Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN

KEPERAWATAN
DISTRESS
SPIRITUAL
KELOMPOK 5
KELOMPOK 5

• Husnul Fuadah
• Nurkadila
• Pira Putri Maulina
• Qory Miftahul Fahmi P
• Ratu Arista Tri H
• Rizkia Ages Vianty
• Siti Nnursyarah
• Siti Soyibah
• Tri Risnawati
• Yodysta Purnama A
STRESS
Menurut Carnweld-Ward (1990), dalam Isniarwati (1996), stress merupakan
reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi ketika seseorang merasakan
ketidakseimbangan Antara tuntutan yang dihadapi dan kemampuan untuk mengatasi
tuntutan tersebut.
Walaupun ada berbagai pengertian, mekanisme serta klasifikasi stress Lazzarus
(1996) menjelaskan bahwa stress merupakam mekanisme yang bersifat individual. Stress
untuk seseorang belum tentu stress untuk yang lain karena setiap orang memiliki
toleransi dan presepsi yang berbeda tentang hal yang menjadi hambatan atas tuntutan
yang mungkin menimbulkan stress.
Dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu keadaan yang menekan individu
yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan Antara kemampuan yang dimiliki dengan
tuntutan yang ada. Stress merupakan mekanisme yang saling terkait baik fisiologis,
psikologis, maupun perilaku individu yang mengalaminya
LANJUTAN...
• Suatu stress dikatakan “baik” atau “buruk” bergantung pada seberapa besar
perasaan dan respons terhadap sumber stress tersebut atau bagaimana kita
memaknai sebuah sumber stress. Stress adalah kondisi normal pada waktu
menghadapi perubahan dan ancaman dengan respon yang dapat adaptif. Menurut
patel (1996), stress tidak selalu bersifat negatif, namun juga tidak selalu positif,
bergantung pada kemampuan kita untuk mengukur masalah dengan
menggunakan standar ideal diri.

fight eustress
Stress
light distres
EMPAT JENIS STRESS.

Frustasi Perubahan

Konflik Tekanan
BERBAGAI JENIS REAKSI STRESS
YANG UMUM DIALAMI MANUSIA
MENURUT PATEL (1996)

Too little stress


Optimum stress Breakdown stress

Too much stress.


SPIRITUAL ATAU KEYAKINAN SPIRITUAL
• Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar,
berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stres emosional,
penyakit fisik, atau kematian. Kekuatan yang timbul di luar kekuatan manusia (Kozier, Erb, Blais &
Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993)
kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan ntuk memberi dan mendapatkan maaf.
• Kepercayaan (faith). Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti memercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Secara umum, agama atau keyakinan spiritual
merupakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang di dalam kehidupannya, yaitu
bagaimana seseorang melihat dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan secara menyeluruh.
KARAKTERISTIK SPIRITUALISASI
Hubungan dengan diri sendiri. Kekuatan dalam atau/dan self
reliance

Mengembangkan arti penderitaandan meyakini hikmah dari


suatu kejadian atau pendertitaan

Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa


percaya, dan cinta

Membina ontegrasi personal dan merasa diri berharga

Merasa kehidupan yang teralih melalui harapan

Mengembangkan hubungan natar-manusia yang positif


PERKEMBANGAN
SPIRITUAL
Bayi dan Toodler (0-2
tahun)

Prasekolah

Usia Sekolah

Dewasa

Usia Pertengahan
F A K T O R YA N G M E M E N G A R U H I S P I R I T U A L I TA S .
M E N U R U T TAY LO R , L I L L I S & L E M O N E ( 1 9 9 7 ) , D A N C R AV E N & H I M L E ( 1 9 9 6 ) ,

Tahap
perkembangan

Asuhan
keperawatan Keluarga.
yang sesuai

Isu moral Latar belakang


terkait dengan etnik dan
terapi budaya

Terpisah dari Pengalaman


ikatan hidup
spiritual. sebelumnya

Krisis dan
perubahan
SPRITUALITAS, KESEHATAN, DAN SAKIT
pengaruh dari keyakinan spiritual

Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari

Sumber dukungan

Sumber kekuatan dan penyembuhan

Sumber konflik
PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL

Verbalisasi distres

Perubahan perilaku.
PERAWAT SEBAGAI MODEL PERAN
Menurut Taylor, Lilis, dan Le Mone (1977), dalam hal ini perawat akan:
• Mempunyai pegangan tentang keyakinan spiritual yang memenuhi kebutuhannya untuk
mendapatkan arti dan tujuan hidup, mencintai behubungan, dan pengampunan;
• Bertolak dari kekuatan spiritual dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika menghadapi nyeri,
penderitaan, dan kematian dalam melakukan praktik profesional;
• Meluangkan waktu untuk memupuk kekuatan spiritual diri sendiri;
• Menunjukkan perasaan damai, kekuatan batin, kehangatan, keceriaan, caring, dan krativitas dalam
interaksinya dengan orang lain;
• Menghargai keyakinan dan praktikspiritual oranglain walaupun berbeda dengan keyakinan
spiritual perawat;
• Meningkatkan pengetahuan perawat tentang bagaimana keyakinan spiritual klien memengaruhi
gaya hidup mereka.
DISTRESS SPIRITUAL
Distres spiritual merupakan suatu respons akibat suatu kejadian yang traumatis baik fisik
maupun emosional yang tidak sesuai dengan keyakinan atau kepercayan pasien dalam menerima
kenyataan yang terjadi.
Masalah bencana atau stresor yang dihadapi individu mungkin akan menampilkan
pertanyaan bagi individu tentang apa yang telah dilakukan atau apa yang akan terjadi selanjutnya
terhadap dirinya. Individu terkadang ragu, bimbang atau antipati dengan spiritual atau agama yang
dianutnya. Menurut Rousseau (2003), distres spiritual harus pula diperhatikan atau
dipertimbangkan bila individu mengeluhkan gejala-gejala fisik dan tidak berespons terhadap
intervensi yang efektif.
Distres spiritual adalah gangguan yang berhubungan dengan prinsip kehidupan, keyakinan,
kepercayaan atau keagamaan pasien yang menyebabkan gangguan pada aktivitas spiritual akibat
masalah-masalah fisik atau psikisosional yang dialami (Dochterman,2004).
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien distres spiritual (melalui wawancara) adalah
• Selalu menanyakan kebenaran keyakinan yang dianutnya (contohnya pasien kuarang atau tidak
yakin lagi dengan nilai yang selama ini dianutnya).
• Merasa tidk nyaman terhadap keyakinan atau nilai yang selama ini dianutnya.
• Ketidakmampuan melakukan kegiatan keagamaan yang baisa dilakukannya secara rutin.
• Perasaan ragu terhadp nilai atau keyakinan yang dimilikinya.
• Menyatakan perasaan tidak ingin hidup.
• Merasakan kekosongan jiwa yang berkaitan dengan keyakinan agamanya.
• Mengatakan putus hubungan dengan orang lain atau Tuhan.
• Mengekspresikan persaan, marah, takut, cemas terhadap arti hidup ini, penderitaan, atau kematian.
PENYEBAB DARI GANGGUAN

Faktor fisik
• Kecacatan akibat kecelakaan atau bencana alam atau buatan manusia

Faktor psikologis
• Kehilangan orang yang berarti atau harta benda akibat bencana

Faktor lingkungan
• Gangguan akibat kerusakan atau hilangnya potensi atau situasi
lingkungan yang selama ini akrab dengan pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL
Pengkajian
dilakukan untuk mendapatkan data subjektif dan data objektif. Pada dasarnya, infromasi awal yang perlu digali secara
umum adalah sebagai berikut.
• Afiliasi agama:
1. Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidk aktif;
2. Jenis partisipasi dalam kegiatan agama.
• Keyakinan agama atau spiritual, memengaruhi:
1. Praktik kesehatan: diet, mencari dan menerima ritual atau upacara agama;
2. Persepti penyakit; hukuman, cobaan terhadap seyakinan;
3. Strategi koping.
• Nilai agama atau spiritual, memengaruhi:
1. Tujuan dan arti hidup;
2. Tujuan dan arti kematian;
3. Kesehatan dan pemeliharaannya;
4. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, dan orang lain.
LANJUTAN....
Pengkajian data subjektif. Pedoman pengkajian spiritual yang disusun
oleh Stoll dalam Craven & Hirnle (1996); mencakup empat area, yaitu:
• Konsep tentang Tuhan atau Ketuhanan;
• Sumber harapan dan kekuatan;
• Praktik agam dan ritual;
• Hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.
Pertanyaan yang dapat diajukan perawat untuk memperoleh
informasi tentang pola fungsi spiritual klien.
LANJUTAN...

Pengkajian data objektif. Pengkajian data objektif dilakukan melalui


pengkajian klinis yang meliputi pengkajian afek dan sikap, perilaku, verbalisasi,
hubungan interpersonal, dan lingkunga. Pengkajian data objektif terutama
dilakukan melalui observasi.
Perawat perlu mengobservasi aspek berikut ini untuk mendapatkan dat
objektif atau data klinis.
• Afek dan sikap
• Perilaku
• Verbalisasi
• Hubungan interpersonal
• Lingkungan
LANJUTAN....
Pada umumnya karakterisktik klien yang berpotensi mengalami
distres spritual adalah sebagai berikut.
1. Klien yang tampak kesepian dan sedikit pengunjung.
2. Klien yang mengekspresikan rasa takut dan cemas.
3. Klien yang mengekspresikan keraguan tentang sistem
kepercayaan/agama.
4. Klien yang mengekspresikan rasa takut terhadap kematian.
5. Klien yang akan dioperasi.
LANJUTAN....
6. Penyakit yang berhubungan dengan emosi atau implikasi sosial dan agama.
7. Mengubah gaya hidup.
8. Preokupasi tentang hubungan agama dan kesehatan.
9. Tidak dapat dikunjungi oleh pemuka agama.
10. Tidak mampu atau menolak melakukan ritual spirtiual.
11. Memverbalisasikan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan hukuman dari
Tuhan.
12. Mengekspresikan kemarahannya terhadap Tuhan.
13. Mempertanyakan rencana terapi karena bertentangan dengan keyakinan
agama.
14. Sedangkan menghadapi sakratulmaut (dying).
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan pada pasien yang mengalami
gangguan berkaitan dengan prinsip dan aktivitas kehidupan
spiritual atau keagamaan akibat masalah fisik atau
psikisosional yang dialami oleh pasien adalah Ditres spiritual.
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Tujuan intervensi keperawatan untuk pasien:

Mampu membina Mampu Mampu


hubungan saling mengungkapkan mengungkapkan
percaya dengan penyebab distres perasaan dan pikiran
perawat spiritual tentang keyakinannya

Mampu
mengembangkan
Mampu melakukan
kemampuan mengatasi
kegiatan keagamaan
masalah dan perubahan
keyakinannya.
LANJUTAN.....
• Tindakan keperawatan utuk pasien distres spiritual

Bina hubungan saling percaya dengan pasien.

Kaji penyebab faktor distres spiritual pasien.

Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang keyakinannya.

Bantu klien mengembangkan keterampilan untuk mngatasi perubahan spiritual dalam kehidupan.

Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadahsesuai dengan agamanya.

Fasilitasi pasien utuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain.

Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.

Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan keagamaan.


LANJUTAN....
• Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien distress spiritual, agar keluarga
mampu:

Mengetahui Mengetahui
Mengidentifikasi
proses cara merawat
masalah yang Melakukan
terjadinya anggota
dihadapi dalam rujukan pada
masalah keluarga yang
merawat pasien tokoh agama
spiritual yang mengalami
dengan masalah bila di perlukan
dihadapi oleh masalah
spiritual.
pasien. spiritual.
LANJUTAN....
• Tindakan keperawatan untuk keluarga:

Jelaskan pada keluarga cara merawat


Jelaskan terjadinya masalah spiritual yang
anggota keluarga yang mengalami masalah
dihadapi pasien.
spiritual.

Mendiskusikan masalah
yang dihadapi dalam
merawat pasien.

Bantu keluarga untuk membantu pasien Beri pujian bila keluarga mampu
melaksanakan kegiatan spiritual melakukan kegiatan yang positif.
KESIMPULAN
• Spiritualitas merupakan keyakinan klien tentang kehidupan , kesehatan ,
penyakit , kematian , dan hubungan individu dengan alam semesta. Distres
spiritual merupakan suatu respons akibat suatu kejadian yang traumatis baik
fisik maupun emosional yang tidak sesuai dengan keyakinan atau kepercayan
pasien dalam menerima kenyataan yang terjadi. Kebutuhan spiritual merupakan
kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan ntuk memberi dan mendapatkan
maaf. Spiritualitas dan agama sering memberi rasa nyaman dan harapan kepada
individu dan dapat sangat mempengaruhi kesehatan dan praktik perawatan
kesehatan individu

Anda mungkin juga menyukai