Anda di halaman 1dari 16

PH METRI DAN TITRASI POTENSIOMETRI

A. Tujuan
1. Mengukur pH larutan
2. Menstandarisasi larutan CH3COOH
3. Menentukan konsentrasi NaOH
4. Menentukan kadar karbonat dalam cuplikan
5. Menentukan kapasitas larutan dapar
6. Memilih elektroda indikator sesuai dengan jenis reaksi yang terjadi
7. Mengkondisikan alat (mengatur posisi tombol) dengan tepat dan benar hingga
diperoleh kurva yang simetris
8. Menentukan titik ekivalen dengan tepat dan benar
9. Menghitung konsentrasi larutan yang diuji (analit) dengan benar.

B. Dasar Teori
PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman suatu
zat. pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar asam dan
basa dalam suatu larutan atau bahan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak
elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena
batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. pH meter banyak digunakan
dalam analisis kimia kuantitatif.
PH didefinisikan sebagai logaritma dari kereaktifan ion hidrogen atau untuk
larutan yang encer merupakan konsentrasi dari ion hydrogen. PH meter pada dasarnya
merupakan voltmeter yang dapat digunakan bersama elektroda kaca sebagai elektroda
penunjuk. Kaca yang digunakan sebagai elektroda terdiri dari jaringan silikat yang
bermuatan negatif yang mengandung sejumlah kation terutama ion natrium yang
dapat ditukar dengan ion hydrogen.
Elektroda gelas sebelum digunakan direndam terlebih dulu dalam air agar
molekul-molekul air masuk kedalam kisi-kisi kaca dan akan mengambang, sehingga
proses pertukaran ion akan maksimum. Dengan kata lain ion natrium dapat dengan
mudah ditukar dengan ion hydrogen. Oleh Karen aitu saat pengukuran perlu waktu
respon bagi elektroda. Bentuk elektroda kaca spesifik yaitu berupa wadah kecil yang
berisi larutan dapar asetat atau HCl 0,1N. Dengan demikian lapisan kaca mempunyai
konsentrasi H+ yang tetap dan diketahui, sedangkan lapisan luar kaca konsentrasi H+
bergantung pada larutan yang akan diukur.
Batas pengukuran elektroda gelas 2-12, Karena lebih dari pH 12, ion hidroksida
dapat mengikat ion natrium, sedangkan pH dibawah 1 semua ion Na pada lapisan
gelas ditukar oleh ion hydrogen, akibatnya tidak terjadi pertukaran ion larutan yang
diukur. Pada elektroda kombinasi jangan terlalu lama merendam elektroda dalam air,
atau sering digunakan , maka konsentrasi larutan KCl berkurang karena terjadi
perembesan ion KCl keluar elektroda. Jadi elektroda tidak direndam dalam air tapi
dalam larutan KCl jenuh 3 M.

C. Alat dan Bahan


Alat
No. Alat Spesifikasi Jumlah
1 pH-Meter --- 1 buah
2 Neraca digital --- 1 buah
3 Gelas kimia 500 mL 1 buah
100 mL 3 buah
250 mL 1 buah
4 Pipet volume 10 mL 1 buah
5 mL 1 buah
5 Magnetic --- 1 buah
stirrer
6 Pipet tetes --- 1 buah
12 Dosimat --- 1 buah
13 Bola hisap --- 1 buah
14 Elektroda --- 1 buah
Combine
Glass

Bahan
No. Bahan
1 Padatan Boraks (Na2B4O7.10H2O)
2 CH3COOH 0,1 N
3 NaOH 0,1 N
6 Larutan dapar pH 4 dan7
7 Aquades
8 Larutan FeSO4
9 Larutan K2Cr2O7

10 Aquades

D. Prosedur Kerja
1. pH Metri
a. Kalibrasi Elektroda dan pH-Meter
Pemasangan elektroda kaca pada
alat pH-Meter

Menghidupkan pH-Meter,
penekanan tombol pH lalu
Stand by

Pengaturan slop dU/dpH pada


angka 1

Mencelupkan elektroda pada


larutan dapar pH 7 dan tekan
tombol meas

Pemutaran tombol Ucomp sampai


tampilan pada layar menunjukkan angka 7
dan tekan stand by

Pengangkatan elektroda dan


pembilasan dengan aquades

Mencelupkan elektroda pada


larutan dapar pH 4 dan
penekananan tombol meas

Pemutaran tombol dU/dpH sampai tampilan


pada layar menunjukkan angka 4 dan
penekanan stand by

Pengangkatan elektroda dan


pembilasan dengan aquades

Elektroda dan pH-Meter siap


untuk digunakan
b. Titrasi Standarisasi Larutan CH3COOH

Pengisian buret dengan


CH3COOH

Penimbangan 0,10 gram


boraks

Pelarutan dengan 50 mL aquades dan


penyimpanan di gelas kimia

Mencelupkan elektroda kedalamnya dan


tekan tombol meas

Pencatatan pH sambil pengadukan dengan


magnetic stirrer

Pentitrasian dengan HCl dan pencatatan


pH setiap penambahan 0,5 mL HCl

Pengangkatan elektroda dan


pembilasan

c. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH


5 mL NaOH

Masukan pada Gelas


kimia

Penambahan aquades

Mencelupkan elektroda kedalamnya


dan penekanan tombol meas

Pencatatan pH sambil pengadukan


dengan magnetic stirrer

Pentitrasian dengan HCl dan pencatatan pH


setiap penambahan 0,5 mL HCl

Pengangkatan elektroda dan pembilasan


E. Data Pengamatan
Penentuan konsentrasi NaOH

Volume NaOH : 5 mL

CH3COOH Percobaan 1 Percobaan 2


No
(mL) pH dpH/dV pH dpH/dV
1 0,5 3.43 0.8 3.73 0.8
2 1 3.83 0.22 3.74 0.22
3 1,5 3.94 0.24 3.79 0.24
4 2 4.06 1.24 3.96 1.24
5 2,5 4.68 1.18 4.23 1.18
6 3 4.71 0.04 4.3 0.04
7 3,5 4.73 0.16 4.79 0.16
8 4 4.81 3.96 5.04 3.96
9 4,5 6.79 3.88 5.42 3.88
10 5 8.04 2.5 5.71 2.5
11 5,5 9.98 1.92 6.39 1.92
12 6 10.94 0.58 8.28 0.58
13 6,5 11.23 0.1 10.21 0.1
14 7 11.28 0.26 10.73 0.26
15 7,5 11.41 0.24 11.09 0.24
16 8 11.53 0.14 11.19 0.14
17 8,5 11.6 0.8 11.31 0.8
18 9 3.43 0.22 3.73 0.22
1. Percobaan 1
Grafik standarisasi CH3COOH

Grafik Turunan

4.5

4 3.5, 3.96
4, 3.88
3.5

3
dpH/dV

2.5 4.5, 2.5

2 5, 1.92
1.5
1.5, 1.24
2, 1.18
1
0, 0.8
0.5 5.5, 0.58
1, 0.24
0.5, 0.22 3, 0.16 6.5, 0.26
7,7.5,
0.24
2.5, 0.04 6, 0.1 0.14
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Volume (mL)
2. Percobaan 2
Grafik standarisasi CH3COOH

Grafik Turunan
4.5

4
5.5, 3.86
5, 3.78
3.5

3
dpH/dV

2.5

1.5
4.5, 1.36
1 2.5, 0.98 6, 1.04
3.5, 0.76 6.5, 0.72
0.5 1.5, 0.54 3, 0.5 4, 0.58
1, 0.34 7, 0.24
0.5, 0.1 2, 0.14 7.5, 0.2
0 0, 0.02
0 1 2 3 4 5 6 7 8
volume
a. Standarisasi HCl
Berat Borax : 0,10 gram
Mr : 382
Volume Borax : 50 mL
Volume HCl : 5,2 mL

1000 0,10 1000


NBorax = = 2 = 0,01
/2 382 50

Vborax . Nborax = VHCl . NHCl


50 mL x 0,01 = 5,2 mL x NHCl
NHCl = 0,096 N

b. Penentuan konsentrasi NaOH


Konsentrasi NaOH

VNaOH . NNaOH = VHCl . NHCl

5 mL x NNaOH = 4 mL x 0,096 N

NNaOH = 0,0768 N

Sampel 1 Sampel 2
NaOH NaOH
pH pH
(mL) (mL)
0 3,95 0 4,27
0,5 4,74 0,5 4,68
1 5,59 1 5,56
1,5 6,94 1,5 6,48
2 9,38 2 9,25
2,5 10,41 2,5 10,57
3 10,68 3 10,94
3,5 10,84 3,5 11,13
4 10,96 4 11,26
4,5 11,07 4,5 11,36
5 11,18 5 11,45
5,5 11,26 5,5 11,51
6 11,33 6
6,5 11,41 6,5
7 11,47 7
Berat Borax : 0,1072 gram

No. HCl (mL) pH


1 0 9,17
2 0,5 8,70
3 1 8,58
4 1,5 7,90
5 2 7,56
6 2,5 2,42
7 3 2,21
8 3,5 2,00
9 4 1,87
10 4,5 1,77
11 5 1,68
12 5,5 1,63
13 6 1,56
14 6,5 1,52
15 7 1,47

Titrasi FeSO4 dengan K2Cr2O7

75
70 3.5, 70
65
3, 62
60
55 4, 54
50
45 4.5, 44
dE/dV

40 5, 40
35 5.5, 36
2.5, 34
6, 32
30
6.5, 28
25 2, 26
1.5, 24
20 1, 20
0.5, 18
15
10
5
0 0, 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
V K2Cr2O7
sampel 1
14
12
10
8
pH

6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
volume (mL)

sampel 2
14
12
10
8
pH

6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6
volume (mL)
12

2.5, 10.28
10

8
dpH/dV

2
1.5, 1.36
0.5, 0.94
2, 0.68
1, 0.24 3, 0.423.5, 0.42
4, 0.26
4.5, 0.2
0 0, 0 5, 0.185.5, 0.1
6, 0.146.5, 0.08
7, 0.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
V NaOH
A. Data Pengamatan
pH-metri
a. pH
Menurut perhitungan
0,1
CH3COOH 0,1 N ==> M = 60/1 = 1,67 . 103

H+ = .
= 1,8 105 . 1,67 . 103
= 1,734 x 10-4
pH = - log [H+]
= - log (1,734 x 10-4)
= 3,761
Menurut pengukuran pH-Meter
pH air keran : 5,93
pH HCl 0,01 N : 1,79
pH CH3COOH 0,01 N : 2,54

b. Penentuan Konsentrasi FeSO4


Volume ekivalen = 3,5 ml
V1 . N1 = V2 . N2
5 . N1 = 3,5 . 0,1
N1 = 0,07N
Reaksi yang terjadi :
Oksidasi : Fe2+ Fe3+ + e }x6 : Esel = -0,771 v
Reduksi : Cr2O7 2- + 14 H+ + 6 e 3+
2 Cr + 7 H2O : Esel = +1,33 v +
Cr2O7 2- + 14 H+ + 6 Fe2+ 3+ 3+
2 Cr + 6 Fe + 7H2O : Esel = +0,559 v

E0sel = E0reduksi - E0oksidasi

= 1,33- (-0,771)

= 2,101 v
0,0591
Esel = E0sel log

0,0591 0,076
0,0591 . pH = 2,101 log 0,1 .
6 [H+]14

0,076
0,0591. (-log H+) = 2,101- ( log 0,1 . )9,85 . 103
[H+]14

(-log H+)0,0591 = 2,101 (log(0,07)6 log(0,1) - log[H+]14)9,85 . 10-3


(-log H+)0,0591 = 2,101 log(0,07)0,0591 + log(0,1)9,85 . 10-3 +log[H+]0,1379

-log[ H+]0,0591 - log[H+]0,1379 = 2,101 + 0,0584

-(log[ H+]0,197) = 2,1594

(log[ H+]0,197) = -2,1594

(log[ H+]0,197) = log 6,93 . 10-3

[ H+]0,197 = 6,93 . 10-3

[H+] = 1,095 . 10-11

pH = - log (1,095 . 10-11)

= 11 log1,095

= 10,96

F. Pembahasan
Pada praktikum pH-metri dilakukan proses kalibrasi elektroda dan pH-meter
terlebih dahulu dengan menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Kalibrasi ini
dilakukan dengan tujuan agar alat yang digunakan akurat dalam menunjukkan nilai
untuk memperoleh data. Kemudian dilakukan titrasi standarisasi larutan CH3COOH
dengan menggunakan boraks ( Na2B4O7 ) sebagai analit dan larutan CH3COOH
sebagai titrannya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai pH dari titrasi pada
setiap penambahan sebanyak 0,5 ml CH3COOH. Berdasarkan data yang diperoleh,
maka dapat dibuat grafik hubungan antara pH dengan volume titran ( CH3COOH ).
Dari grafik tersebut, maka dapat ditentukan titik ekivalen dengan menghubungkan
dua buah pusat lingkaran yang dapat menyinggung grafik. Berdasarkan grafik didapat
titik ekivalen pada volume CH3COOH 5,2 ml. Dari titik ekivalen tersebut dapat
ditentukan konsentrasi CH3COOH yaitu sebesar 0,096 N, sedangkan jika
dibandingkan dengan literatur konsentrasi CH3COOH seharusnya 0,1N. Hal ini
disebabkan karena proses titrasi dan pengadukan yang tidak konstan.

Kemudian dilakukan titrasi untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH,


dimana larutan NaOH berperan sebagai analit dan larutan CH3COOH sebagai titran.
Titrasi dengan nmenggunaka pH Meter tidak memerlukan indikator karena dalam
titrasi asam-basa perubahan pH sangat kecil sehingga hampir tercapai titik ekivalen.
Pada saat tercapai titik ekivalen, penambahan sedikit asam atau basa akan
menyebabkan perubahan pH yang besar ini seringkali dideteksi sebagai indikator titik
akhir. Titik atau kondisi penambahan asam atau basa dimana terjadi perubahan pH
yang sangat drastis dikenal sebagai titik akhir. Cara menentukan titik ekivalen dari
titrasi menggunakan pH meter ini adalah dengan membuat dua lingkaran diantara
kurva sigmoid antara pH dengan volume. Titik perpotongan garis kurva dengan garis
yang ditarik dari kedua titik tengah lingkaran merupakan titik ekivalen.
Sampel yang digunakan adalah air jeruk yang diperoleh dari salah satu produk
minuman kemasan. pH awalnya adalah 4,00. Titrasi dilakukan secara duplo untuk
membandingkan keakuratan pengukuran pH setelah dilakukan titrasi.
Larutan buffer dibuat dengan cara menimbang 0,1072 gram Boraks dan
melarutkannya dengan 50 ml air. Untuk mendapatkan larutan Buffer dengan pH
sampai dengan dibawah 9,00, Boraks tersebut dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N
sampai pH pada pH meter dibawah 9,00. Volume HCl yang direaksikan dengan
Boraks adalah 7 ml. Dengan kata lain, titrasi dilakukan sebanyak 15 kali, karena Hcl
yang dititrankan bertahap 0,5 ml setiap perolehan data pH.
Kapasitas larutan buffer diperoleh dengan cara membandingkan selisih dari
perubahan pH larutan buffer sebelum dan sesudah penambahan basa kuat ( larutan
NaOH 0,1 N ). Kapasitas Larutan dapar pH 9 yang diperoleh sebesar 0,17 setiap
penambahan 0,5 ml NaOH 0,1 N. Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan
kapasitas air suling. Kapasitas air suling yang diperoleh sebesar 4,34 setiap
penambahan 0,5 ml NaOH 0,1 N.
Grafik yang dibuat pada praktikum pH-metri ini adalah grafik umum pertama
pH dan grafik turunan pertamanya. Data dan grafik yang diperoleh sesuai dengan
bentuk umum grafik pH dan grafik turunan pertama pH.
Selanjutnya dilakukan Titrasi Potensiometri menentukan titik ekivalen dari
larutan K2Cr2O7 sebagai titran dan larutan FeSO4 (Fe2+) bertindak sebagai analit.
Diambil 14 data pada 2 kali percobaan. Dalam titrasi ini penambahan titran diatur
sebanyak 0,5 mL sehingga akan lebih mudah untuk menentukan titik ekivalennya,
dengan demikian dapat ditentukan kurva sigmoid dan turunannya seperti titrasi pH
sebelumnya. Titik ekivalen pada percobaan pertama diperoleh 6 ml dan pada
percobaan kedua diperoleh titik ekivalen pada 3,5 ml. Perbedaan titik ekivalen ini bisa
disebabkan oleh konsentrasi Fe2+ yang berbeda.
Pada reaksi redoks diatas antara larutan Fe2+ dengan Cr2O72-, berdasarkan data tabel
potensial reduksi, nilai potensial reduksi untuk Cr2O72- (+ 1,33 V) lebih besar
dibandingkan nilai potensial reduksi untuk Fe2+ (+0,771 V), Sehingga Cr2O72-
mengalami reduksi dan Fe mengalami oksidasi. Harga potensial sel dari reaksi di atas
sebesar +0,559 V, sehingga reaksi ini berlangsung spontan.
Reaksi yang terjadi :
Oksidasi : Fe2+ Fe3+ + e }x6 : Esel = -0,771 v
Reduksi : Cr2O7 2- + 14 H+ + 6 e 2 Cr3+ + 7 H2O : Esel = +1,33 v +
Cr2O7 2- + 14 H+ + 6 Fe2+ 2 Cr3+ + 6 Fe3+ + 7H2O : Esel = +0,559 v
SIMPULAN
1. Titik ekivalen standarisasi CH3COOH :
Percobaan 1 = 4,5 ; 8,28
Percobaan 2 = 5,5 ; 8,28
2. Konsentrasi FeSO4.7H2O = 0,095 N
3. Titik ekivalen titrasi redoks Fe2+ dengan K2Cr2O7 tercapai pada saat volume
K2Cr2O7 = 3,5 ml.
4. Konsentrasi FeSO4 = 0,1 N
5. Potensial reduksi dari reaksi yang terjadi = +0,559 v, harga Esel bernilai positif
sehingga reaksi terjadi secara spontan.

Anda mungkin juga menyukai