Anda di halaman 1dari 62

Chapter 51 Scaling dan Root Planing

Anna M. Pattison dan Gordon L. Pattison

Instrumen periodontal didesain untuk tujuan tertentu, seperti menghilangkan

kalkulus, root planing, kuretase gingiva, dan menghilangkan jaringan yang rusak.

Banyak jenis instrumen memiliki fungsi yang sama sehingga menimbulkan

kebingungan. Namun seiring dengan pengalaman, operator akan memilih seperangkat

alat yang ukurannya kecil sehingga dapat memenuhi semua keperluan.

Klasifikasi Instrumen Periodontal

Instrumen periodontal diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut:

1. Probe periodontal digunakan untuk menentukan lokasi, mengukur, dan

menandai poket, seperti halnya menentukan kondisinya pada permukaan

masing-masing gigi.

2. Sonde digunakan untuk menentukan lokasi deposit kalkulus dan karies.

3. Instrumen scaling, root planing, dan kuretase digunakan untuk

menghilangkan plak dan deposit terkalsifikasi pada mahkota dan akar gigi,

menghilangkan sementum yang berubah pada permukaan akar subginggival,

dan debridemen jaringan lunak yang melapisi poket. Instrumen scaling dan

kuretase diklasifikasikan sebagai berikut.

(1) Sickle scaler adalah instrumen kasar yang digunakan untuk

menghilangkan kalkulus supraginggival.


(2) Kuret adalah instrumen halus digunakan untuk scaling subginggival,

root planing, dan menghilangkan jaringan lunak yang melapisi poket.

(3) Scaler hoe, chisel, dan file digunakan untuk menghilangkan kalkulus

subginggival yang melekat erat dan sementum yang berubah.

Penggunaannya lebih terbatas dibandingkan kuret.

(4) Instrumen sonic dan ultrasonic digunakan untuk scaling dan

membersihkan permukaan gigi dan kuretase dinding jaringan lunak

pada poket periodontal.

4. Endoskop periodontal digunakan untuk melihat poket subginggival dan

furkasi secara mendalam, dan memungkinkan untuk mendeteksi deposit.

5. Instrumen cleansing dan polishing, seperti rubber cups, brush, dan dental

tape yang digunakan untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi.

Tersedia juga campuran air-powder abrasif untuk pemolesan gigi.

Kualitas penggunaan dan ketajaman berberapa tipe steel yang digunakan pada

instrumen periodontal telah diuji, tetapi spesifikasinya beragam pada setiap pabrik.

Stainless steel digunakan sebagian besar oleh pabrik instrumen. Besi dengan

kandungan karbon tinggi juga tersedia dan dianggap unggul oleh beberapa dokter.

Setiap kelompok instrumen memiliki ciri khas, seorang operator sering

mengembangkan variasi alat yang menurut mereka paling efektif saat digunakan.

Instrumen kecil direkomendasikan karena dapat masuk poket periodontal tanpa

melukai jaringan lunak.


Bagian-bagian instrument terdiri dari working end, shank (tangkai), dan

handle (gagang). (Gambar 51-1).

Gambar 51-1 Bagian instrumen periodontal.

Probe Periodontal

Probe periodontal digunakan untuk mengukur kedalaman poket dan

menentukan konfigurasinya. Ciri khas probe adalah meruncing, berbentuk batang

dikalibrasi dalam milimeter, dengan ujung yang tumpul dan bulat. (Gambar 51-2).

Terdapat beberapa desain lain dengan kalibrasi milimeter yang beragam (Gambar 51-

3). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan probe memiliki tanda milimeter

dan tip berbentuk bola bundar kecil (Gambar 51-3. E). Idealnya, probe berbentuk

tipis, dan tangkainya bersudut untuk memungkinkan masuk dengan mudah ke dalam

poket. Daerah furkasi dapat dievaluasi dengan baik menggunakan probe melengkung

(curved), yaitu probe Nabers yang tumpul (Gambar 51-4).

Ketika mengukur poket, probe dimasukkan dengan tekanan ringan dan tetap

ke bagian bawah poket. Bagian tangkai harus sejajar dengan sumbu panjang gigi yang

akan diperiksa. Beberapa pengukuran dilakukan untuk menentukan tingkat perlekatan

sepanjang permukaan gigi.


Gambar 51-2 Probe periodontal terdiri dari gagang, tangkai, ujung kerja yang berkalibrasi (ukuran)

Gambar 51-3 Jenis probe periodontal. A, Probe marquis berkode warna. Kalibrasi dalam bagian 3
mm. B, Probe UNC-15, probe dengan panjang 15 mm dengan penandaan di setiap milimeter dan
kode warna di milimeter kelima, kesepuluh, dan kelima belas. C, Probe "O" Universitas Michigan,
dengan penandaan Williams (pada 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, dan 10 mm). D, Probe "O" Michigan dengan
penandaan pada 3, 6, dan 8 mm. E, Probe WHO, yang memiliki ujung bulat 0,5 mm dan penandaan
milimeter pada 3,5, 8,5, dan 11,5 mm dan kode warna pada 3,5-5,5 mm.

Gambar 51-4 Probe Nabers # 2 untuk mendeteksi daerah furkasi, dengan penandaan kode warna pada
3, 6, 9, dan 12 mm.
Sonde

Sonde digunakan untuk menemukan lokasi deposit subgingiva dan daerah

karies dan untuk memeriksa kehalusan permukaan akar setelah root planing. Sonde

dirancang dengan beragam bentuk dan sudut, dengan berbagai kegunaan (Gambar

51-5), dengan keterbatasannya (Gambar 51-6). Probe periodontal juga dapat

digunakan untuk mendeteksi deposit subgingival (Gambar 51-6, D).

Gambar 51-5 Lima tipe sonde. A, # 17; B, # 23; C, EXD 11-12; D, # 3; E, # 3CH Pigtail.

Gambar 51-6 Penyisipan dua jenis sonde dan probe periodontal dalam sebuah poket untuk mendeteksi
kalkulus. A, Keterbatasan sonde pigtail dalam poket. B, Penyisipan sonde # 3. C, Keterbatasan sonde
# 3. D, Penyisipan probe periodontal.
Instrumen Scaling dan Kuretase

Instrumen scaling dan kuretase diilustrasikan pada Gambar 51-7.

Gambar 51-7 Lima instrumen dasar scaling. A, kuret; B, sickle; C, file; D, chisel; E, hoe.

Sickle Scalers (Scalers Supragingiva)

Sickle scalers memiliki permukaan datar dan dua cutting edge yang bertemu

membentuk ujung yang tajam. Bentuk instrumen menjadikan ujungnya kuat sehingga

tidak akan patah saat digunakan (Gambar 51-8). Sickle scalers terutama digunakan

untuk menghilangkan kalkulus supragingival (Gambar 51-9). Desain instrumen

membuatnya sulit untuk bilah sickle yang besar masuk ke dalam gingiva tanpa

merusak jaringan gingiva sekitarnya (Gambar 51-10). Bilah sickle scalers yang kecil

dan melengkung seperti 204SD dapat dimasukkan di bawah dasar kalkulus beberapa

milimeter di bawah gingiva. Sickle scalers digunakan dengan gerakan tarikan.


Gambar 51-8 Karakteristik dasar sickle scaler: bentuk segitiga, bilah dua sisi, dan ujung meruncing.

Gambar 51-9 Penggunaan sickle scaler untuk menghilangkan kalkulus supragingiva

Gambar 51-10 Adaptasi subgingiva di sekitar akar lebih baik dengan kuret dibandingkan dengan
sickle scaler; f, fasial; l, lingual
Penting untuk diingat bahwa sickle scalers dengan desain dasar yang sama

dapat memiliki ukuran bilah dan jenis tangkai yang berbeda untuk penggunaan

spesifik. Sickle scalers U15 / 30 (Gambar 51-11), Ball, dan Indiana University

memiliki ukuran yang besar. Jaquette sickle scalers # 1, 2, dan 3 memiliki bilah

ukuran sedang. Sickle scalers 204 yang melengkung tersedia dengan bilah besar,

sedang, atau kecil (Gambar 51-12). Nevi 2 posterior sickle scalers adalah desain baru

yang cukup tipis untuk dimasukkan beberapa milimeter ke dalam subgingiva untuk

menghilangkan kalkulus berukuran sedang. Pemilihan instrumen ini harus

berdasarkan daerah yang akan di-scaling. Sickle scalers dengan tangkai lurus

dirancang untuk gigi anterior dan premolar. Sickle scalers dengan tangkai bersudut

digunakan untuk menyesuaikan permukaan gigi posterior.

Gambar 51-11 Kedua ujung scaler U15/30,


Gambar 51-12 Tiga bentuk berbeda sickle scaler 204.

Kuret

Kuret adalah pilihan instrumen untuk menghilangkan kalkulus subgingival

yang dalam, root planing sementum yang berubah, dan menghilangkan jaringan

lunak di dasar poket periodontal (Gambar 51-13). Setiap instrumen memiliki cutting

edge pada kedua sisi bilah dan ujung yang membulat. Kuret lebih halus dari sickle

scaler dan tidak memiliki ujung atau sudut yang tajam selain cutting edge pada bilah

(Gambar 51-14). Oleh karena itu, kuret bisa beradaptasi dan memberikan akses yang

baik kedalam poket yang dalam dengan trauma jaringan lunak yang minimal (lihat

Gambar 51-10). Dalam penampang melintang, bilah terlihat semi sirkuler dengan

dasar cembung. Batas lateral pada dasar yang cembung membentuk cutting edge

dengan mata bilah berbentuk semi sirkuler. Terdapat cutting edge pada kedua sisi

bilah. Terdapat jenis kuret dengan single-end dan double-end, penggunaannya

tergantung pilihan operator.


Gambar 51-10 memperlihatkan bilah melengkung dan ujung membulat pada

kuret membuat bilah dapat beradaptasi lebih baik dengan permukaan akar, tidak

seperti desain yang lurus dan ujung meruncing pada sickle scaler yang dapat

menyebabkan laserasi dan trauma jaringan. Terdapat dua tipe dasar kuret: universal

dan area spesifik.

Gambar 51-13 Kuret adalah pilihan instrumen untuk scaling subgingiva dan root planing.

Gambar 51-14 Karakteristik dasar kuret: bilah berbentuk sendok dan ujung membulat

Kuret Universal

Kuret universal memiliki cutting edge yang dapat dimasukkan hampir ke

sebagian besar area gigi dengan merubah dan mengadaptasikan finger rest, fulcrum,

dan posisi tangan operator. Ukuran bilah dan panjang serta sudut tangkai dapat
beragam, tetapi mata bilah kuret universal bersudut 90 derajat (tegak lurus) terhadap

tangkai bawah ketika dilihat pada potongan melintang dari ujung (Gambar 51-15, A).

Bilah kuret universal melengkung pada satu sisi dari kepala bilah ke ujung bilah.

Kuret Barnhart #1-2 dan 5-6 serta Kuret Columbia #13-14, 2R-2L, dan 4R-4L

(Gambar 51-16 dan 51-17, A) adalah contoh kuret universal. Kuret universal yang

populer lainnya adalah Kuret Younger-Good #7-8, Kuret McCalls #17-18, dan Kuret

Indiana University #17-18 (Gambar 51-17, B).

Gambar 51-15 Prinsip jenis kuret dilihat dari ujung instrumen. A, Kuret universal. B, Kuret gracey.
Perhatikan keseimbangan sudut bilah pada Kuret Gracey.
Gambar 51-16 A, Kuret berujung ganda untuk menghilangkan kalkulus subgingiva. B, Potongan
melintang bilah kuret (panah) menghadap dinding sementum pada poket periodontal yang dalam. C,
Posisi kuret di dasar poket periodontal pada permukaan fasial gigi molar rahang bawah. D, Kuret
dimasukkan ke dalam poket dengan ujung mengarah ke apikal. E, Posisi kuret di dasar poket pada
permukaan distal gigi molar rahang bawah.

Gambar 51-17 A, Kuret Universal Columbia #4R-4L. B, Kuret Younger-Good #7-8, Kuret McCalls
#17-18, dan Kuret Universal Indiana University #17-18.

Kuret Area Spesifik

Kuret Gracey adalah contoh kuret area spesifik, satu set terdiri dari beberapa

instrument yang desain dan sudutnya disesuaikan dengan anatomi spesifik gigi.

Kuret ini beserta modifikasinya mungkin merupakan intrumen terbaik untuk

scaling dan root planing subgingival karena memiliki adaptasi yang baik pada

anatomi akar yang kompleks. Kuret Gracey double-ended memiliki area gigi spesifik

sebagai berikut:

(1) Kuret Gracey #1-2 dan 3-4: gigi anterior


(2) Kuret Gracey #5-6: gigi anterior dan premolar

(3) Kuret Gracey #7-8 dan 9-10: gigi posterior: fasial dan lingual

(4) Kuret Gracey #11-12: gigi posterior: mesial (Gambar 51-19).

(5) Kuret Gracey #13-14: gigi posterior: distal (Gambar 51 20)

Kuret Gracey single-ended satu set terdiri dari 14 instrumen. Meskipun kuret

ini dirancang untuk daerah spesifik, operator yang berpengalaman dapat

menyesuaikan setiap instrumen untuk digunakan di beberapa area berbeda dengan

mengubah posisi tangan dan posisi pasien.

Gambar 51 -18 Satu set Kuret Gracey. Dari kiri, #5-6, #7-8, #11-12, dan #13-14.

Gambar 51-19 Kuret Gracey #11-12. Perhatikan bengkokan ganda pada tangkai di design dan
berbentuk sudut untuk beradaptasi dengan area anatomi khusus pada gigi (Gambar 51-18).
Gambar 51-20. Kuret Gracey #13-14. Perhatikan bengkokan tajam bilah.

Kuret Gracey juga berbeda dari kuret universal yaitu bilahnya tidak pada

sudut 90 derajat terhadap tangkai bawah. Istilah keseimbangan bilah digunakan untuk

menggambarkan kuret Gracey, karena bilahnya miring sekitar 60 sampai 70 derajat

terhadap tangkai bawah (lihat Gambar 51-15, B). Angulasi yang unik ini

memungkinkan bilah disisipkan pada posisi yang tepat diperlukan untuk scaling

subgingiva dan root planing, dengan syarat tangkai sejajar dengan sumbu panjang

gigi yang discaling.

Kuret area spesifik juga memiliki bilah melengkung. Sedangkan bilah dari

kuret universal melengkung ke satu arah (Gambar 51-21, A), bilah Gracey

melengkung dari pangkal sampai ujung dan juga di sepanjang sisi cutting edge

(Gambar 51-21, B). Dengan demikian, hanya gerakan menarik yang dapat digunakan.

Tabel 51-1 merupakan daftar beberapa perbedaan utama antara kuret Gracey (area

spesifik) dan kuret universal.


Gambar 51-21 A, Kuret Universal seperti yang terlihat dari bilah. Perhatikan bahwa bilah lurus. B,
Kuret Gracey seperti yang terlihat dari bilah. Bilah melengkung; hanya cutting edge cembung yang
digunakan.

Tabel 51-1 Perbandingan Kuret Gracey dan Kuret Universal

Kuret Gracey Kuret Universal

Area Kerja Satu set terdiri atas banyak Satu kuret dirancang untuk

kuret yang dirancang untuk semua area dan permukaan.

daerah dan permukaan yang

spesifik.

Bilah Pemotong

Penggunaan Salah satu cutting edge yang Kedua cutting edge digunakan;

digunakan; kerjanya menggu- kerjanya menggunakan tepi luar

nakan tepi luar saja. maupun dalam.

Kurvatur Melengkung di dua bidang; Melengkung di satu bidang;

kurva bilah ke atas dan ke kurva bilah ke atas, tidak ke

samping. samping

Sudut Bilah Seimbang; permukaan bilah Tidak seimbang; permukaan

miring 60 derajat terhadap bilah miring 90 derajat terhadap

tangkainya. tangkainya.
Kuret Gracey yang tersedia memiliki jenis tangkai yang "rigid" atau

"finishing". Kuret Gracey yang rigid tangkai dan bilahnya lebih besar, lebih kuat, dan

kurang fleksibel dibandingkan dengan Kuret Gracey standard finishing. Tangkai

yang kaku memungkinkan untuk menghilangkan kalkulus berukuran sedang hingga

besar tanpa menggunakan scaler lain seperti sickles dan hoe. Meskipun beberapa

dokter lebih memilih sensitivitas taktil yang lebih tinggi dan tangkai fleksibel seperti

pada Kuret Gracey finishing, kedua jenis kuret Gracey ini cocok untuk root planing.

Tambahan kuret Gracey terbaru adalah kuret Gracey #15-16 dan #17-18.

Kuret Gracey #15-16 merupakan modifikasi dari kuret standar # 11-12 dan didesain

untuk permukaan mesial gigi posterior (Gambar 51-22). Kuret ini terdiri dari bilah

kuret Gracey # 11-12 dikombinasikan dengan sudut tajam tangkai kuret #13-14.

Ketika dokter menggunakan finger rest intraoral, seringkali sulit untuk memposisikan

tangkai Gracey #11-12 agar sejajar dengan permukaan mesial dari gigi posterior,

terutama pada gigi molar rahang bawah. Angulasi tangkai baru dari Gracey #15-16

memungkinkan adaptasi yang lebih baik dengan permukaan mesial gigi posterior dari

posisi depan dengan finger rest intraoral. Jika tumpuan alternatif seperti rest

ekstraoral atau rest pada rahang lawannya digunakan, kuret Gracey #11-12 cukup

bekerja dengan baik, dan kuret baru #15-16 tidak perlu digunakan. Kuret Gracey #17-

18 merupakan modifikasi dari kuret #13-14. Tangkainya memanjang 3 mm dan

angulasi lebih tajam pada tangkai agar pembersihan bidang oklusal sempurna dan

akses yang lebih baik untuk semua permukaan distal gigi posterior. Posisi pegangan

dengan arah horisontal meminimalisir gangguan dari rahang lawan dan


memungkinkan posisi tangan lebih rileks saat scaling permukaan distal. Selain itu,

bilahnya 1 mm lebih pendek untuk memungkinkan adaptasi yang lebih baik dari bilah

pada permukaan gigi bagian distal.

Tangkai kuret yang diperpanjang, seperti kuret After Five (Hu-Friedy,

Chicago), adalah modifikasi dari kuret Gracey desain standar. Tangkainya 3 mm

lebih panjang, yang memungkinkan perpanjangan ke dalam poket periodontal dari 5

mm atau lebih (Gambar 51-23 dan 51-24). Fitur lain dari kuret After Five adalah

bilah ditipiskan agar dapat dimasukkan dengan halus ke subgingiva dan mengurangi

pembesaran jaringan dan tangkai berdiameter besar serta meruncing. Semua nomor

kuret Gracey standar kecuali untuk # 9-10 (yaitu, # 1-2, 3-4, 5-6, 7-8, 11-12, 13-14)

tersedia dalam seri After Five. Kuret After Five tersedia dalam desain finishing atau

rigid. Kuret After Five rigid sebaiknya digunakan untuk menghilangkan kalkulus

yang kokoh. Kuret After Five finishing yang lebih tipis digunakan untuk scaling

ringan atau deplaquing pada pemeliharaan jaringan periodontal, karena lebih mudah

masuk ke subgingival.

Gambar 51-22 Kuret Gracey terbaru # 15-16, yang dirancang untuk permukaan mesial gigi posterior,
menggabungkan bilah Gracey # 11-12 dengan tangkai. Gracey # 13-14
Gambar 51-23 Kuret After Five. Perhatikan tambahan 3 mm di tangkai terminalnya kuret After Five
dibandingkan dengan kuret Gracey standar. A, # 5-6; B, # 7-8; C, # 11-12; D, # 13-14. A B C D

Gambar 51-24 Perbandingan kuret After Five dengan kuret Gracey standar. Kuret rigid Gracey # 13-
14 beradaptasi dengan permukaan distal gigi molar pertama dan kuret rigid After Five # 13-14
beradaptasi dengan permukaan distal gigi molar kedua. Perhatikan tangkai ekstra panjang kuret After
Five, yang memungkinkan penyisipan lebih dalam dan akses yang lebih baik.
Mini-Bladed Curettes. Kuret ini, seperti kuret Hu-Friedy Mini Five, adalah

modifikasi dari kuret After Five. Kuret Mini Five memiliki bilah yang panjangnya

setengah bilah kuret After Five atau kuret Gracey standar (Gambar 51-25). Bilah

yang pendek memungkinkan lebih mudah dimasukkan dan beradaptasi pada poket

yang dalam dan sempit; furkasi; developmental grooves; line angles; dan poket yang

dalam, sempit pada bagian fasial, lingual, atau palatal. Kuret Mini Five dapat

digunakan dengan gerakan vertikal, di mana pun akar morfologi atau jaringan sempit

yang sulit dimasuki oleh bilah kuret Gracey standar atau kuret After Five, dengan

pembesaran jaringan yang minimal, dan tanpa trauma jaringan (Gambar 51-26).

Dahulu satu-satunya solusi di hampir semua daerah yang aksesnya sulit

adalah menggunakan kuret Gracey dengan gerakan horizontal toe-down. Kuret Mini

Five, bersama dengan instrumen berbilah pendek lainnya relatif baru, membuka

sejarah baru mengenai instrumentasi dengan memungkinkan akses ke daerah-daerah

yang sebelumnya sangat sulit atau tidak mungkin dijangkau dengan instrumen

standar. Kuret Mini Five tersedia dalam dua bentuk yaitu desain finishing dan rigid.

Kuret Mini Five rigid direkomendasikan untuk menghilangkan kalkulus.


Gambar 51-25 Perbandingan Kuret After Five dan Kuret Mini Five. Kuret Mini Five memilki blade
lebih pendek (panjangnya setengah) memungkinkan peningkatan akses dan trauma jaringan
berkurang.

Gambar 51-26 Perbandingan kuret rigid Gracey # 5-6 dengan kuret rigid Mini Five # 5-6 pada
permukaan palatal dari gigi seri sentral atas. Kuret Mini Five dapat dimasukkan ke dasar poket
anterior ini yang sempit dan digunakan dengan gerakan lurus vertikal. Kuret Gracey standar atau
Kuret After Five biasanya tidak dapat dimasukkan secara vertikal di daerah ini karena bilah terlalu
panjang.
Kuret Mini Five finishing lebih fleksibel dan bertangkai kecil sesuai untuk

scaling ringan dan deplaquing dalam perawatan jaringan periodontal dengan poket

yang kecil. Kuret Mini Five tersedia dalam semua nomor kuret Gracey standar,

kecuali # 9-10, sama seperti seri After Five.

Gracey Curvettes adalah set lain yang terdiri dari empat kuret berbilah mini;

Sub-0 dan #1-2 digunakan untuk gigi anterior dan premolar, sedangkan #11-12

digunakan untuk permukaan mesial gigi posterior, dan #13-14 untuk permukaan

distal gigi posterior. Panjang bilah instrumen ini 50% lebih pendek dibandingkan

kuret Gracey konvensional, dan bilah melengkung sedikit ke atas (Gambar 51-27).

Kelengkungan ini memungkinkan Gracey Curvettes untuk beradaptasi lebih dekat ke

permukaan gigi dibandingkan kuret lainnya, terutama pada gigi anterior dan pada line

angle (Gambar 51-28). Namun, kelengkungan ini juga membawa risiko tergoresnya

atau "grooving" ke permukaan akar pada permukaan proksimal gigi posterior ketika

Gracey Curvette #11-12 atau #13-14 digunakan. Fitur tambahan yang mewakili

perbaikan pada kuret Gracey standar adalah ujung bilah precision-balanced

berhadapan langsung dengan pegangan, ujung bilah tegak lurus dengan pegangan,

dan tangkai hampir sejajar dengan pegangan.

Selama bertahun-tahun, Morse Scaler, miniature sickle, adalah satu-satunya

instrumen berbilah kecil yang ada. Namun, kuret berbilah mini telah menggantikan

instrumen ini (Gambar 51-29).


Gambar 51-27 Bilah Gracey Curvette. Diagram ini menunjukkan bilah Gracey Curvette lebih pendek
50% dari bilah kuret Gracey standar (garis putus-putus). Perhatikan lengkungan di atas bilah Curvette
dan bilah tip. (Digambar ulang dari Pattison G, Pattison A:. Instrumentasi periodontal, ed 2, Norwalk,
Conn, 1992, Appleton & Lange)

Gambar 51-28 Gracey Curvette Sub-0 pada permukaan palatal dari gigi insisivus sentral atas. Tangkai
panjang dan pendek, melengkung, dan tip tumpul membuat instrumen ini superior untuk poket gigi
anterior yang dalam. Kuret ini memberikan adaptasi bilah yang sangat baik untuk lekukan akar sempit
pada gigi anterior rahang atas dan rahang bawah.
Gambar 51-29 Perbandingan tiga instrumen berbilah mini yang berbeda dirancang untuk digunakan
pada gigi anterior rahang atas dan rahang bawah. A, Hu-Friedy Mini Five # 5-6; B, Hu-Friedy
Curvette Sub-0; C, Hartzell Sub-0.

Kuret Langer dan Mini-Langer. Satu set kuret ini terdiri dari tiga kuret yang

menggabungkan desain tangkai kuret Gracey standar # 5-6, #11-12, dan #13-14

dengan bilah universal yang digerinda sebanyak 90 derajat dibandingkan bilah kuret

Gracey yang seimbang. Gabungan desain kuret Gracey dan universal ini memberikan

keuntungan berupa gabungan yang fleksibel dari tangkai dengan bilah kuret

universal. Kuret Langer #5-6 beradaptasi dengan permukaan gigi anterior bagian

mesial dan distal; kuret Langer #1-2 (tangkai Gracey # 11-12) beradaptasi dengan

permukaan distal dan mesial gigi posterior rahang bawah; dan kuret Langer #3-4

(tangkai Gracey # 13-14) beradaptasi dengan permukaan mesial dan distal gigi

posterior rahang atas (Gambar 51-30). Instrumen ini dapat beradaptasi pada kedua
permukaan gigi mesial dan distal tanpa mengubah instrumen. Kuret Langer standar

memilki tangkai lebih berat daripada kuret Gracey finishing tetapi kurang kaku

dibanding kuret Gracey rigid. Kuret Langer juga tersedia dengan tangkai rigid atau

finishing, dan tangkai yang diperpanjang/extended-shank (After Five) dan berbilah

mini/mini-bladed (Mini Five).

Gambar 51-30 Kuret Langer kombinasi Gracey-type shank dengan Kuret blades universal. Kiri ke
kanan, #5-6, #1-2, dan #3-4.

ERNI

SISTEM EVA

Instrumen yang mungkin paling efisien dan sedikit menyebabkan trauma

untuk memperbaiki bagian proksimal dari restorasi alloy dan resin yang overhanging

atau overcontoured adalah motor-driven diamond files dari instrumen profilaksis

EVA. File ini berbentuk simetris, terdapat sepasang, terbuat dari alumunium dalam
bentuk wedge yang menonjol dari tangkainya; satu sisi wedge merupakan diamond

coated dan sisi lainnya halus. File dapat dipasangkan pada dental handpiece khusus

yang menghasilkan gerakan resiprokal dalam frekuensi yang dapat diubah. Saat unit

ini diaktivasi interproximally dengan sisi diamond-coated dari file menyentuh

restorasi dan sisi yang halus berdekatan dengan papila, file bergerak menghaluskan

kontur restorasi dengan cepat dan menguranginya sampai bentuk yang diinginkan.

INSTRUMEN CLEANSING DAN POLISHING

RUBBER CUPS

Rubber cups terdiri dari rubber shell dengan atau tanpa webbed configuration

pada lubang bagian dalam (Gambar 51-48). Rubber cups digunakan pada handpiece

dengan prophylaxis angle khusus. Handpiece, prophylaxis angle, dan rubber cup

harus disterilisasi setelah digunakan tiap pasien, atau dapat menggunakan plastik

disposable untuk prophylaxis angle dan rubber cup yang kemudian dibuang (Gambar

51-49). Pasta untuk cleansing dan polishing yang baik mengandung flouride, harus

digunakan dan disimpan dalam keadaan lembab untuk meminimalisir panas akibat

friksi cup yang berputar. Pasta polishing tersedia dalam bentuk baik, medium, atau

pasir kasar yang dikemas dalam kemasan kecil, praktis, sekali pakai. Penggunaan

rubber cup yang agresif dengan bahan abrasif mungkin bisa menghilangkan lapisan

sementum yang tipis di area servikal


Gambar 51-48 Metal prophylaxis angle dengan rubber cup dan brush

Gambar 51-49 Plastik disposable untuk prophylaxis angle pada rubber cup dan brush

BRISTLE BRUSHES

Bristle brushes tersedia dalam bentuk roda dan cup (Gambar 51-48). Brush

digunakan pada prophylaxis angle dengan pasta polishing. Penggunaan brush harus

sebatas mahkota untuk mencegah kerusakan pada sementum dan gingiva, karena

bristles kuat.

DENTAL TAPE

Dental tape dengan pasta polishing digunakan pada permukaan proksimal

yang tidak bisa dicapai dengan instrumen polishing lain. Tape melewati
interproksimal, tetap menjaga sudut yang tepat terhadap sumbu panjang gigi dan

diaktivasi dengan gerakan labiolingual yang tetap. Perhatian khusus dilakukan untuk

mencegah lukanya gingiva. Area harus dibersihkan dengan air hangat untuk

membersihkan sisa-sisa pasta.

AIR-POWDER POLISHING

Desain khusus handpiece pertama yang menyediakan air-powered slurry

berisi air hangat dan sodium bikarbonat untuk polishing dikenalkan pada awal tahun

1980an. Alat ini disebut Prophy-Jet, sangat efektif untuk membersihkan stain

ekstrinsik dan deposit lunak (Gambar 51-50). Stain dapat dibersihkan dengan cepat

dan efisien melalui abrasi mekanikal dan terdapat air hangat untuk pembilasan. Laju

aliran pembersih abrasif dapat diatur untuk meningkatkan jumlah bubuk untuk

menghilangkan stain yang tebal. Saat ini, banyak pabrik yang memproduksi system

air-powder polishing yang menggunakan berbagai macam formula.

Gambar 51-50 Alat Prophy-Jet Air-Powder Polishing


Hasil penelitian mengenai efek abrasif dari air-powder polishing

menggunakan sodium bikarbonat pada sementum dan dentin menunjukan substansi

gigi dapat hilang secara signifikan. Kerusakan pada jaringan gingiva bersifat

sementara dan tidak signifikan secara klinis, tapi restorasi amalgam, resin komposit,

semen dan material nonmetalik lainnya dapat menjadi kasar. Oleh karena itu,

polishing powder yang mengandung alumunium trihydroxide atau substansi lain

selain sodium bikarbonat telah dikenalkan. Air-powder polishing dapat aman

digunakan pada permukaan implan titanium.

Pasien dengan riwayat penyakit pernapasan dan hemodialisis tidak dianjurkan

menggunakan alat air-powder polishing. Powder yang mengandung sodium

bikarbonat tidak boleh digunakkan pada pasien dengan riwayat hipertensi, diet

sodium, atau medikasi yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit. Pasien dengan

penyakit infeksi tidask boleh dirawat dengan alat ini karena menghasilkan aerosol

dalam jumlah besar. Berkumur sebelum prosedur dengan chlorhexidine gluconate

0,12% harus dilakukan untuk meminimalisir kandungan mikrobial dalam aerosol.

High-speed evacuation harus digunakan untuk mengeliminasi aerosol sebisa

mungkin.

PRINSIP GENERAL DARI INSTRUMENTASI

Penggunaan instrument periodontal secara efektif telah diatur oleh beberapa

prinsip umum. Posisi yang tepat dari pasien dan operator, pengaturan pencahayaan
dan dilakukannya retraksi untuk mendapatkan akses visibilitas yang baik, dan tidak

tumpulnya mata instrumen merupakan syarat syarat dasar yang harus dimiliki.

Anatomi gigi dan morfologi akar gigi serta kondisi jaringan periodontal juga

merupakan hal penting yang harus diketahui. Pengetahuan tentang desain instrument

yang baik akan membantu dokter untuk memilih instrumen yang tepat pada daerah

kerja. Selain prinsip tersebut, konsep dasar mengenai cara memegang instrumen,

finger rest, adaptasi, angulasi, dan pemberian tekanan pada instrumen harus dipahami

sebelum benar benar melakukannya.

Aksesibilitas : Posisi Pasien dan Operator

Adanya akses pada area kerja yang baik dapat membantu operator

menggunakan instrument dengan lebih teliti. Posisi pasien dan operator harus

memiliki aksesibilitas yang baik pada area kerja. Aksesibilitas yang tidak memadai

akan menghambat pekerjaan secara menyeluruh, membuat operator mudah lelah, dan

mengurangi efektivitas kinerja operator.

Operator harus duduk di bangku yang telah diposisikan sehingga kaki

operator secara datar di lantai dengan paha sejajar dengan lantai. Operator harus dapat

mengamati area operasi sambil menjaga punggung agar tetap lurus dan tegak kepala.

Pasien harus dalam posisi terlentang dan diposisikan sehingga mulut berada di

dekat siku operator. Untuk penggunaan instrumen pada rahang atas, pasien diminta

untuk menaikkan dagu sedikit agar dapat memberikan visibilitas dan aksesibilitas

yang optimal. Untuk penggunaan instrumen pada rahang bawah, mungkin perlu untuk
menaikkan belakang kursi sedikit dan meminta pasien menurunkan dagu sampai

mandibula sejajar dengan lantai. Hal tersebut akan memudahkan pekerjaan pada

permukaan lingual gigi anterior rahang bawah.

Visibilitas, Penerangan, Retraksi

Akses penglihatan yang jelas dengan pencahayaan yang langsung dari cahaya

lampu dental chair merupakan hal yang harus dicapai (Gambar 51-51). Jika hal

tersebut tidak memungkinkan, akses penglihatan dapat diperoleh secara tidak

langsung dengan menggunakan kaca mulut (Gambar 51-52), dan pencahayaan secara

tidak langsung dapat diperoleh dengan menggunakan kaca mulut untuk memantulkan

cahaya ke area kerja yang membutuhkan (Gambar 51-53). Akses penglihatan dan

pencahayaan secara tidak langsung sering digunakan secara bersamaan (Gambar 51-

54).

Gambar 51 51. Akses penglihatan dan pencahayaan secara langsung pada region kiri premolar
rahang bawah.
Gambar 51 52. Akses penglihatan secara tidak langsung pada permukaan lingual gigi posterior
rahang bawah.

Gambar 51 53. Pencahayaan secara tidak langsung dengan memantulkan cahaya pada region palatal
posterior rahang atas.
Retraksi pada area tertentu dapat memungkinkan visibilitas, aksesibilitas, dan

pencahayaan yang baik. Penggunaan jari tangan atau kaca mulut untuk meretraksi

jaringan biasanya tergantung dari lokasi pekerjaan gigi. Kaca mulut biasanya

digunakan untuk meretraksi bagian pipi atau lidah, sedangkan jari telunjuk biasanya

digunakan untuk meretraksi bibir atau pipi. Metode berikut ini dirasa sangat efektif

untuk meretraksi jaringan:

(1) Gunakan kaca mulut untuk memisahkan bagian pipi dan jari tangan yang
tidak bekerja dapat menarik bibir dan melindungi sudut mulut dari trauma

akibat gagang kaca mulut.

(2) Gunakan kaca mulut saja untuk menarik bibir dan pipi (Gambar 51-55).

(3) Gunakan jari tangan yang tidak bekerja untuk menarik bibir (Gambar 51-56).

(4) Gunakan kaca mulut untuk menarik lidah (Gambar 51-57).

(5) Kombinasi dari metode sebelumnya.

Gambar 51 54. Kombinasi dari pencahayaan dan akses penglihatan secara tidak langsung pada
region anterior rahang atas.

Gambar 51 55. Meretraksi pipi dengan kaca mulut.


Retraksi harus dilakukan dengan hati - hati untuk menghindari terjadinya

iritasi pada sudut mulut. Apabila bibir dan kulit sekitar mulut pasien terlihat kering,

pengaplikasian petroleum jelly sebelum dilakukan tindakan instrumentasi merupakan

suatu tindakan pencegahan agar tidak terjadi cracking dan pendarahan. Retraksi harus

dilakukan secara hati - hati terutama bagi pasien dengan riwayat herpes labialis

rekuren, karena pasien tersebut mungkin mudah mengalami lesi herpes kembali

akibat tindakan dengan instrument yang tidak baik.

Gambar 51 56. Retraksi bibir dengan jari telunjuk dengan tangan yang tidak memegang instrument.
Gambar 51 57. Retraksi lidah dengan kaca mulut.

Kondisi dan Ketajaman Instrumen

Sebelum operator melakukan tindakan dengan instrumen apapun, semua

instrumen harus diperiksa dan dipastikan bahwa mereka bersih, steril, dan dalam

kondisi baik. Sisi ujung instrumen yang dipakai untuk pekerjaan klinik harus tajam

agar lebih efektif. Instrumen tajam dapat meningkatkan sensitivitas taktil dan

memungkinkan dokter agar bekerja lebih tepat dan efisien. Instrumen yang tumpul

dapat menyebabkan kurang efektifnya pengeliminasian kalkulus dan timbulnya

trauma yang tidak perlu karena tenaga yang belebih yang relatif muncul.

Mempertahankan Area Kerja yang Bersih

Meskipun sudah terdapat akses visibilitas, pencahayaan optimal, dan metode

retraksi yang efektif, tindakan instrumentasi dapat terhambat apabila terdapat saliva,

darah, dan debris debris di rongga mulut area kerja. Adanya saliva dapat
mengganggu visibilitas selama instrumentasi dan menghambat efektifitas kerja

karena finger rest yang baik tidak dapat diletakkan pada permukaan gigi yang licin

dan basah. Saliva ejector dapat digunakan untuk meminimalkan kondisi tersebut dan

dapat dilakukan dengan adanya asisten.

Gambar 51 58. Modified Pen Grasp. jari tengah bersandar pada gagang instrumen.

Hal yang biasanya terjadi ketika dilakukan suatu tindakan instrumentasi pada

bagian subgingiva yaitu adanya perdarahan daerah gusi. Perdarahan tidak selalu

merupakan indikasi trauma dari teknik yang salah, melainkan dapat menunjukkan

adanya ulserasi pada epitel poket periodontal. Darah dan debris dapat diambil dari

area kerja dengan suction dan dengan blotting menggunakan kasa. Area kerja juga

harus diirigasi sesekali dengan air.

Pengeringan area kerja biasanya di bawah margin gingiva selama

instrumentasi dapat dilakukan dengan cara dikeringkan menggunakan udara atau

pengaplikasian kassa agar area kerja tetap bersih. Jaringan margin gingiva yang ingin
diretraksi biasanya dapat dilakukan dengan cara memegang tepi kain kasa ke dalam

poket periodontal menggunakan bagian tumpul dari kuret. Segera setelah kasa

diambil, daerah subgingiva harus bersih, kering, dan terlihat jelas untuk evaluasi lagi

secara singkat.

Stabilisasi Instrumen

Teknik instrumentasi dapat dikontrol apabila stabilitas dari instrument

tersebut baik dan dapat dioperasikan secara baik pula oleh operator. Stabilitas dan

kontrol sangat penting untuk teknik instrumentasi yang efektif sehingga dapat

menghindari timbulnya cedera pada pasien atau dokter. Dua faktor utama yang

penting dalam menemukan stabilitas instrumentasi adalah pemahaman instrumen

tersebut dan posisi finger rest.

Pemegangan Instrumen

Metode instrumentasi periodontal membutuhkan pemahaman yang tepat agar

instrument dapat dikontrol dan digunakan secara efektif oleh operator. Teknik

pemegangan yang paling efektif dan stabil untuk semua instrumen periodontal adalah

modified pen grasp (Gambar 51-58). Meskipun teknik pemegangan instrument lain

masih memungkinkan, teknik modified pen grasp ini merupakan standar untuk teknik

instrumentasi tersebut (Gambar 51-59).

Ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah digunakan untuk teknik modified pen

grasp, tapi jari tengah diposisikan sedemikian rupa sehingga sisi pad sebelah kuku
berada pada gagang instrumen. Jari telunjuk ditekuk pada sisi kedua dari ujung jari

dan diposisikan yang baik di atas jari tengah pada sisi yang sama dari gagang

instrumen.

Gambar 51 59. Standard pen grasp. Sisi jari tengah bersandar pada gagang instrumen.

Gambar 51 60. Palm and thumb grasp. Digunakan untuk menstabilkan instrumen selama mengasah.
Sisi bantalan ibu jari ditempatkan tengah antara jari tengah dan telunjuk di sisi

berlawanan dari gagang instrumen. Hal tersebut akan menciptakan sebuah triangle of

forces, atau tripod effect, yang meningkatkan kontrol karena dapat melawan

kecenderungan instrumen menjadi berubah tak terkendali di antara jari-jari ketika

diaplikasikan. Kestabilan yang didapatkan dari teknik modified pen grasp tersebut

dapat mengontrol dokter agar tidak terjadi perubahan pada kontur gigi ketika

dilakukan instrumentasi periodontal. Teknik tersebut juga dapat meningkatkan

sensitivitas taktil.

Palm and thumb grasp pada (Gambar 51-60) berguna untuk menstabilkan

instrumen selama mengasah, tetapi tidak dianjurkan pada instrumentasi periodontal.

Sensitivitas tidak dapat dirasakan secara baik dengan teknik ini dan tidak cocok

dengan gerakan yang diperlukan selama prosedur perawatan periodontal.

Gambar 51 61. Intraoral conventional finger rest. Jari keempat terletak pada permukaan oklusal gigi
yang berdekatan.
Finger Rest

Finger rest berfungsi untuk menstabilkan posisi tangan dan instrumen dengan

membuat suatu titik tumpu ketika ada suatu gerakan yang diciptakan untuk

menggerakkan instrumen. Sebuah finger rest yang baik dapat mencegah cedera dan

laserasi gingiva serta jaringan sekitarnya dengan kualitas instrumen yang kurang

terkontrol. Jari keempat atau jari manis biasanya lebih disukai oleh kebanyakan

dokter sebagai finger rest. Meskipun jari tengah dapat digunakan sebagai finger rest,

tetapi hal ini tidak dianjurkan, karena teknik tersebut akan membatasi pergerakan

ketika mengaktifkan gerakan stroke dan kontrol serta sensitivitas taktil yang

diperoleh masih belum optimal. Kontrol secara optimal dapat dicapai ketika jari

tengah diletakkan diantara antara gagang instrumen dan jari keempat. The built up

fulcrum tersebut merupakan bagian integral dari tindakan yang mengaktifkan gerakan

stroke dalam menghilangkan kalkulus. Bila mungkin, dua jari ini harus dijaga

bersama-sama untuk bekerja sebagai satu unit titik tumpu selama scaling dan root

planing. Pemisahan jari tengah dan keempat selama gerakan stroke pada scaling dapat

mengakibatkan hilangnya kemampuan kontrol secara maksimal.

Finger rest umumnya dapat diklasifikasikan menjadi finger rest intraoral dan

ekstraoral. Finger rest intraoral biasanya bertumpu pada permukaan gigi yang dekat

dengan area kerja. Teknik finger rest lainnya baik pada intraoral maupun ekstraoral

digunakan apabila posisi yang optimal sulit dicapai di area kerja. Contoh berikut

merupakan variasi dari teknik yang berbeda menggunakan finger rest intraoral:
(1) Conventional: finger rest diletakkan secara langsung pada permukaan

gigi sebelah area kerja.

(2) Cross arch : finger rest diletakkan pada permukaan gigi di region yang

berlawanan tetapi masih dalam satu lengkung rahang.

(3) Opposite arch : finger rest diletakkan pada permukaan gigi di rahang

yang berlawanan.

(4) Finger on finger : finger rest diletakkan pada jari telunjuk atau ibu jari

pada tangan yang tidak memegang instrument.

Gambar (51 62). Intraoral cross arch finger rest. Jari keempat berada pada permukaan insisial gigi
yang berada pada region berlawanan tetapi masih dalam satu rahang.
Gambar (51 63). Intraoral opposite arch finger rest. Jari keempat berada pada gigi rahang bawah
ketika gigi posterior rahang atas diinstrumentasikan.

Titik tumpu di bagian ekstraoral merupakan hal yang penting selama

instrumentasi khususnya di region posterior rahang atas. Titik tumpu ekstraoral bukan

termasuk dalam finger rest, karena ujung jari yang digunakan untuk bertumpu pada

bagian ekstraoral merupakan lanjutan dan finger rest pada bagian intraoral. Selain itu,

sebisa mungkin permukaan depan atau punggung jari diletakkan pada bagian wajah

pasien untuk mendapatkan stabilitas yang baik. Dua titik tumpu yang biasanya

digunakan untuk ekstraoral yaitu :

1. palm up : titik fulcrum ini didapatkan dengan menempatkan punggung jari

tengah dan jari keempat pada kulit di bagian lateral mandibular khususnya

pada sisi kanan wajah.

2. Palm down : : titik fulcrum ini didapatkan dengan menempatkan punggung

jari tengah dan jari keempat pada kulit di bagian lateral mandibular khususnya

pada sisi kiri wajah.


Gambar (51 64). Intraoral finger on finger rest.

Gambar (51 65). Ekstra oral palm up fulcrum.

Baik kedua intra oral finger rest dan titik fulcrum ekstra oral dapat

diaplikasikan dengan menempatkan jari telunjuk atau ibu jari dari tangan yang tidak

beroperasi pada gagang instrument demi menambahkan control pegangan dan

stabilisasi yang baik. Finger rest untuk jari tersebut biasanya diletakkan pada

lengkung rahang yang berlawanan atau dapat ditambahkan dengan tumpuan ekstra

oral.
Gambar (51 66). Ekstra oral palm down fulcrum.

Gambar (51 67). Index finger rest.

Aktivasi Instrumentasi

Adaptasi

Adaptasi yang baik harus menunjukkan working end dari instrument

periodontal berada pada permukaan gigi dengan baik. Tujuan objektif dari adaptasi

yang baik yaitu untuk memastikan bahwa working end instrument dapat digunakan

pada kontur gigi yang akan dikerjakan. Adaptasi yang baik harus dipertahankan

dengan baik agar tidak terjadi luka atau trauma pada jaringan sekitar dan juga
permukaan akar gigi agar pekerjaan yang dilakukan efektif.

Mengadaptasikan probe dengan baik cukup sederhana. Ujung dan sisi dari

probe harus dapat dimasukkan sejajar dengan permukaan gigi dalam arah vertical.

Instrument yang lebih tajam seperti seperti kuret biasanya lebih sulit untuk

diadaptasikan. Ujung dari instrument tersebut dapat menyebabkan trauma dan laserasi

pada jaringan, maka dari itu adaptasi di daerah subgingiva merupakan hal yang

penting. Sepertiga bagian bawah dari working end yaitu beberapa millimeter dari

ujung tip instrument, harus dipertahankan tetap berkontak dengan gigi secara konstan

meskipun instrument digerakkan. Adaptasi dapat dipertahankan ketika menggerakan

instrument dengan cara memutar gagang instrument terhadap jari telunjuk dan jari

tengah dengan ibu jari. Hal tersebut bertujuan untuk mengadaptasikan instrument

pada bagian gigi yang cembung maupun cekung. Pada permukaan gigi yang

cembung, akan terasa sulit untuk mengadaptasikan working end instrument pada

permukaan gigi lebih dari 1 2 mm.

Gambar ( 51 68). Thumb reinforce rest.


Gambar (51 69). Bagian dari kuret gracey dibagi menjadi tiga segment: A. sepertiga bagian bawah
dari blade : akan dikenakan beberapa millimeter pada permukaan gigi. B. sepertiga bagian tengah. C.
sepertiga bagian atas yang dekta dengan gagang.

Gambar ( 51 70). Adaptasi dari ujung blade. Ujung kuret pada bagian kiri dapat beradaptasi dengan
permukaan akar gigi. Ujung kuret pada bagian kanan tidak dapat beradptasi dengan baik.
Gambar ( 51 71). Sudut angulasi blade. A. angulasi yang benar untuk insersi. B. 45 derajat sampai 90
derajat, angulasi yang benar untuk scaling dan rootplanning. C. kurang dari 45 derajat, angulasi yang
salah untuk scalng dan rootplanning. D. lebih dari 90 derajat, angulasi yang salah untuk scaling dan
rootplanning, angulasi yang benar untuk kuretase gingiva.

Angulasi

Angulasi merupakan sudut yang terbentuk antara permukaan tajam dari ujung

instrument dengan permukaan gigi. Istilah lain dikenal dengan tooth blade

relationship.

Angulasi yang baik sangat efektif untuk pengeliminasian kalkulus. Insersi

kuret pada daerah subgingiva membutuhkan sudut angulasi sebanyak 00. Ujung dari

instrument tersebut dapat dimasukkan dalam saku gusi secara mudah dengan

permukaan mata pisau kuret menghadap bagian permukaan gigi. Angulasi yang baik

untuk scaling dan rootplanning biasanya yaitu 45 - 900 . sudut tersebut biasanya

bergantung dari banyaknya jumlah kalkulus yang ada dan kondisi jaringan sekitar.

Sedangkan ketika ingin dilakukan kuretase gingiva, maka sudut angulasi yang

digunakan yaitu lebih dari 900 . Hal tersebut memungkinkan agar mata pisau

instrument dapat memotong poket gingiva.

Tekanan Lateral

Tekanan lateral mengacu pada tekanan yang dibuat ketika gaya diterapkan

terhadap permukaan gigi dengan mata instrument. Jumlah gaya yang diberikan harus
disesuaikan dengan banyaknya kalkulus yang ada. Tekanan lateral yang diberikan

dapat dikategorikan menjadi besar, sedang, atau ringan.

Ketika mengambil kalkulus, tekanan yang diberikan awalnya harus besar atau

cukup dan perlahan semakin berkurang menjadi ringan dan biasanya diterapkan untuk

rootplaning. Apabila pemberian tekanan dalam pengambilan kalkulus tidak

menggunakan teknik yang tepat, maka biasanya hanya terambil bagian yang kasar

atau lembaran kecil dari kalkulus tersebut dan biasanya sulit untuk dideteksi serpihan

tersebut dan diambil kembali. Hal tersebut biasanya terjadi pada daerah

developmental depression gigi dan juga cementoenameljunction.

Meskipun tekanan yang kuat diperlukan untuk menghilangkan kalkulus yang

menyeluruh, tetapi pengaplikasian instrument dengan tidak benar atau tidak

terkontrol selama proses instrumentasi harus dihindari. Penggunaan instrument

dengan teknik stroke yang berlebihan dapat menyebabkan trauma pada permukaan

akar gigi. Penggunaan secara hati hati dengan memberikan tekanan yang terkontrol

merupakan kunci keberhasilan dari proses scaling dan rootplaning.

Strokes/ gerakan

Tiga tipe dasar dari stroke/ gerakan yang digunakan selama instrumentasi

periodontal: stroke eksplorasi, stroke scaling, dan stroke rootplaning. Semua gerakan

dasar tersebut dapat diaktifkan oleh tarikan atau gerakan dorongan dalam arah

vertikal, miring, atau arah horisontal (Gambar 51-72). Stroke vertikal dan miring

merupakan yang paling sering digunakan. Stroke horisontal digunakan secara selektif
pada line angles atau poket dalam yang tidak dapat dilakukan dengan gerakan

vertikal atau miring. Arah, panjang, tekanan, dan jumlah stroke yang diperlukan baik

untuk scaling atau root planing ditentukan oleh empat faktor utama: (1) posisi

gingiva, (2) kedalaman poket dan bentuk, (3) kontur gigi, dan (4 ) jumlah dan sifat

dari kalkulus atau kekasarannya.

Gambar (51 72). A. Vertikal B. Oblique C. Horizontal

Stroke/gerakan eksplorasi adalah gerakan yang ringan dan digunakan dengan

probe dan explorer untuk mengevaluasi dimensi saku gusi dan untuk mendeteksi

kalkulus dan penyimpangan dari permukaan gigi. Dengan instrumen berbilah seperti

kuret, gerakan eksplorasi dapat juga dilakukan ketika scaling dan rootplaning dalam

mengevaluasi dan mendeteksi kalkulus. Instrumen biasanya disesuaikan dengan

tekanan ringan terhadap gigi untuk mencapai sensitivitas taktil maksimal.

Stroke/gerakan pada scaling merupakan gerakan yang dilakukan secara

singkat dengan tarikan menggunakan instrumen berbilah untuk pengangkatan


kalkulus baik supragingiva maupun subgingiva. Otot-otot dari jari-jari dan tangan

harus dapat menahan instrument dengan baik dan dapat memberikan tekanan dengan

tegas dari lateral terhadap permukaan gigi. Ujung mata instrumen harus dapat

mengambil kalkulus di permukaan apical gigi dengan menggerakan instrument ke

arah koronal. Gerakan scaling harus dimulai dari arah bawah melalui pergelangan

tangan dengan melenturkan sedikit jari. Gerakan rotasi dari pergelangan tangan

disesuaikan dengan gerakan lengan bawah. Scaling stroke tidak dimulai pada

pergelangan tangan atau jari, juga tidak dilakukan secara independen tanpa

menggerakkan lengan bawah.

Gerakan scaling dapat dimulai dengan memutar pergelangan tangan dan

lengan bawah atau dengan meregangkan jari - jari. Penggunaan pergelangan tangan

dan lengan bawah dibandingkan dengan pergerakan jari telah lama diperdebatkan

oleh para ahli. Metode apapun masih belum dapat menjelaskan dengan teknik mana

yang paling efektif, kedua jenis metode gerakan scaling tersebut baik dengan

memutar pergelangan tangan atau dengan merenggangkan jari jari, diperlukan

untuk segala tindakan instrumentasi. Pergerakkan pada pergelangan tangan dan

lengan bawah, kemudian ditumpukan pada sisa finger rest akan menghasilkan stroke

yang lebih kuat dan karena itu lebih disukai untuk scaling. Perenggangan jari

biasanya diindikasikan untuk mengkontrol gerakan scaling yang lebih panjang di

berbagai bidang seperti line angle dan ketika dibutuhkan gerakan horisontal pada

lingual atau aspek fasial gigi yang berakar sempit.


Gerakan mendorong pada scaling telah dianjurkan oleh beberapa dokter.

Dalam metode pergerakan tersebut, instrumen diarahkan dari lateral atau bagian

coronal kalkulus, dan jari-jari memberikan dorongan yang dapat mengambil deposit

atau kalkulus. Karena gerakan tersebut mungkin dapat membuat kalkulus masuk ke

dalam jaringan pendukung, penggunaannya, terutama dalam arah apikal, tidak

dianjurkan.

Stroke/gerakan pada rootplaning merupakan gerakan moderat untuk

menghaluskan dan mengeliminasi kalkulus dari permukaan akar. Meskipun hoe, file,

dan instrumen ultrasonik dapat digunakan untuk root planing, kuret secara umum

telah diakui menjadi instrumen yang paling efektif dan serbaguna untuk prosedur ini.

Desain kuret yang lebih mudah disesuaikan dengan kontur gigi subgingiva , membuat

kuret sangat cocok untuk root planing pada pasien dalam kasus periodontal. Dengan

gaya yang cukup besar, kuret dapat terus beradaptasi dengan gigi bahkan jika diberi

tekanan lateral.

Instrumen Untuk Scaling dan Rootplaning

Kuret Universal

Working ends dari kuret universal dirancang berpasangan sehingga semua

permukaan gigi dapat diagunakan dengan satu ujung instrumen yang double ended

atau satu pasang instrumen yang single ended (lihat Gambar 51-16).

Pengunaan kuret dalam tiap kuadran manapun terhadap permukaan gigi dari

aspek fasial dimulai dengan menempatkan salah satu ujung kuret di permukaan
mesial, dan dilanjutkan dari ujung lainnya dari permukaan distal. Apabila operator

memulai dari aspek lingual di kuadran yang sama, maka instrument yang digunakan

biasanya yang memiliki ujung double ended. Hal tersebut menunjukkan bahwa

akhiran instrument yang digunakan pada permukaan mesial pada aspek fasial dapat

digunakan juga pada permukaan distal pada aspek lingual, dan sebaliknya. Kedua

ujung kuret universal yang digunakan untuk instrumentasi diindikasikan untuk gigi

anterior. Pada gigi posterior, karena terbatasnya akses ke permukaan distal,

instrument single ended dapat digunakan pada permukaan mesial dan distal dengan

menggunakan kedua ujung pemotongnya. Untuk melakukan hal tersebut, instrumen

yang pertama disesuaikan dengan permukaan mesial dengan gagang hampir sejajar

dengan permukaan mesial. Karena design ujung mata instrument kuret universal

dibuat 90 derajat ke tangkai instrumen yang lebih rendah dan jika bagian tangkai

instrument tersebut diposisikan sejajar dengan permukaan gigi, maka angulasi gigi

dengan blade adalah 90 derajat. Permukaan distal dari gigi posterior dapat dilakukan

juga dengan ujung mata instrument yang berlawanan dari instrument yang sama.
Gambar (51 73). Adaptasi dari kuret universal gigi posterior. Gambaran kuret universal yang
memiliki ujung pisau yang sama (a dan b) dan dapat disesuaikan pada permukaan mesial dan
permukaan distal dari gigi posterior.

Ketika mengadaptasikan blade kuret universal, ujung instrument tersebut

harus berkontak dengan permukaan gigi, kecuali pada permukaan cembung dan

sempit seperti line angle. Meskipun seluruh ujung instrumen harus berkontak dengan

gigi, tekanan harus difokuskan pada sepertiga bagian bawah pisau instrumen selama

gerakan scaling. Selama gerakan rootplaning, tekanan lateral harus didistribusikan

secara merata di sepanjang ujung pisau instrumen.

Keuntungan utama dari kuret ini adalah bahwa instrument tersebut dirancang

untuk digunakan secara universal pada semua permukaan gigi dan di seluruh wilayah

mulut. Namun, kuret universal memiliki keterbatasan dan tidak dapat digunakan

untuk poket yang dalam di mana pada bagian apical gigi telah mencapai furkasi,

kecembungan akar, serta developmental depressions. Karena alasan tersebut, banyak

dokter lebih memilih kuret Gracey dan modifikasi baru dari kuret Gracey, yang

dirancang khusus untuk scaling subgingiva dan root planing pada kasus periodontal.
Kuret Gracey

Seperti yang dibahas sebelumnya, kuret Gracey adalah seperangkat instrument

yang digunakan secara spesifik di tiap daerah kerja serta dirancang oleh Dr. Clayton

H. Gracey dari Michigan di pertengahan 1930-an. Empat fitur desain yang membuat

kuret Gracey unik yaitu: (1) kuret tersebut digunakan di area spesifik, (2) hanya satu

cutting edge di setiap instrumen yang digunakan, (3) ujung pisau instrumen

melengkung pada dua bagian, dan (4) ujung pisau instrument merupakan "offset

"(lihat Tabel 51-1.) Masing-masing fitur ini secara langsung mempengaruhi cara dan

di mana kuret Gracey digunakan, seperti yang dibahas selanjutnya.

Spesifikasi Area

Ada tujuh pasang kuret dalam satu set. Kuret Gracey nomor 1-2 dan 3-4

digunakan pada gigi anterior. Kuret Gracey nomor 5-6 dapat digunakan pada gigi

anterior dan gigi premolar. Permukaan fasial dan lingual gigi posterior dapat

diinstrumentasikan dengan kuret Gracey 7-8 dan 9-10. Kuret Gracey 11-12 dirancang

untuk permukaan mesial gigi posterior, dan nomor 13-14 menyesuaikan dengan

permukaan distal gigi posterior. Meskipun pedoman area penggunaan ini awalnya

didirikan oleh Dr Gracey, penggunaan kuret Gracey di daerah mulut selain dari area

yang khusus dirancang dapat dilakukan apabila prinsip-prinsip umum mengenai kuret

tersebut dipahami dan diterapkan.


Gambar (51 74). Menentukan ujung tombak yang benar dari kuret Gracey. Bila dilihat langsung dari

atas bagian pisau instrumen, ujung mata instrumen yang benar adalah sisi lebih besar dimana kurva

luar berada di sebelah kanan.

Penggunaan Single Cutting Edge

Seperti kuret universal, kuret Gracey memiliki pisau dengan dua sisi

pemotong. Namun, hal yang berbeda dengan kuret universal, instrumen Gracey

dirancang memiliki hanya satu mata pisau instrumen yang digunakan. Untuk

menentukan mata pisau instrumen yang benar dengan gigi yaitu, pisau harus

beradaptasi dengan permukaan fasial dan sejajar dengan lantai. Bila dilihat dari sudut

gambar diatas, mata pisau dapat terlihat sebagai suatu kurva yang mengarah ke

samping. Salah satu mata pisau akan membentuk kurva luar lebih besar, dan bentuk

lain yang lebih pendek yaitu kurva kecil. Kurva luar yang lebih besar, yang dikenal

sebagai "inferior cutting edge" atau mata pisau instrument yang lebih jauh dari

gagang instrument merupakan cutting edge yang benar (Gambar 51-74).


Blade Curves dalam dua Arah

Sama halnya dengan tangkai kuret universal, tangkai dari kuret Gracey

melengkung ke atas. Namun, tangkai instrumen dari kuret Gracey juga melengkung

ke samping, seperti yang disebutkan sebelumnya. Kelengkungan yang unik ini

meningkatkan adaptasi pisau untuk permukaan cembung dan cekung dari morfologi

gigi. Hanya sepertiga bagian bawah atau setengah dari pisau Gracey yang berkontak

dengan gigi selama instrumentasi. Ujung mata pisau kuret universal, di sisi lain, lurus

dan tidak melengkung ke samping, sehingga kurang beradaptasi dengan permukaan

cembung akar.

Offset Blade

Pisau kuret Gracey diasah pada sudut yang seimbang, yang berarti bahwa

permukaan mata pisau kuret tidak tegak lurus dengan tangkai bawah kuret seperti

pada kuret universal. Sebaliknya, kuret Gracey dirancang sehingga sudut angulasi

antara gigi dengan blade adalah 60 sampai 70 derajat ketika tangkai kuret bagian

bawah disejajarkan dengan permukaan gigi. Kuret Gracey awalnya dirancang untuk

digunakan dengan push stroke dan terdapat bevel untuk memberikan sudut angulasi

gigi dan blade sebanyak 40 derajat ketika tangkai bawah instrumen sejajar dengan

permukaan gigi. Selama bertahun-tahun, kuret Gracey hanya tersedia dalam bentuk

ini. Saat ini, kuret Gracey tersedia tidak hanya dalam desain push stroke tapi juga

dalam versi modifikasi untuk digunakan secara pull stroke. Hal tersebut penting agar

ketika membeli kuret Gracey, operator tidak memperoleh instrumen yang tidak benar
yang dirancang untuk pull stroke. Jika kuret Gracey yang dirancang untuk push

stroke kemudian digunakan dengan cara pull stroke dan sebaliknya, hal tersebut

cenderung hanya dapat menggosok kalkulus dan bukan mengeliminasi. Push stroke

tidak dianjurkan terutama untuk dokter pemula, karena cenderung menyebabkan

trauma yang tidak semestinya pada epitel junctional dan dapat meninggalkan fragmen

kalkulus yang tertinggal di jaringan lunak.

Gambar (51 75). Cutting edge yang benar beradptasi dengan gigi.

Prinsip Penggunaan

Prinsip-prinsip umum penggunaan kuret Gracey yaitu :

1. Tentukan mata ujung pisau instrumen yang benar. Ujung pisau yang benar

harus ditentukan secara visual, kemudian diperiksa kembali dengan

mengadaptasikan ujung mata pisau instrument secara ringan pada permukaan

gigi dan tangkai bawah instrument sejajar rendah ke permukaan gigi.


2. Pastikan tangkai bawah instrument sejajar dengan permukaan yang akan

diinstrumentasi. Bagian yang harus diperiksa yaitu dari ujung mata pisau

kuret Gracey sampai tikungan pertama di tangkai tersebut. kesejajaran dari

tangkai atas instrument bukan merupakan hal yang harus dilihat pada kuret

Gracey karena sudut angulasi dari tangkai bervariasi. Pada gigi anterior

tangkai bawah kuret Gracey nomor 1-2, 3-4, atau 5-6 harus sejajar dengan

mesial, distal, fasial, atau permukaan lingual gigi (Gambar 51-77). Pada gigi

posterior tangkai bawah dari kuret nomor 7-8 atau 9-10 harus sejajar dengan

permukaan fasial atau lingual dari gigi (Gambar 51-78); tangkai bawah nomor

11-12 harus sejajar dengan permukaan mesial gigi (Gambar 51-79); dan

tangkai bawah dari kuret nomor 13-14 harus sejajar dengan permukaan distal

gigi (Gambar 51-80).

3. Bila menggunakan finger rest intraoral, jari keempat dan jari tengah harus

dikontrol agar tetap stabil dalam titik tumpu dan dibantu oleh tindakan

pergelangan lengan.

4. Gunakan tumpuan ekstraoral atau finger rest pada mandibula untuk

mendapatkan sudut angulasi yang optimal saat bekerja pada gigi posterior

rahang atas.

5. Gunakan sepertiga bagian bawah ujung instrumen untuk menghilangkan

kalkulus, terutama pada line angle atau ketika mengeliminasi tepi kalkulus

dengan memecah kalkulus menjadi beberapa bagian, mulai dari tepi lateral.
6. Biarkan pergelangan tangan dan lengan untuk melakukan gerakan

instrumentasi/ stroke, daripada meregangkan jari-jari.

7. Pegangan antara ibu jari dan jari untuk menjaga ujung mata pisau beradaptasi

harus dikontrol terutama pada bagian line angle dan di permukaan cembung

gigi.

8. Kontrol tekanan lateral yang diberikan dari tekanan yang besar sampai

sedang, biasanya bergantung pada kalkulus, dan kurangi tekanan ketika

transisi dari scaling ke rootplaning.

Gambar (51 76). Cutting edge yang tidak benar beradaptasi dengan gigi

Gambar (51 77). Kuret Gracey no 5 6 yang diadptasikan pada gigi anterior.
Gambar (51 78). Kuret Gracey no 7 8 yang diadaptasikan pada permukaan fasial gigi posterior.

Gambar (51 79). Kuret Gracey no 11 12 yang diadaptasikan pada permukaan distal gigi posterior.

Gambar (51 80). Kuret Gracey no 13 14 yang diadaptasikan pada permukaan mesial gigi posterior.
Extended- Shank Gracey Curettes

Extended-shank Gracey kuret, seperti After Five curretes, merupakan kuret

dimana 3 mm lebih panjang di tangkainya daripada kuret Gracey yang standar tetapi

tetap digunakan dengan teknik yang sama (lihat Gambar 51-23). Kuret tersebut paling

berguna untuk poket yang dalam pada rahang atas dan gigi posterior rahang bawah, di

mana tangkai kuret tersebut memungkinkan akses yang lebih baik, terutama untuk

bagian poket mesial dan distal (lihat Gambar 51-24). Meskipun tangkai kuret yang

standar akan membuat akses lebih mudah saat menggunakan finger rest intraoral,

penggunaan sebuah titik tumpu ekstraoral akan memungkinkan akses yang lebih baik

lagi dan menambah adaptasi untuk semua gigi posterior rahang atas. After Five

curretes memiliki tangkai instrument yang kaku dan harus digunakan untuk scaling

kalkulus yang berat.

Mini Bladed Gracey Curettes

Mini bladed gracey curetes, seperti mini five curretes dan Gracey curvettes,

memiliki tangkai kuret yang 3 mm lebih panjang dari kuret Gracey standar dan mata

pisau yang 50% lebih pendek (lihat Gambar 51-26 dan 51-27) . Instrumen ini

umumnya digunakan dalam cara yang sama seperti kuret Gracey, kecuali untuk

perbedaan spesifik berikut:

1. Mini bladed gracey curet tidak boleh digunakan secara rutin di region yang

diindikasikan untuk penggunaan kuret standar Gracey atau After Five


curretes. Sebaliknya, instrument tersebut harus digunakan untuk melengkapi

kuret konvensional dan instrumen ultrasonik di daerah yang sulit untuk

diakses, seperti furkasi, line angle, dan poket yang dalam, ketat, atau sempit

(lihat Gambar 51-28).

2. Large # 4 handles dianjurkan digunakan karena diameter lebih besar yang

memungkinkan kontrol lebih baik dari Mini bladed gracey curet.

3. Mini bladed gracey curet bisa digunakan untuk scaling dengan tangkai kuret

diarahkan baik mesial atau distal. Bahkan, mini five curretes beradaptasi lebih

efektif pada lekukan akar di gigi posterior .

4. Gunakan rigid-shank mini-bladed curettes untuk menghilangkan kalkulus.

Gunakan mini-bladed curettes yang standard dan tangkai tipis untuk

menghilangkan plak selama kontrol perawatan.

5. Bila menggunakan mini-bladed curettes untuk menghilangkan kalkulus,

letakkan finger rest intraoral dekat dengan wilayah kerja. Ketika melakukan

tindakan root planing yang ringan atau deplaquing, gunakan finger rest

intraoral atau tumpuan ekstraoral. Tumpuan ekstraoral biasanya diperlukan

untuk mendapatkan akses ke dalam saku gusi pada molar kedua dan ketiga

rahang atas.

6. mini five curretes umumnya digunakan secara lurus dan digerakkan vertikal.

Instrumen tersebut juga dapat digunakan secara miring atau horisontal, tetapi

karena pendeknya mata pisau tersebut, gerakan yang didapat mungkin tidak

cukup jauh sampai subgingiva kecuali jaringan gingiva sangat ditarik.


Gerakan horisontal dengan mini five curretes akan efektif bila digunakan di

cementoenameljunction atau di bawah developmental depression.

Ketika digunakan dengan benar, mini-bladed curettes memungkinkan akses yang

baik dan efektivitas untuk tindakan non-bedah atau bedah debridemen pada akar. Satu

studi menunjukkan bahwa Gracey Curvettes lebih baik dari kuret Gracey standar di

poket gigi anterior. Mini-bladed curettes akan memberikan adaptasi yang sangat baik

dengan sensitivitas sentuhan yang lebih baik daripada tip ultrasonic khususnya pada

daerah seperti line angles, furkasi yang sempit, permukaan cekung, permukaan fasial,

atau permukaan palatal dari akar. Studi juga menunjukkan bahwa Gracey Curvette

memberikan hasil yang lebih baik daripada tip ultrasonik pada daerah poket yang

dalam di gigi anterior mandibula, furkasi, dan percabangan furkasi.

Gambar (51 81). Mini Five curretes diadaptasikan pada permukaan palatal di gigi molar rahang atas
dengan ujung instrument diarahkan pada distal.

Anda mungkin juga menyukai