Oleh :
KELOMPOK 1
SEMESTER/TAHUN AJARAN : VI / 2016-2017
A. Latar Belakang
Gizi merupakan komponen yang sangat dibutuhkan seorang anak
untuk peningkatan pertumbuhan dan perkembangannya, terutama pada
masa usia sekolah. Upaya peningkatan kulaitas sumber daya manusia
harus dilakukan sejak dini. Tumbuh dan berkembangnya anak usia sekolah
yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
yang baik serta benar. Anak sekolah pada umumnya berada dalam masa
pertumbuhan yang sangat cepat dan aktif, pengaturan makanan yang
bergizi baik, seimbang dan beraneka ragam jenis akan memastikan
kecukupan gizinya (Susilowati,2008).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur tubuh.
Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan
syaraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan
ini berperan penting dalam kehidupan. Meskipun pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai arti yang berbeda namun keduanya saling
mempengaruhi dan berjalan secara simultan (bersamaan). Pertumbuhan
ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan atau
perkembangan anak (Nursalam, 2008).
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran
tubuh manusia.Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status
gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan.
Selain itu juga ukuran tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan
lemak bawah kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-
ukuran antropometri tersebut bisaberdiri sendiri untuk menentukan status
gizi dibanding baku atau berupa indeksdengan membandingkan ukuran
lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U (Susilowati, 2008).
Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan
hasil yang lebih tepat dan objektif dari pada menilai konsumsi pangan dan
pemeriksaan lain. Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah
teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain
dalam darah dan urine. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan
keadaan normal yang telah ditetapkan. Adanya parasit dapat diketahui
melalui pemeriksaan feses, urinedan darah, karena kurang gizi sering
dikaitkan dengan prevelensi penyakit karena parasit. Dalam berbagai hal,
pemeriksaan biokimia hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau pusat
kesehatan. Keadaan ini, memberi gambaran bahwa sarana yang tersedia
tidak dijangkau oleh penduduk yang tinggal di daerah yang jauh dari
sarana tersebut. Meskipun demikian, pemeriksaan dapat dilakukan dengan
cara memeriksa contoh darah, urine dan feses yang dikumpulkan oleh
keluarga di daerah tersebut, perawat atau petugas kesehatan lain dan
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Dalam pemeriksaan secara
biokimia ini yang diteliti adalah kadar gula darah, kadar asam urat dan
kadar kolesterol dari probandus ( Supariasa, 2010).
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunaakan
dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of
night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap, step test,
dan masih banyak kagi yang dapat dilakukan utnuk mengetahui tingkat
ketahanan fisik seseorang (Supariasa,2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dnegan benar berbagai
jenis parameter antropometri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan biokimia
dengan specimen darah secara benar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan biofisik
secara baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran berat badan
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran panjang badan
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tinggi badan
4. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tinggi lutut
5. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar pinggul
6. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar panggul
7. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar kepala
8. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar lengan atas
9. Untuk mengetahui kadar gula darah pada probandus dengan
menggunakan specimen darah
10. Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada probandus dengan
menggunkaan specimen darah
11. Untuk mengetahui kadar kolesterol pada probandus dengan
menggunakan specimen darah
12. Untuk menegtahui kadar trigliserida pada probandus dengan
menggunakan specimen darah
13. Untuk mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap
denyut nadi
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat terlatih kemampuannya dalam melakukan Penentuan
Status Gizi pada probandus secara baik dan benar sesuai prosedur dan
petunjuk pengukuran
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH
ANTROPOMETRI
Oleh :
KELOMPOK 1
SEMESTER/TAHUN AJARAN : VI / 2016-2017
DWI KURNIA YULIYAWATI 25010114120108
1. Judul : Antropometri
2. Penyusun : Kelompok 1
Nama/NIM : Dwi Kurnia Yuliyawati / 25010114120108
3. Semester/Tahun Ajaran : VI / 2016-2017
4. Laboratorium/Departemen : Ilmu Gizi / Ilmu Gizi FKM Undip
5. Nama Mata Kuliah/sks : Penentuan Status Gizi / 3 sks
6. Lokasi Kegiatan : Kota Semarang
7. Waktu Kegiatan : 5 Mei 2017
Laporan Praktikum Mata Kuliah Penentuan Status Gizi sudah disetujui dan
sesuai dengan Kompetensi Ilmu dan Teknologi Gizi.
ii
PRAKATA PENULIS
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga atas Rahmah
dan Hidayah-Nya, maka Laporan Praktikum Penentuan Status Gizi dapat
diselesaikan dengan baik. Baik disusun oleh penulis: Dwi Kurnia Yuliyawati
guna keperluan pelaksanaan Mata Kuliah dengan Praktikum Penentuan Status
Gizi (3sks) di Laboratorium Gizi Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
Laporan ini dibuat pada tahun 2017 berupa draf hasil praktikum. Dalam
pembuatan laporan praktikum ini Penulis dapat mengetahui bagaimana cara
menghitung status gizi seseorang secara dengan menggunakan metode
antropometri.
Akhir kata Penulis berharap agar Laporan Praktikum Mata Kuliah Penentuan
Status Gizi FKM Undip ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kompetensi dan
keilmuan Ilmu Gizi di Indonesia dan di dunia.
Wassalamualaikum wr. wb
iii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
PRAKATA PENULIS ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi Bayi ................................................................................. 3
B. Tujuan Umum Angka Kecukupan Gizi .............................................. 4
C. Penilaian Status Gizi .......................................................................... 6
D. Pemeriksaan Antropometri ................................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu ................................................................................................. 9
B. Tempat............................................................................................... 9
C. Alat dan Bahan .................................................................................. 9
D. Skema Alur Kerja ............................................................................. 10
E. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................. 17
B. Pembahasan ...................................................................................... 23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 30
iv
B. Saran ................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 32
LAMPIRAN ........................................................................................... 33
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur tubuh.
Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan
syaraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan
ini berperan penting dalam kehidupan. Meskipun pertumbuhan dan
perkembangan mempunyai arti yang berbeda namun keduanya saling
mempengaruhi dan berjalan secara simultan (bersamaan). Pertumbuhan
ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan atau
perkembangan anak. (Nursalam, 2008).
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia.Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi.
Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain
itu juga ukuran tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak
bawah kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-
ukuran antropometri tersebut bisaberdiri sendiri untuk menentukan status
gizi dibanding baku atau berupa indeksdengan membandingkan ukuran
lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U (Susilowati, 2008)..
Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus
indeks massa tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau
BMI (Body Mass Index). Akan tetapi IMT bukan tanpa kelemahan, karena
IMT hanya menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat
badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya. IMT tidak mampu
mengambarkan tentang proporsi lemak yang terkandung di dalam tubuh
seseorang (Santoso,2008).
Meskipun demikian, jika nilai IMT sudah menunjukkan ke arah
kelebihan berat badan atau overweight/obesitas, biasanya seseorang
diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah kelebihan berat
1
2
badan tersebut merupakan hasil dari timbunan lemak atau otot, bisanya
dengan menggunakan beberapa pengukuran antropometri seperti
pengukuran lemak bawah kulit. Oleh karena itu, untuk pentin mengetahui
status gizi seseorang, maka dilakukan pengukuran antropometri seperti
yang akan dilakukan pada praktikum kali ini (Santoso,2008).
Praktikum kali ini praktikan akan melakukan pengukuran pada
berat badan, panjang badan, tinggi badan, tinggi lutut, lingkar pinggul,
lingkar panggul,lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dimana dalam
pengukuran ini praktikan dapat mengetahui bagaimana status gizi
seseorang diliaht dari metode antripometri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dnegan benar berbagai
jenis parameter antropometri.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran berat badan
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran panjang badan
3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tinggi badan
4. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tinggi lutut.
5. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar pinggul
6. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar panggul
7. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar kepala
8. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar lengan atas
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat terlatih kemampuannya dalam melakukan
pengukuran antropometri.
2. Mahasiswa dapat menghitung penentuan status gizi antropometri
dengan baik dan benar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu
Praktikum dilaksankan pada hari kamis 4 mei 2017, praktikum
dimulai pada pukul 13.00 WIB.
B. Tempat
Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas
Diponegoro.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Timbangan berat badan digital
b. Microtoise
c. Pita meteran
d. Caliper
e. BIA ( Biolectric Impedence Analysis)
f. Infantometer
g. Pita LILA
h. Alat ukur tinggi lutut (knee high caliper )
2. Bahan
a. Boneka Bayi
10
Dimulai
Selesai
Dimulai
Selesai
Dimulai
Dilepaskan pakaian yang menempel pada bayi dan aksesoris yang bisa
mempengaruhi pengukuran, termasuk sepatu dan lainnya
Dialasi timbangan bayi dengan handuk bersih, tera hingga terlihat angka 0
Digendong bayi untuk diukur lingkar kepala. Sisihkan rambut kepala agar
tidak mempengaruhi hasil pengukuran
Dilingkarkan pita meteran pada dahi bayi, ukur dan catat hasilnya
Selesai
Gambar 3.3 skema kerja pengukuran pos antropometri bayi pos III
13
Dimulai
Diukur pada kaki kiri antara tulang tibia dengan tulang paha dan
membentuk sudut 900
Dibaca sakla pada alat ukur dengan ketelitian 0,1 cm. Hasil pengukuran
dikonversikan menggunakan rumus Chumlea
Selesai
E. Pengolahan data
Pengolahan data yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu
menggunakan rumus :
()
1. IMT =
2 ()
2. WHR =
3. TB Wanita = 84,88- (0,24 x usia dalam tahun )+ (1,83 x tinggi
lututu dalam cm)
4. Estimasi TB (panjang Depa) = 28,32 + 0,784 + Panjang Depa
5. Estimasi TB (tinggi lutut) = 84,88- (0,24 x Umur ) + (1,83 x
Tinggi lutut)
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan responden
mahasiswa gizi sebagai subjek dalam pengukuran untuk penentuan status
gizi. Berikut ini merupakan pengukuran dalam berbagai jenis parameter
antropometri :
1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dianalisis dengan
menghitung indeks massa tubuh dan dibandingkan dengan klasifikasi
indeks massa.
Tabel 3.1. Batas Ambang IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat
< 17,0
berat
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat
17,0 18,4
ringan
Normal 18,5 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Table 4.1 pengukuran pos antropometri dewasa I
Kelompok Nama LILA (cm) Lingkar Lingkar RLPP
Pinggang (cm) Panggul
1 Lulu 22 95 71 1,35
Nia 20 65,5 83,2 0,78
Fani 25,5 70,5 96,1 0,73
Inna 20,8 62,3 86,5 0,72
Deti 31,6 72,5 111 0,65
2 Melinda 24,5 79 93 0,85
Finia 22,5 70 86 0,81
Faiq 22,2 72 88 0,82
Rini 25,1 74 95 0,78
Elsa 28,0 84 97 0,87
3 Jatu 23,2 73,5 89,5 0,82
Camel 26,3 76,5 95,0 0,80
Susi 23,5 66,5 86,4 0,70
Silvi 27,1 77,3 96,0 0,80
Ais 22,9 72,0 92,0 0,78
4 Dinda 24,0 73 90,5 0,80
Lita 20,9 65,3 87,1 0,75
Safina 27 70,3 97,6 0,72
Syofi 28 83 95,5 0,86
Mba nia 30 83,8 101,6 0,82
Meylda 29,5 84,6 100,5 0,84
17
1. IMT
a. Lulu
Berat Badan = 48 kg, Tinggi badan = 159,8 cm = 1,598 m
()
IMT = ()
48
= (1,598)x (1,598)
= 18,79 (Normal)
b. Nia
Berat Badan = 38,6 kg, Tinggi badan = 150,5 cm = 1,505 m
()
IMT = ()
38,6
= (1,505 )(1,505)
= 17,04 (underweight)
c. Fani
Berat Badan = 56,2 kg, Tinggi badan = 160,2 cm = 1,602 m
()
IMT = ()
56,2
= (1,602 )(1,602 )
= 21,89 (Normal)
d. Inna
Berat Badan = 40 kg, Tinggi badan = 151,4 cm = 1,514 m
()
IMT = ()
40
= (1,514 )(1,514 )
= 17,45 (underweight)
20
e. Deti
Berat Badan = 70,8 kg, Tinggi badan = 154,1 cm = 1,541 m
()
IMT = ()
70,8
= (1,541 )(1,541 )
= 29,81 (overweight)
2. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
a. Lulu
Lingkar Pinggang (Lpi)
WHR = Lingkar Panggul (Lpa)
96 cm
= 71 cm
= 0,78 (Moderate)
c. Fani
Lingkar Pinggang (Lpi)
WHR = Lingkar Panggul (Lpa)
70,5 cm
= 96,1cm
= 0,73 (Moderate)
d. Inna
Lingkar Pinggang (Lpi)
WHR = Lingkar Panggul (Lpa)
62,3 cm
= 86,5 cm
= 0,72 (Moderate)
e. Deti
Lingkar Pinggang (Lpi)
WHR =
Lingkar Panggul (Lpa)
72,5 cm
= 111 cm
= 0,65 (Low)
21
= 152,8 cm
Estimasi TB (TL) = 84,88 (0,24 x usia) + (1,83 x tinggi lutut)
= 84,88 (0,24 x 21) + (1,83 x 48,1)
= 167,86 cm
B. Pembahasan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi dari sampel yang diukur terutama pada sampel
yang di diagnosa sebagai Gizi Buruk, Gizi Kurang, Pendek, Kurus dan
sangat Kurus :
a. Anthropometri Dewasa Pos I
1. Pada sampel pertama dari hasil pengukuran antropometri
didapatkan hasil perhitungan :
a. Berdasarkan pengukuran LILA pada lulu hasilnya adalah 22
cm, jadi dapat dikategorikan beresiko KEK karena berada
dibawah standar pengukuran LILA pada Wanita Usia Subur
(WUS) yaitu 23,5 cm. Karena LILA wanita usia subur berada
dibawah standar (normal) maka Lulu beresiko KEK
(kekurangan energi kronik).
b. Berdasarkan lingkar pinggang pada lulu hasilnya 95 cm jadi
dapat dikategorikan bahwa lingkar pinggang lulu diatas normal
karena berada diatas standar pengukuran lingkar pinggang pada
wanita yaitu 80 cm. sehingga dapat beresiko untuk gemuk tipe
Gynoid (tipe pear) pada bagian bawah pinggang.
c. Berdasarkan rumus WHR lingkar pinggang/lingkar panggul
didapatkan hasil 1,35 berada diatas normal dari standar
pengukuran WHR yaitu rasio 0,8 dikatakan normal. Sehingga
WHR lulu dikatakan tidak baik Karena melewati batas normal.
2. Pada sampel kedua dari hasil pengukuran antropometri didapatkan
hasil perhitungan :
a. Berdasarkan pengukuran LILA pada nia hasilnya adalah 20
cm, jadi dapat dikategorikan beresiko KEK karena berada
dibawah standar pengukuran LILA pada Wanita Usia Subur
23
(WUS) yaitu 23,5 cm. Karena LILA wanita usia subur berada
dibawah standar (normal) maka Lulu beresiko KEK
(kekurangan energi kronik).
b. Berdasarkan lingkar pinggang pada nia hasilnya 65,5 cm jadi
dapat dikategorikan bahwa lingkar pinggang nia dibawah
normal karena berada dibawah standar pengukuran lingkar
pinggang pada wanita yaitu 80 cm. sehingga dapat beresiko
untuk gemuk tipe android (apple) pada bagian bawah atas
perut.
c. Berdasarkan rumus WHR lingkar pinggang/lingkar panggul nia
didapatkan hasil 0,78 berada normal dari standar pengukuran
WHR yaitu rasio 0,8 dikatakan normal. Sehingga WHR dari
nia dikatakan baik.
3. Pada sampel ketiga dari hasil pengukuran antropometri didapatkan
hasil perhitungan :
a. Berdasarkan pengukuran LILA pada Fani hasilnya adalah 25,5
cm, jadi dapat dikategorikan normal karena berada diatas
standar pengukuran LILA pada Wanita Usia Subur (WUS)
yaitu 23,5 cm. Karena LILA wanita usia subur berada diatas
standar (normal) maka fani tidak beresiko KEK (kekurangan
energi kronik).
b. Berdasarkan lingkar pinggang pada fani hasilnya 70,5 cm jadi
dapat dikategorikan bahwa lingkar pinggang fani dibawah
normal karena berada dibawah standar pengukuran lingkar
pinggang pada wanita yaitu 80 cm. sehingga dapat beresiko
untuk gemuk tipe android (apple) pada bagian bawah atas
perut.
c. Berdasarkan rumus WHR lingkar pinggang/lingkar panggul
fani didapatkan hasil 0,73 berada normal dari standar
pengukuran WHR yaitu rasio 0,8 dikatakan normal. Sehingga
WHR dari fani dikatakan baik.
24
berhubungan dengan jumlah ion bebas dari garam, basa, asam dan
berhubungan dengan konsentrasi, mobilitas dan temperatur medium
(Supariasa, 2008)
c. Pengukuran Anthropometri pada Bayi
Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial
dan dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Kepala yang tumbuh
tidak normal maka kepala akan mengecil dan menunjukkan retardasi
mental sebaliknya bila kepala membesar kemungkinan ada
penyumbatan aliran serebrospinal seperti pada hidrosefalus yang akan
meningkatkan volume kepala. Bayi baru lahir berjenis kelamin
perempuan mempunyai kisaran 31-36 cm, sementara untuk bayi laki-
laki berkisar antara 32-28 cm.16 Ukuran kepala bayi yang melewati
batas normal dikhawatirkan menderita kelainan. Panjang bayi normal
adalah 48-52 cm (Saifudin, 2009).
Berdasarkan tabel 4.4. hasil pengukuran pada boneka
kelompok 1 yaitu 37,6 cm artinya lingkar kepala bayi lebih besar dari
angka normal, sedangkan panjang pengukuran pada boneka bayi
kelompok 1 yaitu 58,9 cm artinya panjang bayi lebih panjang daripada
panjang normalnya. Perbedaan pengukuran yang terjadi antara 1
kelompok dengan kelompok lain bisa berbeda beda di sebabkan seperti
praktikan kurang memperhatikan hal hal kecil yang dapat
mempengruhi hasil pengukuran seperti kurang teliti saat membaca
hasil yang dalam skala pengukuran, tidak memperhatikan aksesoris
pada bayi yang masih melekat yang juga dapat mempengaruhi hasil
pengukuran. Bisa saja hal ini dipengaruhi oleh hal-hal diluar
kemampuan dari praktikan saat melakukan praktikum.
d. Pengukuran Anthropometri pada Lansia
Tinggi badan (TB) merupakan komponen beberapa indikator
status gizi sehingga pengukuran TB seseorang secara akurat sangatlah
penting untuk menentukan nilai IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT
berguna sebagai indikator untuk menentukan adanya indikasi kasus
KEK (Kurang Energi Kronik) dan kegemukan (obesitas). Namun
28
A. Kesimpulan
1. Pengukuran berat badan dilakukan dengan mengguankan timbangan
digital. Hasil pengukuran berat badan tertinggi pada kelompok 1
adalah Deti sebesar 70,8 kg dan yang paling rendah adalah Nia sebesar
38,6. Berat badan bersama tinggi badan dapat digunakan untuk
menentukan status gizi berdasarkan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).
2. Pengukuran tinggi badan dilakukan menggunakan microioise. Hasil
pengukuran tinggi badan tertinggi pada kelompok 1 adalah Fani
sebesar 160,2 cm dan paling pendek adalah Inna sebesar 151,4 cm.
Tinggi badan bersama berat badan dapat digunakan untuk menentukan
status gizi berdasarkan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).
3. Pengukuran panjang badan dilakukan menggunakan infantometer.
Hasil pengukuran panjang badan pada bayi adalah 58,9 cm. Hasil
panjang badan bayi tergolong normal untuk bayi berusia 3 bulan.
4. Pengukuran tinggi lutut menggunakan Alat ukur tinggi lutut (knee high
caliper). Hasil tinggi lutut tertinggi adalah Lulu sebesar 48,9 cm dan
terendah adalah Nia sebesar 46 cm. Tinggi lutut dapat digunakan untuk
estimasi tinggi badan pada lansia.
5. Pengukuran lingkar pinggang menggunakan pita meteran. Hasil
lingkar pinggang yang tersebsar adalah Deti sebesar 72,5 cm dan yang
terkecil adalah Inna sebesar 62,3 cm. Lingkar pinggang yang terlalu
besar dapat meningkatkan resiko penyakit obesitas sentral.
6. Pengukuran lingkar panggul menggunakan pita meteran. Hasil lingkar
panggul yang terbesar adalah Deti sebesar 111 cm, dan yang terkecil
adalah Nia sebesar 83,2.
7. Perbandingan lingkar pinggang dan panggul akan menghasilkan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul (RLPP ). Rasio lingkar panggul normal
pada laki-laki ialah 1,0 dan untuk perempuan sebesar 0,8
30
31
32
LAMPIRAN
33
34
LAMPIRAN
BIOKIMIA
Oleh :
KELOMPOK 1
SEMESTER/TAHUN AJARAN : VI / 2016-2017
DWI KURNIA YULIYAWATI 25010114120108
1. Judul : Biokimia
2. Penyusun : Kelompok 1
Nama/NIM : Dwi Kurnia Yuliyawati / 25010114120108
3. Semester/Tahun Ajaran : VI / 2016-2017
4. Laboratorium/Departemen : Ilmu Gizi / Ilmu Gizi FKM Undip
5. Nama Mata Kuliah/sks : Penentuan Status Gizi / 3 sks
6. Lokasi Kegiatan : Kota Semarang
7. Waktu Kegiatan : 8 Mei 2017
Laporan Praktikum Mata Kuliah Penentuan Status Gizi sudah disetujui dan
sesuai dengan Kompetensi Ilmu dan Teknologi Gizi.
ii
PRAKATA PENULIS
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga atas Rahmah
dan Hidayah-Nya, maka Laporan Praktikum Penentuan Status Gizi dapat
diselesaikan dengan baik. Baik disusun oleh penulis: Dwi Kurnia Yuliyawati guna
keperluan pelaksanaan Mata Kuliah dengan Praktikum Penentuan Status Gizi (3sks)
di Laboratorium Gizi Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.
Laporan ini dibuat pada tahun 2017 berupa draf hasil praktikum. Dalam
pembuatan laporan praktikum ini Penulis dapat mengetahui bagaimana cara
menghitung status gizi seseorang secara dengan menggunakan metode biokimia.
Akhir kata Penulis berharap agar Laporan Praktikum Mata Kuliah Penentuan
Status Gizi FKM Undip ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kompetensi dan
keilmuan Ilmu Gizi di Indonesia dan di dunia.
Wassalamualaikum wr. wb
iii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
PRAKATA PENULIS ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kolesterol ............................................................................ 4
B. Fungsi Lemak dan Akibatnya ................................................................ 5
C. Fungsi dan sumber kolestero ................................................................ 6
D. Pengertian Trigliserida .......................................................................... 7
E. Pengertian Glukosa ............................................................................... 9
F. Pengertian Hemoglobin ....................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu ................................................................................................. 13
B. Tempat ................................................................................................ 13
C. Alat dan Bahan.................................................................................... 13
D. Skema Alur Kerja ............................................................................... 14
E. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................... 20
B. Pembahasan ........................................................................................ 20
iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 25
LAMPIRAN ............................................................................................. 26
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan
hasil yang lebih tepat dan objektif dari pada menilai konsumsi pangan dan
pemeriksaan lain. Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah
teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain
dalam darah dan urine. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan
keadaan normal yang telah ditetapkan. Adanya parasit dapat diketahui
melalui pemeriksaan feses, urinedan darah, karena kurang gizi sering
dikaitkan dengan prevelensi penyakit karena parasit. Dalam berbagai hal,
pemeriksaan biokimia hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau pusat
kesehatan. Keadaan ini, memberi gambaran bahwa sarana yang tersedia
tidak dijangkau oleh penduduk yang tinggal di daerah yang jauh dari
sarana tersebut. Meskipun demikian, pemeriksaan dapat dilakukan dengan
cara memeriksa contoh darah, urine dan feses yang dikumpulkan oleh
keluarga di daerah tersebut, perawat atau petugas kesehatan lain dan
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Dalam pemeriksaan secara
biokimia ini yang diteliti adalah kadar gula darah, kadar asam urat dan
kadar kolesterol dari probandus ( Supariasa, 2010).
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu
kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau
tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang
dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit
sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah
makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum
orang makan. Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan
glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan
dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan biokimia
dengan specimen darah secara benar.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar gula darah pada probandus dengan
menggunakan specimen darah
2. Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada probandus dengan
menggunkaan specimen darah
3
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat terlatih kemampuannya dalam melakukan
pemeriksaan biokimia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan alat penentuan status
gizi biokimia dengan baik dan benar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti
lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam lever (hati).
Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol
merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan
bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks,
hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu
yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas
atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh.
Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya
bagi tubuh (Nilawati, 2008).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kelebihan kolesterol akan
menyebabkan zat tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh dan
akan mengendap dalam pembuluh darah arteri. Hal yang akan terjadi
selanjutnya adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (lazim
dikenal sebagai atherosklerosis) hingga penyumbatan dan pemblokiran
aliran darah (atherosklerosis). Akibatnya, jumlah suplai darah ke jantung
berkurang, terjadi sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat
menjurus ke serangan jantung (Nilawati, 2008).
Kolesterol berasal dari organ binatang terutama bagian otak,
kuning telur, dan jeroan. Demikian juga produksi yang berasal darinya,
seperti susu asli, keju, mentega, dan lain-lain. Sementara bahan makana
yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.
Dengan demikian, cara yang efektif untuk mengurangi kadar kolesteol
dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengkonsumsi sayuran dan buah
(Nilawati, 2008).
5
lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding
pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut
aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah.
Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke
(Indica, 2010).
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL
(Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang
memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut
kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein)
untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL
mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan
mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah
Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat"
karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh
darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam
operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang
membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai
kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga
lebih berat (Parker, 2010).
D. Pengertian Trigliserida
Trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum
lipoprotein. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri
dan biasanya dibandingkan dengan kolesterol dengan menggunakan
lipopritein elektroforesis. Bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida
maka terjadi peningkatan very low density lipoprotein (VLDL) yang
menyebabkan hiperlipoproteinemia. Masuknya alkohol dapat
menyebabkan peningkatan sementara kadar trigliserida serum (Kee, 1997).
Di dalam darah hanya ada 3 jenis lemak dasar, yaitu kolesterol, trigliserida
dan fosfolipid. Oleh karena sifat lemak yang tidak dapat larut dalam air
(sedangkan darah kita terdiri dari air sebagai komponen utama), maka 3
bentuk lemak tersebut harus bercampur dengan zat pelarut untuk dapat
beredar dalam darah. Zat tersebut adalah suatu jenis protein yang disebut
Apoprotein (disingkat Apo). Senyawa lemak (gabungan dari 3 jenis lemak
diatas) yang bergabung dengan Apo membentuk lipoprotein (LP). Jadi LP
adalah kolesterol + trigliserida + fosfolipid + Apo (Tenggara, 2008).
Trigliserida bukan kolesterol melainkan salah satu jenis lemak
yang terdapat dalam darah yang dikemas dalam bentuk partikel
8
F. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan
lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat
gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi (Supariasa,
2010).
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui
fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah
(Supariasa, 2010).
Kegunaan Hemoglobin (Hb) :
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh
sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai
reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam
sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam
hemoglobin (Supariasa,2010).
Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan-jaringan tubuh.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Praktikum
Praktikum dilaksankan pada hari kamis 9 mei 2017, praktikum
dimulai pada pukul 07.00 WIB.
B. Tempat Praktikum
Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas
Diponegoro.
D. Skema Kerja
Dimulai
Selesai
Dimulai
Pada layar alat akan terlihat nilai kadar gula darah yang
telah diukur. Ambil blood glucose strip yang telah
dipakai masukkan dalam plastic dan buang
Selesai
Dimulai
Selesai
Dimulai
Pada layar alat akan terlihat nilai kadar gula dara yang
telah diukur. Ambil blood glucose strip masukkan
dalam plastic dan buang
Selesai
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan responden
mahasiswa gizi sebagai subjek dalam pengukuran untuk penentuan
status gizi. Membandingkan hasil pemeriksaan pada probandus lalu
diinterpretasikan berdasarkan referensi klasifikasi dari analisis masing-
masing pemeriksaan pada kadar hemoglobin, kadar gula darah
(glukosa), kadar kolesterol total, kadar trigliserida.
Tabel 3.3 Analisis Hasil kolesterol
Batasan Normal Keterangan
< 200 mg/dL Normal
200-239 mg/dL Borderline
240 mg/dL Hiperkolesterolemia
Setiap peninggian kolesterol akan meningkatkan 2% terjadi penyakit
jantung koroner
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 4.1 tabel hasil pemeriksaan pengukuran biokimia
Kelompok Kadar Hb (%) Kolesterol Glukosa Trigliserida
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
1 13,2 161 83,2 167
2 15,8 179 86 176
3 13,1 182 88 134
4 12,6 188 90 107
B. Pembahasan
1. Kadar Hb
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-
butiran darah merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah
normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini
biasanya disebut 100 persen (Evelyn, 2009). Batas normal nilai
hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin
bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan
batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin
(WHO dalam Arisman, 2002).
Setelah melihat hasil pengukuran hemoglobin pada kloter 1
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.1. Dari hasil menunjukkan jika kadar
Hb dari probandus kelompok 1- 4 berada pada batas normal yaitu berada
12 gr% maka dapat dikatan jika kadar Hb probandus dari masing masing
normal atau baik sehingga tidak beresiko untuk mengalami anemia.
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk
perorangan (Arisman, 2008). Anemia sebagai keadaan dimana level
hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan
salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab
anemia (Fatmah dalam FKM UI, 2007).
21
kolesterol masih berada pada batas normal hal ini berarti pola hidup
probandus masih dikatakan baik (Nilawati, 2008).
3. Kadar Glukosa
Pemeriksaan gula darah gula bersifat larut air, sehingga di dalam
darah gula akan larut di dalam plasma. Semakin tinggi kadar gula di dalam
darah, maka semakin kental darah yang ada di dalam tubuh kita dan
semakin lambat alirannya. Lambatnya aliran darah bisa menyebabkan sel-
sel tubuh lambat menerima suplai oksigen dan sari makanan serta lebih
mudah terbentuknya gumpalan darah. Kadar gula puasa normal: 70 - 110.
Kadar gula di atas normal berarti kemugkinan besar menderita diabetes
(Kee, 2007).
Dilihat dari tabel 4.1 kadar glukosa yang didapatkan dari kelompok
1-4 kadar glukosa yang didapatkan masih berada pada batas normal yaitu
berada pada darah kapiler 90-109 yang berarti probandus belom pasti DM
karena hasil analisis kadar glukosa menunjukkan angka 90 mg/dL.
Sehingga dapat dikatakn kadar glukosa probandus normal atau baik dan
tidak beresiko untuk terkena diabetes (Kee, 2007).
Kadar glukosa tertinggi didapatkan pada probandus kelompok 4
hingga mencapai 90 mg/dL dan kadar terkecil didapatkan oleh probandus
kelompok 1 perbedaan ini bisa terjadi karena pola makan dari masing-
masing individu yang berbeda dan aktivitas fisik yang dilakukan pada
setiap orang pasti berbeda-beda.
4. Kadar Trigliserida
Seperti sudah dijelaskan, bahwa trigliserida (TG) adalah salah satu
bentuk dari 3 lemak dasar manusia. Tidak seperti kolesterol yang disimpan
dalam jaringan hati atau dinding pembuluh darah, TG akan disimpan dalam
sel lemak dibawah kulit (yang menjadikan six pack abs sangat sulit
diperoleh). Kadar TG yang tinggi akan merubah metabolisme VLDL menjadi
suatu bentuk large VLDL. Bentuk L-VLDL ini akan menjadi LDL yang
sangat mudah teroksidasi dan merusak HDL yang pada akhirnya akan
memperberat kandungan kolesterol pembuluh darah (Tenggara, 2008).
Dari hasil analisis kadar trigliserida didapatkan hasil kelompok 1-4
mendapatkan ahsil yang berbeda-beda dimaan kel 1 dan 2 hasil trigliserida
23
menunjukkan angka 167 dan 176 mg/dL dimana masuk dalam kategori
borderline ( 150-199mg/dL). Sedangkan kelompok 3 dan 4 hasil
probandus masih berada dalam kategori normal <150 mg/dL (Tenggara,
2008).
Trigliserida bukan kolesterol melainkan salah satu jenis lemak yang
terdapat dalam darah yang dikemas dalam bentuk partikel lipoprotein. Makan
makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar trigliserida
dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Hasil yang
berbeda dari setiap kelompok bisa dipengaruhi Karena berat badan dari
masing-maisng probandus yang berbeda beda, pola makan yang berbeda bisa
dikatakan probandus pada kelompok 1 dan 2 kemiungkinan terlalu sering
untuk mengkonsumsi makanan berlemak sehingga kadar trigliserida menjadi
tinggi. Bisa juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik dari setiap robandus yang
berbeda-beda (Tenggara, 2008).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengukuran kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan
alat hemocue. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari
kelompok 1-4 kadar Hb berada pada batas normal 12 gr% sehingga
tidak beresiko terkena anemia.
2. Pengukuran kadar kolesterol dapat dilakukan dengan alat accutrend
GCT. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari kelompok
1-4 kadar kolesterol berada pada batas normal yaitu < 200 mg/dL
sehingga probandus tidak beresiko terkena PJK
3. Pengukuran kadar glukosa dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ON Call Plus. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari
kelompok 1-4 kadar glukosa berada pada batas normal 90-109mg/dL.
Sehingga probandus tidak beresiko untuk terkena diabetes.
4. Pengukuran kadar trigliserida dapat dilakukan dengan menggunakam
Accutrend GCT. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari
kelompok 1-4 kadar trigliserida berbeda beda dimana kelompok 1 dan
2 dimana masuk dalam kategori borderline ( 150-199mg/dL).
Sedangkan kelompok 3 dan 4 hasil probandus masih berada dalam
kategori normal <150 mg/dL. Sehingga probandus bagi kelompok 1
dan 2 beresiko terkena kolesterl tinggi.
B. Saran
1. Kepada praktikan disarankan lebih memperhatikan cara melakukan
pengukuran kadar Hb, Glukosa, Trigliserida dan kolesterol lebih serius
pada saat melakukan praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan pada
saat melakukan pengukuran.
2. Kepada responden diharapkan untuk lebih memperhatikan asupan
gizinya agar responden yang beresiko dapat lebih memeperhatikan
pola makan dan aktivitas fisik nya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH
BIOFISIK
Oleh :
KELOMPOK 1
SEMESTER/TAHUN AJARAN : VI / 2016-2017
DWI KURNIA YULIYAWATI 25010114120108
1. Judul : Biofisik
2. Penyusun : Kelompok 1
Nama/NIM : Dwi Kurnia Yuliyawati / 25010114120108
3. Semester/Tahun Ajaran : VI / 2016-2017
4. Laboratorium/Departemen : Ilmu Gizi / Ilmu Gizi FKM Undip
5. Nama Mata Kuliah/sks : Penentuan Status Gizi / 3 sks
6. Lokasi Kegiatan : Kota Semarang
7. Waktu Kegiatan : 8 Mei 2017
Laporan Praktikum Mata Kuliah Penentuan Status Gizi sudah disetujui dan
sesuai dengan Kompetensi Ilmu dan Teknologi Gizi.
ii
PRAKATA PENULIS
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga atas Rahmah
dan Hidayah-Nya, maka Laporan Praktikum Penentuan Status Gizi dapat diselesaikan
dengan baik. Baik disusun oleh penulis: Dwi Kurnia Yuliyawati guna keperluan
pelaksanaan Mata Kuliah dengan Praktikum Penentuan Status Gizi (3sks) di
Laboratorium Gizi Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.
Laporan ini dibuat pada tahun 2017 berupa draf hasil praktikum. Dalam
pembuatan laporan praktikum ini Penulis dapat mengetahui bagaimana cara
menghitung status gizi seseorang secara dengan menggunakan biofisik.
Akhir kata Penulis berharap agar Laporan Praktikum Mata Kuliah Penentuan
Status Gizi FKM Undip ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kompetensi dan
keilmuan Ilmu Gizi di Indonesia dan di dunia.
Wassalamualaikum wr. wb
iii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
PRAKATA PENULIS ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Biofisik .................................................................................... 3
B. Definisi Denyut Nadi ............................................................................ 3
C. Latihan Fisik untuk Meningkatkan Kebugaran Fisik ............................. 4
D. Pengertian Hardvar Step Up Test .......................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu ................................................................................................... 7
B. Tempat .................................................................................................. 7
C. Alat dan Bahan...................................................................................... 7
D. Skema Alur Kerja ................................................................................. 8
E. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................... 10
B. Pembahasan ........................................................................................ 10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12
iv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13
LAMPIRAN ............................................................................................. 14
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prediksi Rata-rata Maksimum Denyut Jantung Pada Tes Latihan4
Tabel 3.1.Penilaian Steptest pada Wanita Selama 3 Menit9
Tabel 4.1 Hasil Step Test.10
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada
seluruh permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam
jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah berasal dari aksi pemompaan
jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-
pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh tertutup karena ada
perbedaan tekanan atau gradient tekanan antara ventrikel kiri dan atrium
kanan Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan
kanula ke dalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat
pendeteksi tekanan darahnya (tidak lazim dipakai). Cara tidak langsung
dengan menggunakan alat sphygmomanometer (Ganong, 2007).
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang
mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung.
Denyut nadi sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan
denyut jantung. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan jari
tangan atau dengan cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan
dengan menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang
modern. Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang
dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang.
Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran kolesterol
dalam darah yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolesterol jahat
terhadap HDL atau kolesterol baik; serta tes doppler. Tes ini digunakan
untuk menentukan seberapa baik sirkulasi darah ke seluruh sistem
kardiovaskular. Pemeriksaan ini menggunakan instrumen komputer yang
canggih untuk mengukur secara akurat tekanan darah atau volume darah,
yang mengalir ke seluruh sistem sirkulasi, termasuk tangan, kaki, tungkai,
lengan dan leher (Sanif, 2008).
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan biofisik
secara baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap
denyut nadi
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat terlatih kemampuannya dalam melakukan
pemeriksaan biofisik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan alat penentuan status
gizi biofisik dengan baik dan benar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunaakan
dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of
night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap, step test,
dan masih banyak kagi yang dapat dilakukan utnuk mengetahui tingkat
ketahanan fisik seseorang (Supariasa,2010).
B. Definisi Denyut Nadi
Denyut nadi merupakan rambatan dari denyut jantung yang
dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit), dengan
denyut nadi normal 60-100 kali/menit (Majid, 2005). Jantung merupakan
organ berongga empat dan berotot yang berfungsi memompa darah lewat
sistem pembuluh darah. letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan
(cavum mediastinum anterior) sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri, pada
tempat ini terjadi pukulan jantung yang disebut iktus kordis.jantung
menggerakkan darah dengan konstraksi yang kuat dan teratur dari serabut
otot yang membentuk dinding pada rongga-rongganya. Pola konstraksi
sedemikian rupa, sehingga kedua bilik berkontraksi serempak dan hampir
1/10 detik kemudian dan kedua serambi berkontraksi bersama-sama
(supariasa, 2010).
Untuk mengetahui kecepatan denyut jantung seseorang dapat
dilakukan dengan menggunkaan pulse rate, yaitu dengan cara menghitung
perubahan tiba-tiba dari tekanan yang dirambatkan sebagai gelombang
pada dinding darah, sedangkan pengukuran dapat dilakukan pada :
1. Arteri Karotis (daerah leher)
2. Arteri Radialis (peregelangan tangan)
4
Denyut 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
Nadi 197 195 193 191 189 187 184 182 180 178 176 174 172
3. Frekuensi latihan
Untuk non atlit latihan dilakukan 3 kali seminggu sudah cukup
baik Frekuensi latihan tidak terlepas dari intensitas latihan. Jika
intensitas rendah maka frekuensi lebih besar dan waktu lebih lama.
Frekuensi latihan pada olahragawan tentunya lebih tinggi, untuk atlit
dianjurkan 5 kali seminggu, namun prinsip individual tetap berlaku
(Pearce,2008).
4. Intensitas latihan
Intensitas latihan sangat individual, Setiap kegiatan fisik tubuh
memerlukan bahan bakar trutama karbohidrat guna menyediakan
tenaga dan pembakarnya yaitu oxygen. Paru-paru, jantung dan
pembuluh darah adalah alat-alat yang menampung dan menyalurkan
oxygen keseluruh jaringan tubuh. Makin banyak tubuh dapat
menyediakan oxsigen, maka makin besar kapasitas aerobic (VO2 Max)
seseorang (Guyton, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Praktikum
Praktikum dilaksankan pada hari kamis 9 mei 2017, praktikum
dimulai pada pukul 07.00 WIB.
B. Tempat Praktikum
Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas
Diponegoro.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Stopwatch
b.Metronome
c. Bangku Harvard Step Test
2. Bahan
a. Tabel normal tes bangku
8
Mulai
Dilakukan pelatihan step test sehingga dapat melengkapi irama dua kali naik
turun dalam 5 detik
Dilakukan Step test dengan naik turun bangku sesuaikan langkahnya dengan
irama metronome selama 3 menit
Dilakukan sikap duduk secara langsung dan dihitung selama 60 detik dan
dicatat
Dibandingkan hasil dengan grafik yang tersedia (dilihat norma tes bangku)
Selesai
2. Analisis Data
Membandingkan hasil kelompok dengan norma tes bangku pada
tabel penilaian Steptest pada Wanita Selama 3 Menit.
Tabel 3.1.Penilaian Steptest pada Wanita Selama 3 Menit
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 4.1 Hasil Step Test
Kelompok Nama Jumlah Nadi Kategori
B. Pembahasan
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk
mendeteksi dan atau mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga
salah satu ukuran yang bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih
dari olahraga berat. Semakin cepat jantung kembali normal maka semakin
bugar tubuhnya (Despopoulos,2011)
Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200
denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam
waktu beberapa menit saja. Tempat meraba denyut nadi adalah:
pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan
(Arteri radialis) , dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido
mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat diapex jantung (Arteri
temparalis) dan di pelipis (Muffichatum, 2006). Faktor-faktor yang
mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan,
riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja, sikapkerja, faktor fisik dan
kondisi psikis (Odhemila,2008).
Dari hasil yang didapatkan oleh kelompok 1-4, hasil biofisik yaitu
kelompok 1 dan 4 memperoleh jumlah nadi 128 dan 136 hal ini
menunjukkan masuk dalam kategori kurang sekali, karena seharusnya
11
pada uasia 18-25 tahun denyut nadi normal setelah melakukan Harvard
test yaitu sebesar 127-140. Namun kedua praktikan berada dibawah
normal dari umur mereka. Hal ini bisa disebabkan karena praktikan yang
melakukan uji biofisik jarang melakukan olah raga dan sedikit beraktivitas
diluar sehingga hasil yang didapatkan kurang dari normal.
Pada praktikan uji biofisik kelompok 2 dan 3 mendapatkan angka
152 dan 160 amgka ini lebih besar dibandingkan dengan kelompok 1 dan 4
tadi. Namun jika dibandingkan dengan tabel step test wanita usia 18-25
tahun yang hanya sebesar 127-140 batas normalnya, maka praktikan
kelompok 2 dan 3 melebihi batas dan masuk dalam kategori buruk. Jadi
semakin tinggi denyut nadi yang di dapatkan maka semakin buruk juga
kategori denyut nadi yang didaptkan. Hal ini bisa terjadi praktikan yang
susah atau tidak pernah melakukan olahraga sehingga denyut nadi mereka
setelah melakukan harcard test terenggah-enggah kehabisan tenaga karena
melakukan hal yang tidak biasa mereka lakukan sebelumnya
(Supriasa,2010).
Aktivitas fisik dapat meningkatkan konsumsi oksigen maksimum
(VO2 maks) yang dihasilkan oleh gerak badan. VO2 maks akan lebih
rendah pada individu yang banyak duduk. Sebuah penelitian menyatakan
bahwa istirahat di tempat tidur selama 3 minggu akan menurunkan daya
tahan kardiovaskuler sebanyak 17-27%. Sementara itu, latihan fisik selama
8 minggu dapat memperlihatkan daya tahan kardiovaskuler yang
meningkat sebanyak 62% (Supriasa, 2010).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada praktikum penentuaan status gizi biofisik, praktikan dapat
melakukan peentuan indeks kesanggupan badan dalam melakukan
kerja, penilaian tingkat kebugaran pada tubuh dan kemampuan untuk
pilih dari kerja berat melalui tes Harvard (step test).
2. Hasil perhitungan tingkat kebugaran fisik melalui penentuan status gizi
biofisik (step test), dengan probandus 4 orang dari masing masing
kelompok 1-4 yaitu probandus kelompok 1 jumlah nadi sebesar 128
kategori kurang sekali, probandus kelompok 2 jumlah nadi sebesar 152
kategori buruk, probandus kelompok 3 jumlah nadi sebesar 160
kategori buruk dan probandus kelompok 4 jumlah nadi sebesar 136
dan kategorinya kurang sekali
B. Saran
1. Praktikan menguasai setiap materi dan prosedur percobaan, cermat dan
juga teliti agar mendapat haisl yang baik dan maksimal.
2. Praktikan mengetahui kegunaan dan fungsi alat pemeriksaan dalam
biofisik dan dapat melakukan pengukuran secara baik dan teliti
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengukuran berat badan dilakukan dengan mengguankan timbangan
digital. Hasil pengukuran berat badan tertinggi pada kelompok 1
adalah Deti sebesar 70,8 kg dan yang paling rendah adalah Nia sebesar
38,6. Berat badan bersama tinggi badan dapat digunakan untuk
menentukan status gizi berdasarkan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).
2. Pengukuran tinggi badan dilakukan menggunakan microtoise. Hasil
pengukuran tinggi badan tertinggi pada kelompok 1 adalah Fani
sebesar 160,2 cm dan paling pendek adalah Inna sebesar 151,4 cm.
Tinggi badan bersama berat badan dapat digunakan untuk menentukan
status gizi berdasarkan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).
3. Pengukuran panjang badan dilakukan menggunakan infantometer.
Hasil pengukuran panjang badan pada bayi adalah 58,9 cm. Hasil
panjang badan bayi tergolong normal untuk bayi berusia 3 bulan.
4. Pengukuran tinggi lutut menggunakan Alat ukur tinggi lutut (knee high
caliper). Hasil tinggi lutut tertinggi adalah Lulu sebesar 48,9 cm dan
terendah adalah Nia sebesar 46 cm. Tinggi lutut dapat digunakan untuk
estimasi tinggi badan pada lansia.
5. Pengukuran lingkar pinggang menggunakan pita meteran. Hasil
lingkar pinggang yang tersebsar adalah Deti sebesar 72,5 cm dan yang
terkecil adalah Inna sebesar 62,3 cm. Lingkar pinggang yang terlalu
besar dapat meningkatkan resiko penyakit obesitas sentral.
6. Pengukuran lingkar panggul menggunakan pita meteran. Hasil lingkar
panggul yang terbesar adalah Deti sebesar 111 cm, dan yang terkecil
adalah Nia sebesar 83,2.
7. Perbandingan lingkar pinggang dan panggul akan menghasilkan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul (RLPP ). Rasio lingkar panggul normal
pada laki-laki ialah 1,0 dan untuk perempuan sebesar 0,8
8. Pengukuran lingkar kepala menggunakan pita meteran. Hasil
pengukuran pada bayi sebesar 37,6 cm.
9. Pengukuran LILA dilakukan menggunakan pita LILA. Hasil
pengukuran yang terbesar adalah Deti sebesar 31,6 yang termasuk
dalam kategori obesitas tipe 1, dan yang paling kecil adalah Nia
sebesar 20,0 yang termasuk dalam kategori underweight dan akan
meningkatkan resiko KEK.
10. Pengukuran % tebal lemak dilakukan dengan menggunakan alat body
fat. Hasil pengukuran terbesar adalah Deti sebesar 40,1%, dan yang
terkecil adalah Nia sebesar 17,7.
11. Pengukuran kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan
alat hemocue. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari
kelompok 1-4 kadar Hb berada pada batas normal 12 gr% sehingga
tidak beresiko terkena anemia.
12. Pengukuran kadar kolesterol dapat dilakukan dengan alat accutrend
GCT. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari kelompok
1-4 kadar kolesterol berada pada batas normal yaitu < 200 mg/dL
sehingga probandus tidak beresiko terkena PJK
13. Pengukuran kadar glukosa dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ON Call Plus. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari
kelompok 1-4 kadar glukosa berada pada batas normal 90-109mg/dL.
Sehingga probandus tidak beresiko untuk terkena diabetes.
14. Pengukuran kadar trigliserida dapat dilakukan dengan menggunakam
Accutrend GCT. Hasil pengukuran menunjukkan jika probandus dari
kelompok 1-4 kadar trigliserida berbeda beda dimana kelompok 1 dan
2 dimana masuk dalam kategori borderline ( 150-199mg/dL).
Sedangkan kelompok 3 dan 4 hasil probandus masih berada dalam
kategori normal <150 mg/dL. Sehingga probandus bagi kelompok 1
dan 2 beresiko terkena kolesterl tinggi.
15. Pada praktikum penentuaan status gizi biofisik, praktikan dapat
melakukan peentuan indeks kesanggupan badan dalam melakukan
kerja, penilaian tingkat kebugaran pada tubuh dan kemampuan untuk
pilih dari kerja berat melalui tes Harvard (step test).
16. Hasil perhitungan tingkat kebugaran fisik melalui penentuan status gizi
biofisik (step test), dengan probandus 4 orang dari masing masing
kelompok 1-4 yaitu probandus kelompok 1 jumlah nadi sebesar 128
kategori kurang sekali, probandus kelompok 2 jumlah nadi sebesar 152
kategori buruk, probandus kelompok 3 jumlah nadi sebesar 160
kategori buruk dan probandus kelompok 4 jumlah nadi sebesar 136
dan kategorinya kurang sekali
B. Saran
1. Praktikan menguasai setiap materi dan prosedur percobaan, cermat dan
juga teliti agar mendapat hasil praktikum yang baik dan maksimal
2. Praktikan mengetahui kegunaan dan fungsi alat pemeriksaan dalam
antropometri,biokimia, dan biofisik serta dapat melakukan pengukuran
secara baik dan teliti