang prasarana umum yang mencakupi jalan, air bersih, listrik,
telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan;
d. Bidang transportasi darat, laut, dan udara; dan
e. Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.
Pasal 34
Koordinasi strategis lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
ayat (1) dipimpin oleh Presiden atau Wakil Presiden.
Kapita Selekta 22
Pariwisata |2014
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja, mekanisme, dan hubungan
koordinasi strategis lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
dan Pasal 34 diatur dengan Peraturan Presiden.
BAB X
BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA
Bagian Kesatu
Badan Promosi Pariwisata Indonesia
Pasal 36
1. Pemerintah memfasilitasi pembentukan Badan Promosi Pariwisata
Indonesia yang berkedudukan di ibu kota negara.
2. Badan Promosi Pariwisata Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri.
3. Pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 37
Struktur organisasi Badan Promosi Pariwisata Indonesia terdiri atas 2 (dua)
unsur, yaitu unsur penentu kebijakan dan unsur pelaksana.
Pasal 38
1. Unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 berjumlah 9 (sembilan) orang
anggota terdiri atas :
a. wakil asosiasi kepariwisataan 4 (empat) orang;
b. wakil asosiasi profesi 2 (dua) orang;
c. wakil asosiasi penerbangan 1 (satu) orang; dan
d. pakar/akademisi 2 (dua) orang.
Kapita Selekta 23
Pariwisata |2014
2. Keanggotaan unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata
Indonesia diusulkan oleh Menteri kepada Presiden untuk masa tugas
paling lama 4 (empat) tahun.
3. Unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata Indonesia dipimpin
oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua yang dibantu oleh seorang
sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja, persyaratan, serta tata cara
pengangkatan dan pemberhentian unsur penentu kebijakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 39
Unsur penentu kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
membentuk unsur pelaksana untuk menjalankan tugas operasional Badan
Promosi Pariwisata Indonesia.
Pasal 40
1. Unsur pelaksana Badan Promosi Pariwisata Indonesia dipimpin oleh
seorang direktur eksekutif dengan dibantu oleh beberapa direktur
sesuai dengan kebutuhan.
2. Unsur pelaksana Badan Promosi Pariwisata Indonesia wajib menyusun
tata kerja dan rencana kerja.
3. Masa kerja unsur pelaksana Badan Promosi Pariwisata Indonesia
paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)
kali masa kerja berikutnya.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja, persyaratan, serta tata cara
pengangkatan dan pemberhentian unsur pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Badan Promosi Pariwisata Indonesia.
Pasal 41
1. Badan Promosi Pariwisata Indonesia mempunyai tugas :
Kapita Selekta 24
Pariwisata |2014
a. meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia;
b. meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan
devisa;
c. meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pembelanjaan;
d. menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. melakukan riset dalam rangka pengembangan usaha dan bisnis
pariwisata.
2. Badan Promosi Pariwisata Indonesia mempunyai fungsi sebagai :
a. koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat
dan daerah; dan
b. mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Pasal 42
1. Sumber pembiayaan Badan Promosi Pariwisata Indonesia berasal dari:
a. pemangku kepentingan; dan
b. sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bantuan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersifat hibah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pengelolaan dana yang bersumber dari non-Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
wajib diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan kepada masyarakat.
Bagian Kedua
Badan Promosi Pariwisata Daerah
Pasal 43
1. Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi pembentukan Badan Promosi
Pariwisata Daerah yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan
kabupaten/kota.
Kapita Selekta 25
Pariwisata |2014
2. Badan Promosi Pariwisata Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri.
3. Badan Promosi Pariwisata Daerah dalam melaksanakan kegiatannya
wajib berkoordinasi dengan Badan Promosi Pariwisata Indonesia.
4. Pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota.
Pasal 44
Struktur organisasi Badan Promosi Pariwisata Daerah terdiri atas 2 (dua)
unsur, yaitu unsur penentu kebijakan dan unsur pelaksana.
Pasal 45
1. Unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 berjumlah 9 (sembilan) orang
anggota terdiri atas :
a. wakil asosiasi kepariwisataan 4 (empat) orang;
b. wakil asosiasi profesi 2 (dua) orang;
c. wakil asosiasi penerbangan 1 (satu) orang; dan
d. pakar/akademisi 2 (dua) orang.
2. Keanggotaan unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata
Daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota untuk
masa tugas paling lama 4 (empat) tahun.
3. Unsur penentu kebijakan Badan Promosi Pariwisata Daerah dipimpin
oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua yang dibantu oleh seorang
sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja, persyaratan, serta tata cara
pengangkatan dan pemberhentian unsur penentu kebijakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Gubernur/Bupati/ Walikota.
Kapita Selekta 26
Pariwisata |2014
Pasal 46
Unsur penentu kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
membentuk unsur pelaksana untuk menjalankan tugas operasional Badan
Promosi Pariwisata Daerah.
Pasal 47
1. Unsur pelaksana Badan Promosi Pariwisata Daerah dipimpin oleh
seorang direktur eksekutif dengan dibantu oleh beberapa direktur
sesuai dengan kebutuhan.
2. Unsur pelaksana Badan Promosi Pariwisata Daerah wajib menyusun
tata kerja dan rencana kerja.
3. Masa kerja unsur pelaksana Badan Promosi Pariwisata Daerah paling
lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
kerja berikutnya.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja, persyaratan, serta tata cara
pengangkatan dan pemberhentian unsur pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Badan Promosi Pariwisata Daerah.
Pasal 48
1. Badan Promosi Pariwisata Daerah mempunyai tugas :
a. meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia;
b. meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan
devisa;
c. meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pembelanjaan;
d. menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. melakukan riset dalam rangka pengembangan usaha dan bisnis
pariwisata.
2. Badan Promosi Pariwisata Daerah mempunyai fungsi sebagai :
a. koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat
dan daerah; dan
b. mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kapita Selekta 27
Pariwisata |2014
Pasal 49
1. Sumber pembiayaan Badan Promosi Pariwisata Daerah berasal dari:
a. pemangku kepentingan; dan
b. sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bantuan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersifat hibah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pengelolaan dana yang bersumber dari non-Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
wajib diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan kepada masyarakat.
BAB XI
GABUNGAN INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA
Pasal 50
1. Untuk mendukung pengembangan dunia usaha pariwisata yang
kompetitif, dibentuk satu wadah yang dinamakan Gabungan Industri
Pariwisata Indonesia.
2. Keanggotaan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia terdiri atas :
a. pengusaha pariwisata;
b. asosiasi usaha pariwisata;
c. asosiasi profesi; dan
d. asosiasi lain yang terkait langsung dengan pariwisata.
3. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berfungsi sebagai mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah
Daerah serta wadah komunikasi dan konsultasi para anggotanya dalam
penyelenggaraan dan pembangunan kepariwisataan.
4. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia bersifat mandiri dan dalam
melakukan kegiatannya bersifat nirlaba.
Kapita Selekta 28
Pariwisata |2014
5. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia melakukan kegiatan, antara
lain :
a. menetapkan dan menegakkan Kode Etik Gabungan Industri
Pariwisata Indonesia;
b. menyalurkan aspirasi serta memelihara kerukunan dan kepentingan
anggota dalam rangka keikutsertaannya dalam pembangunan
bidang kepariwisataan;
c. meningkatkan hubungan dan kerja sama antara pengusaha
pariwisata Indonesia dan pengusaha pariwisata luar negeri untuk
kepentingan pembangunan kepariwisataan;
d. mencegah persaingan usaha yang tidak sehat di bidang pariwisata;
dan
e. menyelenggarakan pusat informasi usaha dan menyebarluaskan
kebijakan Pemerintah di bidang kepariwisataan.
Pasal 51
Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, keanggotaan, susunan
kepengurusan, dan kegiatan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
BAB XII
PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA, STANDARDISASI,
SERTIFIKASI, DAN TENAGA KERJA
Bagian Kesatu
Pelatihan Sumber Daya Manusia
Pasal 52
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan pelatihan sumber
daya manusia pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kapita Selekta 29
Pariwisata |2014
Bagian Kedua
Standardisasi dan Sertifikasi
Pasal 53
1. Tenaga kerja di bidang kepariwisataan memiliki standar kompetensi.
2. Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui sertifikasi kompetensi.
3. Sertifikasi kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi yang
telah mendapat lisensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 54
1. Produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata memiliki standar
usaha.
2. Standar usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
sertifikasi usaha.
3. Sertifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
lembaga mandiri yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 55
Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 dan sertifikasi usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 54 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga
Tenaga Kerja Ahli Warga Negara Asing
Pasal 56
1. Pengusaha pariwisata dapat mempekerjakan tenaga kerja ahli warga
negara asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kapita Selekta 30
Pariwisata |2014
2. Tenaga kerja ahli warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari organisasi asosiasi pekerja
profesional kepariwisataan.
BAB XIII
PENDANAAN
Pasal 57
Pendanaan pariwisata menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah, pengusaha, dan masyarakat.
Pasal 58
Pengelolaan dana kepariwisataan dilakukan berdasarkan prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Pasal 59
Pemerintah Daerah mengalokasikan sebagian dari pendapatan yang
diperoleh dari penyelenggaraan pariwisata untuk kepentingan pelestarian
alam dan budaya.
Pasal 60
Pendanaan oleh pengusaha dan/atau masyarakat dalam pembangunan
pariwisata di pulau kecil diberikan insentif yang diatur dengan Peraturan
Presiden.
Pasal 61
Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan peluang pendanaan bagi
usaha mikro dan kecil di bidang kepariwisataan.
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF
Kapita Selekta 31
Pariwisata |2014
Pasal 62
1. Setiap wisatawan yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 dikenai sanksi berupa teguran lisan disertai
dengan pemberitahuan mengenai hal yang harus dipenuhi.
2. Apabila wisatawan telah diberi teguran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan tidak diindahkannya, wisatawan yang bersangkutan dapat
diusir dari lokasi perbuatan dilakukan.
Pasal 63
1. Setiap pengusaha pariwisata yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan/atau Pasal 26 dikenai
sanksi administratif.
2. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran tertulis;
b. pembatasan kegiatan usaha; dan
c. pembekuan sementara kegiatan usaha.
3. Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dikenakan kepada pengusaha paling banyak 3 (tiga) kali.
4. Sanksi pembatasan kegiatan usaha dikenakan kepada pengusaha
yang tidak mematuhi teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
5. Sanksi pembekuan sementara kegiatan usaha dikenakan kepada
pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4).
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 64
1. Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum merusak fisik
daya tarik wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Kapita Selekta 32
Pariwisata |2014
2. Setiap orang yang karena kelalaiannya dan melawan hukum, merusak
fisik, atau mengurangi nilai daya tarik wisata sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 65
Badan Promosi Pariwisata Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 ayat (1) harus telah dibentuk paling lambat 2 (dua) tahun setelah
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 66
1. Pembentukan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 untuk pertama kalinya difasilitasi oleh
Pemerintah.
2. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus telah dibentuk dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun
setelah Undang-Undang ini diundangkan.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 67
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah ditetapkan dalam
waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 68
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3427) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Kapita Selekta 33
Pariwisata |2014
Pasal 69
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku semua peraturan perundang-
undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 3427), dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Pasal 70
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini
dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 16 Januari 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Kapita Selekta 35
Pariwisata |2014
Theobald (2005:6; MacDonald, 2004:8; dan Wang, 2000:3), motivasi orang
berbergian juga bertambah, tidak saja untuk berwisata tetapi juga untuk
berdagang (ekonomi), perjalanan religius, perang, migrasi, dan keperluan
studi.
I. Pariwisata
Secara garis besar Pariwisata belum banyak diungkapkan oleh para
ahli bahasa dan pariwisata indonesia. Kata Pariwisata berasal dari dua
suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan
berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Jadi
pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-
kali atau berkeliling, adalah padanan bahasa indonesia untuk istilah tourism
dalam bahasa inggris (Muljadi A.J, 2009:8).
Kapita Selekta 36
Pariwisata |2014
2. Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti(2008), Pariwisata
adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam
suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang
dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia
memperoleh pekerjaan tetap.
3. Menurut Lundberg (1997), Pariwisata adalah suatu konsep umum yang
sejarahnya balik ke tahun 1811, atau sebelumnya, dan definisinya terus
berubah. Istilah kepariwisataan mencakup orang-orang yang
melakukan perjalanan pergi dari rumahnya dan perusahaan-
perusahaan yang melayani mereka dengan cara memperlancar atau
mempermudah perjalanan mereka atau membuatnya lebih
menyenangkan.
4. Menurut E Guyer-Freuler dalam buku Handbuch des Eschweijerischen
Volkwirtschaft, Pariwisata adalah zaman sekarang yang didasarkan
atas kebutuhan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar
dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan
alam semesta dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya
pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia
sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri, dan perdagangan
serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan ( Sinulingga,
islandeaster.com ).
5. Menurut Wikipedia (Ensiklopedia Bebas), Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga
persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini.
6. Menurut undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah Keseluruhan kegiatan
yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multi dimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Kapita Selekta 37
Pariwisata |2014
7. WTO (World Tourism Organization), dalam Muljadi A.J (2009:9)
mendefinisikan pariwisata sebagai the activities of persons travelling to
and staying in places outside their usual environment for not more than
one concecutiveyear for leisure, business and other purposes atau
berbagai aktifitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan
perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya dan tidak
lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenagan, bisnis, dan
keperluan lain.
Keberangkatan
Daerah Daerah
Asal Tujuan
Wisata Daerah Wisata
Transit
Kedatangan
Lingkungan : Sumber Daya Manusia, Sosial-budaya, Ekonomi, Teknologi, Politik,
Hukum
Kapita Selekta 39
Pariwisata |2014
pariwisata lebih banyak bertujuan memberikan daya tarik supaya
pariwisata dapat dianggap sebagai sesuatu yang berarti bagi
perekonomian suatu negara. Sebagai suatu industri, pariwisata tidak
dapat diukur, karena tidak memiliki standar nomor klasifikasi seperti
dikatakan oleh Robert Christie Mill dan Alais M. Morison : There is No
Standard Industrial Classification Number for Tourism (Oka A. Yoeti,
2008).
Kapita Selekta 41
Pariwisata |2014
Berikut jenis-jenis Pariwisata menurut Spillane (1987) :
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara
segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk
mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru,
untuk menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan
ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.
2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan
keletihan dan kelelahannya.
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah
lain, selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan
peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan,
atau untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian
rakyat, dan lain-lain.
Kapita Selekta 42
Pariwisata |2014
a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya
peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World
Cup, dan lain-lain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi
mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti
pendakian gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.
5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau
perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang
tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun
pilihan waktu perjalanan.
6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta
yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara
penyelenggara.
Prof, Salah Wahab, dalam bukunya Tourism Management di dalam
Oka A Yoeti (1985:116-120), membagi bentuk pariwisata sesuai dengan
motivasi perjalanan yang dilakukan setatus objek yang dikunjungi, sebagai
berikut:
1. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan, yang dapat
dibedakan dengan dua bagian penting, yaitu:
a. Individual Tourism
Di sini yang melakukan perjalanan wisata itu adalah seorang
wisatawan atau satu keluarga yang melakukan perjalanan secara
bersama.
b. Group Tourism
Group Tourism yaitu jenis pariwisata di mana yang melakukan
perjalanan wisata itu sendiri dari banyak orang yang tergabung
dalam suatu rombongan (group) yang bisa di organisasi oleh
sekolah, organisasi atau saat Tour Operator/Travel Agent. Adapun
jumblahnya bervariasi, ada yang 15 orang dan ada yang samapi 20
orang.
Kapita Selekta 43
Pariwisata |2014
2. Menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan, yang dapat dibagi
sebagai berikut:
a. Recreational Tourism atau Leisure Tourism
Yaitu sejenis pariwisata yang maksud perjalananya untuk
mengembalikan kekuatan fisik maupun mental setelah melakukan
pekerjaan/tugas rutin sehari-hari.
b. Curtural Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya
adalah dalam rangka memperkaya informasi dan menambah
pengetahuan tentang negara-negara lain, disamping ingin mendapat
kepuasan, entertaiment dari hasil kebudayaan suatu bangsa, seperti
tari-tarian tradisional serta tata cara hidup (the way of life) dari
masyarakat setempat.
c. Health Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang tujuannya adalah dalam rangka
pengobatan atau memulihkan kesehatan di suatu negara atau
tempat, seperti mengunjungi: hot spring, mudbath, treatment by
mineral, treatment by hot sand dan sebagainya.
d. Sport Torism
Yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memenuhi kepuasan
untuk melakukan kegiatan olah raga yang disenangi, seperti
misalnya: fishing, hunting, deep-sea diving, skiing, hiking, boating,
dan olah raga lainnya.
e. Conference Tourism
Di Indonesia dikenal dengan istilah Pariwisata Konvensi. yang
dimaksud dengan pariwisata ini, ialah perjalanan yang dilakukan
untuk suatu pertemuan, konperensi, convention, di mana para
pesertanya juga memerlukan fasilitas kepariwisataan seperti
transportasi, akomodasi, pre and post conference tour serta
pembelian souvenir sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang sebagai
kenag-kenangan.
3. Menurut Alat Pengangkutan yang digunakan
Kapita Selekta 44
Pariwisata |2014
a. Land Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang dalam kegiatannya menggunakan
kendaraan bus, taxi, atau kereta api, jadi dalam tour ini yang
penyelenggaraan pengangkutan dari dan ke daerah tujuan juga
menggunakan pengangkutan darat.
b. Sea and River Tourism
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang menggunakaan kapal laut
dan perahu untuk pesiar atau mengunjungi tempat-tempat objek
wisata.
c. Air Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang menggunakan angkutan udara dari
dan ke daerah tujuan wisata yang hendak di kunjungi.
4. Menurut Letak Geografisnya
a. National Domestic Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang dikembangkan dalam wilayah suatu
negara, di mana para pesertanya tidak saja terdiri dari warganegara
sendiri tetapi juga orang asing yang berdiam di negara tersebut.
b. Regional Tourism
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan dalam suatu
wilayah tertentu, dapat regional dalam lingkungan nasional dan
dapat pula regional dalam ruang lingkup intenasional.
c. Internasional Tourism
Yaitu kepariwisataan yang terdapat atau dikembangkan di
banyak negara di dunia dan dalam hal ini sinonim dengan pariwisata
dunia (World Tourism).
5. Menurut Umur yang melakukan Perjalanan
a. Youth Tourism
Di Indonesia di kenal dengan istilah Pariwisata Remaja. Yaitu
jenis pariwisata yang dikembangkan bagi para remaja yang suka
melakukan perjalanan wisata dengan harga yang relatif murah yang
biasanya menggunakan akomodasi Youth Hostel.
b. Adult Tourism
Kapita Selekta 45
Pariwisata |2014
Yaitu kegiatan pariwisata yang diikuti oleh orang-orang yang
berusia lanjut. Biasanya orang-orang yang melakukan perjalanan ini
adalah orang-orang yang menjalani masa pensiunnya yang ingin
menghabiskan masa tua dengan melihat negri lain yang belum
pernah dilihat atau dikunjunginya.
6. Menurut Jenis Kelamin
a. Masculine Tourism
Yaitu sejenis Pariwisata yang hanya diikuti oleh kaum pria saja,
seperti misalnya Safari Hunting Adventure yang sering dilakukan di
Afrika.
b. Feminine Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang hanya diikuti oleh kaum wanita saja,
seperti misalnya tour yang diselenggarakan khusus untuk
menyaksikan demonstrasi kecantikan, masak memasak, hias
menghias, dan lain-lain.
7. Menurut Harga dan Tingkat Sosial
a. Delux Tourism
Yaitu perjalanan wisata yang menggunakan fasilitas standar
delux, baik alat pengangkutan, hotel maupun atraksi yang hendak
disaksikannya.
b. Middle Class Tourism
Yaitu perjalanan wisata yang diperuntukkan bagi mereka yang
menginginkan fasilitas dengan harga dan fasilitas tidak terlalu mahal,
tetapi juga tidak terlalu jelek pelayanannya.
c. Social Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang penyelenggaraannya dilakukan
secara bersama dengan biaya yang diperhitungkan semurah
mungkin dengan fasilitas yang cukup memadai selama perjalanan.
Kapita Selekta 46
Pariwisata |2014
1. Hubungan Manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, artinya segala
usaha, dan kegiatan, serta pengembangan pariwisata hendaknya
berdasarkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sebagaimana di atur dalam nilai nilai Agama.
2. Hubungan Manusia dengan Manusia, artinya prlu adanya
keseimbangan hidup antar individu manusia dengan individu
manusia serta kelompok manusia (masyarakat).
Kapita Selekta 47
Pariwisata |2014
Nature
Environment, ecology
sustainabilit
y
society economy
Kapita Selekta 48
Pariwisata |2014
16 Hambatan alam dan bangunan Hambatan alam dan bangunan
bersejarah digusur dipertahankan
17 Arsitektur dari luar Arsitektur lokal
Sumber : Andy Mappi Sammeng. Cakrawala Pariwisata (2000: 223)
MASYARAKAT
lain
Inst SETEMPAT
lain
itus
i
Kapita Selekta 49
Pariwisata |2014
2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya dan kearifan
lokal.
3. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan
proporsionalitas.
4. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup.
5. Memberdayakan masyarakat setempat.
6. Menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah antara pusat dan
daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam rangka otonomi
daerah serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.
J. Tujuan Kepariwisataan
Kapita Selekta 50
Pariwisata |2014
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
rakyat, mengatasi pengangguran dan menghapus kemiskinan.
Pariwisata sangat penting bagi pemulihan ekonomi dunia dan
penciptaaan lapangan kerja, terutama jenis pekerjaan yang lebih baik
dan dengan penghasilan yang lebih tinggi. Setelah perekonomian
tumbuh berbasis pertanian, komoditi, dan industri olahan, pertumbuhan
sektor jasa-jasa termasuk jasa pariwisata, menjadi sumber
pertumbuhan abad ke 21. Komitmen untuk kerjasama antar sektor
untuk mengatasi kendala pariwisata seperti prasarana dan
meningkatkan anggaran untuk promosi pariwisata terus dilakukan agar
tercapainya hasil yang diinginkan. Ada dua poin utama yang sering
muncul dari dampak positif pariwisata dari segi perekonomian.
a. Pertama pentingnya sektor pariwisata sebagai solusi dari pemulihan
pereknoomian dunia dan penciptaan lapangan kerja.
1) Pariwisata menyumbang 9% terhadap PDB Dunia secara
langsung dan tidak langsung (angka untuk Indonesia adalah
sumbangan langsung terhadap PDB adalah 4,1% dan secara
tidak langsung 9%).
Kapita Selekta 51
Pariwisata |2014
4) Menurut ILO, pada tahun 2011, pariwisata menciptakan 244 juta
pekerjaan atau 8,7% dari penyerapan tenaga kerja di dunia (1 dari
12 pekerjaaan di dunia), dan setiap 1 pekerjaan di sektor
pariwisata menciptakan 2 pekerjaan di sektor terkait. Penyerapan
tenaga kerja di pariwisata penting untuk kelompok muda dibawah
30 tahun dan untuk wanita (60%). (Untuk Indonesia penyerapan
tenaga kerja dari sektor pariwisata secara langsung dan tidak
langsung adalah 7%).
Kapita Selekta 52
Pariwisata |2014
Posisi Indonesia adalah mengarisbawahi pentingnya pariwisata
bagi pemulihan perekonomian dunia.
2. Melestarikan Alam, Lingkungan, dan Sumber Daya
Pariwisata dan energi berkelanjutan dapat menghidupkan
pembangunan berkelanjutan yang mengingatkan kita semua khususnya
para stakeholder pariwisata (pemerintah, dunia usaha pariwisata, dan
masyarakat) akan pentingnya pembangunan kepariwisataan
berkelanjutan dan tanggung jawab yang mengedepankan penggunaan
energi yang efisien dan terbarukan serta melindungi planet ini.
Pemnangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan berdasarkan
prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan; berorientasi
pada peningkatan pretumbuhan, peningkatan kesempatan kerja,
pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan.
Sebagai contoh aplikasi dari prinsip pembangunan pariwisata
berkelanjutan tersebut UN-WTO telah menetapkan obyek wisata
Pangandaran, Jawa Barat sebagai proyek percontohan dalam
pengembangan pariwisata berkelanjutan yang fokus pada konservasi
keanekaragaman hayati serta penerapan efisiensi energi dan
penggunaan energi terbarukan (Sustainable Tourism Development;
Linking Tourism and Biodiversity Consrevation-Energy Development).
Penerapan sustainable tourism development akan kita terapkan
dalam program prioritas pengembangan produk pariwisata minat
khusus (wisata budaya dan sejarah, wisata alam dan ecowisata, wisata
olahraga rekreasi seperti menyelam, selancar, kapal layar, golf, sepeda,
dan marathon) dalam tiga tahun ke depan 2012-2014 dengan
mengoptimalkan potensi keragaman budaya dan keindahan alam yang
dimiliki masyarakat setempat melalui kegiatan pariwisata dan ekonomi
kreatif dalam rangka melestarikan kekayaan alam dan budaya serta
memberikan kesejahteraan masyarakat.
3. Memajukan kebudayaan.
Mengapa orang dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan
sebagainya datang berduyun-duyun datang ke indonesia, seperti Bali
Kapita Selekta 53
Pariwisata |2014
maupun Yogyakarta? Bukankah di negara mereka sendiri terdapat
banyak pantai yang mungkin saja pemandangan alamnya lebih indah
daripada pemandangan pantai Kuta, pemandangan Gunung di
Yogyakarta atau di Bali tersebut? Bila kita kaji lebih dalam, ternyata
yang menjadi tujuan mereka, para turis asing tersebut adalah ingin
melihat Kebudayaan Bali yang terkenal eksotik dan unik, yang berbeda
dengan kebudayaan masyarakat mereka. Bila Bali dan Jawa tidak
menawarkan kebudayaan masyarakatnya tersebut, mungkin tidak akan
ada daya tarik para wisatawan untuk mengunjunginya.
Kapita Selekta 54
Pariwisata |2014
Arak arak kesenian Jawa/ Nusantara
(Sumber: Dokumentasi Kadangkadeyan Sabdalangit)
Kapita Selekta 56
Pariwisata |2014
daerah dan devisa negara adalah sumbangan penting yang dapat
diberikan oleh bidang pariwisata budaya untuk peradaban Indonesia
yang lebih baik di masa mendatang.
4. Memupuk rasa cinta tanah air
Cinta Tanah Air merupakan pengalaman dan wujud dari sila
Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari di keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, syarat-
syarat pembelaan negara diatur dalam Undang - Undang. Kesadaran
cinta tanah air itu pada hakikatnya berbakti kepada negara dan
kesediaan berkorban membela negara.
Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuh kembangkan
dalam jiwa setiap individu sejak usia dini yang menjadi warga dari
sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.
Salah satu cara untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air
adalah dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya
melalui proses pendidikan. Rasa bangga terhadap tanah air dapat
ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan dengan membagi
dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu,
pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah
alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan
melandasi munculnya rasa cinta tanah air. Cara memupuk rasa cinta
tanah air dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang
kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan
kemerdekaan.
Kapita Selekta 58
Pariwisata |2014
b. Kondisi geografis, dan
c. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar.
Kapita Selekta 59
Pariwisata |2014
6. Mempererat persahabatan antar bangsa
Terkait dengan seruan tersebut, secara implisit dapat dimaknai
pentingnya kebersamaan antarbangsa beragama yang diwadahi dalam
suatu aktivitas yang saling menumbuhkan rasa pengertian dan
persaudaraan. Dalam hal tata kehidupan sebagai bangsa yang memiliki
dan menjunjung tinggi harmoni dalam keberagaman itulah, Indonesia
memiliki daya tarik, keunggulan sekaligus keunikan yang sangat
berpotensi sebagai pilar, positioning dan trademark pariwisata
Indonesia di antara bangsa-bangsa di dunia. Persaudaraan,
kesalingmengertian, dan kebersamaan antarumat beragama jelas-jelas
adalah hal penting yang amat memikat turis.
City branding "Indonesia the Ultimate in Diversity" secara eksplisit
menjelaskan hal itu. Tema World Tourism Day 2009 (Tourism-
Celebrating Diversity) yang dirayakan pada 27 September 2009 di
Ghana pun bernada serupa. Perundangan kepariwisataan (UU No
10/2009) juga menyatakan pariwisata untuk mempererat persahabatan
antarbangsa sebagai salah satu tujuan di antara 10 tujuan
kepariwisataan.
Keyakinan akan keampuhan turisme sebagai berkah untuk
menjaga keharmonisan umat manusia pernah diserukan pada tahun
1980-an dalam Konferensi International Kepariwisataan di Manila yang
mendeklarasikan "dunia pariwisata dapat dijadikan elemen penting
untuk perdamaian dunia". Juga banyak tokoh dunia mengakui
keuntungan dan sifat kepariwisataan.
K. Pemasaran Pariwisata
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana
individual maupunkelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran sesuatu yang bernilai secara bebas
dengan pihak lain (Kotler, 1993). Pemasaran tidak hanya
sekedar bagaimana menjual produk. Menurut Kotler (1993), tujuan
pemasaran adalah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan itu dengan baik, sehingga semua produk menjual dirinya sendiri.
Kapita Selekta 60
Pariwisata |2014
Dalam pariwisata, dikenal destinasi sebagai tujuan wisata, yang merupakan
bagian dari produk pariwisata. Dengan demikian, pemasaran pariwisata
merupakan proses strategis memasarkan sumberdaya pariwisata berupa
destinasi atau obyek wisata. Hal ini diperkuat pendapat Holloway &
Robinson (1995), pemasaran adalah suatu proses strategik yang bertujuan
untuk menyelaraskan sumber-sumber dari suatu tujuan dengan peluang
yang ada di pasar. Mempertahankan wisatawan sama halnya seperti
memenangkan bisnis baru.
Sebagai jasa, untuk dapat memasarkan pariwisata perlu didukung
dengan fasilitas atau bukti fisik (Yazid, 1999). Pemasaran pariwisata tidak
cukup hanya meliputi 3 A saja, namun lebih jauh lagi, siapa sebetulnya
segmen pasarnya dan bagaimana perilakunya (Damanik, 2006),
Penekanannya bagaimana mengkomunikasikan kepada pasar bahwa
produk yang ditawarkan (destinasi) adalah unggul dan berbeda dengan
produk lain. Media promosi konvensional tidak selamanya dapat digunakan
untuk produk pariwisata, terlebih produk wisata minat khusus. Pemasaran
pariwisata menurut Holloway & Robinson (1995), terdiri dari 7 P, yaitu
product, positioning, price, promotion, place, packaging, partnership.
BAB II
HOSPITALITY
D. Pengertian Hospitality
1. Hospitality adalah terjemahan dari kata benda Latin hospitium (atau
kata sifatnya hospitalis), yang berasal dari hospes, yang artinya tamu
atau tuan rumah. Konsep ini juga dipengaruhi oleh kata Yunani xenos,
yang menunjuk kepada orang asing yang menerima sambutan atau
yang melakukan penyambutan terhadap orang lain. (Michele
Hershberger)
2. Hospitality dari kata hospes yang berarti tamu; hospitalitas berarti sikap
sebagai tuan rumah yang baik) sering diartikan sebagai
Kapita Selekta 61
Pariwisata |2014
keramahtamahan orang yang suka menjamu, akrab dan dapat
menciptakan suasana santai (Henri J.M. Nouwen).
3. Hospitalitas adalah suatu aktivitas perancangan dan pergerakan atau
pandauan oleh sesuatu perusahaan atau organisasi berhubung dengan
segala kaedah, peraturan, dan juga tanggungjawab serta tugas-tugas
kaki tangannya itu.(Wan Azmi)
4. The hospitality industry is a broad category of fields within the service
industry that includes lodging, restaurants, event planning, theme
parks, transportation, cruise line, and additional fields within the tourism
industry (Wikipedia).
5. Hospitality merupakan interaksi antara tuan rumah (hosts) dengan tamu
(guests) pada saat yang bersamaan mengkonsumsi makanan/minuman
dan akomodasi (tim STP Bali, 2008).
6. Hospitality is the act or practice of one who is hospitable; reception and
entertainment of strangers or guests without reward, or with kind and
generous liberality (Webster, 1913).
7. Hospitality adalah sikap keramah tamahan dalam artian merujuk pada
hubungan antara guest/tamu dan host/pelayanan dan juga merujuk
pada aktivitas/kegiatan keramah-tamahan yaitu:penerimaan tamu dan
pelayanan untuk para tamu dengan kebebasan dan kenyamanan
(yudik)
8. Baker dan Jeremey (2001) mendefinisikan hospitality sebagai berikut:
Hospitality a commercial contract to enter into relationship that
involves supplying the amenitas, comforts, conveniences, social
interactions, and experiences of shalter and entertainment that a gust
or customer values.
9. Hospitality industry as all companies involved in providing services for
guests (hotels, inns, restaurants, and other recreational activities)
(Horner and Swarbooke, 1996).
10. Hospitality a commercial contract to enter into service relationship that
involves supplying the amenities, comforts, conveniences, social
Kapita Selekta 62
Pariwisata |2014
interactions, and experiences of shelter and entertainment that a guest
or customer values ( Baker dan Jeremy, 2001)
11. Hospitality is a giving a party is very much like having a baby; its
conception is more fun than its completion (Anon)
12. Hospitality is a kindness in welcoming strangers or guests and
receptiveness. ( Collins English Dictionary Complete and
Unabridged (HarperCollins Publishers 1991, 1994, 1998, 2000, 2003)
Here is a definition of Hospitality:
H = home: the original Public House was exactly that: a house where
the inn-keeper welcomed strangers to stay with him: at a (fair) rate
O = openness: a place where one is welcomed with openness: genuine
and caring
S = secure: where you are ensured that you can indeed sleep without a
worry
P = peaceful: in order to be refreshed upon departure
I = intelligent: a place where they have given your stay more than a
good thought
T = trust: the re-assurance that you are not taken for a ride
A = able: where there are able men (and women) there to serve you
L = listen: where one is being listened to
I = informative: where you can gather news and information as well as
share it
T = together: in the sharing warmth of other travelers and providers
Y = YOU: are our Number One: the Guest
(the Guest Jean Keijdener, Country General Manager, Executive
Office, Somerset Palace, Seoul, South Korea )
13. Hospitality is a the offering of kind reception, accommodation and
entertainment to a stranger, a friend or a partner in business. (David
Opele, Intercontinental Hotel, Nairobi, Kenya)
14. Hospitality is the care and feeding, and their supporters who care, for
people away from home. ( Caroline A. Cooper, CHA, Ed.D, Executive
Kapita Selekta 63
Pariwisata |2014
Director, Business & Hospitality Relations, Johnson and Wales
University, Providence, RI)
15. Hospitality is to create a working atmosphere that empowers and
motivates "front liners" to furnish guests with a memorable experience.
( Jean-Claude Koster, CHA, EHL, Prsident, Koster Associates,
Consultants to the hospitality Industry, Madrid Spain)
16. Menurut Oxford English Dictionary: Hospitality is the reception and
entertainment of guest, visitors or strangers with liberality and good
will.
Kata hospitality seringkali kita identikan dengan hotel dan restoran.
Namun, sebenarnya kata Hospitality mempunyai arti yang lebih luas
daripada sekedar hotel dan restoran.
Selain itu menurut kamus Indonesia; Hospitality adalah
keramahtamahan. Sedangkan hospitality industri berhubungan erat dengan
budaya ramah tamah dan upayanya dalam menghibur serta memberikan
pelayanan terbaik bagi pelanggan/ tamu. Oleh sebab itu industri ini juga
disebut sebagai industri ramah tamah.
Disini dijelaskan bahwa hospitality merupakan suatu kontrak komersil
di dalam dunia pelayanan yang berhubungan dengan penyediaan fasilitas,
kenyamanan, kemudahan, interaksi sosial dan pengalaman tinggal serta
hiburan yang dinilai oleh tamu atau pelanggan.
Aktivitas di atas tentunya tidak bisa dilepaskan pula dari dunia
pariwisata, karena itu Walker (2002) mengajukan payung industri hospitality
dan pariwisata menjadi empat katagori yaitu travel, recreation, lodging dan
food service.
E. Jenis Hospitality
Hospitality di bedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Keramahtamahan pribadi,yaitu keramahtamahan tanpa mengharapkan
pembayaran ,mungkin harapan sebatas pujian,keramahtamahan
pribadi di jumpai di dalam rumah tangga
2. Keramahtamahan umum,yaitu keramahtamahan yang sumber dari
keramahtamahan pribadi yang bertujuan untuk memperoleh
Kapita Selekta 64
Pariwisata |2014
bayaran,contohnya para pengusaha yang mendirikan penginapan
komersil,hotel,restoran,dan lain-lain (Bayu Kusuma).
F. The Spirit of Hospitality dan ATTITUDE
Berikut ini pertanyaan yang harus dijawab dalam The Spirit Of
Hospitality:
1. Kunci dasar didalam hospitality business?
Kunci Dasar Dari Bisnis Keramah-Tamahan dalah attitude atau
spirit. adalah kunci kesuksesan dalam sebuah bisnis keramah-
tamahan.
a. Perhatikan Jika A =1 ; B = 2 ; C = 3, Dst.................
Maka
K N O W L E D G E TO
TAL
1 1 1 2 1 5 4 7 5 96
1 4 5 3 2 %
S K I L L TO
TAL
1 1 9 1 1 63
9 1 2 2 %
A T T I T U D E TO
TAL
1 2 2 9 2 2 4 5 10
0 0 0 1 0%
Kapita Selekta 65
Pariwisata |2014
f. Attitude atau Spirit dapat memberikan penghargaan yang diberikan
kepada anda sesuatu yang special dan berbeda untuk dibawa
pulang setiap harinya.
g. Attitude atau Spirit beriringan sebagaimana berkerjasama dengan
Kolega, Atasan maupun Tamu yang bergabung dengan Spirit Of
Hospitality anda.
Kapita Selekta 66
Pariwisata |2014
merasa sangat berharga dan mendapatkan sesuatu walaupun
mengeluarkan uang.
e. Inviting guest to return with a sincere Thank you; Tamu akan
kembali mengunjungi kita lagi dan memberitahukan kepada teman-
temannya akan hal spirit of hospitality, apalagi tamu vip, vvip
f. Creating a warm atmosphere of hospitality; The hospitality-
keramah tamahan adalah hal terbaik yang ditampilkan ketika kita
perduli dan menunjukan keaslian budaya dalam memuaskan
kebutuhan tamu.
g. Excellent in everything we do; Hasil akhir akan membuat pelayanan
kita menjadi prima.
h. Understand the guest; Setiap tamu selalu ingin dimengerti baik
kebutuhan maupun keinginannya
i. Make a guest important; Setiap tamu ingin dianggap penting
4. Siapa pelanggan anda ?
a. Setiap orang yang penting kita sebut tamu.
b. Banyak tipe-tipe tamu yang datang ke tempat bisnis keramah-
tamahan.
c. Setiap tamu mempunyai alasan yang berbeda untuk berkunjung.
d. Setiap tamu inginkan pelayanan special dan perhatian.
e. Setiap tamu pasti menginginkan pelayanan yang memuaskan
5. Jika anda seorang tamu ?
a. Karyawan tidak perduli dengan anda.
b. Anda tidak dihargai.
c. Karyawan terlalu sibuk untuk melayani dan memenuhi kebutuhan
anda.
d. Anda diberikan informasi yang sedikit oleh karyawan.
e. Karyawan tidak bekerjasama seperti tim.
f. Karyawan tidak perduli terhadap pekerjaannya.
g. Karyawan tidak perduli terhadap kepuasan pelanggan
6. The Hospitality Professional ?
a. Mampu mendengarkan / berkomunikasi dengan baik.
Kapita Selekta 67
Pariwisata |2014
b. Mampu memperlakukan semua tamu special.
c. Mampu memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan dan
keinginan tamu.
d. Mampu bersikap ramah dan tersenyum.
e. Mampu berpenampilan baik dan rapih .
f. Mampu sopan dan santun.
g. Mempunyai sikap dan prilaku yang baik.
h. Mampu melayani tamu dengan melihat perspektif tamu setiap saat.
i. Harus berterima kasih kepada tamu.
7. Mengapa anda menghargai sebuah profesionalitas?
a. Karena mempunyai bakat dan kemampuan yang alami.
b. Karena harus mampu menghargai orang lain.
c. Karena hjarus berdedikasi terhadap pekerjaan.
d. Karena harus jujur.
e. Karena harus ketidaktergantungan.
f. Karena serius terhadap pekerjaan.
g. Karena antusias and enjoy terhadap pekerjaan.
h. Karena the tops apa yang dilakukannya.
i. Karena memberikan lebih .
8. Ketika team tidak lagi solid?
a. Karena memikirkan kepentingan pribadi.
b. Karena tidak menyadari bahwa keterkaitan dengan departemen
lainnya.
c. Karena tidak bekerja secara performa .
d. Karena gagal dalam mencapai tujuan bersama.
e. Karena ketidak percayaan kepada departemen lainnya.
f. Karena tidak membantu satu dengan yang lainnya.
g. Karena tidak peka terhadap kebutuhan team.
h. Karena tidak termotivasi.
i. Karena membiarkan tamu dengan kesan negative
j. Karena saling curiga-mencurigai.
k. Karena masalah dalam berkomunikasi.
Kapita Selekta 68
Pariwisata |2014
9. Apa yang ingin anda capai dengan menjadi bagian dari team ?
a. Perkembangan komunikasi sesama teman sejawat.
b. Kepercayaan dan suasana kerja yang nyaman.
c. Saling membantu dalam situasi sulit atau sibuk.
d. Mengurangi stress.
e. Mengetahui peran, tugas dan tanggungjawab masing-masing
individu.
f. Berkesempatan belajar dari orang lain.
g. Membuat tujuan, visi, dan misi bersama lebih mudah tercapai.
E. Ruang lingkup hospitality
Dalam kenyataannya, hospitalitas bergandengan dengan industri
pariwisata, dengan dua unsurnya, yaitu tangible dan intangible. Hospitalitas
dikatakan bergandengan dengan industri pariwisata karena hospitalitas
adalah roh utama sebagai ruang lingkupnya berikut ini:
1. Pada bidang perhotelan (Lodging),
2. Restoran,
3. Dunia hiburan,
4. Tempat tetirah (resort),
5. Spa,
6. Mice,
7. Kapal pesiar,
8. Lembaga-lembaga perawatan,
9. Serta klinik privat.
(http://pariwisata.fib.ugm.ac.id/staf-pengajar)
Walker (2002) mengajukan payung industri hospitality dan pariwisata
menjadi empat katagori yaitu:
1. Travel
2. Recreation
3. Lodging
4. Food Service.
F. Jenis-jenis Usaha di Bidang Hospitality
Kapita Selekta 69
Pariwisata |2014
Damardjati (1992) dalam Karyono (1997) mendefinisikan industri
pariwisata sebagai rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, yang
secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-
jasa/layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung
maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama
perlawatannya. Usaha-usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi 4
(empat) golongan besar antara lain: Transportasi, Akomodasi dan
Perusahaan Pangan, Perusahaan Jasa Khusus, Penyediaan Barang.
Dari ke empat pengelompokan tersebut secara rinci dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Transportasi
Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana
yang digeraklan oleh manusia, binatang atau mesin. Pengertian
transporasi adalah the means to reach the destination and also means
of movement at the destination yang artinya fungsi transporatasi
sebagai alat untuk mencapai daerah tujuan wisata dan alat bergerak
selama barada di daerah tujuan wisata.
Transportasi wisata membutuhkan beberapa elemen dasar
sistem transprtasi wisata sebagai berikut.
a. Jalan (the way)
Jalan merupakan media yang digunakan oleh alat
transportasi. Jalan bisa berupa buatan manusia (jalan raya, rel
kereta api). Namun jalan juga berasal dari alam, seperti air dan
udara.
b. Terminal
Terminal merupakan sarana aksesbilitas atau sarana
berpindah dari satu moda ke moda yang lain bagi pengguna.
Terminal dapat berupa seperti bandar udara, stasiun kereta api,
trminal bus, pelabuhan bahkan halte.
c. Unit Angkutan
Kapita Selekta 70
Pariwisata |2014
Unit angkutan merupakan jumlah alat angkut yang
memfasilitasi pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain.
Sifat dari unit angkutan dipengaruhi oleh demand (hukum
permintaan) para pengguna jasa transportasi dan teknologi,
misalnya booking secara terhubung on line
d. Tenaga Penggerak
Transportasi memerlukan energi penggerak yang dahulunya
berawal dari tenaga kuda dan perahu.
2. Akomodasi dan Perusahaan Pangan
a. Jenis akomodasi:
hotel, apartemen, sanatorium, bungalow, pondok, perkemahan,
pusat peristirahatan, dan sebagainya.
b. Jenis perusahaan pangan:
restoran, rumah makan, cafe, warung, kantin. Bar, pub dan
sebagainya.
3. Perusahaan Jasa Khusus
Dapat berupa biro perjalanan, agen perjalanan, pelayanan
wisata, pramuwisata, pelayanan angkutan barang atau porter,
perusahaan hiburan, penukaran uang, asuransi wisata dan lain
sebagainya.
4. Penyediaan Barang
Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang
dapat ditawarkan atau dijual kepada wisatawan yang mempunyai
keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata. Barang tersebut dapat
berupa souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu,
soeseki, papan selancar, buah-buahan dan sebagainya.
BAB III
WISATA KULINER
Beberapa tahun belakangan, setiap akhir pekan atau saat hari libur sudut
sudut kota menjadi sesak oleh para pengunjung dari luarkota yang sengaja
datang untuk berwisata kuliner, salah satu yang menjadi tujuan wisata adalah
Kapita Selekta 71
Pariwisata |2014
keanekaragaman makanan yang tersedia baik makanan khas lokal, maupun
makanan ala luar negeri.
Kapita Selekta 72
Pariwisata |2014
b. kunjungan ke suatu tempat yang merupakan produsen dari suatu
makanan, festival makanan, restoran, dan lokasi-lokasi khusus untuk
mencoba rasa dari makanan dan atau juga untuk memeroleh
pengalaman yang didapat dari makanan khas suatu daerah yang
merupakan motivasi utama seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata) (Hall & Sharples, dalam www.digilib.petra.ac.id)
c. Wisata kuliner adalah suatu perjalanan yang di dalamnya meliputi
kegiatan mengonsumsi makanan lokal dari suatu daerah; perjalanan
dengan tujuan utamanya adalah menikmati makanan dan minuman dan
atau mengunjungi suatu kegiatan kuliner, seperti sekolah memasak,
mengunjungi pusat industri makanan dan minuman; serta untuk
mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika mengonsumsi
makanan dan minuman (www.digilib.petra.ac.id)
2. Makanan khas
8. Peluang bersosialisasi
Kapita Selekta 73
Pariwisata |2014
9. Interaksi budaya dengan kuliner
Kapita Selekta 74
Pariwisata |2014
BAB IV
BIRO PERJALANAN WISATA
Biro Perjalanan Wisata dapat diartikan sebagai usaha jasa komersial, yang
mengatur, menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang,
atau kelompok orang (group) untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama
untuk berwisata. Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan
perjalanan dan sekaligus penyelenggaraan wisata yang kegiatannya meliputi :
Penyusunan dan penyelenggaraan paket wisata, Penyediaan pelayanan
wisata, Pemesanan akomodasi, restoran, dan sarana lainnya,
Penyelenggaraan perlengkapan perjalanan (dokumen) wisata (Kepmen
Parpostel No: Km 10/Pw.102/Mppt-93).
H. Pengertian Biro Perjalanan Wisata (BPW)
Kapita Selekta 75
Pariwisata |2014
1. Nyoman S. Pendit memberikan pengertian bahwa BPW adalah
perusahaan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan
bagi seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya.
2. R. S. Damardjati menjelaskan bahwa BPW adalah perusahaan yang
khusus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan
orang orang termasuk kelengkapan perjalannannya, dari suatu
tempat ke tempat lain, baik di dalam negri, dari dalam negri, ke luar
negri atau dalam negri itu sendiri.
3. Dr. James J. Spilline memberikan penjelasan, Biro perjalanan (travel
agency) adalah badan atauperusahaan yang memberikan informasi,
melayani pemesanan (reservation), penjualan tiket kepada wisatawan
maupun orang lain yang melakukan perjalanan.
4. Di Indonesia, menurut Surat Keputusan Direktur Jendral Pariwisata
No.Kep.16/U/ II/88 tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan,
kita memperoleh dua pengertian tentang Agen Perjalanan (Travel
Agent) dan Biro Perjalanan (Travel Bureau) yang mempunyai kegiatan
berbeda satu sama lain. Biro Perjalanan Wisata bisa disebut sebagai
Wholesaler yang mempunyai kegiatan usaha yang lebih luas
dibandingkan dengan Agen Perjalanan Wisata yang bisa disebut
sebagai Retailer.
Kapita Selekta 76
Pariwisata |2014
9. Penyelenggaraan perjalanan insentif
J. Fungsi Biro Perjalanan Wisata
1. Fungsi Umum
2. Fungsi Khusus
a. Travel Biro sebagai intermediary (perantara)
Travel Biro berfungsi sebagai perantara antara wisatawan
dengan perusahaan industri pariwisata (sebagai supplier). Untuk
kepentingan wisatawan, ia bertugas melengkapi segala informasi
tentang berbagai hal menyangkut perjalanan wisatawan, terutama
daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi; memberikan
nasihat/petunjuk tentang acara perjalanan (itinerary) yang baik,
termasuk pemilihan hotel, transportasi, bar dan restoran,
pertunjukan, dan lain-lain. Ia juga mengatur/menyiapkan
perencanaan perjalanan , dan menyelenggarakan perjalanan
wisata sesuai dengan keinginan wisatawan.
Dari sisi perusahaan industri pariwisata (supplier) sebagai
produsen, Travel Biro merupakan saluran distribusi untuk menjual
produk-produk jasa perusahaannya.
b. Travel Biro sebagai organisator
Travel Biro harus bisa menciptakan kerja sama yang baik
antara wisatawan dengan perusahaan industri pariwisata sebagai
supplier (perusahaan angkutan, perhotelan, transportasi, restoran,
objek wisata, dan lain-lain). Untuk maksud tersebut perusahaan
harus aktif melakukan kontak dan kerja sama dengan pihak
supplier; membuat perjanjian-perjanjian yang khusus mengatur
Kapita Selekta 77
Pariwisata |2014
hubungan kerja yang akan dilaksanakan untuk kegiatan wisata,
sehingga jelas hak dan kewajiban masing-masing.
Fungsi lain sebagai organisator yang penting adalah
menyiapkan bermacam-macam paket wisata, baik berupa tailor
made tour, maupun ready made tour yang dapat ditawarkan ke
calon wisatawan.
Kapita Selekta 78
Pariwisata |2014
been a distinct difference between travel agents and tour operators,
although some companies, are both. The travel agent is a retailer; the tour
operator is a wholesaler. Dinyatakan bahwa ada perbedaan yang jelas
antara travel agents dan tour operators, walaupun ada beberapa
perusahaan yang melakukan keduanya. Travel agents adalah retailer
sedangkan tour operators adalah wholesaler.
Contoh Sederhana : Struktur Organisasi Biro Perjalanan Wisata
KOMISARIS
DIREKSI
Kapita Selekta 79
Pariwisata |2014
Lain-lain kegiatan pemasaran sesuai dengan kebutuhan
2. Fungsi Produksi / Operasi
a. Collecting & reviewing brochures and other literatures from travel
products suppliers and ascertaining the currency of information
Mengoleksi dan meninjau ulang brosur dan literature lain dari
pemasok dan menetapkan informasi yang terkini/terbaru
b. Writing tickets
Menerbitkan/issue tiket
c. Booking space
Mengupayakan peluang pemesanan tour maupun tiket
d. Maintaining and controlling airline ticket stock
Menjaga dan mengontrol/memantau stock tiket
e. Keeping tariffs up to date
Menjaga agar info tarrif selalu up to date/terbaru
f. Designing Package Tours
Merancang paket wisata, baik untuk ready made tours maupun
tailor made tours
g. Preparing quotations and agent tariff
Menyiapkan penghitungan harga (untuk keperluan produk khusus,
Agent Tariff, dan atas pesanan)
h. Receive and process reservations
Menerima pemesanan jasa dan melakukan proses penyiapan
layanan ke supplier (transport, hotel, restoran, dan lain-lain)
i. Finalising booking and execution
Menyelesaikan proses akhir pemesanan jasa dan pelaksanaan
layanan jasa.
j. Filing
Mengarsipkan dokumen perusahaan
k. Ordering
Mengorder segala kebutuhan perusahaan
l. Others
Kegiatan-kegiatan lain sesuai kebutuhan
3. Fungsi Keuangan/ Akuntansi
a. Bookkeeping and accounting
Melakukan pembukuan dan akuntansi
b. Billing
Melakukan pembuatan invoice dan pembayaran kepada pemasok
c. Budgeting
Kapita Selekta 81
Pariwisata |2014
Penginapan / Hotel adalah suatu tempat yang digunakan untuk
transit (singgah) maupun untuk tinggal beberapa waktu yang bertujuan
untuk memberi kenyamanan pada sebuah perjalanan wisata.
Penginapan dapat kita bedakan menjadi beberapa bagian
menurut klasifikasi bintang, antara lain :
a. Melati / Jasmine (Guest house, Losmen, Wisma )
b. One star hotel
c. Two stars hotel
d. Three stars hotel
e. Four stars hotel
f. Five stars hotel
g. Five stars hotel plus
h. Six stars hotel
i. Seven stars hotel
Kapita Selekta 82
Pariwisata |2014
c. Box / Take away, adalah penyajian makanan dan minuman secara
box (bungkus), dimana alternative ini diambil jika waktu dari sebuah
kunjungan wisata waktunya sangat sedikit dan tidak memungkinkan
untuk singgah untuk waktu yang lama pada sebuah rumah makan /
restaurant untukmenikmati meals.
7. Tour leader
Tour leader adalah pemimpin rombongan yang bertugas untuk
mengatur setiap jadwal yang tercantum dalam itinerary agar perjalanan
wisata berjalan lancar tanpa hambatan.
8. Porter
Porter bertugas untuk memindahkan luggage (barang) milik
peserta dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya porter dapat dijumpai
di Airport, Pelabuhan, Stasiun, Obyek wista maupun di Terminal bus.
9. Art shop
Kapita Selekta 83
Pariwisata |2014
Art shop adalah penyedia barang oleh oleh atau cinderamata
yang biasanya harus ada dalam sebuah paket perjalanan wisata. Hal
tersebut dimaksudkan agar setiap peserta memiliki kenang kenangan
yang dapat dibawa pulang kembali ke tempat asal masing masing
setelah program perjalanan berakhir.
BAB V
RESTAURANT
H. Sejarah Restaurant
Restaurant yang kita kenal saat ini pada awalnya merupakan usaha
untuk umum, yang menjual hiburan dan makanan. Restaurant merupakan
istilah bahasa inggris yang konon berasal bahasa perancis.
Menurut Anthony M. Rey dan Ferdinand Wieland, istilah ini muncul
menjadi seperti sekarang ini sejak Boulanger, orang perancis, sekitar tahun
1765, menjual sup yang diberinya nama restaurants, yang dalam bahasa
inggris berarti restoratives, obat yang menyegarkan. Sesuatu yang
menyegarkan, selalu dicari orang sejak zaman dahulu sampai kini.
Nama tersebut menjadi daya tarik yang menimbulkan imajinasi luar
biasa di mana mana, sehingga banyak melahirkan ide dan daya pikat
pengunjung. Restaurant pada akhirnya menjadi bisnis yang tidak lekang
sepanjang zaman. Selalu ada dan terus berkembang di seluruh dunia,
dengan segala macam variasi dan keunikannya.
Kapita Selekta 84
Pariwisata |2014
dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun
minum.
2. Restoran Menurut Ir. Endar Sugiarto, MM & Sri Sulartiningrum, SE,
Restoran adalah suatu tempat yang identik dengan jajaran meja meja
yang tersusun rapi, dengan kehadiran orang, timbulnya aroma
semerbak dari dapur dan pelayanan para pramusaji, berdentingnya
bunyi bunyian kecil karena persentuhan gelas gelas kaca, porselin,
menyebabkan suasana hidup di dalamnya
3. Menurut Ismayanti (2010:141), Restoran adalah salah satu jenis usaha
pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen,
dilengkapai dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyajian dan penjualan makanan serta minuman bagi
umum di tempat usahanya.
J. Klasifikasi Restoran
Menurut Soekresno ( 2000 ), dilihat dari pengelolaan dan sistem
penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi 3 ( tiga ) yaitu :
1. Restoran Formal
Pengertian restoran formal adalah industri jasa pelayanan makanan
dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan
pelayanan yang eksklusif. Contoh : member restoran, Gourmet, Main
dining room, Grilled Restoran, exsekutive restoran dan sebagainya. Ciri
ciri restoran formal :
a. Penerimaan pelanggan dengan sistim pemesanan tempat terlebih
dahulu
b. Para pelanggan terikat menggunakan pakaian resmi
c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik atau menu Eropa
popular
d. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian service atau French
service atau modifikasi dari kedua table service tersebut
e. Di sediakan ruangan untuk cocktail selain ruangan jamuan makan
digunakan sebagai tempat untuk minum yang berakohol sebelum
santap malam
f. Di buka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau
makan malam dan makan siang dan tidak di buka untuk makan
pagi
Kapita Selekta 85
Pariwisata |2014
g. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap
khususnya wine and champagne dari beberapa Negara penghasil
wine di dunia
h. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai
dengan suasana romantis dan exclusive
i. Harga makanan dan minuman relatife tinggi disbanding harga
makanan dan minuman di restoran informal
j. Penataan bangku dan kursi memiliki area service yang lebih luas
untuk dapat di lewati gueridon
Burger Corner
Contoh : caf, cafeteria, fast food restoran, coffe shop, bistro,
canteen, tavern, family restaurant, pub, service corner, burger corner,
snack bar. Ciri ciri restoran informal :
a. Harga makanan dan minuman relative murah.
Kapita Selekta 86
Pariwisata |2014
c. Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan
pakaian formal.
f. Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang
lain.
Kapita Selekta 87
Pariwisata |2014
Japanese Restaurant
Contoh : Indonesian food restaurant, Chinese food restaurant,
Japanesse food restaurant etc. Ciri ciri specialities restaurant :
a. Menyediakan sistem pemesanan tempat.
Kapita Selekta 88
Pariwisata |2014
Yaitu cara penyajian makanan dengan meja, adalah merupakan
jenis pelayanan yang tertua dan umum dipergunakan di restaurant.
Table service ini banyak ragamnya, mulai dari formal service, semi
formal dan non formal service yang pelayanannya cepat.
2. Counter Service
Counter Service yaitu merupakan service informal seperti Coffee
Shop, Anack Bar, Foutain Bar dsb.
3. Tray Service
Yang juga merupakan service informal, misalnya kita dapatkan
pada Airline, Hospital, Cafetaria dsb.
4. Self Service
Yaitu service yang biasanya dilakukan di daerah-daerah ramai,
dimana tamu mengambil hidangan sendiri, dan hidangan dihidangkan di
atas counter serta tamu membayar hidangan yang diambil pada cashier.
Umumnya hidangan diberi harga menurut apa yang diambil oleh tamu.
2. Mempersilahkan duduk.
6. Pemesanan minuman.
Kapita Selekta 89
Pariwisata |2014
7. Mengulangi pesanan.
9. Menyajikan minuman.
Kapita Selekta 90
Pariwisata |2014
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima
atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau
inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa
yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan buruk. Bagi pelanggan kualitas pelayanan adalah
menyesuaikan diri dengan spesifikasi yang dituntut pelanggan. Pelanggan
memutuskan bagaimana kualitas yang dimaksud dan apa yang dianggap
penting. Pelanggan mempertimbangkan suatu kualitas pelayanan. Untuk itu
kualitas dapat dideteksi pada persoalan bentuk, sehingga dapat ditemukan:
1. Kualitas pelayanan merupakan bentuk dari sebuah janji.
2. Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan suatu
komitmen yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Kualitas dan integritas merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.
Adapun dimensi variabel kualitas produk dan pelayanan di sini
konsumen umumnya menggunakan beberapa atribut, yang diurut
berdasarkan nilai pentingnya menurut pelanggan (Parasuraman dalam
Tjiptono, 1995: 41):
1. Kehandalan (reliability). Ada dua aspek dalam variabel ini yang terdiri
dari kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan pelayanan
seperti yang dijanjikan dan yang kedua adalah seberapa jauh
perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat.
2. Daya Tanggap (responsiveness) adalah keinginan para staf dan
karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
dengan cepat.
3. Jaminan (assurance) merupakan suatu kemampuan perusahaan dan
perilaku petugas depan dalam menanamkan rasa percaya dan
keyakinan kepada para konsumen
4. Empati adalah suatu kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi
kepada pelanggan.
Kapita Selekta 91
Pariwisata |2014
5. Bukti Langsung (tangibles) adalah hal yang meliputi fasilitas,
perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
N. Jenis-jenis Restaurant
1. Cafetaria
Cafetaria Yaitu restaurant yang tamunya mengambil
makanan/minuman sendiri yang disenangi (Self Service Restaurant),
dan makanan diatur di meja service (Display), Harga makanan menurut
apa yang diambil atau Charge menurut jenis hidangan yang diambil
tamu.
3. Coffee Pot
4. Coffee Shop
5. Dilicatessent
Kapita Selekta 92
Pariwisata |2014
Yaitu Restaurant yang ebrada diatas kereta api yang terbentuk
lokomotif yang menyediakan makanan dan minuman ala informal
7. Drive Inn
8. Grill Restaurant
9. Inn
11. Rathskeller
12. Rotisserie
Kapita Selekta 93
Pariwisata |2014
Yaitu Restaurant diman tempat pembakaran daging dapat dilihat
oleh tamu yang memesan.
13. Tavern
14. Common
Kapita Selekta 94
Pariwisata |2014
BAB VI
AKOMODASI/ LODGING/HOTEL
E. Pengertian Akomodasi
Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi
orang yang bepergian.
Kapita Selekta 95
Pariwisata |2014
cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga
untuk tujuan tertentu.
F. Jenis-jenis Akomodasi
1. Akomodasi Komersil
Kapita Selekta 96
Pariwisata |2014
dipungut
biaya
3 Number of Diatas 50 Dibawah 50 Dibawah
room kamar kamar 50 kamar
4 Tamu Umum Umum dengan Bagi
tujuan sosial kalangan
tertentu
5 Tujuan Mencari Mencari Tidak
Keuntungan keuntungan dan mencari
untuk sosial keuntungan
2. Persamaan
H. LODGING
1. Pengertian LODGING
a. Dalam kamus bahasa Indonesia
Lodging adalah pondokan, pemondokan
b. Lodging (Location) adalah lokasi, lokalisasi, penginapan,
pergudangan, sanding, pendirian, permukiman, instalasi, habitat,
lingkungan, lingkungan, situasi, pelabuhan, mooring, perkemahan,
koloni, pemukiman, memondokkan.
c. Lodging (rumah): abode, tempat tinggal, penginapan, tempat
tinggal, tempat tinggal, apartemen, tempat sarang, tempat, daerah
pemukiman, tempat tidur, perumahan, tempat tinggal, kantor pusat,
tanah air, tanah air, negara, rumah, duduk di muka, kediaman.
d. Lodging (penginapan)
1) : perumahan struktur kolektif; struktur di mana orang are
housed [syn: () perumahan, akomodasi hidup ()]
2) : negara atau kualitas yang bersarang tetap atau bahkan
sementara; "di pemondokan dari balon di pohon"
Kapita Selekta 97
Pariwisata |2014
Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri,
1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol
bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel,
semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3 tahun
sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat
Jendral Pariwisata.
2. Jenis Penginapan (Lodging):
a. Hotel
2) Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari
100 kamar.
3) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan
kurang dari 300 kamar.
4) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar.
Kapita Selekta 98
Pariwisata |2014
4) Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur
dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan
masyarakat pada umumnya.
5) Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga
memperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena
jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya
pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut
b. Motel
Dalam bahasa inggris,
motel, motor hotel, and motor court are designed to serve
the needs of motorists and, as a necessity, must provide
facilities for car parking (private garage), car services, and easy
access from the higway.
Kapita Selekta 99
Pariwisata |2014
f. Inn
Sejenis akomodasi yang berlokasi di daerah peristirahatan
menghubungkan dua buah kota, menyediakan penginapan, makan
dan minum, serta pelayanan umum lainnya, serta disewakan untuk
umum bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan dan singgah
(beristirahat) untuk sementara waktu (kurang dari 24 jam dan
jarang sampai 2 / 3 hari).
g. Guest House
Sejenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan, instansi
pemerintah / swasta yang diperuntukan bagi para tamu-tamunya
yang menginap dan mendapatkan fasilitas makan, minum serta
pelayanan lainnya yang disediakan secara sederhana dan gratis
atau ditanggung perusahaan / instansi yang mengundangnya,
tetapi bila guest house ini dimilki oleh perusahaan swasta yang
dibuka untuk umum maka sifatnya sama dengan hotel yaitu
bertujuan untuk mencari keuntungan hanya pelayanannya yang
secara sederhana
h. Apartment House
Sejenis akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai
rumah tinggal ( dalam jangka waktu lama ) untuk 2, 3 atau 4
keluarga secara terpisah.
i. Logement (Losmen)
Sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau
keseluruhan bangunan rumah untuk penginapan dengan atau
tanpa makan dan minum bagi setiap orang yang datang untuk
beristirahat sementara waktu. ( saat ini kebanyakan losmen
menjadi hotel melati ), dengan fasilitas dan tarif yang lebih rendah
dari hotel berbintang.
j. Floating Hotel
Sejenis akomodasi yang berada di atas kapal-kapal pesiar
yang menyediakan fasilitas kamar, makan dan minum serta fasilitas
3. Pembagian Departemen
Dalam industri perhotelan kita mengenal beberapa Departemen
yang bekerja sama satu sama lain demi memberikan pelayanan terbaik
kepada tamu serta mendapatkan keuntungan. Adapun beberapa
Departemen tersebut antara lain , Departemen kantor depan ( Front
Office ), Departemen tata graha (HouseKeeping), Departemen Food &
Beverage, Departemen Accounting, Departemen Engineering,
Departemen sales & marketing, Departemen HRD, Departemen
Security, Departemen Recreation & Sport.
Departemen kantor depan ( Front Office ), bagian ini sering
disebut dengan jantungnya hotel, karena merupakan penghubung
langsung antara pihak hotel dengan tamu, dan fungsi utama
departemen ini adalah menjual kamar.
Departemen tata graha (HouseKeeping), ialah departemen yang
bertugas untuk membersihkan,menjaga dan memelihara kamar,ruang
meeting,looby,linen atupun yang lain demi terciptanya situasi yang
bersih sehingga tamu akan menjadi nyaman.
Departemen Food & Beverage, ialah suatu departemen yang
harus ada di setiap hotel, ini merupakan pendapatan terbesar kedua
setelah kamar. tugas utama bagian ini adalah mengelola penyediaan
serta menyajikan makanan atau minuman kepada tamu baik di dalam
hotel maupun di luar (catering).
Departemen Accounting, ialah bertanggung jawab atas kelancaran
serta pengendalian sistem administrasi keuangan hotel. Departemen
BAB VII
FOOD & BEVERAGE SERVICE
(F&B SERVICE)
Dalam dunia sekarang ini, industri jasa makanan & minuman telah
berkembang banyak, sesuai perhitungan itu melayani lebih dari 100 juta kali
makan per hari. Hal ini telah menyebar di semua lapisan kehidupan mulai
dari Hotel, restoran, kantin industri, kantin rumah sakit, kereta api, saluran
udara, semua kini menjadi bagian dari industri jasa makanan & minuman.
Fungsi dasar dari industri ini adalah untuk melayani makanan & minuman
untuk orang, untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan mereka. Tujuan
utama adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Kebutuhan pelanggan yang mungkin akan berusaha untuk
memuaskan adalah kebutuhan makanan khusus (Fisiologis), kebutuhan
untuk nilai terbaik untuk harga yg dibayarkan (Ekonomi), suasana yang
bersahabat, terus terang mengungkapkan perasaan (Sosial), kebutuhan
untuk meningkatkan harga diri (Psikologis), keinginan orang lain untuk
melakukan pekerjaan (Kenyamanan).
2. Atraksi Wisata
Atraksi Wisata, bersifat dinamis, mencerminkan adanya gerak,
tidak terikat tempat (dapat berpindah) dan tidak dapat dijamah
(intangible).
I. Pengertian Rekreasi
1. Kraus , Rekreasi adalah aktivitas atau pengalaman yang di
peroleh atau di lakukan dalam waktu senggang dan biasanya di
laksanakan di waktu senggang.
2. Mary Helen, Rekreasi bukan peristiwa gerakan tetapi peristiwa
emosi dan melupakan aktivitas pada waktu senggang yang
membuat orang menjadi senang untuk mengembalikan tenaga
baik fisik maupun mental.
3. Kaplan, Rekreasi adalah suatu aktivitas yang di lakukan secara
ringan pada waktu luang secara suka rela sebagai akibat dari
pemulihan kerja berat yang di lakukan.
4. De Grasia, Rekreasi adalah aktifitas yang mengistirahatkan
seseorang dari bekerja dan memberikan kepadanya suatu
pemulihan seta perubahan saat bekerja kembali.
2. Mendapatkan kegembiraan.
4. Memupuk kreatifitas.
8. Mengembangkan bakat.
L. Macam-macam Rekreasi
1. Darmawisata
2. Memancing
3. Menikmati kehidupan alam pantai dan pegunungan
4. Menonton pertunjukan yang menyenangkan
5. Out bond
BAB VIX
RESORT
B. Pengertian Resort
1. Hotel Resort secara kebahasaan terdiri dari dua suku kata, yaitu hotel
dan resort. Pengertian hotel yaitu bangunan yang bersifat bisnis untuk
penginapan atau diam beberapa waktu dengan tarif tertentu ; penginapan
yang terdiri dari beberapa kamar (W.J.S.Poerwadarminta , Kamus Umum
Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta1976 ). Hotel building where
rooms and meals are provided for travellers (Homby AS,Oxford ,
Advanced Learners Dictionary of Current English).
D. Karakteristik Resort
Karakteristik Hotel Resort (Kurniasih, Sri. 2009. Prinsip Hotel Resor.
Jakarta). Karakteristik hotel resort merupakan sifat khusus dari hotel resort
yang tidak dimiliki oleh jenis jenis hoel lainnya. Karakteristik hotel resort
merupakan hal yang harus dipahami sebelum membuat perencanaan
sebuah bangunan hotel. Bangunan hotel resordibangun berdasasrkan sifat
atau karakter dari industri hotel resor tersebut. Karakteristik hotel resort
adalah sifat yangmembedakan hotel resort dengan jenis hotel lainnya.
Berikut karakteristik hotel resort:
1. Lokasi
General Manajer
Public Reservation
G. Pegawai Resort
Pegawai adalah orang yang datang ke hotel resor untuk bekerja
dengan memberikan pelayanan kepada tamu hotel dan pengunjung.
Pegawai merupakan elemen penting dari usaha hotel resor, karena
pegawai merupakan orang yang langsung berhubungan dengan tamu hotel
dan pengunjung, sehingga pegawai harus mampu memberikan pelayanan
sebaik mungkin sesuai dengan standar pelayanan hotel. Menurut jenis dan
area pekerjaan yang dilakukan pegawai dapat dibedakan sebagai berikut :
1. General Manager,
mengkoordinir, mengawasi dan mengkontrol semua kinerja bawahannya.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, General Manager dibantu oleh
beberapa tenaga ahli sebagai kepala bagian
2. General marketing
Direktur atau pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang mengatur
semua urusan yang berkaitan dengan berjalannya perusahaan baik
didalam maupun diluar.
3. Executive manager
Sekretaris direktur utama yang mengatur semua jadwal kegiatan/acara.
4. Art and Cultural dept.
Menawarkan pertunjukan kebudayaan setempat, menangani acara-
acara pernikahan dan sebagainya.
5. Financial Controller,
bertanggung jawab atas semua pemasukan dan pengeluaran keuangan
yang ada Amanjiwo Resort
6. Chief Accounting,
H. Sauna
Kegiatan diruang tertutup dengan pemanasan suhu rata rata 70C
tidak lebih 20 menit, setelah berolah raga (menghindari ketegangan otot)
BAB VIII
ENTERTAIMENT
C. Pengertian Entertaiment
Dunia hiburan/entertaiment adalah segala sesuatu baik itu suatu
tindakan, acara atau suatu tindakan yang bertujuan untuk menghibur dan
menarik penonton atau memberikan kesenangan dan kegembiraan. Musik,
Permainan, Komedi, Film, Pekan Olahraga, Pentas Seni, Seni Pertunjukan
dan lainnya dinilai faktor penting dalam dunia hiburan.
D. Jenis-jenis Entertaiment
1. Musik
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang
dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. [1]
Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta,
memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.
Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah
fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat
musik.
2. Games/permainan
Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya,
dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang
tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi
anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan
perkembangan kehidupan sehari-hari. Pada permulaan setiap
pengalaman bermain memiliki resiko.
b. Adanya tujuan yang harus dicapai pemain atau tugas yang mesti
dilaksanakan.
3. Teater
Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis
thtre berasal dari kata theatron () dari bahasa Yunani, yang
berarti "tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain dari drama,
tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan
teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan
dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience
(bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).
Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat
berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit
dan dalam arti luas.
Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan
kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang
banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas,
teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang
banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
4. Film
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua
pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan
seluloid yang digunakan untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek.
Yang kedua, film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks
khusus, film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya
6. Sirkus
Sebuah sirkus adalah sekelompok orang yang berkelana untuk
menghibur penonton dengan atraksi akrobat, badut, binatang terlatih,
aksi trapeze, berjalan di atas tali, juggling, sepeda roda satu, dan
hiburan-hiburan lainnya. Kata ini juga mendeskripsikan kegiatan yang
mereka lakukan, yang biasanya merupakan atraksi atau aksi-aksi yang
dipadukan dengan musik atau efek suara lainnya.
Sirkus tradisional biasanya beratraksi di dalam tenda besar
dengan tempat duduk melingkar berbentuk oval di sekeliling ring utama.
Namun atraksi sirkus modern biasanya diadakan di dalam gedung-
gedung besar juga, supaya tidak tergantung cuaca. Cirque de Soleil di
Las Vegas adalah contohnya.
7. Pertunjukan Kembang Api
Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah
piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah
satu bentuk kembang api yang umum adalah dalam pertunjukan
kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara,
cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api
dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan
cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru,
BAB IX
MICE
I. Pengertian Mice
Menurut Pendit (1999:25), Mice diartikan sebagai wisata konvensi,
dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran
merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu
pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb)
untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan
bersama.
VENUE
M. Proyeksi Pasokan
Selama ini kebutuhan Sumber Daya Manusia di Industri MICE
diperoleh dari SDM dengan latar belakang pendidikan non MICE, karena
belum ada lembaga pendidikan di dalam negeri yang membuka program
studi tersebut. Menurut Sekjen Asosiasi Kongres & Konvensi Indonesia,
hampir 90% SDM di industri MICE memperoleh kemampuan mengelola
event secara otodidak, sehingga dibutuhkan pengalaman & tambahan
training untuk meningkatkan kemampuan SDM tersebut agar memenuhi
kompetensi yang diharapkan tabel berikut memperlihatkan proyeksi
pasokan SDM di Industri MICE.
Kebutuhan SDM MICE tahun 2004 dan sebelumnya dipenuhi dari
SDM non MICE, sementara proyeksi 2005 dan seterusnya diasumsikan
dipenuhi oleh lulusan program D IV MICE Politeknik.
O. Bentuk MICE
1. Metting
Metting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat,
pertemuaan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan
yang termasuk di dalam MICE.
2. Incentive
Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit
(1999:27), Menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu
kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan
untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan
atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang
membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah
atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada
karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket
wisata atau barang. Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE
1998 dalam Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai incentive
adalah incentive travel is a global management tool that uses an
3. Conference
Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan
dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung
pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan
conference, maka secara teknis akronim mice sesungguhnya adalah
istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-
kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition
hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-
paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri
pariwisata dikelompokkan dalam sati kategori, yaitu mice.
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah
suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-
bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat
umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa
pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan
perang dan sebagainya.
4. Exhibition
3. Penaganan transportasi
Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan
transportasi bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul
(2004:104), ada enam point dalam pengaturan transportasi yaitu :
a. Transprtasi udara
b. Airport shuttle service
c. Multiple property shuttle
d. VIP transportation
e. Local tour
f. Staff transportation.
5. Akomodasi
Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:
a. Akomodasi sesuai harapan peserta
b. Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
c. Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas
yang harus dibayar
d. Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan
harga
A. Teori Organisasi
Beberapa definisi tentang Organisasi:
1. Menurut Ernest Dale, Organisasi adalah suatu proses perencanaan
yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu
struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja
kelompok.
2. Menurut Cyril Soffer, Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang
masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan
pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas,
dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
3. Menurut Kast & Rosenzweig, Organisasi adalah sub system teknik, sub
system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial
dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang
berorenteasi pada tujuan.
4. Definisi Umum, Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin
mencapai tujuan
a. Latar belakang :
1) Berdiri di Jenewa tahun 1975 sebagai lanjutan dari International
Union of Official Travel Organization yan berdiri tahun 1925.
2) Badan Khusus PBB sejak 2003
3) Beranggotakan 141 negara, 7 kawasan, 350 anggoto cabang
mewkili sektor industri, Lembaga Pendidikan, Assosiasi
Pariwisata dan masyarakat lokal.
b. Tujuan United Nation World Tourism Organisation (UN- WTO)
1) Mempromosikan dan mengembangkan pariwisata dengan
fokus perhatian di negara-negara berkembang.
2) Untuk merangsang/ menstimulisasi pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan lapangan kerja, memberikan insentif, dan
melindungi lingkungan serta warisan budaya suatu destinasi.
3) Mempromosikan perdamaian dan saling pengertian antar
negara di dunia
c. Kegiatan utama adalah:
1) Mengumpulkan dan mempublikasi data dan informasi tentang
pariwisata dunia.
2) Pengembangan pendekatan pasar.
3) Proteksi sumberdaya pariwisata.
4) Pelatihan sumberdaya manusia.
5) Standarisasi mutu produk.
d. Struktur organisasi adalah:
1) General Assembly
a) Terdiri dari anggota penuh dan tetap
b) Bertugas untuk menetapkan program kerja dan memilih
Sekjen.
2) Badan Eksekutif
a) Merupakan badan pelaksana yg bertanggung jawab atas
pelaksanaan program
DAFTAR PUSTAKA
Pitana, I Gde dan Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. C.V ANDI OFFSET.
Yogyakarta.
Pitana, I. G., & Gayatri, P. G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Ridwan, M. 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, PT
SOFTMEDIA, Jakarta.
Sammeng, Andi. M,. 2000. Cakrawala Pariwisata. Depparpostel. Jakarta, Hal:
223-224.
Sujatno, Bambang. 2011. Hospitality, Secret Skills, and Attitude, and
Performance for Restaurant Manager. C.V ANDI OFFSET. Yogyakarta.
Suryasih, Ida Ayu. 2008. Pengelolaan Objek Dan Daya Tarik Wisata Berbasis
Tri Hita Karana. Analisis Pariwisata: Komodifikasibudaya Dalam
Pariwisata. Vol.8 No. 2, 2008. ISSN 1410-3729. Universitas Udayana.
Walker, John, R. 2002. Introduction to Hospitality management, New Jersey:
Prentice- Hall, Inc.
WTO. 2007. A Praticial Guide To Tourism Destination Management. Madrid:
World Tourism Organization.
Yoeti , O. A. (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Yoeti , O. A. (2003). Tour and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita.
Echols, John M,. 1987. Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta.