Jurnal4 Embrio Ikan Gatul
Jurnal4 Embrio Ikan Gatul
PENDAHULUAN
1.1 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah bagaimana praktikan mempunyai
kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar praktikan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan
perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan gatul jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada betina. Ikan ini hidup pada
perairan air tawar, tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan di beberapa benua. Ikan gatul
memakan larva nyamuk. Kemampuannya bertahan hidup di lingkungan yang tercemar membuat ikan
ini digunakan sebagai bioindikator. Di berbagai daerah ikan gatul juga dikonsumsi. Ikan gatul juga
mudah dipelihara secara ex-situ di laboratorium, sehingga memungkinkan ikan ini menjadi hewan
model untuk penelitian-penelitian biologi. Morfologi ikan gatul menunjukkan dimorfi seksual. Dalam
hal ukuran dan pola warna, ikan jantan memiliki banyak pola warna dan ikan betina hanya memiliki
pigmen hitam. Ikan gatul memiliki tipe sisik sikloid. Tipe sirip ekor pada betina membulat, tipe sirip
ekor pada jantan membulat dengan pemanjangan pada bagian dorsal. Jumlah jari-jari sirip dorsal
pada ikan gatul jantan dan betina adalah 7 sampai 8. Jumlah sistem reproduksi jantan terdiri dari
sepasang testis yang berlobulus, spermatosit berkembang di dalam lobulus. Sistem reproduksi ikan
betina terdiri dari satu ovarium dan satu oviduk. Sistem ini bermuara ke dalam saluran kloaka.
(Dyah,2009)
2.4.4 Tubulasi
Pertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula adalah tubulasi. Daerah-daerah bakal
pembentuk alat atau ketiga lapis benih menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga dan yang
tak nyata mengalami pembumbungan hanya notochord (tetap masif). Tubulasi terjadi mulai daerah
kepala sampai ekor. Proses yang menyertai tubulasi antara lain penonjolan daerah kepala,
pembesaran dan pemanjangan daerah badan, penonjolan daerah ekor, penonjolan doro median
daerah badan, dan pembentukan jaringan ekstra embrional yang bersifat pelindung, pemelihara atau
penyalur makanan bagi embrio. Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun
susut dan dalam tubulasi blastocoel tersebut kembali meluas karena ikut ambil bagian dalam
melancarkan proses tubulasi tersebut (Yatim, 1994).
2.4.5 Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitif yang berubah menjadi
bentuk yang lebih definitif dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies.
Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya
embryo disebut fetus (Starr,2003).
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-
bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini
embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir,
penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini
embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta
wajah yang khusus bagi setiap individu (Yatim,1994).
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan gatul (Poecilia reticulates) dan
air.
Pusparini, Dyah.2009.Ikan Gatul sebagai Kandidat hewan Model: Identifikasi Morfologi dan
Taksonomi Ikan Gatul di Lingkungan FMIPA Universitas Negeri Mlang. Diakses pada tanggal
30 oktober 2010 pukul 22.53 WIB
Farichah.2009.Perkembangan Embrio Ikan Gatul (Poecilia sp) Sebagai Kandidat Hewan Model. SkripsI
Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 30 oktober
2010 pukul 22.47 WIB
Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.
Nurhayati, A.P.D. 2004.Diktat Perkembangan Hewan. Prodi Biologi FMIPA ITS. Surabaya.
Starr, cecie.2003.Biology Concepts and Aplications fifth edition.Brooks/Cole Thomson Learning: USA
SKEMA KERJA
DISKUSI
1. Tabel ciri-ciri perkembangan telur mulai dari yang belum dibuahi
Tahapan Ciri-ciri
Telur sebelum dibuahi Sel telur diliputi selaput beupa lendir, memiliki kutub vegetal dan
animal, bagian kuning telur menjadi bagian ventral tubuh embrio,
memiliki polaritas dan bentuk bilaterl simetri
Telur Telur berwarna kuning dengan banyak butir-butir lemak serta
(tahap penetrasi) berbentuk bulat penuh (telur masak)
Zigot Merupakan bentuk penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina
Morula berupa bola padat yang masif dan terdiri dari sel-sel yang
membelah
1. Perkembangan embrio sama artinya dengan pembentukan alat-alat tubuh dan pengondisian
agar embrio berkembang membesar dan mirip dengan induknya serta persiapan-persiapan untuk
kelahirannya
4. Pada perkembangan telur dapat dibuat simpulan yaitu setelah terbentuk zigot maka telur
mengalami beberapa perkembangan antara lain :
fase morula : telur terus membelah secara berulang-ulang dan melalui berbagai bidang
pembelahan sehingga terbentuk suatu bola padat yang pejal
fase blastula : telur terus membelah dan sel-sel di bagian dalam rontok membentuk
blastocoel sehingga terbentuk bola padat berongga
fase gastrula : telur mengalami berbagai perpindahan sel menuju tempatnya masing-masing
sesuai bakal alat yang dibawanya membentuk 3 lapis benih serta terjadi pelekukan akibat
aktivitas pada fase gastrula ini
fase neurulasi : telur berbentuk agak memanjang dengan penonjolan pada daerah dorsal
akobat lempeng-lempeng neural
5. Pada perkembangan embrio dapat dibuat simpulan :
perkembangan embrio merupakan kelanjutan dari perkembangan telur dengan terjadinya
perkembangan bakal alat pada fase gastrula dengan pembentukan alat-alat tubuh
perkembangan embrio pada akhir juga mempersiapkan beberapa kondisi untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan embrio dalam berkembang dan mempersiapkan kelahiran fetus
yang terbentuk dari perkembangan embrio