Very Julianto
UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto, Yogyakarta
Pipih Muhopilah
UIN Sunan Gunung Djati, Jl. AH Nasution No 105 Bandung
e-mail: pipihmuhopilah7@gmail.com
Abstract
The research aimed to understand the relation between fasting and the anger regulation.
Subjects researchs were 100 students of UIN Sunan Gunung Djati Bandung taken by random
sampling. Subjects consist of 43 man and 57 woman. This research used quantitative method.
Data was collected by questionare, and method of analysis was Pearsons correlation test.
The result has shown there is relation between fasting and the anger regulation with scale of
correlation was 54%. Subject that often fasting, carbohydrate input was lower so that the
subject had high level of anger regulation.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan puasa dengan tingkat regulasi
kemarahan. Subjek penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Bandung yang diambil secara acak, terdiri dari 43 orang laki-laki dan 57 perempuan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data menggunakan kuesioner,
dan metode analisis menggunakan uji pearson C. Hasil penelitian ini menunjukan adanya
hubungan antara puasa dengan tingkat regulasi kemarahan dengan skala hubungan sebesar
54%. Subjek yang sering berpuasa pasokan karbohidrat yang masuk lebih rendah sehingga
mempunyai tingkat regulasi kemarahan yang tinggi.
32
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 32 - 40
33
Hubungan Puasa dan Tingkat Regulasi Kemarahan (Very Julianto, Pipih Muhopilah)
ini sebagaimana dalam Quran surat An- Menurut teori Cannon-Bard stimuli emosi-
Nahl ayat 58-59 dan surat Az-Zukhruf ayat onal memiliki dua efek eksitatorik inde-
17 tentang adanya emosi marah dapat penden yakni membangkitkan perasaan
mengakibatkan perubahan pada raut muka. emosi di otak dan ekspresi emosi di sistem
Perubahan raut muka dengan ungkapan saraf otonom dan somatic. Pengalaman
muswaddan (hitam pekat) merupakan emosional dan ekspresi emosional sebagai
gambaran ekspresi emosi marah yang sebuah proses-proses yang paralel dan
dialami orang saat itu. Ekspresi marah tidak memiliki hubungan kausal langsung.
yang kedua adalah ekspresi marah dengan Namun perkembangan biopsikologi mo-
kata-kata. Hal ini menurut Al-Quran Surat dern menunjukan bahwa persepsi, rasa
Thaha ayat 86 menyiratkan emosi marah takut, dan reaksi fisiologis mempunyai
yang meletup-letup dalam bentuk kata- hubungan yang saling berhubungan satu
kata. Surat Al-Qalam ayat 48 dan surat sama lain (Pinel, 2009). Menurut model
Al-Anbiya ayat 87-88 menggambarkan kubus emosi tiga dimensi Lovheim (dalam
adanya pelepasan diri (Escape) sementara Pinel, 2009) menyebutkan bahwa kema-
dari kondisi masyarakat yang rusak. Eks- rahan dihasilkan oleh kombinasi serotonin
presi marah yang ketiga adalah ekspresi rendah, dopamine tinggi, dan noradrenalin
marah dengan tindakan. Hal ini tertulis yang tinggi. Marah merupakan gambaran
pada Surat Ali-Imran ayat 119 dan surat perasaan terhadap suatu objek, seperti
Al-Araf ayat 150. Dalam ayat tersebut peristiwa, perilaku orang, hubungan sosial,
menunjukan pelampiasan emosi marah dan keadaan lingkungan (Saam & Wah-
secara langsung dan pelampiasan ekspresi yuni, 2012).
marah yang ditunda untuk sementara Saat stimulus yang menimbulkan
waktu sampai keadaan dirasa aman. ketegangan diterima oleh organ sensorik,
Ekspresi marah dengan diam adalah amigdala dan prefrontal cortex mengirim-
bentuk ekspresi marah yang keempat. Pada kan sinyal bahaya ke divisi simpatetik dari
Surat Yusuf ayat 77 dan 84-85 menunjuk- saraf otonom yang selanjutnya memberi
an ekspresi marah dengan diam. Pada ayat perintah kepada kelenjar adrenalin untuk
84 Nabi Yaqub tidak kuasa menumpahkan mengeluarkan hormon epinephrin dan
kemarahan pada anak-anaknya sendiri, dan noneprinephrin yang menimbulkan berba-
semua persoalan diserahkan kepada Allah. gai kondisi emosional (Wade & Tavis,
Pada ayat 77 nabi Yusuf tidak menunjukan 2007). Hal ini menimbulkan adanya pesan
kemarahannya sebagai skenario untuk kimiawi dalam tubuh berupa stimulasi
bertemu dan mengumpulkan kembali keu- yang kuat sehingga tubuh lebih siaga.
tuhan keluarganya tidak kandas ditengah Kesiagaan ini terlihat pada melebarnya
jalan. pupil mata, detak jantung bertambah, kece-
Marah merupakan salah satu emosi patan bernafas bertambah, tekanan darah
primer yang dimiliki manusia. Menurut bertambah, serta bertambahnya energi.
teori James-Large, manusia menerima Pada saat siaga ini, aktivitas pencernaan
stimuli sensorik yang menginduksi emosi melambat karena aliran darah dari perut
yang diterima dan di interpretasikan oleh dan usus dialihkan ke otot dan kulit
korteks. Interpretasi oleh korteks akan sehingga mengakibatkan wajah seseorang
memicu perubahan pada organ-organ yang tengah marah kelihatan merah.
visceral melalui sistem saraf otonom dan Pada saat marah berbagai makanan
pada otot-otot skeletal melalui sistem saraf yang kita makan terutama karbohidrat
somatik yang akhirnya memicu pengala- mengeluarkan energi. Karbohidrat menye-
man emosi di otak (Pinel, 2009). diakan glukosa yang kemudian diubah
Pengalaman-pengalaman emosi ini menjadi energi. Energi ini disalurkan ke
akan memacu aktivitas dan perilaku oto- otak serta sistem saraf. Glukosa ini disim-
nom seperti detak jantung yang kuat. pan dalam bentuk glikogen di dalam hati
34
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 32 - 40
dan baru dikeluarkan jika tubuh membu- (self control), dan saat seseorang dapat
tuhkannya dengan cara mengubah kembali mengendalikan diri dan menguasai diri
glikogen menjadi glukosa dan menyalur- terhadap dorongan yang datang dari luar
kannya ke anggota tubuh yang membutuh- maupun dari dalam dirinya adalah orang
kan. Tubuh hanya dapat menyimpan yang sehat jiwanya.
glikogen dalam jumlah terbatas, yakni Fathanah & Anna (2011) menyata-
untuk keperluan energi beberapa jam. kan bahwa puasa sunat sangatlah baik dan
Tubuh mempertahankan konsentrasi gula dapat merubah sifat hidup. Puasa memben-
darah agar dapat berfungsi optimal. Pada tuk akhlak yang baik seperti rendah diri,
saat puasa gula darah dikatakan normal tidak sombong, tidak riya', saling mem-
apabila berkisar 70-120 mg/100 ml. Apa- bantu, menghormati antar sesama, terjaga
bila gula darah berlebih (di atas 170 jiwanya, emosi lebih terkendali, pikiran
mg/100 ml) maka tubuh akan mengeluar- lebih tenang, tubuhnya menjadi lebih sehat
kan hormon insulin yang diproduksi oleh dan memiliki sifat kedermawanannya sa-
sel-sel beta pulau Langerhans. Hormon ngat tinggi. Rutin berpuasa juga dapat me-
insulin akan keluar pada saat menerima ngendalikan diri.
rangsangan dari hormon glukagon dan Hidayah (2014) menyatakan adanya
hormon-hormon saluran cerna (Almatsier, perbedaan tekanan darah antara santri yang
2004). terbiasa berpuasa Senin Kamis dengan
Pada saat puasa karbohidrat yang santri yang tidak terbiasa berpuasa Senin
masuk akan menjadi terbatas. Asupan Kamis. Dari 54 santri yang berpuasa Senin
karbohidrat yang terbatas membuat tubuh Kamis didapat hasil 39 santri (72,2%)
mengeluarkan hormon glukokortikoid atau memiliki tekanan darah normal dan 15
hormon steroid untuk menghubungkan santri (27,8%) memiliki tekanan darah
gula darah (glukosa) dengan merangsang tidak normal. Sementara dari 56 santri
glukoneogenesis. Hormon ini yang dipro- yang tidak terbiasa berpuasa Senin Kamis
duksi hormon adrenal. Hormon ini meng- hanya 17 santri (30,4%) memiliki tekanan
hubungkan penggunaan glukosa dan me- darah normal dan sebagian besar lainnya
ningkatkan laju perubahan protein menjadi 39 santri (69,6%) memiliki tekanan darah
glukosa. Cara kerja hormon ini berbeda tidak normal.
dan cenderung berkebalikan dengan cara Puasa (shaum) berarti menahan diri
kerja insulin. Bila gula darah turun secara (abstaining). Dalam Islam shaum berarti
mencolok maka produksi hormon tiroksin menahan diri untuk tidak makan, minum,
akan meningkat. Hal ini menyebabkan dan hubungan seksual sejak waktu subuh
glikogenosis dan glukoneogenesis dalam hingga magrib. Hal ini disebut dengan
hati juga meningkat sehingga menaikan puasa lahiriyah. Puasa lahiriyah seperti itu
gula darah. Tiroksin juga meningkatkan harus dibarengi dengan puasa bathiniyah,
laju absorpsi heksosa dari usus halus. yaitu menahan diri dari segala macam
(Almatsier, 2004). hawa nafsu, pikiran yang negatif, serta
Kita tidak dapat mengendalikan perbuatan dan perkataan yang tidak baik
berbagai kondisi emosional yang timbul (Subandi, 2009). Puasa, baik itu puasa
akibat hormon dari dalam tubuh kita. Kita sunnah maupun puasa wajib dalam Islam
hanya bisa mengendalikan perilaku kita merupakan bentuk latihan spiritual
(Wade & Tavis, 2007). Hal ini membuat (rhiyadah) untuk mendekatkan diri kepada
kita harus senantiasa melakukan berbagai Allah.
latihan agar bisa mengendalikan kemarah- Puasa adalah ritual ibadah yang
an tersebut. Rosita (2009) menyatakan menuntut pelakunya untuk mengendalikan
bahwa latihan yang dapat kita lakukan diri termasuk amarah. Sebagai negara yang
salah satunya yaitu dengan berpuasa. Pada memiliki umat muslim terbesar di dunia
hakikatnya puasa adalah pengendalian diri harusnya menjadikan negara Indonesia
35
Hubungan Puasa dan Tingkat Regulasi Kemarahan (Very Julianto, Pipih Muhopilah)
menjadi negara yang tenang dan damai. 1. Berusia antara 17-22 tahun. Pada masa
Namun fakta yang ada begitu banyaknya ini manusia telah memiliki emosi yang
kekerasan, kerusuhan, konflik serta perti- cukup matang dan merupakan periode
kaian yang terjadi menimbulkan pertanya- dalam kehidupan yang paling kurang
an mengapa hal ini bisa terjadi. Apakah religius (Hurlock, 1980)
ada hubungannya antara puasa dan 2. Frekuensi puasa perbulan 4 hari.
regulasi kemarahan? Maka dari itu
diperlukan suatu penelitian untuk menge- 3. Frekuensi puasa perbulan 4 hari.
tahui hubungan puasa terhadap tingkat Teknik pengumpulan data yang dila-
regulasi kemarahan. Penelitian ini berman- kukan dalam penelitian ini menggunakan
faat untuk menjadikan puasa untuk mende- metode kuesioner. Alat ukur penelitian ini
katkan diri kepada Allah sekaligus sebagai menggunakan skala Likert yaitu metode
latihan untuk mengelola kemarahan kita penskalaan pernyataan sikap yang meng-
serta menahan diri dari berbagai syahwat gunakan distribusi respons sebagai dasar
(Anwar, 2010). Tidak hanya puasa wajib penentuan nilai skalanya (Azwar, 2013).
yang dilaksanakan pada bulan ramadhan Dalam penelitian ini digunakan alat ukur
namun juga puasa sunah di luar bulan berupa skala berdasarkan konsep kecer-
ramadhan. Perintah untuk berpuasa tertera dasan emosi menurut Goleman dengan
dalam surat Al-Baqarah ayat 184 yaitu dengan reliabilitas 0,7714 (Wardani,
sebagai berikut: 2008). Data yang didapat, akan dilakukan
analisis statistik menggunakan uji korelasi
Pearson.
Artinya: HASIL DAN PEMBAHASAN
Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai- Data sosiodemografi subjek peneliti-
mana diwajibkan atas orang-orang sebe- an mencakup gambaran umum karakterisik
lum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al- subjek penelitian, disajikan pada tabel 1.
Baqarah: 183)
Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Subjek
METODE PENELITIAN Penelitian
Penelitian ini digunakan untuk Rincian Persentase
meneliti hubungan dari variabel indepen- Karakteristik
(n) (%)
den (puasa) pada variabel dependen (regu- Lama Puasa
lasi kemarahan). Subjek pada penelitian ini
<4 Hari 50 50
berjumlah 100 orang yang terdiri dari 43
laki-laki dan 57 perempuan. Menurut 4 Hari 50 50
Hurlock (1980) wanita memiliki ketaatan Jenis Kelamin
beragama yang lebih baik dibanding laki- Pria 43 43
laki, sedangkan menurut Pinel (2009) laki- Wanita 57 57
laki mempunyai tingkat kemarahan yang
lebih tinggi di banding perempuan. Subjek Tabel 1 menunjukan bahwa subjek
merupakan bagian dari jumlah dan karak- eksperimen berjumlah 100 orang. Seratus
teristik yang dimiliki oleh populasi (Sugi- orang tersebut berasal dari kategori orang
ono, 2007). yang berpuasa 4 hari sejumlah 50 orang
Subjek yang digunakan dalam pene- dan kategori orang yang berpuasa < 4 hari
litian ini memiliki karakteristik sebagai sejumlah 50 orang, dengan subjek 43
berikut : orang laki-laki dan 57 orang perempuan.
36
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 32 - 40
37
Hubungan Puasa dan Tingkat Regulasi Kemarahan (Very Julianto, Pipih Muhopilah)
38
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 1, Hal: 32 - 40
39
Hubungan Puasa dan Tingkat Regulasi Kemarahan (Very Julianto, Pipih Muhopilah)
40