AGITASI
Disusun oleh :
Kelompok Agitasi
1
NAMA ANGGOTA
2
PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan
Makalah dengan judul Agitasi ini dengan baik. Penyusunan makalah ini
ditujukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi mata kuliah Unit
Operasi II (Mekanika Fluida).
Disadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak maka makalah ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh
karena itu,pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Slamet Priyanto, M.S. selaku Dosen mata kuliah Unit Operasi
II (Mekanika Fluida) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang tahun 2016.
2. Segenap teman-teman semua
Permohonan maaf disampaikan jika dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekeliruan. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat dalam
selanjutnya. Terima kasih.
Semarang,
2016
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Kelengkapannya :
a. ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki
b. jacket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu
c. letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu
d. kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dan sebagainya.
Skema lengkap dari sebuah tangki berpengaduk sederhana ditunjukkan pada gambar berikut :
6
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah propeler
kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar, sedang propeler
berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya digunakan untuk tujuan
khusus. Diameter propeler biasanya tidak lebih dari 18 in, walaupun untuk tangki
yang berukuran besar. Pada tangki yang dalam biasanya dipasang dua propeler atau
lebih pada satu poros, yang biasanya mengarahkan zat cair pada arah ang sama.
Kadang-kadang dua propeler sengaja dipasang agar bekerja pada arah yang
berlawanan, sehingga terjadi zona zat cair yang sangat turbulen diantara kedua
propeler tersebut.
Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana , biasanya
terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada porors vertikal dengan kecepatan
rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila dayungnya
dipasang agak miring.
Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan
daunnya yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya ada
yang lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut, biasanya berdiameter
lebih kecil dibanding dayung, berkisar antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas. Arus utama bersifat
radial dan tangensial yang akan menimbulkan efek vorteks dan arus putar, yang bisa
dicegah dengan memasang sekat atau difuser.
7
Disamping itu, masih ada bentuk-bentuk pengaduk lain yang biasanya
merupakan modifikasi dari ketiga bentuk diatas.
2. Pengadukan Hidrolis
8
Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan gerakan air
sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini menggunakan energi hirolik yang
dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energi
potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran. Beberapa
contoh pengadukan hidrolis adalah terjunan air, aliran air dalam pipa, parshall flume,
baffle basin (baffle channel), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.
9
Gambar 7. Pengadukan Pneumatis
10
Gambar 9. Alat agitasi dengan motor penggeraknya
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju
volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya dipengaruhi oleh
geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi merupakan
aspek penting yang mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat
dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan
pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran
laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen (Walas, 1988).
Prinsip kerjanya: pencampuran di dalam tangki berpengaduk terjadi karena adanya
gerakan dari pengaduk dalam fluida. Adanya bantuan motor listrik yang memberikan daya
membuat tuas pengaduk dapat bergerak. Akan tetapi kecepatan pengadukan juga harus
diperhatikan karena dengan adanya gaya sentrifugal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
pemisahan komponen dalam fluida atau yang biasa disebut dengan vorteks. Gerak pengaduk
ini memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem
fluida tersebut.
Dalam perancangan tangki berpengaduk bagian bawah atau dasar tangki biasanya agak
membulat agar dapat menghindari terjadinya sudut-sudut tajam atau daerah yang sulit
ditembus zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan volume tangki dengan
permukaan zat cair sedikit dibawah batas atas tangki. Pemasangan daun pengaduk biasanya
dengan sumbu vertical menggantung dengan ditumpu dari atas.
11
Propeler merupakan impeler aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair dengan
viskositas rendah. Propeler ukuran kecil biasanya berputar pada kecepatan putar 1150-
1750 rpm, sedang propeler ukuran besar biasanya 400-800 rpm. Jenis propeler yang
sering digunakan adalah propeler kapal (marine ropeler) berdaun tiga dan rectangular.
Sedangkan propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya
digunakan untuk tujuan khusus. Diameter propeler biasanya tidak lebih dari 18 inci,
walaupun tangki berukuran besar. Pada tangki biasanya dipasang dua propeler atau
lebih pada satu poros dimana arahnya sama. Namun, terkadang ada juga dua propeler
sengaja dipasang agar bekerja pada arah yang berlawanan, sehingga terjadi zona zat
cair yang sangat turbulen di antara kedua propeler tersebut. Rasio jarak zat cair yang
dipindahkan terhadap diameter propeler disebut dengan pitch (Ikhsan, 2002).
(a) (b)
Gambar 11. Single propeller (a) dan double propeller (b)
Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daunnya
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Arah perputaran membentuk
pola radial dan tangensial dengan kecepatan rendah hingga sedang yaitu 20-50 rpm.
Daun-daunnya ada yang lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut,
biasanya berdiameter lebih kecil dibanding dayung yaitu berkisar antara 30%-50% dari
diameter bejana. Turbin biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas.
12
Arus utama bersifat radial dan tangensial yang akan menimbulkan vorteks dan arus
putar, yang bisa dicegah dengan pemasangan baffle (Ikhsan, 2002).
(d)
Gambar 12. (a) Turbine with 6 curved blades (b) Turbine with 8 flat blades (c) Axial
turbine with 4 blades (d) Radial turbine with deflector ring
Dayung
Model ini sangat sederhana, dimana perputaran dayung mendorong zat cair secara
radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial), kecuali bila
daunnya dipasang agak miring. Arus yang terjadi bergerak menjauhi pengaduk ke arah
dinding, lalu membelok ke atas atau ke bawah.
Agitator dayung yang sering digunakan di industri biasanya berputar dengan
kecepatan antara 20-150 rpm. Panjang dayung biasanya 50%-80% dari diameter bejana,
lebar 0,1-0,25 dari panjangnya. Pada kecepatan tinggi harus dipasang baffle agar zat
cair bisa bercampur, tidak hanya berputar-putar mengelilingi bejana (Ikhsan, 2002).
13
(a) (b)
Gambar 13. Paddle dengan 4 blade (a) dan paddle dengan 2 blade (b)
II. 5 Fungsi Agitasi di Industri Kimia
Fungsi utama agitasi dalam industri kimia adalah untuk homogenisasi, terutama
komposisi maupun kalor. Fungsi lainnya yaitu:
Membuat suspensi dengan partikel zat padat. Misalkan untuk mengaduk campuran
substrat dan sel serta meratakan nutrisi dalam medium dalam bioreaktor.
Mendispersikan gas dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Misalkan
untuk aerasi.
Untuk meramu zat cair yang mampu campur (miscible).
Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dalam satu fase (immisicible)
sehingga membentuk emulsi dalam butiran halus.
Mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan media pendingin atau pemanas
Mendorong terjadinya reaksi kimia dengan memperbanyak tumbukan
14
a. v =viva=vi0,25 vi
v =0,75.(2. .0,6 m.2,5 /menit)
v =7,065 m/menit
1
b. P=Fd . v = . . Cd . A . v 3
2
1 kg 2 m 3
P= .1000 3 .1,8 . 4.0,3 .4 .2 m .(1,18 )
( )
2 m dt
2
m
P=14195,8 kg
dt 3
V
c. td=
Q
( 10 x 4 x 1,5 ) m3
td=
m3
0,0438
dt
td=1369,86 dt
2. Pengadukan dalam suatu industri biogas untuk melarutkan NaOH 50% sebagai
penetralan dengan laju alir massa 15.227 kg/m3 yang disimpan selama 30 hari
dirancang menggunakan jenis three blades propeller yang dipasang di pusat tangki
dengan putaran pengaduk 60 rpm. Operasi berlangsung pada suhu kamar dan tekanan
atmosfir, densitas larutan 1550 kg/m3 dan viskositas 47.7 cP. Berapa HP sesungguhnya
yang dibutuhkan bila tangki berbuffle 4 buah dengan efisiensi 80% ?
Jawab :
Data perhitungan:
Kondisi penyimpanan : P = 1 atm = 14.2 psi
T = 30oC = 303 K
Kebutuhan penyimpanan : t = 30 hari
Laju alir masa : F =15.227 Kg/jam
Densitas bahan : 1550 kg/m3
Viskositas bahan : 47.7 cP = 0.00477 Pa.s
15
1. Volume tangki
kg jam
15.227 x 30 hari x 24
Vtotal = jam hari 3
3
=7.073 m
1550 kg /m
2. Ukuran tangki
Direncanakan tangki sebagai berikut
Tinggi silinder : diameter (Hs : D) = 3:2
Sehingga
2 3 3 3
Vs =
4
D . Hs= D2 D =
4 2 8
D ( )
D=
3 8 Vs
3
=
3 3 x 7.703
3
=1.34 m
Da : Dt = 1: 3 W : Da = 1 : 8
4 baffle : Dt/J = 10 C : Dt = 1:3
Dimana:
Da = diameter pengaduk
Dt = diameter mixer
W = lebar daun pengaduk
C = jarak pengaduk dari dasar mixer
Jadi,
Diameter pengaduk (Da) = 1/3 x 1.34 m = 0.44 m
Lebar daun pengaduk (W) = 1/8 x Da = 1/8 x 0.44 m = 0.0558 m
Tinggi pengaduk dari dasar = 1/3 x Dt = 1/3 x 1.34 = 0.44 m
Lebar baffle (J) = 1/10 x Dt = 1/10 x 1.34 m = 0.134 m
2 3
Da 2 N (0.44 m) x 1rps x 1550 kg /m
Bilangan reynold (Nre) = = =6384.68
0.047 Pa. s
Dari gambar 3.4-4 (Geankoplis, 1997) untuk pengaduk jenis three blades propeller,
diperoleh Np = 0.8
16
Maka,
P = Np x x N 3 x Da 5
= 0.8 X 1550 kg/m3 X (1 rps)3 X (0.64 m)5
= 325.058 J/s X 0.0013407 HP.s/J
= 0.4358 HP
Daya motor (Pm) = P/0.8
= 0.4358 HP/0.8 = 0.54478 H
(Abuzar, 2012)
II. 7 Variabel Perancangan
Dalam perancangan agitator terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Densitas fluida
Densitas fluida merupakan hubungan antara massa fluida dan volume yang
ditempatinya. Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini:
m
=
V
Dengan = densitas fluida
m = massa fluida
V = volume fluida
Volume larutan dipengaruhi oleh komposisi dan temperature, sehingga densitas larutan
secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh komposisi dan temperatur. Volume larutan
dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan berikut:
Vsol = nA VA + nB VB
Dengan Vsol = volume larutan
VA = volume molar komponen A
VB = volume molar komponen B
nA = jumlah mol komponen A
nB = jumlah mol komponen B
Hubungan antara volume molar dengan konsentrasi untuk tiap larutan dapat dinyatakan
dalam bentuk grafik. Untuk larutan ideal, kurva yang dihasilkan berbentuk garis lurus.
Lain halnya dengan larutan tidak ideal, kurva hubungan volume molar dan konsentrasi
tidak linier (Tim Laboratorium, 2012).
17
b. Viskositas fluida
Viskositas fluida merupakan indeks kelembaman cairan terhadap perubahan
kecepatan. Viskositas larutan dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperatur. Hubungan
antar konsentrasi dengan hubungan dapat digambarkan dalam suatu grafik. Grafik
tersebut spesifik untuk masing-masing larutan. Viskositas semua cairan dan larutan
akan turun seiring dengan kenaikan temperatur. Analisis kuantitatif pertama kali
mengenai hal ini dilakukan oleh Poiseuille. Dia menemukan bahwa viskositas air pada
temperaturter tertentu dapat dihubungkan dengan viskositas pada 0oC melalui persamaan
empiris:
0
= 2
1+ T + T
dengan , = konstanta Thrope dan Roger
= viskositas cairan pada temperature T
0 = viskositas air pada temperature 0oC
(Tim Laboratorium, 2012)
c. Jenis pengaduk
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju
volumetric tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya dipengaruhi
oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil aliran dan derajat turbulensi
merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan
pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar
biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal
ini disebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran
turbulen.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan system fluida tersebut. Oleh sebab itu,
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fasa
cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan karena akan mempengaruhi keefektifan proses pencampuran,
serta daya yang diperlukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
d. Kecepatan pengaduk
Kecepatan pengaduk yang umumnya digunakan pada operasi industri kimia adalah
sebagaiberikut.
18
Kecepatan tinggi, berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk denga kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas
rendah misalnya air.
Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan
minyak pernis.
Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini, umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur
dimana terdapat serat atau pada cairan dapat menimbulkan busa.
Untuk menjamin keamanan proses, pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi dari
400 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari200 cP,
atau volume cairan lebih besar dari 2000 L. Pengaduk dengan kecepatan lebih besar dari
1150 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 50 cP
atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh
viskositas fluida dan ukuran geometri system pengadukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
e. Jumlah pengaduk
Jumlah pengaduk yang digunakan ditentukan oleh viskositas fluida, diameter
pengaduk dan kedalaman fluida yang akan diaduk. Jumlah pengaduk yang umumnya
digunakan adalah 1 atau 2 buah pengaduk. Panduan dalam menentukan jumlah pengaduk
yang akan digunakan diperlihatkan pada tabel berikut.
19
pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa
hal:
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
ada tidaknya baffle atau cruci form baffle
bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, paddle)
ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
laju putaran pengaduk
kedudukan pengaduk pada tangki, seperti:
jarak terhadap dasar tangki
pola pemasangannya:
- center, vertikal
- offcenter, vertikal
- miring (inciclined) dari atas
- horisontal
jumlah daun pengaduk
jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
perbandingan kerapatan/densitas cairan yang diaduk
perbandingan viskositas cairan yang diaduk
jumlah kedua cairan yang diaduk
jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
20
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variable proses dan operasi yang
ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
m = f (, , N, D, g. dimensi geometri sistem)
Dengan m = waktu pencampuran
= densitas fluida
= viskositas fluida
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN 2/g) diabaikan, maka
persamaan menjadi :
2
N D
m =f ( )
m =f ( )
(Tim Laboratorium, 2012)
g. Kebutuhan daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah mengembangkan
beberapa hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran alat dalam pemakaian
nyata atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala laboratorium.
Perkiraan kebutuhan daya yang diperlukan untuk mengaduk cairan dalam tangki
pengaduk dapat dihitung atas dasar percobaan pada skala laboratorium. Persyaratan
penggunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
1. Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan
Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan artinya bentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut ini sama
untuk keduanya:
DT C J S W H
, , , , ,
D D D D D D
21
gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)
Dua system yang sama secara geometri dapat dikatakan sama secara dinamik jika
perbandingan gaya-gaya yang bekerja pada system sama. Sedangkan kesamaan
kinematik terjadi jika kecepatan pada titik bersesuaian memiliki perbandingan yang
sama.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya (power) P untuk pengadukan adalah
diameter pengaduk D, kekentalan cairan, kerapatan cairan, medan gravitasi g, dan laju
putar pengaduk N. Maka secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
P=f ( D , , , g , N )
Bila dianggap hubungan besaran-besaran tersebut seperti persamaan berikut:
a b f e g
D , , ,g , N )
P=K
Dimana K adalah konstanta, dengan analisa dimensi yang menggunakan dimensi M
untuk massa, L untuk panjang, dan T untuk waktu, maka :
2 b e f g
ML a M L M 1
= L .( ) .( ) .( ) .( )
T3 T2 L3 T
Dengan menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh :
P D 2 N b D N 2 e
=K .( ) .( )
D5 N 3 g
Dimana dari persamaan-persamaan tersebut dikenal bilangan tak berdimensi.
(Tim Laboratorium, 2012)
Atau bisa juga dalam mencari kebutuhan daya pengaduk dapat menggunakan bilangan
dibawah ini.
22
Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya
viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan
Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.
dimana :
Re = Bilangan Reynold
= dnsitas fluida
= viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara
keduanya.
Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan
gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran
(vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.
23
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
1. Agitasi adalah proses penggoyangan ataupun pemutaran yang bertujuan supaya cairan
di dalam angki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah beberapa lama
didiamkan uuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
2. Jenis peralatan agitasi secara umum dikelompokan menjadi tiga yaitu pengadukan
mekanis, pengadukan hidrolis dan pengadukan pneumatis.
3. Prinsip kerja agitas yaitu pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena
adanya gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem fluida
24
tersebut. Proses pengadukan biasanya dilakukan dengan bantuan motor listrik yang
memberikan daya terhadap tuas pengaduk untuk bergerak
4. Mekanisme dan cara kerja peralatan didasarkan pada jenis peralatannya sehingga ada
beberapa perbedaan dalam cara kerja sesuai dengan desain peralatannya.
5. Fungsi utama agitasi dalam industri kimia adalah untuk homogenisasi, terutama
komposisi maupun kalor. Selain itu masih terdapat beberapa fungsi lainnya.
6. Terdapat beberapa contoh persoalan agitasi yang ada di industri kimia yang dapat
membantu pemahaman tentang agitasi
7. Variabel yang perlu diperhatikan dalam perancangan agitator yaitu, densiti dan
viskositas fluida, jenis pengaduk, kecepatan pengaduk, jumlah pengaduk, laju dan
waktu pencampuran, serta kebutuhan daya.
III.2 Saran
Sebelum merancang agitator yang dibutuhkan dalam suatu proses butuh pemahaman
mendasar mengenai agitasi dan beberapa hal yang mempengaruhi perancangannya, sehingga
dalam perancangan tidak ditemui kesalahan yang signifikan. Didalam kerja alat agitasi
biasanya timbul masalah seperti vorteks yang bisa diatasi dengan pemasangan buffle,
sehingga pentingnya memperhatikan variabel-variabel dalam perancangan.
DAFTAR PUSTAKA
25
http://www.optimixengineers.com/process-agitator-principles.php diakses tanggal 10 Mei
2014
http://ekokiswantoblog.blogspot.com/2012/06/macam-macam-jenis-pengaduk-impeller.html
diakses tanggal 12 Mei 2014
http://en.wikipedia.org/wiki/Industrial_agitator diakses tanggal 11 Mei 2014
http://ilearn.unand.ac.id/pluginmemlifile.php/17956/mod_resource/content/1/Unit
%20Operasi%202.pdfg diakses tanggal 13 Mei 2014
http://matekim.blogspot.com/2010/05/mixing.html diakses tanggal 15 Mei 2014
http://mhimns.blogspot.com/2013/04/tangki-berpengaduk.html diakses tanggal 10 Mei 2014
http://photo-analog.forumid.net/t14-agitasi-atau-tanpa-agitasi diakses tanggal 11 Mei 2014
http://users.fsid.cvut.cz/~jiroutom/huo_soubory/huo8a.pdf diakses tanggal 15 Mei 2014
Ikhsan, Diyono dan Suherman, Diktat Operasi Teknik Kimia I, Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang)
Tim Laboratorium. 2012. Modul Tangki Berpengaduk. Departemen Teknik Kimia ITB.
Bandung.
Walas, S. M. 1988. Chemical Proses Equipment. Department of Chemical and Petroleum
Engineering University of Kansas
26