Sifat Keperiodikan Unsur Kelompok 3
Sifat Keperiodikan Unsur Kelompok 3
Disusun oleh:
2017
SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Yang dimaksud dengan sifat-sifat periodik ialah bahwa ada hubungan antara sifat sifat
suatu unsur dengan letaknya pada Tabel Sistem Periodik. Sifat-sifat ini berubah dan berulang
secara periodik, sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron. Berikut kita
bahas tentang: jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
A. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron pada kulit terluar. Dikenal
pula jari-jari ion positif dan jari-jari ion negatif.
Untuk unsur-unsur segolongan:
Jari-jari atom makin ke bawah makin besar atau semakin besar nomor atom maka
semakin besar pula jari-jari atom. Karena jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak,
maka kulit terluar semakin jauh dari inti atom. Hal ini disebabkan pula bertambahnya kulit
elektron sesuai dengan bertambahnya bilangan kuantum utama.
Untuk unsur-unsur seperiode:
Jari-jari atom semakin pendek dari kiri ke kanan atau semakin besar nomor atom
maka semakin kecil jari-jari atom. Sekalipun jumlah kulitnya sama, tetapi banyaknya proton
bertambah sehingga elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Hal ini
disebabkan jumlah proton dalam inti dan jumlah elektron dalam orbital bertambah sehingga
tarikan elektrostatik antara partikel yang berlawanan muatan bertambah. Elektron yang
berada pada kulit terluar akan ditarik ke inti sehingga ukuran atom bertambah kecil.
Hubungan antara nomor atom dengan jari-jari atom digambarkan dalam grafik berikut
(gambar 8).
Jari-jari anion ini lebih besar daripada jari-jari atomnya. Sebab tambahan elektron ini
mengakibatkan terjadi tolak-menolak antar elektron di kulit terluar.
Suatu atom yang melepaskan elektron jari-jari ionnya lebih kecil dibanding dengan
jari-jari atom netralnya. Ini disebabkan tarikan inti yang lebih kuat dibandingkan tarikan inti
pada atom netral. Sebaliknya, apabila suatu atom menangkap elektron, maka jari-jari ionnya
lebih besar dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
Referensi:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiqkdaS-
ozTAhVBLo8KHY-yDbkQFgg-MAY&url=http%3A%2F
%2Ftri_surawan.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles
%2F40823%2FBab9_TabelPeriodik_A4.pdf&usg=AFQjCNGpgYD1bbeMxSC-
l5BzqSRT35iBlQ&sig2=jNi0AUx3jcCv9vvWuUD6QA
http://arsipegianto.tripod.com/sifatperiodikunsur.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304792/pendidikan/sistem+periodik+unsur.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_3.pdf
http://psbtik.smkn1cms.net/adaptif/adaptif_kimia/struktur_atom_dan_sistim_periodik_unsur.
pdf
B. AFINITAS ELEKTRON
Afinitas electron adalah energi yang terlibat jika suatu atom atau ion dalam fase gas
menerima satu electron membentuk ion negatif (atom bermuatan negatif).
Dalam satu periode, energy ionisasi semakin besar dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan
muatan inti bertambah positif dan harga jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik menarik
inti terhadap electron terluar semakin kuat. Akibatnya energy ionisasi semakin besar.
Dalam satu golongan, energy ionisasi semakin kecil dari atas kebawah. Hal ini dikarenaka
nmeski muatan inti bertambah positif, namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini
menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Akibatnya
energi ionisasi semakin kecil
Gambar di atas menunjukkan bahwa atom unsur golongan IIA dan VIIIA mempunyai
afinitas elektron yang berharga positif. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur
golongan IIA dan VIIIA sulit menerima elektron. Afinitas elektron terbesar dimiliki
oleh unsur golongan halogen karena unsur golongan ini paling mudah menangkap
elektron. Selain itu, hal tersebut juga disebabkan karena golongan IIA & VIIIA secara
konfigurasi mengikuti aturan oktet dan duplet, sehingga kedua golongan tersebut
stabil dan berharga positif.
IIA = ns2 => Mengikuti aturan duplet
VIIIA = ns2 np6 => Mengikuti aturan oktet
Ketidakteraturan juga terjadi pada golongan VA, afinitas elektron pada golongan VA
mengikuti pada aturan pengisian setengah penuh yang menyebabkan golongan VA
menjadi lebih stabil. Sehingga unsur pada golongan tersebut dalam satu periode
memilki afinitas elektron yang lebih rendah daripada unsur golongan VIA
VA = ns2 np3 => Mengikuti aturan pengisian setengah
penuh
Ketidakteraturan terjadi pula pada unsur nitrogen, nitrogen memilki harga afinitas
elektron sebesar 0. Hal ini terjadi karena kulit valensi atom N yang telah terisi
setengah penuh memberikan tolakan terhadap elektron yang ditambahkan.
Referensi :
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=11&idmateri=373&mnu=Materi3&kl=10
C. KEELEKTRONEGATIFAN
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Karena elektron terluar dari atom yang
digunakan untuk ikatan, maka keelektronegatifan berguna dalam meramalkan dan
menerangkan kereaktifan kimia.
Keelektronegatifan secara umum, dalam satu periode bertambah besar seiring
dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini dikarenakan dalam satu periode,
semakin besar nomor atomnya maka semakin besar jumlah protonnya. Sehingga
muatan inti atom semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom
dengan elektron terluar juga semakin bertambah. Fenomena ini menyebabkan jari-jari
atom semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan
menjadi semakin negatif. Sehingga mengakibatkan kecenderungan untuk menarik
elektron semakin besar.
Keelektronegatifan dalam satu golongan bertambah kecil seiring dengan
bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan tarikan antara partikel yang
berlawanan muatan bertambah dengan berkurangnya jarak antara partikel, sehingga
elektron valensi semakin jauh dari inti dan kemampuan menarik elektron dari atom
lain menjadi semakin sulit.
Besarnya harga keelektronegatifan bersifat relatif antara suatu atom dengan atom lain.
Linus Pauling (1932) memberi harga tertinggi pada fluor 4 karena paling mudah membentuk
ion negatif. Beberapa harga keelektronegatifan beberapa unsur dalam skala pauli disajikan
dalam Tabel berikut:
Energi ionisasi (EI) adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu elektron
terluar dari atom dalam keadaan gas. EI diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik oleh
inti atom yang bermuatan positif terhadap elektron terluarnya. EI dipengaruhioleh muatan inti
efektif dan susunan elektron dalam kulit valensinya. Umumnya muatan inti efektif yang besar
mengakibatkan pengeluaran elektron dari atom menjadi sukar sehingga diperlukan EI yang
lebih besar.
Atom Na akan kehilangan elektron dan kelebihan satu muatan positif, atau dengan
kata lain atom Na berubah menjadi ion Na+. Peristiwa yang terjadi pada atom ini diperlukan
energi, karena terjadinya perubahan kedudukan elektron.
Karena semua atom kecuali hidrogen mempunyai lebih dari satu elektron, maka atom-
atom ini juga mempunyai lebih dari satu energi ionisasi. Bila pelepasan melibatkan elektron
pertama, disebut EI pertama, dan jika elektron kedua yang terlibat disebut EI kedua, dan
seterusnya.
Kelompok unsur pada grafik dalam satu periode ternyata energi ionisasi unsur B lebih
rendah dari pada Be, begitu juga unsur Mg lebih besar dari pada Al. Penyimpangan ini terjadi
karena dipengaruhi oleh kestabilan konfigurasi elektronnya. Unsur-unsur yang mempunyai
konfigurasi elektron lebih stabil, energinya cenderung lebih tinggi. Hal ini berlaku juga pada
unsur Fe dan usur Ne.Seperti apa yang terjadi pada unsur 12 Mg dan 13 Al serta pada unsur 9
Fe dan 10 Ne.
Berdasarkan pengamatan, orbital yang terisi penuh dan terisi setengah penuh
menunjukkan kondisi yang relative stabil, terutama bagi atom unsur-unsur gas mulia dan
unsur-unsur transisi. Atom-atom unsur gas mulia relatif stabil disebabkan orbital kulit
valensinya terisi penuh oleh electron, sehingga untuk unsur Ne energy ionisasinya lebih
tinggi dibangdingkan dengan energy ionisasi unsur Fe.
Berbeda dengan unsur Mg dan Al. Hal ini disebabkan karena elektron yang mengion
pada Al berada pada orbital dengan energi yang lebih tinggi (3p) dibanding elektron (3s) yang
mengion pada Mg.
Berikut merupakan grafik energy ionisasi dari atom unsur-unsur dalam system
periodik.
Grafik energi ionisasi pertama atom unsur-unsur fungsi dari nomor atom
Secara umum, keteraturan energi ionisasi (EI) dalam sistem periodik adalah sebagai
berikut:
1. Energi ionisasi(EI) pertama selalu lebih rendah dari EI kedua. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin sulit melepaskan elektron berikutnya. Keadaan
ini dikarenakan semakin dekatnya elektron dengan inti atom sehingga semakin
kuatnya gaya tarik-menarik inti terhadap elektron.
2. Dalam satu perioda, umumnya energi ionisasi (EI) meningkat dari kiri ke
kanan, searah dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini dikarenakan kulit
valensinya tetap sementara muatan inti bertambah positif sehingga volume inti
atom meningkat dan nilai jari-jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan
gaya tarik-menarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat. Akibatnya, EI
semakin besar.
3. Dalam satu golongan, energy ionisasi (EI) menurun dari atas kebawah searah
meningkatnya nomor atom. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah positif
sehingga kulit atom bertambah (volume bertambah) dan nilai jari-jari atom
meningkat. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap
elektron terluar semakin lemah. Akibatnya, EI semakin berkurang.
Energi ionisasi (EI) pertama unsur golongan VIIIA paling tinggi di antara golongan
unsur yang lain. Hal itu terjadi karena konfigurasinya yang penuh pada kulit terluar
yang membuatnya stabil. Kestabilan ini disebabkan atom-atom gas mulia memiliki
elektron valensi paling banyak (8 elektron). Oleh karena itu, untuk mengeluarkan
elektron valensi dari atom gas mulia memerlukan EI yang sangat besar.