Anda di halaman 1dari 14

SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

KD 3.4 Menganalisis Kemiripan Sifat Unsur dalam Golongan dan Keperiodikannya

KD 4.4 Menyajikan Hasil Analisis Data-data Unsur Dalam Kaitannya dengan


Kemiripan dan Sifat Keperiodikan Unsur

Disusun oleh:

1. Harum Ismi Murti 11140162000035


2. Dinda Nur Azizah 11140162000040
3. Mulyawati 11140162000043
4. Siti Nuraeni 11140162000049
5. Nita Mardiyanti 11140162000066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017
SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Yang dimaksud dengan sifat-sifat periodik ialah bahwa ada hubungan antara sifat sifat
suatu unsur dengan letaknya pada Tabel Sistem Periodik. Sifat-sifat ini berubah dan berulang
secara periodik, sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron. Berikut kita
bahas tentang: jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.

A. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron pada kulit terluar. Dikenal
pula jari-jari ion positif dan jari-jari ion negatif.
Untuk unsur-unsur segolongan:
Jari-jari atom makin ke bawah makin besar atau semakin besar nomor atom maka
semakin besar pula jari-jari atom. Karena jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak,
maka kulit terluar semakin jauh dari inti atom. Hal ini disebabkan pula bertambahnya kulit
elektron sesuai dengan bertambahnya bilangan kuantum utama.
Untuk unsur-unsur seperiode:
Jari-jari atom semakin pendek dari kiri ke kanan atau semakin besar nomor atom
maka semakin kecil jari-jari atom. Sekalipun jumlah kulitnya sama, tetapi banyaknya proton
bertambah sehingga elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Hal ini
disebabkan jumlah proton dalam inti dan jumlah elektron dalam orbital bertambah sehingga
tarikan elektrostatik antara partikel yang berlawanan muatan bertambah. Elektron yang
berada pada kulit terluar akan ditarik ke inti sehingga ukuran atom bertambah kecil.

Hubungan antara nomor atom dengan jari-jari atom digambarkan dalam grafik berikut
(gambar 8).

Faktor-faktor yang mempengaruhi jarak (dalam suatu golongan):


1. Jarak elektron dari inti atom tergantung bilangan kuantum utama (n).
2. Semakin tinggi bilangan kuantum utama maka semakin besar ukuran atomnya.
3. Semakin banyak kulit atom dalam suatu golongan maka semakin besar ukuran atom
sehingga, semakin besar pula jari-jari atomnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jarak (dalam suatu periode):


1. Semakin besar nomor atom dalam suatu periode maka semakin menurun jari-jari atom
(semakin kecil).
2. Hal tersebut disebabkan semakin besarnya nomor atom maka meningkatnya satuan
muatan positif inti (naik satu satuan) sehingga meningkat pula satu elektron kulit
terluar yang menyebabkan semakin besarnya daya tarik menariknya maka jari-jari
atom semakin kecil.

Variasi ukuran atom dalam deret transisi:


1. Elektron yang menempati kulit atom bagian dalam meningkat.
2. Jumlah elektron di kulit atom terluar tetap, contoh: Fe, Co dan Ni (golongan VIII B).
26Fe (1s22s22p63s23p63d64s2)
27Co (1s22s22p63s23p63d74s2)
28Ni (1s22s22p63s23p63d84s2)
3. Jumlah elektron dikulit terluarnya sama.
4. Jumlah elektron dikulit bagian dalam berbeda.
5. Tetapi memiliki sifat yang sama dan ukuran atomnya yang sama.

Jari-jari ion positip:


Jika suatu atom melepaskan elektron sehingga terbentuk ion positip (kation),
X X+ + 1 e
Pada kation jumlah proton lebih banyak daripada elektron dan mempunyai konfigurasi
elektron yang stabil seperti pada gas mulia.

Tabel 7. Perbandingan atom dan kationnya.


Jari-jari kation ini lebih kecil daripada jari-jari atomnya. Hal ini disebabkan lepasnya
elektron terluar mengakibatkan kulitnya berkurang.

Jari-jari ion negatif


Jika suatu atom menangkap elektron sehingga terbentuk ion negatif (anion),
Y+1e Y
Pada anion jumlah elektron lebih banyak daripada proton dan mempunyai konfigurasi
elektron yang stabil seperti pada gas mulia.

Jari-jari anion ini lebih besar daripada jari-jari atomnya. Sebab tambahan elektron ini
mengakibatkan terjadi tolak-menolak antar elektron di kulit terluar.
Suatu atom yang melepaskan elektron jari-jari ionnya lebih kecil dibanding dengan
jari-jari atom netralnya. Ini disebabkan tarikan inti yang lebih kuat dibandingkan tarikan inti
pada atom netral. Sebaliknya, apabila suatu atom menangkap elektron, maka jari-jari ionnya
lebih besar dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.

Referensi:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiqkdaS-
ozTAhVBLo8KHY-yDbkQFgg-MAY&url=http%3A%2F
%2Ftri_surawan.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles
%2F40823%2FBab9_TabelPeriodik_A4.pdf&usg=AFQjCNGpgYD1bbeMxSC-
l5BzqSRT35iBlQ&sig2=jNi0AUx3jcCv9vvWuUD6QA

http://arsipegianto.tripod.com/sifatperiodikunsur.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304792/pendidikan/sistem+periodik+unsur.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_3.pdf

http://psbtik.smkn1cms.net/adaptif/adaptif_kimia/struktur_atom_dan_sistim_periodik_unsur.
pdf
B. AFINITAS ELEKTRON

Afinitas electron adalah energi yang terlibat jika suatu atom atau ion dalam fase gas
menerima satu electron membentuk ion negatif (atom bermuatan negatif).

Keteraturan energi ionisasi dalam sistem periodik:

Dalam satu periode, energy ionisasi semakin besar dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan
muatan inti bertambah positif dan harga jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik menarik
inti terhadap electron terluar semakin kuat. Akibatnya energy ionisasi semakin besar.

Dalam satu golongan, energy ionisasi semakin kecil dari atas kebawah. Hal ini dikarenaka
nmeski muatan inti bertambah positif, namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini
menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Akibatnya
energi ionisasi semakin kecil

#ANOMALI PADA AFINITAS ELEKTRON

Gambar di atas menunjukkan bahwa atom unsur golongan IIA dan VIIIA mempunyai
afinitas elektron yang berharga positif. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur
golongan IIA dan VIIIA sulit menerima elektron. Afinitas elektron terbesar dimiliki
oleh unsur golongan halogen karena unsur golongan ini paling mudah menangkap
elektron. Selain itu, hal tersebut juga disebabkan karena golongan IIA & VIIIA secara
konfigurasi mengikuti aturan oktet dan duplet, sehingga kedua golongan tersebut
stabil dan berharga positif.
IIA = ns2 => Mengikuti aturan duplet
VIIIA = ns2 np6 => Mengikuti aturan oktet

Ketidakteraturan juga terjadi pada golongan VA, afinitas elektron pada golongan VA
mengikuti pada aturan pengisian setengah penuh yang menyebabkan golongan VA
menjadi lebih stabil. Sehingga unsur pada golongan tersebut dalam satu periode
memilki afinitas elektron yang lebih rendah daripada unsur golongan VIA
VA = ns2 np3 => Mengikuti aturan pengisian setengah
penuh
Ketidakteraturan terjadi pula pada unsur nitrogen, nitrogen memilki harga afinitas
elektron sebesar 0. Hal ini terjadi karena kulit valensi atom N yang telah terisi
setengah penuh memberikan tolakan terhadap elektron yang ditambahkan.
Referensi :
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=11&idmateri=373&mnu=Materi3&kl=10
C. KEELEKTRONEGATIFAN
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Karena elektron terluar dari atom yang
digunakan untuk ikatan, maka keelektronegatifan berguna dalam meramalkan dan
menerangkan kereaktifan kimia.
Keelektronegatifan secara umum, dalam satu periode bertambah besar seiring
dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini dikarenakan dalam satu periode,
semakin besar nomor atomnya maka semakin besar jumlah protonnya. Sehingga
muatan inti atom semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom
dengan elektron terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari
atom semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan
menjadi semakin negatif. Sehingga mengakibatkan kecenderungan untuk menarik
elektron semakin besar.
Keelektronegatifan dalam satu golongan bertambah kecil seiring dengan
bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan tarikan antara partikel yang
berlawanan muatan bertambah dengan berkurangnya jarak antara partikel, sehingga
elektron valensi semakin jauh dari inti dan kemampuan menarik elektron dari atom
lain menjadi semakin sulit.
Besarnya harga keelektronegatifan bersifat relatif antara suatu atom dengan atom lain.
Linus Pauling (1932) memberi harga tertinggi pada fluor 4 karena paling mudah membentuk
ion negatif. Beberapa harga keelektronegatifan beberapa unsur dalam skala pauli disajikan
dalam Tabel berikut:

Keelektronegatifan skala Pauling

#ANOMALI PADA KEELEKTRONEGATIFAN


Terlihat dari gambar di atas, bahwa untuk unsur gas mulia tidak mempunyai harga
keelektronegatifan karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia
menyebabkan gas mulia sukar untuk menarik dan melepas elektron.
Keelektronegatifan skala pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas
mulia sebesar nol.
VIIIA = ns2 np6 => stabil
REFERENSI :
Chang, Raymond. 2002. KIMIA DASAR KONSEP-KONSEP INTI JILID I. Jakarta:
Erlangga.
Fessenden, dan Fessenden. 1982. KIMIA ORGANIK JILID I. Jakarta: Erlangga.
Prasetiawan, Widi. 2008. KIMIA DASAR I. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
Sastrohamidjodjo, Hardjono. 2005. KIMIA DASAR. Yogyakarta: Gajah Mada
University press.
D. ENERGI IONISASI

Energi ionisasi (EI) adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu elektron
terluar dari atom dalam keadaan gas. EI diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik oleh
inti atom yang bermuatan positif terhadap elektron terluarnya. EI dipengaruhioleh muatan inti
efektif dan susunan elektron dalam kulit valensinya. Umumnya muatan inti efektif yang besar
mengakibatkan pengeluaran elektron dari atom menjadi sukar sehingga diperlukan EI yang
lebih besar.

Atom Na memiliki no.atom 11, maka konfigurasi elektronnya 2.8.1

Maka dapat ditulis Na Na+ + e

Atom Na akan kehilangan elektron dan kelebihan satu muatan positif, atau dengan
kata lain atom Na berubah menjadi ion Na+. Peristiwa yang terjadi pada atom ini diperlukan
energi, karena terjadinya perubahan kedudukan elektron.

Karena semua atom kecuali hidrogen mempunyai lebih dari satu elektron, maka atom-
atom ini juga mempunyai lebih dari satu energi ionisasi. Bila pelepasan melibatkan elektron
pertama, disebut EI pertama, dan jika elektron kedua yang terlibat disebut EI kedua, dan
seterusnya.

E. ionisasi 1 : Na (g) + E1 Na+ (g) + e

E. ionisasi 2 : Na+ (g) + E2 Na2+ (g) + e

Tabel Energi ionisasi atom unsur (dalam eV)


Energi ionisasi ini memiliki beberapa kecenderungan yaitu kecenderungan dalam
golongan dan kecenderungan didalam periode. Di dalam golongan muatan inti akan
berpengaruh terhadap elektron yang dihasilkan dalam keadaan yang konstan atau stabil. Hal
ini ditandai dengan semakin naiknya jumlah nomor atom maka akan bertambahnya fungsi
perisai atom. Dan jumlah jari-jari atom akan bertambah seiring dengan bertambahnya kulit
pada elektron pertama. Jadi, dapat disimpulkan dalam olongan energi tersebut akan menurun
seiring dengan jumlah nomor atom yang bertambah.

Dalam kecenderungan periode memiliki hal yang berlawanan dengan kecenderungan


golongan. Energi ionisasi dalam satu periode akan naik secara kontinu untuk setiap
penambahan jumlah atom, yang membuat jari-jari atom akan menjadi semakin kecil atau
pendek. Dengan kondisi seperti itu, untuk menghasilkan electron bagian terluar akan semakin
susah untuk dikeluarkan atau dilepas, sehingga energi yang terbentuk semakin besar.
Beberapa pengecualian yang perlu diperhatikan adalah Golongan IIA, VA, dan VIIIA,
ternyata mempunyai energy ionisasi yang sangat besar, bahkan lebih besar dibandingkan
dengan unsur yang berada disebelah kanannya, yaitu IIIA dan VIA. Hal ini disebabkan, karna
Golongan IIA, VA dan VIIA memiliki konfigurasi yang relative lebih stabil, sehingga electron
terluarnya relative lebih sulit dilepaskan.

Kelompok unsur pada grafik dalam satu periode ternyata energi ionisasi unsur B lebih
rendah dari pada Be, begitu juga unsur Mg lebih besar dari pada Al. Penyimpangan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh kestabilan konfigurasi elektronnya. Unsur-unsur yang mempunyai
konfigurasi elektron lebih stabil, energinya cenderung lebih tinggi. Hal ini berlaku juga pada
unsur Fe dan usur Ne.Seperti apa yang terjadi pada unsur 12 Mg dan 13 Al serta pada unsur 9
Fe dan 10 Ne.

Konfigurasi 12 Mg = ls2 2s2 2p6 3s2 9 Fe = ls2 2s2 2p5

13 Al = ls2 2s2 2p6 3s2 3p1 10 Ne = ls2 2s2 2p6

Energi Ionisasi Mg = 7,6 kJ/mol Fe = 17,4 kJ/mol

Al =6,0 kJ/mol Ne = 21,6 kJ/mol

Berdasarkan pengamatan, orbital yang terisi penuh dan terisi setengah penuh
menunjukkan kondisi yang relative stabil, terutama bagi atom unsur-unsur gas mulia dan
unsur-unsur transisi. Atom-atom unsur gas mulia relatif stabil disebabkan orbital kulit
valensinya terisi penuh oleh electron, sehingga untuk unsur Ne energy ionisasinya lebih
tinggi dibangdingkan dengan energy ionisasi unsur Fe.

Berbeda dengan unsur Mg dan Al. Hal ini disebabkan karena elektron yang mengion
pada Al berada pada orbital dengan energi yang lebih tinggi (3p) dibanding elektron (3s) yang
mengion pada Mg.

Grafik Energi ionisasi

Berikut merupakan grafik energy ionisasi dari atom unsur-unsur dalam system
periodik.
Grafik energi ionisasi pertama atom unsur-unsur fungsi dari nomor atom

Secara umum, keteraturan energi ionisasi (EI) dalam sistem periodik adalah sebagai
berikut:

1. Energi ionisasi(EI) pertama selalu lebih rendah dari EI kedua. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin sulit melepaskan elektron berikutnya. Keadaan
ini dikarenakan semakin dekatnya elektron dengan inti atom sehingga semakin
kuatnya gaya tarik-menarik inti terhadap elektron.
2. Dalam satu perioda, umumnya energi ionisasi (EI) meningkat dari kiri ke
kanan, searah dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini dikarenakan kulit
valensinya tetap sementara muatan inti bertambah positif sehingga volume inti
atom meningkat dan nilai jari-jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan
gaya tarik-menarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat. Akibatnya, EI
semakin besar.

3. Dalam satu golongan, energy ionisasi (EI) menurun dari atas kebawah searah
meningkatnya nomor atom. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah positif
sehingga kulit atom bertambah (volume bertambah) dan nilai jari-jari atom
meningkat. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap
elektron terluar semakin lemah. Akibatnya, EI semakin berkurang.

Energi ionisasi (EI) pertama unsur golongan VIIIA paling tinggi di antara golongan
unsur yang lain. Hal itu terjadi karena konfigurasinya yang penuh pada kulit terluar
yang membuatnya stabil. Kestabilan ini disebabkan atom-atom gas mulia memiliki
elektron valensi paling banyak (8 elektron). Oleh karena itu, untuk mengeluarkan
elektron valensi dari atom gas mulia memerlukan EI yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai