Anda di halaman 1dari 4

Robekan Vagina dan Serviks

A. Epidemiologi

Menurut World Health Organization 75 %angka kematian ibu (AKI) akibat komplikasi
selama hamil, bersalin dan 25% selama masa nifas.

Data di ruangan kebidanan di Rumah Sakit Prof. Dr. V. L Ratumbuysang Manado pada 3
bulan terakhir tahun 2013 terdapat 98 ibu yang bersalin dan 82 (83,67%) ibu bersalin
dengan robekan jalan lahir. Primipara 53 (54%), 40 episiotomi 13 robekan perineum,
multipara 29 (29%) 15 episiotomi dan 14 robekan perineum.

Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan
oleh robekan serviks atau vagina.

B. Etiologi

Robekan Vagina

Perlukaan vagina sering terjadi sewaktu :


Melahirkan janin dengan cnam.
Ekstraksi bokong
Ekstraksi vakum
Reposisi presintasi kepala janin, umpanya pada letak oksipto posterior.
Sebagai akibat lepasnya tulang simfisis pubis (simfisiolisis) bentuk robekan vagina
bisa memanjang atau melintang.

KOLPAPOREKSIS
Kolpaporeksis ialah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina. Hal
ini terjadi apabila pada persalinan dengan disproporsi sefalopelvik terjadi
regangan segmen bawah uterus dengan serviks uteri tidak terjepit antara kepala
janin dan tulang panggul, sehingga tarikan ke atas langsung ditampung oleh
vagina; jika tarikan ini melampaui kekuatan jaringan terjadi robekan vagina pada
batas antara bagian teratas dengan bagian yang lebih bawah dan yang berfiksasi
pada jaringan sekitarnya.
Kolpaporeksis juga bisa timbul apabila pada tindakan pervaginam dengan
memasukkan tangan penolong ke dalam uterus dibuat kesalahan, yang fundus
uteri tidak ditahan oleh tangan luar supaya uterus jangan naik ke atas. Gejala
gejala dan pengobatan kolpaporeksis tidak berbeda dengan ruptura uteri.

Robekan Vulva

Terjadi pada saat persalinan.

Hematoma Vulva

Terjadi akibat robeknya, pembuluh darah terutama vena yang terikat di bawah
kulit alat kelamin luar dan selaput lendir vagina. Hal ini dapat terjadi pada kala
pengeluaran, atau setelah penjahitan luka robekan yang senbrono
Penjahitan luka episiotomi yang tidak sempurna atau robekan pada dinding
vagina yang tidak dikenali

Robekan Serviks

Lebih sering terjadi pada persalinan dengan tindakan tindakan pada


pembukaan persalinan belum lengkap.
Persalinan presipitatus.

C. Patogenesis dan Patofisiologi

Robekan Vagina

Robekan pada vagina dapat bersifat luka tersendiri, atau merupakan lanjutan robekan
perineum. Robekan vagina sepertiga bagian atas umumnya merupakan lanjutan
robekan serviks uteri. Pada umumnya robekan vagina terjadi karena regangan jalan lahir
yang berlebih-lebihan dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan. Baik kepala maupun bahu
janin dapat menimbulkan robekan pada dinding vagina. Kadang-kadang robekan terjadi
akibat ekstraksi dengan forceps. Bila terjadi perlukaan pada dinding vagina , akan timbul
perdarahan segera setelah jalan lahir

Perlukaan pada dinding depan vagina sering kali terjadi terjadi di sekitar orifisium
urethrae eksternum dan klitoris. Perlukaan pada klitoris dapat menimbulkan perdarahan
banyak

Robekan Serviks

Bibir serviks uteri merupakan jaringan yang mudah mengalami perlukaan saat
persalinan karena perlukaan itu portio vaginalis uteri pada seorang multipara terbagi
menjadi bibir depan dan belakang. Robekan serviks dapat menimbulkan perdarahan
banyak khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat terdapat ramus desenden dari
arateria uterina. Perlukaan ini dapat terjadi pada persalinan normal tapi lebih sering
terjadi pada persalinan dengan tindakan tindakan pada pembukaan persalinan belum
lengkap. Selain itu penyebab lain robekan serviks adalah persalinan presipitatus. Pada
partus ini kontraksi rahim kuat dan sering didorong keluar dan pembukaan belum
lengkap.

D. Diagnosis

Robekan vagina

Diagnosa ditegakkan dengan mengadakan pemeriksaan langsung. Untuk dapat menilai


keadaan bagian dalam vagina, perlu diadakan pemeriksaan dengan speculum.

Robekan Serviks

Diagnosa perlukaan serviks dilakukan dengan speculum bibir serviks dapat di jepit
dengan cunam atromatik. Kemudian diperiksa secara cermat sifat- sifat robekan
tersebut.

Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9. Bibir depan dan bibir belakang
servik dijepit dengan klem fenster kemudian serviks ditarik sedidikit untuk menentukan
letak robekan dan ujung robekan. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti
meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus berkontraksi baik, perlu dipikirkan
perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks uteri

E. Tatalaksana

Robekan vagina
Perdarahan pada keadaan ini umumnya adalah perdarahan arterial sehingga perlu
dijahait. Penjahitan secara simpul dengan benang catgut kromik no.0 atau 00, dimulai
dari ujung luka sampai luka terjahit rapi.
Pada luka robek yang kecil dan superfisal, tidak diperlukan penanganan khusus pada
luka robek yang lebar dan dalam, perlu dilakukan penjahitan secara terputus-putus
atau jelujur.

Robekan Serviks
Penjahitan robekan serviks.
Bila ditemukan robekan serviks yang memanjang, maka luka dijahit dari ujung yang
paling atas, terus ke bawah. Pada perlukaan serviks yang berbentuk melingkar,
diperiksa dahulu apakah sebagian besar dari serviks sudah lepas atau tidak. Jika belum
lepas, bagian yang belum lepas itu dipotong dari serviks, jika yang lepas hanya
sebagian kecil saja itu dijahit lagi pada serviks. Perlukaan dirawat untuk menghentikan
perdarahan.

F. Komplikasi robekan vagina

Perdarahan pada umumnya pada luka robek yang kecil dan superfisial terjadi
perdarahan yang banyak, akan tetapi jika robekan lebar dan dalam, lebih-lebih jika
mengenai pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan yang hebat.

Infeksi jika robekan tidak ditangani dengan semestinya dapat terjadi infeksi bahkan
dapat timbul septikami.

Anda mungkin juga menyukai