Anda di halaman 1dari 14

EXECUTIVE SUMMARY

RENCANA PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR

WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 10


YOGYAKARTA-SOLO-SEMARANG
DAFTAR ISI :
1. Profil
2. Konsep
3. Strategi Pengembangan Wilayah
4. Strategi Pengembangan
Infrastruktur
PROFL WPS 10

1.1. POSISI GEOGRAFIS WPS 10

Wilayah Pertumbuhan Strategis (WPS) 10


berada di Pulau Jawa bagian tengah
yang meliputi Provinsi DI Yogyakarta dan
Jawa Tengah. WPS 10 mencakup
beberapa wilayah Kabupaten/Kota
antara lain: Kota Semarang, Kab.
Semarang, Kota Salatiga, Kota
Yogyakarta, Kab. Sleman, Kota
Magelang, Kab. Magelang, Kota
Surakarta, Kab.Boyolali dan Kab. Klaten;
serta kabupaten/kota sekitar yang
menjadi wilayah pengaruh WPS di
Provinsi DIY dan Jawa Tengah.

TOTAL
Luas Wilayah
WPS 10
4.799,35 km
Sumber : Analisis Konsultan, 2016

1.2. PROFIL UMUM WPS 10


KOTA SEMARANG KAB. SLEMAN (SLEMAN)
- Luas: 373,7 km - Luas: 574,82 km
- 16 Kecamatan/177 Kelurahan - 17 Kecamatan/86 Desa/Kelurahan
- Jumlah Penduduk: 1.700.110 jiwa - Jumlah Penduduk: 1.167.481 jiwa
- IPM: 80,23 (th. 2015) - IPM: 81,20 (tahun 2015)
- PDRB: Rp. 109.141,55 Milyar (th. 2015) - PDRB: Rp. 28.159,67 Milyar (th. 2015)

KOTA SURAKARTA KAB SEMARANG (UNGARAN)


- Luas: 44,03 km - Luas: 946,86 km
- 5 Kecamatan/51 Kelurahan - 19 Kecamatan/208 Desa/27 Kelurahan
- Jumlah Penduduk: 512.230 jiwa - Jumlah Penduduk:1.000.890 jiwa
- IPM: 80,14 (tahun 2015) - IPM: 71,89 (tahun 2015)
- PDRB: Rp. 28.453,49 Milyar (th. 2015) - PDRB: Rp. 28.743,31 Milyar (th. 2015)

KOTA MAGELANG KAB. KLATEN (KLATEN)


- Luas: 18,12 km - Luas: 655,56 km
- 3 Kecamatan/17 Kelurahan - 26 Kecamatan/391 Desa/10 Kelurahan
- Jumlah Penduduk: 120.790 jiwa - Jumlah Penduduk: 1.158.800 jiwa
- IPM: 76,39 (tahun 2015) - IPM: 73,81 (tahun 2015)
- PDRB: Rp. 5.240,83 Milyar (th. 2015) - PDRB: Rp. 22.622,66 Milyar (th. 2015)

KOTA SALATIGA KAB. MAGELANG (MUNGKID )


- Luas: 52,96 km - Luas: 1.085,73 km
- 4 Kecamatan/22 Kelurahan - 21 Kecamatan/367 Desa/5 Kelurahan
- Jumlah Penduduk: 183.820 jiwa - Jumlah Penduduk: 1.245.500 jiwa
- IPM: 80,96 (tahun 2015) - IPM: 67,13 (tahun 2015)
- PDRB: Rp.7.755,54 Milyar (th. 2015) - PDRB: Rp.18.875,57 Milyar (th. 2015)

KAB. BOYOLALI (BOYOLALI) KOTA YOGYAKARTA


- Luas: 1.015,07 km - Luas: 32,50 km
- 19 Kecamatan/261 Desa/6 Kelurahan - 14 Kecamatan/45 Kelurahan
- Jumlah Penduduk: 963.690 jiwa - Jumlah Penduduk: 412.704 jiwa
- IPM: 71,74 (tahun 2015) - IPM: 84,56 (tahun 2015)
- PDRB: Rp.18.189,70 Milyar (th.2015) - PDRB: Rp.22.412,18 Milyar (th. 2015)
1.3. PROFIL KEPENDUDUKAN

Kota Semarang 1,700,110


Kabupaten Semarang 1,000,890
Kota Salatiga 183,820
Kota Yogyakarta 412,704
Kabupaten Sleman 1,167,481
Kota Magelang 120,790
Kabupaten Magelang 1,245,500
Kota Surakarta 512,230 TOTAL Penduduk WPS 10
Kabupaten Klaten 1,158,800 8.466.015
Kabupaten Boyolali 963,690

Kepadatan Penduduk

Berdasarkan diagram di atas, daerah yang memilliki jumlah


penduduk paling tinggi adalah Kota Semarang sebanyak
1.612.803 jiwa dan daerah yang memiliki jumlah penduduk
paling rendah adalah Kota Magelang sebanyak 123.061 jiwa.
Kemudian untuk daerah yang dengan kepadatan
penduduk tertinggi adalah Kota Yogyakarta sebesar 12.391
penduduk/km2 dan kepadatan penduduk terendah adalah
Kabupaten Boyolali sebesar 943 penduduk/km2.

Sumber : BPS dalam angka 2016, analisis konsultan, 2016


1.4. PROFIL EKONOMI
PDRB ADHK (dalam Milyar rupiah)

Kota Semarang 109,141.55


Kabupaten Semarang 28,743.31
Kota Salatiga 7,755.54
Kota Yogyakarta 22,412.18
Kabupaten Sleman 28,159.67
Kota Magelang 5,240.83
Kabupaten Magelang 18,875.57 TOTAL PDRB ADHK WPS 10
Kota Surakarta 28,453.49 289.594,5 M
Kabupaten Klaten 22,622.66
Kabupaten Boyolali 18,189.70

PDRB Perkapita

10.000.000-20.000.000
20.000.000-30.000.000
30.000.000-45.000.000
45.000.000-60.000.000
> 60.000.000

Berdasarkan diagram di atas, daerah yang memilliki


jumlah PDRB ADHK paling tinggi adalah Kota Semarang
sebanyak 109.141,55 M dan daerah yang memiliki
jumlah PDRB ADHK paling rendah adalah Kota Magelang
sebanyak 5.240,83 M. Untuk total PDRB ADHK di WPS 10
adalah sebesar 289.594,5 M.

Sumber : BPS dalam angka 2016, analisis konsultan, 2016


1.5. PROFIL SOSIAL EKONOMI
Indeks Pembangunan Manusia

Kota Semarang 80.23


Kabupaten Semarang 71.89
Kota Salatiga 80.96
Kota Yogyakarta 84.56
Kabupaten Sleman 81.20
Kota Magelang 76.39
Kabupaten Magelang 67.13 RATA-RATA IPM WPS 10
Kota Surakarta 80.14
76.81
Kabupaten Klaten 73.81
Kabupaten Boyolali 71.74

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi, penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan tabel di atas,
kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Klaten dengan 15,61% dan tingkat kemiskinan yang paling rendah adalah
Kota Semarang dengan 5,27%.

1.6. PROFIL KAWASAN LINDUNG

TOTAL
KAWASAN LINDUNG
WPS 10
18.861 Ha

Arahan pengelolaan kawasan lindung adalah untuk mempertahankan keutuhan fungsi kawasan lindung yang
ada, mencegah kerusakan fungsi lingkungan, serta memperbaiki kawasan lindung yang rusak. Kawasan lindung
terdiri atas kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan perlindungan setempat, kawasan rawan
bencana, dan kawasan cagar budaya.
1.7. PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR
Sumber Daya Air

Sumber : Google.com

Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi yang amat besar dalam bidang pengairan karena memiliki sungai-
sungai besar. Terdapat tiga wilayah sungai di Jawa Tengah, yaitu Jratun seluna, Pemali-Comal, dan Bengawan Solo
yang sebagian wilayahnya sampai ke Jawa Timur. Ke tiga wilayah sungai tersebut memiliki luas total 33.868,19
km2. Sungai Bengawan Solo yang memiliki panjang 600km merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa.
Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki beberapa sungai yang tersebar di empat wilayah sungai (WS) yaitu WS.
Code, WS. Opak, WS. Progo dan WS. Gajah Wong. Sungai-sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang
dapat dijadikan sebagai sumber energi, untuk kebutuhan industri dan rumah tangga serta irigasi.

Bina Marga

Sumber : Google.com

Panjang jalan nasional di Provinsi Jawa Tengah hingga akhir semester tahun 2014 tercatat sepanjang
1.390,75 km, jalan provinsi sepanjang 2.565,62 km dan jalan kabupaten sepanjang 27.040,10 km. Total panjang
jembatan pada ruas jalan nasional yang ada di Provinsi Jawa Tengah adalah 18.345,60 m dengan lebar rata-rata 6
sampai 7 meter.
Panjang jalan di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2013 meliputi jalan nasional sepanjang 223,161 km dan
jalan provinsi sepanjang 619,340 km. Lebar jalan rata-rata di Provinsi D.I. Yogyakarta, baik jalan nasional maupun
jalan provinsi berkisar antara 6 sampai 8 meter.

Cipta Karya

SPAM jaringan perpipaan di Provinsi Jawa Tengah


memiliki kapasitas terpasang sebesar 14.939,99
liter/detik dan kapasitas produksi sebesar 10.759,15
liter/detik. Cakupan pelayanan adalah 21,02% dari
jumlah penduduk di Jawa Tengah pada tahun 2014
dengan jumlah penduduk terlayani 6.930.479 jiwa.
Jumlah pelanggan terdiri dari 1.266.766 unit Sambungan
Rumah dan 13.447 unit Hidran Umum.

Sumber : Google.com

Jumlah PDAM di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah 5 PDAM, dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.521
l/dt, kapasitas produksi sebesar 1.350 l/dt dan jumlah penduduk terlayani 972.441jiwa. Selain PDAM, Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) / Instalasi Pengolahan Air (IPA) / Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Prov. D.I.
Yogyakarta meliputi TPST UGM dan TPST Minomartani yang berada di Kabupaten Sleman.
Perumahan dan Permukiman
DI. Yogyakarta
o Rusunawa: 458 unit tersebar di 5 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta,
Kulon Progo dan Sleman
o Fasilitasi Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) seperti ketersediaan air bersih, listrik, jamban
serta jalan lingkungan yang ada pada perumahan atau kawasan permukiman: Kota Yogyakarta dan Sleman.
o Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya: Jumlah rumah yang mendapat BSPS berjumlah 11.580 unit (11.197
unit peningkatan kualitas dan 383 unit adalah pembangunan baru).

Jawa Tengah
o Rusunawa: 1.719 unit tersebar di 31 kabupaten/kota diantaranya Kab. Banjarnegara, Magelang, Tegal,
Sukoharjo, Kebumen, Jepara, Kota Magelang, Kota Surakarta, DLL.
o Fasilitasi Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU): Boyolali, Klaten, Kota Salatiga, Kota Semarang,
Kota Surakarta dan Kab. Semarang.
o Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya: Jumlah rumah yang mendapat BSPS berjumlah 66.075 unit (59.639
unit peningkatan kualitas dan 6.436 unit adalah pembangunan baru).

1.8. PROFIL INFRASTRUKTUR NON-PUPR

Bandar Udara

Bandara Ahmad Yani Semarang Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta Bandara Ahmad Yani Semarang
- Kelas : Pusat Penyebaran Skala - Kelas : Pusat Penyebaran Skala - Kelas : Pusat Penyebaran Skala
Sekunder Sekunder Sekunder
- Kapasitas : 867.000 - Kapasitas : 1,2 juta - Kapasitas : 1,2
penumpang/tahun penumpang/tahun penumpang/tahun

Stasiun Kereta Api

Stasiun Kereta Api Tawang Stasiun Kereta Api Tugu Stasiun Kereta Api Solo
Semarang Yogyakarta Balapan
- Jumlah peron: 3 - Jumlah peron: 4 - Jumlah peron: 9
- Jumlah jalur: 6 - Jumlah jalur: 8 - Jumlah jalur: 12
- Kegiatan: Transportasi orang - Kegiatan: Transportasi orang - Kegiatan: Transportasi orang
(kelas ekonomi, bisnis & (kelas, bisnis & eksekutif) (kelas ekonomi, bisnis &
eksekutif) eksekutif) & barang (semen &
angkutan BBM)
Pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Mas


- Jumlah dermaga: 4 Unit
- Luas area pelabuhan: 500 ha
- Kegiatan: Transportasi orang & barang
1.8. PROFIL KEGIATAN EKONOMI POTENSIAL
Industri

Sebagai daerah dengan keunggulan pada sektor industri


pengolahan, terdapat beberapa kawasan industri yang tersebar di
Perkotaan Semarang, yiatu Taman Industri BSB Bonded Zone dengan
luas area sekitar 110 ha, Kawasan Industri Candi dengan luas area
sekitar 500 ha, Tanjung Emas Export Processing Zone dengan luas
area sekitar 110 ha, serta Kawasan Industri Terboyo dengan luas
sekitar 300 ha.

Pertanian

Sedangkan kegiatan ekonomi potensial berupa kegiatan


pertanian tersebar di daerah-daerah yang menjadi simpul pertanian.
Terdapat beberapa daerah peruntukan pertanian yaitu Kabupaten
Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Semarang, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota
Semarang, dan Kabupaten Sleman. Sedangkan untuk kawasan
potensial ekonomi dari sektor perkebunan, terdapat di Kabupaten
Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Klaten, serta Kabupaten Sleman.

Pariwisata

Selain dari sektor industri dan pertanian, kawasan potensial ekonomi


di WPS 10 juga melingkupi sektor pariwisata. Sektor pariwisata di
WPS 10 cukup banyak tersebar dan cukup menjadi salah satu motor
penggerak perekonomian daerah. Kawasan pariwisata yang ada di
WPS 10 tersebar di Perkotaan Yogyakarta, Kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi-Merbabu, Kawasan Borobudur dan sekitarnya,
Perkotaan Surakarta, serta kawasan pariwisata di perkotaan
Semarang.
KONSEP

2.1. Ultimate Concept


STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

3.1. Strategi Pengembangan Wilayah

KPS-1 KPS -2 KPS -3


Kota Semarang Kota Yogyakarta Kota Surakarta
Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Semarang Sleman Kota Klaten
Kota Salatiga Magelang - Kabupaten
Pengembangan Kabupaten Boyolali
kegiatan Magelang Pengembangan
industri Pengembangan kegiatan
pengolahan, kegiatan pertanian,
perkotaan, dan pariwisata, pariwisata,
pariwisata pertanian, dan industri
perkotaan pengolahan, dan
perkotaan

3.2. Strategi Pengembangan Wilayah Kawasan Pertumbuhan Strategis (KPS -1)

1. SPW - INDUSTRI 2. SPW - PERKOTAAN


Mengembangkan kegiatan industri pengolahan di Perkotaan Mengembangkan sistem perkotaan dalam
Semarang-Salatiga dengan memperhatikan daya dukung mendukung dan melayani aktivitas perkotaan di
lahan dan infrastruktur yang mendukung. dalam perkotaan Semarang-Salatiga.

3. SPW - PARIWISATA 4. SPW - KEBENCANAAN


Mengembangkan potensi pariwisata di Semarang Mengembangkan sarana prasarana khusus sebagai
dan Kabupaten Semarang. penanganan kawasan rawan bencana di perkotaan
Semarang dsk.
3.3. Strategi Pengembangan Wilayah Kawasan Pertumbuhan Strategis (KPS -2)

5. SPW - PARIWISATA 6. SPW - PERTANIAN


Mengembangkan Yogyakarta dan Borobudur dsk, Mengembangkan kegiatan industri-pertanian
sebagai pusat industri kreatif dan perdagangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional di
pendukung kegiatan pariwisata. Sleman dan Magelang.

7. SPW - PERKOTAAN
8. SPW - KEBENCANAAN
Mengembangkan sistem perkotaan dalam
Mengembangkan sarana prasarana khusus sebagai
mendukung dan melayani aktivitas perkotaan di
penanganan kawasan rawan bencana di
dalam perkotaan Yogyakarta (KPY) dan perkotaan
perkotaan Yogyakrta dsk dan Magelang dsk.
Magelang.

3.4. Strategi Pengembangan Wilayah Kawasan Pertumbuhan Strategis (KPS -3)

9. SPW - PERTANIAN 10. SPW - PARIWISATA


Mengembangkan kegiatan industripertanian untuk Mengembangkan Kota Surakarta dan TNG Merapi
mendukung ketahanan pangan nasional di Klaten Merbabu dsk, sebagai pusat industri kreatif &
dan Boyolali. perdagangan pendukung kegiatan pariwisata.

12. SPW - PERKOTAAN


11. SPW - INDUSTRI
Mengembangkan sistem perkotaan dalam
Mengembangkan kegiatan industri pengolahan di
mendukung dan melayani aktivitas perkotaan di
Perkotaan Boyolali dengan memperhatikan daya
dalam perkotaan Surakarta
dukung lahan dan infrastruktur yang mendukung.
(Subosukawonosraten).
STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

4.1. Strategi Pengembangan Infrastruktur KSP -1


Strategi Pengembangan Wilayah KPS 1 adalah :
Mendukung Sektor Industri Pengolahan , Perkotaan
dan Pariwisata di Perkotaan Semarang dsk.

SPI (Strategi Pengembangan


Sumber Tahun Pelaksanaan
Infrastruktur) Instansi Terkait
Pendanaan
Indikasi Program 2016-2021 2022-2026
Pengembangan sistem penyediaan air APBN, APBD Kementerian PUPR,
baku untuk mendukung kegiatan industri. Provinsi Pemerintah Provinsi

Peningkatan kualitas perumahan dan


APBN, APBD Kementerian PUPR,
kawasan permukiman yang tepat sebagai
Provinsi Pemerintah Provinsi
penopang kegiatan industri.

Pengembangan sistem penyediaan air


APBN, APBD Kementerian PUPR,
minum sebagai penopang aktivitas
Provinsi Pemerintah Provinsi
perkotaan.

Pengembangan pengelolaan sistem


APBN, APBD Kementerian PUPR,
sanitasi sebagai penopang aktivitas
Provinsi Pemerintah Provinsi
perkotaan.

Pengembangan aksesibilitas menuju APBN, APBD Kementerian PUPR,


kawasan pariwisata. Provinsi Pemerintah Provinsi
Kementerian
Pengembangan Jalur Kereta Api
APBN, APBD Perhubungan,
Semarang- Ambarawa.
Provinsi Pemerintah Provinsi
Pengembangan penanggulangan banjir
APBN, APBD Kementerian PUPR,
rob sebagai penanganan kawasan rawan
Provinsi Pemerintah Provinsi
bencana.
APBN, APBD Kementerian PUPR,
Pembangunan Anjungan Cerdas.
Provinsi Pemerintah Provinsi

4.2. Strategi Pengembangan Infrastruktur KSP -2


Strategi Pengembangan Wilayah KPS 2 adalah
Mendukung sektor industri kreatif pariwisata, industri-pertanian
dan perkotaan di perkotaan Yogyakarta dsk dan Magelang.

SPI (Strategi Pengembangan


Sumber Tahun Pelaksanaan
Infrastruktur) Instansi Terkait
Pendanaan
Indikasi Program 2016-2021 2022-2026

Pengembangan aksesibilitas menuju


kawasan pariwisata yang mendukung APBN, APBD Kementerian PUPR,
pergerakan wisatawan lokal maupun Provinsi Pemerintah Provinsi
asing. (tahap 1)

Pengembangan aksesibilitas menuju


kawasan pariwisata yang mendukung APBN, APBD Kementerian PUPR,
pergerakan wisatawan lokal maupun Provinsi Pemerintah Provinsi
asing. (tahap 2)
SPI (Strategi Pengembangan
Sumber Tahun Pelaksanaan
Infrastruktur) Instansi Terkait
Pendanaan
Indikasi Program 2016-2021 2022-2026

Kementerian
Pengembangan Jalur Kereta Api APBN, APBD
Perhubungan,
Semarang- Magelang-Yogyakarta Provinsi
Pemerintah Provinsi

Peningkatan sistem penyediaan dan


APBN, APBD Kementerian PUPR,
pengolahan air baku untuk mendukung
Provinsi Pemerintah Provinsi
kegiatan pertanian.

Pengembangan perumahan dan kawasan


permukiman pada kawasan budidaya APBN, APBD Kementerian PUPR,
yang tepat sebagai pendukung aktivitas Provinsi Pemerintah Provinsi
perkotaan.

Pengembangan sistem penyediaan air


Kementerian PUPR,
minum sebagai penopang sistem APBN, APBD
Pemerintah Provinsi
perkotaan. Provinsi

Pengembangan sistem penyediaan


APBN, APBD Kementerian PUPR,
sanitasi sebagai penopang sistem
Provinsi Pemerintah Provinsi
perkotaan.
Pengembangan pengendali lahar sebagai APBN, APBD Kementerian PUPR,
penanganan kawasan rawan bencana Provinsi Pemerintah Provinsi

4.3. Strategi Pengembangan Infrastruktur KSP -3


Strategi Pengembangan Wilayah KPS 2 adalah
Mendukung sektor industri kreatif pariwisata, industri-pertanian
dan perkotaan di perkotaan Yogyakarta dsk dan Magelang.

SPI (Strategi Pengembangan


Sumber Tahun Pelaksanaan
Infrastruktur) Instansi Terkait
Pendanaan
Indikasi Program 2016-2021 2022-2026

Pengembangan sistem penyediaan dan


APBN, APBD Kementerian PUPR,
pengolahan air baku untuk mendukung
Provinsi Pemerintah Provinsi
kegiatan pertanian.

Pengembangan dan pengelolaan jaringan


APBN, APBD Kementerian PUPR,
irigasi untuk mendukung kegiatan
Provinsi Pemerintah Provinsi
pertanian.

Pengembangan aksesibilitas menuju


kawasan pariwisata yang mendukung APBN, APBD Kementerian PUPR,
pergerakan wisatawan lokal maupun Provinsi Pemerintah Provinsi
asing.

Pengembangan pengelolaan sistem


APBN, APBD Kementerian PUPR,
sanitasi sebagai pendukung kegiatan
Provinsi Pemerintah Provinsi
pariwisata.

Pengembangan sistem penyediaan dan


APBN, APBD Kementerian PUPR,
pengolahan air baku untuk mendukung
Provinsi Pemerintah Provinsi
kegiatan industri.

Pengembangan perumahan dan kawasan


Kementerian
permukiman pada kawasan budidaya
APBN, APBD Perhubungan,
yang tepat sebagai pendukung aktivitas
Provinsi Pemerintah Provinsi
perkotaan.

Pengembangan sistem penyediaan air


APBN, APBD Kementerian PUPR,
minum sebagai pendukung penopang
Provinsi Pemerintah Provinsi
sistem perkotaan.

Peningkatan sistem penyediaan sanitasi APBN, APBD Kementerian PUPR,


sebagai penopang sistem perkotaan. Provinsi Pemerintah Provinsi
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PROSES PEMBANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai