Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MEKANIKA FLUIDA

AGITASI

Disusun oleh :

Kelompok Agitasi

Pengampu : Ir. Slamet Priyanto, M.S.


Mata Kuliah : Unit Operasi II (Mekanika Fluida)

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro
2017

1
NAMA ANGGOTA

1. Agum Mahatma 21030115


2. Aryadita 21030115140173
3. Asri Pertiwi S 21030115140118
4. Bayu Aji 21030115
5. Daniel Ageng Satrio 21030115140196
6. Desty Dwi 21030115
7. Endah Budiarti 21030115
8. M Aviv AlFaris 21030115
9. Melisa T 21030115130126
10. Muhammad Ibnul Baasith 21030115130202
11. Nada Silvia 21030115
12. Pradhipta Rizka Lakzita 21030115120011
13. Ratna Juwita 21030115
14. Riska Anindita 21030115120041
15. Safira Ryandita 21030115130115
16. Shidhiba Ryanvalan 21030115120089
17. Tri Hanly Maurice 21030115140183
18. Ummi Az Zuhra 21030115120071
19. Wiwik Dwi N K 21030115120032

2
PRAKATA

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan
Makalah dengan judul Agitasi ini dengan baik. Penyusunan makalah ini
ditujukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi mata kuliah Unit
Operasi II (Mekanika Fluida).
Disadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak maka makalah ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh
karena itu,pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Slamet Priyanto, M.S. selaku Dosen mata kuliah Unit Operasi
II (Mekanika Fluida) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2016.
2. Segenap teman-teman semua
Permohonan maaf disampaikan jika dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekeliruan. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat dalam
selanjutnya. Terima kasih.

Semarang,
2016

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sejak bertahun-tahun yang lalu agitasi atau yang biasa disebut pengadukan sudah
dilakukan secara manual. Namun, seiring meningkatnya teknologi pengadukan tersebut
dibentuklah suatu alat agitator atau alat pengaduk. Tujuan dibuatnya alat tersebut adalah
untuk meringankan pekerjaan manusia jika kapasitas produksinya cukup besar.
Agitasi yang sederhana banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari dari mulai agitasi
dengan cara konvensional yaitu dengan batang pengaduk saja, ataupun cara yang sudah lebih
modern seperti penggunaan mixer untuk memasak. Agitasi juga sangat umum digunakan di
berbagai industri salah satunya industri kimia. Pencampuran (mixing) merupakan suatu
operasi yang dimaksudkan untuk mencampur dua atau lebih materi hingga mencapai tingkat
keseragaman yang diinginkan, biasanya digunakan untuk proses koagulasi. Sedangkan agitasi
atau pengadukan dimaksudkan untuk memperoleh turbulensi didalam cairan. Agitasi
ditujukan untuk pertumbuhan flok yang disebut flokulasi.
Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana yang biasanya berbentuk
silinder dan dipasang daun pengaduk dengan sumbu biasanya dipasang secara vertikal.
Bagian atas bejana bisa secara terbuka maupun tertutup tergantung bahan yang diaduk.
Ukuran yang proporsi geometris tangki bermacam-macam tergantung pada masalah
pengadukan itu sendiri.

I.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian agitasi?
2 Apa saja jenis peralatan agitasi?
3 Bagaimana prinsip kerja agitasi?
4 Bagaimana mekanisme dan cara kerja peralatan agitasi?
5 Apa fungsi agitasi di industri kimia?
6 Bagaimana contoh soal penerapan tentang agitasi dalam industri kimia?
7 Apa saja variabel perancangan alat agitasi?

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Agitas


Secara luas agitasi dikenal sebagai proses pengadukan untuk mencampur bahan tetapi
agar lebih spesifik terdapat definisi definisi secara operasional yang menjadikan konsep yang
awalnya masih bersifat abstrak menjadi bersifat operasional yang memudahkan pengukuran
variabel. Sebuah definisi operasional juga bisa dijadikan sebagai batasan pengertian yang
dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan penelitian. Secara
operasional agitasi adalah proses pengoyangan ataupun pemutaran yang bertujuan supaya
cairan di dalam angki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah beberapa lama
didiamkan uuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
Agitasi dapat dilakukan dengan menjungkir-balikan tangki pengembang setelah
menutupnya dengan sempurna ataupun dengan melakukan pemutaran reel di dalam tangki
dengan menggunakan tuas pemutar. Dalam proses pengadukan (agitasi) menimbulkan reduksi
gerakan pada bahan yang mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi
pengadukan adalah terjadinya pencampuran dari satu atau lebih komponen yang teraduk. Ada
beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan, yaitu membuat
suspensi, blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding
tangki.
II.2 Jenis Peralatan Agitasi
Peralatan proses pengadukan dan pencampuran merupakan hal yang sangat penting,
tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga mempengaruhi
perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan
konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang dihasilkan. Salah satu peralatan yang
menunjang keberhasilan pengadukan dan pencampuran ialah tangki berpengaduk.
Hal yang penting dari tangki berpengaduk dalam penggunaannya antara lain:
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silindris dan bagian
bawahnya cekung.
2. Ukuran : yaitu diameter dan tinggi tangki

5
3. Kelengkapannya :
a. ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki
b. jacket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu
c. letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu
d. kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dan sebagainya.
Skema lengkap dari sebuah tangki berpengaduk sederhana ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 1. Sketsa dan dimensi tangki pengaduk sederhana


Berdasarkan aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbu
putara.
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial dan
radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial menyebabkan
timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan dengan pemasangan
baffle atau cruciform baffle.
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk di
atas.
Berdasarkan metodanya, pengadukan dibedakan menjadi tiga, yaitu pengadukan
mekanis, pengadukan hidrolis dan pengadukan pneumatis.
1. Pengadukan Mekanis
Pengadukan mekanis merupakan metoda pengadukan yang menggunakan alat
pengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik. Umumnya
pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan gayung pengaduk
(impeller).
Berdasarkan bentuknya, ada tiga jenis impeller yang utama yaitu :
Propeler

6
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah propeler
kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar, sedang propeler
berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya digunakan untuk tujuan
khusus. Diameter propeler biasanya tidak lebih dari 18 in, walaupun untuk tangki
yang berukuran besar. Pada tangki yang dalam biasanya dipasang dua propeler atau
lebih pada satu poros, yang biasanya mengarahkan zat cair pada arah ang sama.
Kadang-kadang dua propeler sengaja dipasang agar bekerja pada arah yang
berlawanan, sehingga terjadi zona zat cair yang sangat turbulen diantara kedua
propeler tersebut.
Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana , biasanya
terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada porors vertikal dengan kecepatan
rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila dayungnya
dipasang agak miring.
Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan
daunnya yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya ada
yang lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut, biasanya berdiameter
lebih kecil dibanding dayung, berkisar antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas. Arus utama bersifat
radial dan tangensial yang akan menimbulkan efek vorteks dan arus putar, yang bisa
dicegah dengan memasang sekat atau difuser.

Gambar 2. Bentuk-bentuk Pengaduk


(a) Pengaduk paddle (b) Pengaduk propeller (c) Pengaduk turbine

7
Disamping itu, masih ada bentuk-bentuk pengaduk lain yang biasanya
merupakan modifikasi dari ketiga bentuk diatas.

Gambar 3. Tipe-tipe pengaduk jenis turbin


(a) Flate Blade (b) Curve Blade (c) Pitched Blade
(b)

Gambar 4. Tipe-tipe pengaduk jenis propeler


(a) Standard three baldes (b) Weedless (c) Guarded

Gambar 5 Tipe-tipe pengaduk jenis paddle


(a) Bassic (b) Anchor (c) Glassed
Tabel.1 Kriteria Impeller
Tipe Kecepatan Putaran Dimensi Keterangan
Impeller
Paddle 20-150 rpm Diameter : 50-80% lebar bak
Lebar : 1/6-1/10 diameter
paddle
Turbin 10-150 rpm Diameter : 30-50% lebar bak
Propeler 400-1750 rpm Diameter : max 45 cm Jumlah pitch 1-2
buah

2. Pengadukan Hidrolis

8
Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan gerakan air
sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini menggunakan energi hirolik yang
dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energi
potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran. Beberapa
contoh pengadukan hidrolis adalah terjunan air, aliran air dalam pipa, parshall flume,
baffle basin (baffle channel), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.

Gambar 6. Profil Aliran dalam Pengaduk Hidrolisis


3. Pengadukan Pneumatis
Pengadukan pneumatis adalah pengadukan yanag menggunakan udara (gas)
berbentuk gelembung yang dimasukkan kedalam air sehingga menimbulkan gerakan
pengadukan pada air. Injeksi udara bertekanan kedalam suatu badan air akan
menimbulkan turbulensi, akibat lepasnya gelembung udara ke permukaan air. Makin
besar tekanan udara, kecepatan gelembung udara yang dihasilkan makin besar dan
diperoleh turbulensi yang besar pula.

9
Gambar 7. Pengadukan Pneumatis

Arah aliran ada 3 fluida di dalam tangki berpengaduk yaitu :


Arah axial : arah sejajar terhadap tangki berpengaduk
Arah Radial : arah tegak lurus terhadap tangki berpengaduk
Arah Tangensial : arah melingkar disekitar tangki berpengaduk
Fluida yang diperlukan pengadukan mempunyai karakteristik masing-masing dan
sesuai table dibawah:
Tabel.2 Kerekteristik Fluida yang Diprlukan dalam Pengadukan
SISTEM UKURAN METODE VISIBILITAS
PARTIKEL PEMISAHAN PARTIKEL
Larutan <1nm Membran Tidak terlihat
Koloid 1-100 nm Ultrafiltrasi Ultra mikroskopis
Suspensi > 1 mikro m Filtrasi Mikroskopis

Gambar 8. Pola Aliran Fluida di dalam Tangki

II.3 Prinsip Kerja Agitasi

10
Gambar 9. Alat agitasi dengan motor penggeraknya
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju
volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya dipengaruhi oleh
geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan
aspek penting yang mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat
dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan
pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran
laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen (Walas, 1988).
Prinsip kerjanya: pencampuran di dalam tangki berpengaduk terjadi karena adanya
gerakan dari pengaduk dalam fluida. Adanya bantuan motor listrik yang memberikan daya
membuat tuas pengaduk dapat bergerak. Akan tetapi kecepatan pengadukan juga harus
diperhatikan karena dengan adanya gaya sentrifugal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
pemisahan komponen dalam fluida atau yang biasa disebut dengan vorteks. Gerak pengaduk
ini memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem
fluida tersebut.
Dalam perancangan tangki berpengaduk bagian bawah atau dasar tangki biasanya agak
membulat agar dapat menghindari terjadinya sudut-sudut tajam atau daerah yang sulit
ditembus zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan volume tangki dengan
permukaan zat cair sedikit dibawah batas atas tangki. Pemasangan daun pengaduk biasanya
dengan sumbu vertical menggantung dengan ditumpu dari atas.

II.4 Mekanisme dan Cara Kerja Peralatan


Agitator adalah sebuah bagian dari tangki yang berfungsi sebagai pengaduk. Prinsip kerja
dari agitator ini sarna seperti mixer pada umumnya yaitu mengaduk cairan produk dalam
tangki dengan blade agitator sebagai pendorong produk yang akan diaduk. Jenis agitator :
Propeller

11
Propeler merupakan impeler aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair dengan
viskositas rendah. Propeler ukuran kecil biasanya berputar pada kecepatan putar 1150-
1750 rpm, sedang propeler ukuran besar biasanya 400-800 rpm. Jenis propeler yang
sering digunakan adalah propeler kapal (marine ropeler) berdaun tiga dan rectangular.
Sedangkan propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya
digunakan untuk tujuan khusus. Diameter propeler biasanya tidak lebih dari 18 inci,
walaupun tangki berukuran besar. Pada tangki biasanya dipasang dua propeler atau
lebih pada satu poros dimana arahnya sama. Namun, terkadang ada juga dua propeler
sengaja dipasang agar bekerja pada arah yang berlawanan, sehingga terjadi zona zat
cair yang sangat turbulen di antara kedua propeler tersebut. Rasio jarak zat cair yang
dipindahkan terhadap diameter propeler disebut dengan pitch (Ikhsan, 2002).

Gambar 10. Propeller

(a) (b)
Gambar 11. Single propeller (a) dan double propeller (b)
Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daunnya
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Arah perputaran membentuk
pola radial dan tangensial dengan kecepatan rendah hingga sedang yaitu 20-50 rpm.
Daun-daunnya ada yang lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut,
biasanya berdiameter lebih kecil dibanding dayung yaitu berkisar antara 30%-50% dari
diameter bejana. Turbin biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas.

12
Arus utama bersifat radial dan tangensial yang akan menimbulkan vorteks dan arus
putar, yang bisa dicegah dengan pemasangan baffle (Ikhsan, 2002).

(a) (b) (c)

(d)
Gambar 12. (a) Turbine with 6 curved blades (b) Turbine with 8 flat blades (c) Axial
turbine with 4 blades (d) Radial turbine with deflector ring
Dayung
Model ini sangat sederhana, dimana perputaran dayung mendorong zat cair secara
radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial), kecuali bila
daunnya dipasang agak miring. Arus yang terjadi bergerak menjauhi pengaduk ke arah
dinding, lalu membelok ke atas atau ke bawah.
Agitator dayung yang sering digunakan di industri biasanya berputar dengan
kecepatan antara 20-150 rpm. Panjang dayung biasanya 50%-80% dari diameter bejana,
lebar 0,1-0,25 dari panjangnya. Pada kecepatan tinggi harus dipasang baffle agar zat
cair bisa bercampur, tidak hanya berputar-putar mengelilingi bejana (Ikhsan, 2002).

13
(a) (b)
Gambar 13. Paddle dengan 4 blade (a) dan paddle dengan 2 blade (b)
II. 5 Fungsi Agitasi di Industri Kimia
Fungsi utama agitasi dalam industri kimia adalah untuk homogenisasi, terutama
komposisi maupun kalor. Fungsi lainnya yaitu:
Membuat suspensi dengan partikel zat padat. Misalkan untuk mengaduk campuran
substrat dan sel serta meratakan nutrisi dalam medium dalam bioreaktor.
Mendispersikan gas dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Misalkan
untuk aerasi.
Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible).
Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dalam satu fase (immisicible)
sehingga membentuk emulsi dalam butiran halus.
Mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan media pendingin atau pemanas
Mendorong terjadinya reaksi kimia dengan memperbanyak tumbukan

II.6 Contoh Soal Penerapan


Berikut ini adalah beberapa contoh persoalan agitasi yang ada di industri kimia:
1. Sebuah flokulator direncanakan untuk mengolah air dengan debit 1MGD. Panjang
flokulator tersebut 10m, lebar 4m dan dalamnya 1,5m. Flokulator menggunakan
paddle yang jumlahnya 4 unit. Paddle tersebut berukuran 4m dengan lebar 30 cm dan
jari-jari 60 cm dari shaft yang terleak di tengah-tengah kedalaman tangki. Setiap
paddle memiliki 2 blade yang diputar dengan kecepatan 2,5rpm. Jika kecepatan air
yang timbul adalah dari kecepatan paddle dan kofisien drugnya 1,8, temperatur air
50F. Tentukan:
- Kecepatan relatif
- Power yang dibutuhkan
- Waktu detensi
Penyelesaian :

14
a. v =viva=vi0,25 vi
v =0,75.(2. .0,6 m.2,5 /menit)
v =7,065 m/menit
1
b. P=Fd . v = . . Cd . A . v 3
2
1 kg 2 m 3
P= .1000 3 .1,8 . 4.0,3 .4 .2 m .(1,18 )
( )
2 m dt
2
m
P=14195,8 kg
dt 3
V
c. td=
Q
( 10 x 4 x 1,5 ) m3
td=
m3
0,0438
dt
td=1369,86 dt

2. Pengadukan dalam suatu industri biogas untuk melarutkan NaOH 50% sebagai
penetralan dengan laju alir massa 15.227 kg/m3 yang disimpan selama 30 hari
dirancang menggunakan jenis three blades propeller yang dipasang di pusat tangki
dengan putaran pengaduk 60 rpm. Operasi berlangsung pada suhu kamar dan tekanan
atmosfir, densitas larutan 1550 kg/m3 dan viskositas 47.7 cP. Berapa HP sesungguhnya
yang dibutuhkan bila tangki berbuffle 4 buah dengan efisiensi 80% ?
Jawab :
Data perhitungan:
Kondisi penyimpanan : P = 1 atm = 14.2 psi
T = 30oC = 303 K
Kebutuhan penyimpanan : t = 30 hari
Laju alir masa : F =15.227 Kg/jam
Densitas bahan : 1550 kg/m3
Viskositas bahan : 47.7 cP = 0.00477 Pa.s

Perhitungan ukuran tangki

15
1. Volume tangki
kg jam
15.227 x 30 hari x 24
Vtotal = jam hari 3
3
=7.073 m
1550 kg /m
2. Ukuran tangki
Direncanakan tangki sebagai berikut
Tinggi silinder : diameter (Hs : D) = 3:2

Sehingga
2 3 3 3
Vs =
4
D . Hs= D2 D =
4 2 8
D ( )
D=

3 8 Vs
3
=

3 3 x 7.703
3
=1.34 m

Hs = 3/2 D = 3/2 x 1.34 = 2.022 m


Jenis: three blades propeller
Kecepatan putaran : 60 rpm = 1 rps
Efisiensi motor = 80 %
Pengaduk di desain dengan standard sebagai berikut (Geankoplis, 1997) :

Da : Dt = 1: 3 W : Da = 1 : 8
4 baffle : Dt/J = 10 C : Dt = 1:3
Dimana:
Da = diameter pengaduk
Dt = diameter mixer
W = lebar daun pengaduk
C = jarak pengaduk dari dasar mixer
Jadi,
Diameter pengaduk (Da) = 1/3 x 1.34 m = 0.44 m
Lebar daun pengaduk (W) = 1/8 x Da = 1/8 x 0.44 m = 0.0558 m
Tinggi pengaduk dari dasar = 1/3 x Dt = 1/3 x 1.34 = 0.44 m
Lebar baffle (J) = 1/10 x Dt = 1/10 x 1.34 m = 0.134 m
2 3
Da 2 N (0.44 m) x 1rps x 1550 kg /m
Bilangan reynold (Nre) = = =6384.68
0.047 Pa. s
Dari gambar 3.4-4 (Geankoplis, 1997) untuk pengaduk jenis three blades propeller,
diperoleh Np = 0.8

16
Maka,
P = Np x x N 3 x Da 5
= 0.8 X 1550 kg/m3 X (1 rps)3 X (0.64 m)5
= 325.058 J/s X 0.0013407 HP.s/J
= 0.4358 HP
Daya motor (Pm) = P/0.8
= 0.4358 HP/0.8 = 0.54478 H
(Abuzar, 2012)
II. 7 Variabel Perancangan
Dalam perancangan agitator terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Densitas fluida
Densitas fluida merupakan hubungan antara massa fluida dan volume yang
ditempatinya. Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini:
m
=
V
Dengan = densitas fluida
m = massa fluida
V = volume fluida
Volume larutan dipengaruhi oleh komposisi dan temperature, sehingga densitas larutan
secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh komposisi dan temperatur. Volume larutan
dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan berikut:
Vsol = nA VA + nB VB
Dengan Vsol = volume larutan
VA = volume molar komponen A
VB = volume molar komponen B
nA = jumlah mol komponen A
nB = jumlah mol komponen B
Hubungan antara volume molar dengan konsentrasi untuk tiap larutan dapat dinyatakan
dalam bentuk grafik. Untuk larutan ideal, kurva yang dihasilkan berbentuk garis lurus.
Lain halnya dengan larutan tidak ideal, kurva hubungan volume molar dan konsentrasi
tidak linier (Tim Laboratorium, 2012).

17
b. Viskositas fluida
Viskositas fluida merupakan indeks kelembaman cairan terhadap perubahan
kecepatan. Viskositas larutan dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperatur. Hubungan
antar konsentrasi dengan hubungan dapat digambarkan dalam suatu grafik. Grafik
tersebut spesifik untuk masing-masing larutan. Viskositas semua cairan dan larutan
akan turun seiring dengan kenaikan temperatur. Analisis kuantitatif pertama kali
mengenai hal ini dilakukan oleh Poiseuille. Dia menemukan bahwa viskositas air pada

temperaturter tertentu dapat dihubungkan dengan viskositas pada 0oC melalui persamaan
empiris:
0
= 2
1+ T + T
dengan , = konstanta Thrope dan Roger
= viskositas cairan pada temperature T
0 = viskositas air pada temperature 0oC
(Tim Laboratorium, 2012)
c. Jenis pengaduk
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju
volumetric tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya dipengaruhi
oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi
merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan
pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar
biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal
ini disebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran
turbulen.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan system fluida tersebut. Oleh sebab itu,
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fasa
cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan karena akan mempengaruhi keefektifan proses pencampuran,
serta daya yang diperlukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
d. Kecepatan pengaduk
Kecepatan pengaduk yang umumnya digunakan pada operasi industri kimia adalah
sebagaiberikut.

18
Kecepatan tinggi, berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk denga kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas
rendah misalnya air.
Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan
minyak pernis.
Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini, umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur
dimana terdapat serat atau pada cairan dapat menimbulkan busa.
Untuk menjamin keamanan proses, pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi dari
400 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari200 cP,
atau volume cairan lebih besar dari 2000 L. Pengaduk dengan kecepatan lebih besar dari
1150 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 50 cP
atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh
viskositas fluida dan ukuran geometri system pengadukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
e. Jumlah pengaduk
Jumlah pengaduk yang digunakan ditentukan oleh viskositas fluida, diameter
pengaduk dan kedalaman fluida yang akan diaduk. Jumlah pengaduk yang umumnya
digunakan adalah 1 atau 2 buah pengaduk. Panduan dalam menentukan jumlah pengaduk
yang akan digunakan diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Kriteria penentuan jumlah pengaduk


Satu Pengaduk Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas rendah Fluida dengan viskositas sedang dan
tinggi
Dapat menyapu dasar tangki Untuk tangki yang dalam
Kecepatan balik aliran tinggi Gaya gesek aliran lebih besar
Ketinggian permukaan cairan Dapat meminimalkan ukuran
bervariasi mounting nozzle
(Tim Laboratorium Teknik Kimia ITB, 2012)
f. Laju dan waktu pencampuran (Rate & Time For Mixing)
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuran atau produk dengan
kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju
dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir. Pada operasi

19
pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa
hal:
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
ada tidaknya baffle atau cruci form baffle
bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, paddle)
ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
laju putaran pengaduk
kedudukan pengaduk pada tangki, seperti:
jarak terhadap dasar tangki
pola pemasangannya:
- center, vertikal
- offcenter, vertikal
- miring (inciclined) dari atas
- horisontal
jumlah daun pengaduk
jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
perbandingan kerapatan/densitas cairan yang diaduk
perbandingan viskositas cairan yang diaduk
jumlah kedua cairan yang diaduk
jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Untuk selanjutnya faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variable yang dapat


dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan,
terutama terhadap waktu pencampuran.
Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan laju
pencampuran, antara lain:
1. menambahkan pewarna dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseragaman warna
2. menambahkan larutan garam dan mengukur konduktivitas elektrik saat komposisi
seragam
3. menambahkan asam atau basa serta mendeteksi perubahan warna indicator ketika
proses netralisasi sudah selesai
4. metoda distribusi waktu tinggal (residence time distribution) yang diukur dengan
memantau konsentrasi output
5. mengukur temperature serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseragaman.

20
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variable proses dan operasi yang
ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
m = f (, , N, D, g. dimensi geometri sistem)
Dengan m = waktu pencampuran
= densitas fluida
= viskositas fluida
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi

Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN 2/g) diabaikan, maka
persamaan menjadi :
2
N D
m =f ( )

m =f ( )
(Tim Laboratorium, 2012)
g. Kebutuhan daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan
beberapa hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian
nyata atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium.
Perkiraan kebutuhan daya yang diperlukan untuk mengaduk cairan dalam tangki
pengaduk dapat dihitung atas dasar percobaan pada skala laboratorium. Persyaratan
penggunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
1. Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan
Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan artinya bentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut ini sama
untuk keduanya:
DT C J S W H
, , , , ,
D D D D D D

21
gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)

Dimana DT = diameter tangki


C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
H = tinggi cairan dalam tangki
J = lebar baffle
N = jumlah putaran pengaduk permenit
P = daya (power)
S = pitch dari pengaduk
W = lebar blade pengaduk
2. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik
Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan (gaya viskos terhadap gaya
gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya).

Dua system yang sama secara geometri dapat dikatakan sama secara dinamik jika
perbandingan gaya-gaya yang bekerja pada system sama. Sedangkan kesamaan
kinematik terjadi jika kecepatan pada titik bersesuaian memiliki perbandingan yang
sama.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya (power) P untuk pengadukan adalah
diameter pengaduk D, kekentalan cairan, kerapatan cairan, medan gravitasi g, dan laju
putar pengaduk N. Maka secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
P=f ( D , , , g , N )
Bila dianggap hubungan besaran-besaran tersebut seperti persamaan berikut:
a b f e g
D , , ,g , N )
P=K
Dimana K adalah konstanta, dengan analisa dimensi yang menggunakan dimensi M
untuk massa, L untuk panjang, dan T untuk waktu, maka :
2 b e f g
ML a M L M 1
= L .( ) .( ) .( ) .( )
T3 T2 L3 T
Dengan menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh :
P D 2 N b D N 2 e
=K .( ) .( )
D5 N 3 g
Dimana dari persamaan-persamaan tersebut dikenal bilangan tak berdimensi.
(Tim Laboratorium, 2012)

Atau bisa juga dalam mencari kebutuhan daya pengaduk dapat menggunakan bilangan
dibawah ini.

22
Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya
viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan
Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.

dimana :
Re = Bilangan Reynold
= dnsitas fluida
= viskositas fluida

Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara
keduanya.

Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan
gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :

dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi

Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran
(vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.

23
BAB III
PENUTUP

III.1 Simpulan
1. Agitasi adalah proses penggoyangan ataupun pemutaran yang bertujuan supaya cairan
di dalam angki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah beberapa lama
didiamkan uuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
2. Jenis peralatan agitasi secara umum dikelompokan menjadi tiga yaitu pengadukan
mekanis, pengadukan hidrolis dan pengadukan pneumatis.
3. Prinsip kerja agitas yaitu pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena
adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem fluida

24
tersebut. Proses pengadukan biasanya dilakukan dengan bantuan motor listrik yang
memberikan daya terhadap tuas pengaduk untuk bergerak
4. Mekanisme dan cara kerja peralatan didasarkan pada jenis peralatannya sehingga ada
beberapa perbedaan dalam cara kerja sesuai dengan desain peralatannya.
5. Fungsi utama agitasi dalam industri kimia adalah untuk homogenisasi, terutama
komposisi maupun kalor. Selain itu masih terdapat beberapa fungsi lainnya.
6. Terdapat beberapa contoh persoalan agitasi yang ada di industri kimia yang dapat
membantu pemahaman tentang agitasi
7. Variabel yang perlu diperhatikan dalam perancangan agitator yaitu, densiti dan
viskositas fluida, jenis pengaduk, kecepatan pengaduk, jumlah pengaduk, laju dan
waktu pencampuran, serta kebutuhan daya.

III.2 Saran
Sebelum merancang agitator yang dibutuhkan dalam suatu proses butuh pemahaman
mendasar mengenai agitasi dan beberapa hal yang mempengaruhi perancangannya, sehingga
dalam perancangan tidak ditemui kesalahan yang signifikan. Didalam kerja alat agitasi
biasanya timbul masalah seperti vorteks yang bisa diatasi dengan pemasangan buffle,
sehingga pentingnya memperhatikan variabel-variabel dalam perancangan.

DAFTAR PUSTAKA

Abuzar, Suarni S. 2012. Mixing. Universitas Andalas. Padang.


Anonim. 2011. Agitasi. http://sakura03.files.wordpress.com/2011/05/agitasi.pptx diakses
tanggal 15 Mei 2014
Brown, George. 1958. Unit Operations. Charles Company, Inc. Japan.
Departemen Teknik Kimia ITB. MODUL 1.09 Tangki Berpengaduk. Panduan Pelaksanaan
Laboratorium Instruksional I/II.
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/tdk-tangki-berpengaduk.pdf
diakses tanggal 10 Mei 2014
http://carapedia.com/pengertian_definisi_operasional_info2037.html diakses tanggal 12 Mei
2014

25
http://www.optimixengineers.com/process-agitator-principles.php diakses tanggal 10 Mei
2014
http://ekokiswantoblog.blogspot.com/2012/06/macam-macam-jenis-pengaduk-impeller.html
diakses tanggal 12 Mei 2014
http://en.wikipedia.org/wiki/Industrial_agitator diakses tanggal 11 Mei 2014
http://ilearn.unand.ac.id/pluginmemlifile.php/17956/mod_resource/content/1/Unit
%20Operasi%202.pdfg diakses tanggal 13 Mei 2014
http://matekim.blogspot.com/2010/05/mixing.html diakses tanggal 15 Mei 2014
http://mhimns.blogspot.com/2013/04/tangki-berpengaduk.html diakses tanggal 10 Mei 2014
http://photo-analog.forumid.net/t14-agitasi-atau-tanpa-agitasi diakses tanggal 11 Mei 2014
http://users.fsid.cvut.cz/~jiroutom/huo_soubory/huo8a.pdf diakses tanggal 15 Mei 2014
Ikhsan, Diyono dan Suherman, Diktat Operasi Teknik Kimia I, Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang)
Tim Laboratorium. 2012. Modul Tangki Berpengaduk. Departemen Teknik Kimia ITB.
Bandung.
Walas, S. M. 1988. Chemical Proses Equipment. Department of Chemical and Petroleum
Engineering University of Kansas

26

Anda mungkin juga menyukai