Anda di halaman 1dari 16

1.

Metode Operasi Proses Permisahan Minyak


Proses pemisahan minyak terdiri dari 3 langkah proses yang berbeda :
a. Penghilangan Gas atau Air dalam Minyak dan Air Proses
Umpan minyak terlebih dahulu dipanaskan dalam Heat Exchange 211E2 dengan
memanfaatkan petukaran panas dengan asam lemak mentah (dalam kondisi normal).
Kemudian minyak dipanaskan lebih lanjut di Preheater 211E1 sampai 110C dengan
media panas uap bertekanan rendah 2,5 barg. Di dalam Drier 211D7, minyak
dipisahkan dari air dan gas pada tekanan vakum 110 mbarA. Pompa 211G4
mensirkulasikan minyak melalui Preheater 211E1 dan Drier 211D7 untuk
mendapatkan panas yang cukup untuk proses evaporasi air dan gas yang terlarut.
Air bebas mineral (Demineralized Water) yang digunakan sebagai air proses
terlebih dahulu dihilangkan gas yang terperangkap dengan cara dipanaskan sampai
80C dalam kondisi vakum 110 mbarA di Degasser 211D9 dengan menginjeksikan
uap panas bertekanan rendah 2,5 barg.
b. Pemisahan Minyak
Minyak mentah bebas gas (Degassed Crude Oil) dipompakan dengan pompa
bertekanan tinggi 211G1 ke bagian bawah dari dari Splitting Column 211D1.
Sedangkan air proses dimasukkan dari dari bagian atas Splitting Column dengan
pompa bertekanan tinggi 211G2. Bagian atas dari Splitting Column dilengkapi
dengan 10 Trays Heat Exchanger untuk petukaran panas antara asam lemak yang
keluar dengan air proses yang masuk. Pemanasan akhir dari air proses ke temperature
reaksi dengan menggunakan uap panas bertekanan tinggi 63 barg yang diinjeksi dari
samping Splitting Column. Air proses yang telah dipanasin didistribusikan secara
merata ke luas penampung dari Splitting Column. Air proses yang mempunyai berat
jenis yang lebih tinggi mengalir ke bawah sebagai fase terurai melewati minyak
mentah yang mengalir ke atas dengan lambat. Trigliserida dipisahkan menjadi asam
lemak dan gliserin. Gliserin dilarutkan dalam air membentuk air gliserida yang
menempati bagian paling bawah dari Splitting Column sedangkan asam lemak naik ke
atas.
Di dalam Splitting Column 211D1, minyak mentah pertama terurai menjadi
tetesan kecil dan kemudian melewati daerah yang berisi air gliserin yang turun dari
bagian atas kolom. Di daerah ini terjadi petukaran panas yang mana menaikkan
temperature minyak mentah dan menurunkan temperature air gliserin. Minyak mentah
dipanasin lebih lanjut ke temperature reaksi dengan uap panas bertekanan tinggi.
Temperature proses dijaga sekitar 245-255C dan tekanan 50-55 barg untuk
memastikan air yang cukup untuk tetap larut dalam minyak mentah sehingga proses
hidrolisa dapat berlangsung. Tekanan dalam Splitting Column dijaga sekitar 10 bar di
atas tekanan uap panas yang berhubungan dengan temperature reaksi, misalkan
temperature reaksi 250C dimanan tekanan uap panas jenuhnya 40 barg, maka
temperature di kolom dijaga 50 barg. Ini akan mencegah pembentukan gelembung
uap panas akibat perubahan fasa dari cair menjadi gas.
Asam lemak dan air gliserin dari Splitting Column selanjutnya didinginkan di
Flashing Vessel 211D2 dan 211D3 dengan cara menyeburkan dan menguapkan air
yang teperangkap di bawah tekanan 1 barA. Asam lemak mentah dari Flashing Vessel
211D3 dialirkan ke Drier 211D8 untuk mengurangi kadar airnya pada tekanan vakum
110 mbarA dan sebagian asam lemak disirkulasikan dengan pompa 211G5 dan
dipanaskan sampai 110C melalui heater 211E3 dengan uap panas tekanan rendah 2,5
barg dan kemudian ke Drier 211D8. Kemudian asam lemak didinginkan melalui
petukaran panas dengan umpan minyak mentak ke temperature 70C melalui 211E2
sebelum dikirim ke Tank Farm dengan pompa 211G5.
c. Pemekatan Gliserin
Uap air yang timbul dari Flashing Vessel 211D2 dan 211D3 digunakan untuk
pemekatan air gliserin di Preconcentrator dengan memanfaatkan panas dari uap air
dan dibantu dengan sistem vakum. Air gliserin dari Flashing Vessel 211D2 mengalir
langsung ke Fat Trap 211D10.
Lemak dan air gliserin akan memisah di Vessel ini karena perbedaan berat jenis
dimana lemak yang terpisah dikeluarkan secara periodic. Air gliserin kemudian
mengalir ke Preconcentrator 211D4, 211D5, dan 211D6. Uap panas dihasilkan di
Preconcentrator 211D4 digunakan untuk memanasi Preconcentrator 211D5, dan uap
yang dihasilkan di 211D5 digunakan untuk memanasi Preconcentrator 211D6. Uap
yang dihasilkan di 211D6 dikondensasi di condenser 211E50 dan ditampung di Hot
Well 211F50.
Air gliserin pekat dari 211D6 dikumpulkan di Fat Separator 211D12 untuk
memisahkan sisa lemak yang masih terikut dan dibuang secara periodic. Kemudian
air gliserin pekat dikirim ke Tank Fram dengan pompa 211G8. Untuk proses lebih
lanjut di Section 212. Sedangkan kondensat dari Preconcentrator dikirim ke Degasser
211D9 dengan pompa 211G7 untuk dimanfaatkan kembali sebagai air proses.
d. Sistem Vakum
Condenser 211E50 dan vakum set 211G50A/B digunakan untuk meningkatkan
sistem vakum sampai 110 mbarA dan memampatkan gas yang tidak terkondensasi ke
tekanan atmosfir dimana gas dilepaskan melalui Hot Well 211F50.

2. Metode Operasi Pengolahan Air Gliserin


Proses pengolahan air gliserin pekat meliputi tahapan sebagai berikut :
Air gliserin pekat dipanaskan di Preheater 212E1 hingga 90-95C lalu diinjeksikan
HCL (konsentrasi 30%) melalui pompa takar (Dosing Pump) 212G1 hingga
tercapai pH 2,5-3 dan dihomogenkan melalui pencampuran statis (Static Mixer)
212D6 sebelum masuk ke bak pemisah (Separation Vessel) 212D1. Pada bak
pemisah, HCL bereaksi dengan MONG (fase`ringan) sehingga memisahkan dari
gliserin (fase berat). Fase ringan yang mengapung dikumpulkan pada talang
overflow (Overflow Trough) dan dialirkan keluar secara periodic. Pemakaian
HCL berkisar 1,5 kg per 1000 kg air gliserin (14 kg per 9167 kg air gliserin).
Kemudian air gliserin dimasukkan ke salah satu tanki pengolahan (Treatment
Vessel) 212D2 atau 212D3 secara bergantian (1 Batch = 74 Ton air gliserin).
NaOH (konsentrasi 45%) ditambahkan melalui Dump Hopper 212F2 dan Ejector
212G7 yang digerakan dengan pompa sirkulasi 212G8 dan diaduk di dalam
Vessel selama 30 menit dengan udara bertekanan. NaOh berfungsi menetralkan
air gliserin menjadi pH 7-7,5 dan menyabunkan asam lemak bebas dan asam
lemak. Sabun yang tak larut (Insoluble Soap) yang terbentuk dari hasil reaksi akan
menyerap kotoran organic. Pemakaian NaOH berkisar 1,5 liter per 1000 kg air
gliserin (110 liter per Batch).
Sebelum dikirim ke Filter Press 212D4A atau 212D4B, Filter Acid ditambahkan
pada tanki pengolahan 212D2 atau 212D3 untuk menyerap kotoran dan
memperluas bidang penyaringan kotoran pada Filter Press sehingga didapatkan air
gliserin jernih. Air gliserin dipisahkan dari ampas penyaringan (Filter Cake) di
Filter Press. Pemakaian Filter Acid berkisar 1 kg per 1000 kg air gliserin (74 kg
per Batch).
Air gliserin dari Filter Press dialirkan ke tanki penampungan 212F3 dan sebelum
dikirim ke proses selanjutnya Section 213 atau ke Tanki Fram disaring dulu di
Fine Filter 212D5A atau 212D5B untuk memastikan tidak ada kotoran yang
terikut.

3. Metode Operasi Penguapan Air Gliserin


Air gliserin olahan (Treated Glycerine Water) dengan konsentrasi awal sekitar
30% diumpankan ke Evaporator pertama 213D1 melewati Preheater 213E1
dimana pada saat Section 214 beroperasi normal terjadi petukaran panas antara air
gliserin olahan dengan Cooling Distillate I di 213E1. Kemudian dari 213D1
dialirkan ke 213D2, 213D3, dan 213D4.
Di efek 213D1 air gliserin olahan dipanasi dengan uap panas bertekanan rendah
2,5 barg. Uap yang dihasilkan efek Evaporator 213D1 digunakan untuk
memanaskan efek evaporator 213D2 dan begitu seterusnya untuk 213D3 dan
213D4. Gliserin mentah mencapai konsentrasi akhir sekitar 88% pada Evaporator
213D4 dan dikumpulkan pada tanki gliserin mentah 213F2 dan kemudian dikirim
dengan pompa 213G2 ke Tanki Fram.
Kondensat dari setiap efek Evaporator kecuali 213D1 dikumpulkan di tanki
kondensat 213F1 dan dikirim dengan pompa 213G3 ke Degasser 211D9 sebagai
air proses. Semua ruang panas evaporator diventilasi melalui Orifice ke condenser
213E50 untuk melepaskan udara yang teperangkap didalamnya. Udara yang
terakumulasi dimampatkan ke tekanan atmosfir dengan pompa vakum 213G50A
dan 213G50B.
Konsentrasi akhir dari gliserin mentah ditentukan sebagai fungsi dari perbedaan
temperature antara cairan gliserin dan uap air dari efek keempat sekitar 26-30C
dan akan dimonitor dengan pencatat TIR213105 dan TIR213106.
4. Metode Operasi Distilasi dan Pemutihan Gliserin
Proses distilasi dan pemutihan gliserin terdiri dari beberapa tahap :
a. Penghilangan Gas atau Air dan Penyabunan Sisa Material Lemak di Gliserin
Umpan gliserin mentah (Crude Glycerine) diinjeksikan larutan Natrium Hidrosida
(NaOH 45%) melalui pompa takar 214G7 untuk menyabunkan sisa asam lemak dan
minyak yang terdapat dalam gliserin mentah. Dosis NaOH dikendali pada pH 8-9.
Kemudian dipanaskan di Heat Exchanger 214E7 dengan media pemanas distilat I jika
dalam kondisi normal dan selanjutnya dipanaskan di Preheater 214E1 sampai 90C
dengan menggunakan uap panas 2,5 barg sebelum memasuki Drier. Di Drier 214D1
air dan gas terlarut dibuang pada tekanan sekitar 100-120 mbarA. Dari Drier gliserin
dikirim ke kolom distilasi 214D2
b. Distilasi Gliserin
Kolom Distilasi 214D2 dilengkapi dengan Climbing Film Evaporator Reboiler
214E2 dan Sistem Pemanasan Sirkulasi dimana uap panas langsung (Live Steam)
diinjeksikan untuk membantu mensirkulasikan cairan dan menurunkan tekanan
parsial gliserin (mempercepat proses pemanasan & penguapan) yang akan distilasi.
Kolom distilasi dipanasin dengan uap panas bertekanan mencegah (maksimal 13
barg). Gliserin diuapkan pada tekanan 13 mbarA dengan demikian terpisah dari residu
non distilat.
Uap gliserin dari bawah kolom naik melewati Bagian Pelucutan (Hot Stripping
Section) yang dilengkapi Structured Packing yang diumpankan dengan sebagian
gliserin distilat I pada tempertur 150C untuk mengurangi terbawanya (Carry Over)
komponen berberat molekul/titik didih lebih tinggi (residu) yang mana komponen
tersebut akan langsung terkondensasi bila kontak langsung dengan distilat I. Sekitar
10-15% uap gliserin yang naik akan terkondensasi akibat kontak langsung dengan
distilat I.
Selanjutnya melewati Bagian Perbaikan (Rectification Section) yang dilengkapi
Structured Packing berfungsi untuk memperbaiki kualitas distilat gliserin I dengan
cara memisahkan distilat I dari komponen berat molekul/titik didih lebih rendah
(komponen pembawa warna dan bau) yang mana distilat I terkondensasi dan
komponen berberat molekul/titik didih rendah menguap kembali.
Distilat I dikumpulkan pada talang pengumpulan (Collection Trough) di bawah
Structured Packing pada temperature sekitar 150C dan dialirkan ke tanki penampung
214F1 damana sebagian dikembalikan ke Hot Stripping Section dan sebagian besar
dipompakan dengan pompa 214G4 ke Bleacher 215D6/7/8 setelah didinginkan
sampai 70C pada Cooler 214E7 dan 214E6.
Terakhir Bagian Kondensasi Panas (Hot Condensation Section) yang dilengkapi
Random Packing berfungsi untuk meningkatkan kualitas dari distilat I yang mana 95-
97% uap gliserin terkondensasi ketika kontak dengan distilat pendingin I (Cooling
Distillate I) dimana uap gliserin yang tersisa dikumpulkan pada talang pengumpul di
bawah Random Packing dan didinginkan hingga 105C menjadi distilat pendingin I.
Distilat pendingin I disirkulasikan dengan pompa 214G3 melalui 213E1 (sebagai
pemanas umpan air gliserin olahan di Section 213) dan 214E4 sebelum kembali
disemprotkan ke lapisan atas Rendom Packing. Sebagian distilat pendingin I mengalir
ke Rectification Section dan bergabung dengan distilat I di 214F1.
Sementara komponen tak terkondensasi di Hot Condensation Section sekitar 3-
5% dari uap yang mengalir ke Section ini akan mengalir ke condenser akhir 214E5
untuk dikondensasikan. Produk ini disebut Distilat II yang mempunyai mutu yang
rendah karena konsentrasi gliserinnya rendah yang mengandung komponen berberat
molekul/titik didih rendah (komponen pembawa baud an warna). Distilat II dikirim ke
Tank Fram untuk diolah kembali di Section 212 atau digunakan sebagai aplikasi
kedua.
c. Distilasi Residu
Adapun komponen yang tak terdistilasi yang berada di bawah kolom 214D2
dikirim secara periodic ke Post Distillation Still 214D3A/B untuk distilasi ulang
dengan media pemanas uap panas bertekanan menengah 15 barg dan diinjeksikan uap
panas langsung (Live Steam) untuk mengurangi tekanan parsial gliserin dan
membantu proses sirkulasi dan evaporasi gliserin. Uap gliserinnya dikondensasi pada
condenser 214E3A/B dan dikirimkan sebagian ke Drier 214D1 untuk diproses
kembali atau digabungkan dengan Distilat II dalam 214F2 sedangkan pitch residu
dibuang. Post Distillation Still dicuci dengan air panas setelah pengoperasian. Uap
yang tidak terkondensasi di condenser 214E3A/B dihisap oleh vakum Booster
214G51A/B.
d. Sistem Vakum
Vakum Booster 214G51A/B digunakan untuk menghisapkan vakum pada
condenser 214E3A/B dan Post Still 214D3A/B. Vakum Booster 214G50A/B
digunakan untuk menghasilkan vakum pada condenser akhir 214E5 dan kolom
distilasi 214D2 serta untuk memampatkan uap air dan udara ke tekanan sekitar 100-
120 mbarA.
Uap air dan uap penggerak (Propelling Steam) dikondensasi di condenser vakum
utama 214E50 dan gas tak terkondensasi dan campuran uap dihisap oleh Intermediate
Vakum Booster 214G52A dan mengalir ke Intercondenser214E51A/B dimana sisa
uap dikondensasi dan gas yang tak terkondensasi dimampatkan oleh Vakum Booster
214G52B. Kondensat dan uap panas langsung dan upa penggerak yang terbentuk di
condenser dikumpulkan di Hot Well 214F50.
Distilat I dari kolom 214D2 masih berwarna kekuningan dan dihilangkan
warnanya dengan melewatkan 2 dari 3 Bleacher (215D6/7/8) yang disusun secara seri
dan 1 unit Bleacher sebagai cadangan. Jika salah satu habis masa aktifnya maka
diganti dengan yang cadangan, sementara Bleacher tersebut diganti arang aktifnya.
Distilat I dari Bleacher disaring Fine Filter 215D9A/B dan didinginkan di Heat
Exchanger 215E8 sebelum dikirim ke Tank Fram.

5. Metode Operasi Distilasi Asam Lemak


Proses di Section ini terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pehilangan Gas dan Air di Drier 216D1
Umpan asam lemak dipanaskan di heat Exchanger 216E17A/B dengan fraksi
samping 1 (kondisi normal). Asam lemak kemudian dipanaskan kembali kemudian di
Heat Exchanger 216E1 dengan uap panas 2,5 barg dan selanjutnya dikirim ke Drier
216D1 untuk menghilangkan air dan gas-gas yang terlarut pada tekanan 110 mbarA.
Asam lemak dipanaskan lagi di Heat Exchanger 216E16 dengan fraksi samping 1 dan
Heat Exchanger 216E15 dengan fraksi samping 2/Distilat (kondisi normal) kemudian
di Heater 216E2 dengan uap panas bertekanan menengah 15 barg. Setelah itu
diumpankan ke kolom fraksinasi 216D2 dimana fraksi atas I, frksi samping I dan
fraksi bawah I dihasilkan.
b. Fraksinasi di Kolom 216D2
Di kolom 216D2, evaporator asam lemak terjadi di Reboiler 216E3A/B yang
dipanasin dengan uap panas bertekanan tinggi 63 barg dimana uap panas langsung
(Live Steam) diinjeksikan untuk membantu sirkulasi cairan dan mengurangi tekanan
parsial asam lemak. Uap asam lemak yang terbentuk di Reboiler 216E3A/B mengalir
melewati kolom dengan petukaran panas dan massa yang konstan.
Di lapisan paling bawah dari Structured Packing kolom terjadi petukaran panas
dan massa dengan aliran umpan/refluks yang berlawanan arah. Oleh kareana
perbedaan tenperatur antara refluks yang turun dengan uap asam lemak yang naik
maka sebagian dari asam lemak terutama komponen bertitik didih tinggi
mengkondensasi sedangkan komponen bertitik didih rendah menguap kembali.
Di lapisan paling atas dari Structured Packing kolom terjadi penukaran panas dan
massa antara uap asam lemak yang naik dengan refluks dimana bagian utama dari
asam lemak akan mengkondensasi sehingga menyebabkan akumulasi komponen
bertitik rendah di atas kolom dan konsentrasi dari komponen utama dalam bentuk
cair. Upa yang meninggalkan Structured Packing lapisan atas kolom dikondensasi di
kondenser utama (Primary Condenser) 216E7 dan condenser akhir (Final Condenser)
216E10.
Bagian utama asam lemak yang terkondensasi di 216E7 mengalir kembali ke
lapisan atas kolom sebagian refluks dan bagian kecil lainnya digabung dengan bagian
dari Lights Ends yang terkondensasi di condenser akhir 216E10 ditarik sebagian
fraksi atas 1 dengan pompa 216G10 dan didinginkan di 216E20 dengan temperature
Cooling Water (WCT) sebelum dikirim ke Tank Fram.
Fraksi samping I yang terkumpul di talang pengumpul tengah (Middle Collecting
Tray) mengalir secara gravitasi ke tanki penampungan 216F10. Kemudian dikirim ke
Tank Fram dengan pompa 216G11 setelah didinginkan di Heat Exchanger 216E16
dan 216E17A/B dengan umpan asam lemak serta Heat Exchanger 216E21A/B dengan
WCT.
c. Distilasi di Kolom 216D4
Tergantung pada fungsi level cairan di bawah kolom 216D2, produk bawah
dikirim dengan pompa 216G3 sebagai umpan ke kolom distilasi 216D4. Di kolom
216D4, evaporasi dari asam lemak terjadi di Falling Film Evaporator 216E5. Pompa
sirkulasi 216G6 berfungsi untuk mensirkulasikan asam lemak dari bawah kolom ke
atas Evaporator 216E5. Uap asam lemak yang terbentuk di Evaporator 216E5
mengalir ke kolom dengan petukan panas dan massa yang konstan. Uap yang
mengalir melewati Structured Packing di bagian atas kolom kondensasi di
condenser/pembangkit uap panas (Steam Generator) 216E9 dan di condenser akhir
216E12. Sebagian asam lemak yang terkondensasi di 216E12 dikembalikan ke talang
penampung atas di kolom sebagian refluks. Sedangkan sebagian kecil lainnya sebagai
Light Ends mengalir secara gravitasi ke penampung 216F4 dan dikirim ke Tank Fram
dengan pompa 216G18.
Distilat utama yang dikumpulkan di talang penampung tengah di bawah dari
Structured Packing lapisan atas mengalir secara gravitasi ke penampung 216F1.
Sebelum dikirim ke Tank Fram dengan pompa 216G15, distilat (fraksi samping 2)
didinginkan di Heat Exchanger 216E15 dengan umpan yang masuk ke kolom 216D2
dan di pendingin distilat (Distillate Cooler) 216E23A/B sampai 70C dengan WCT.
Sebagian aliran yang terkontrol dikirim kembali dari pompa 216G15 ke bagian atas
dari Structured Packing lapisan bawah kolom sebagian refluks.
d. Distilasi Residu di 216D5
Produk bawah dari kolom 216D4 mengalir secara gravitasi ke distilator residu
(Residue Still) 216D5 untuk distilasi akhir asam lemak sehingga konsentrasi asam
lemak dalam residu akhir sekitar 20%. Komponen yang tidak dapat didistilasi dari
asam lemak (residu) dipekatkan di distilator residu 216D5. Distilator residu 216D5
terdiri dari 4 ruang pemanas yang terhubung secara seri dimana setiap ruang
dilengkapi dengan elemen pemanas yang dipanasi dengan uap panas bertekanan tinggi
63 barg. Uap panas langsung (Live Steam) diinjeksikan untuk membantu sirkulasi
cairan sehingga mempercepat proses evaporasi.
Asam lemak yang menguap di distilator residu dikondensasikan di condenser
216E13 dengan temperature Cooling Water (WCT). Kondensat dari 216E13 dapat
dikembalikan ke bagian bawah 216D4 untuk didistilasi ulang atau dikeluarkan
sebagai Heavy Ends melalui tanki penampung/pendingin 216F2 dan dikirim ke Tank
Fram dengan pompa 216G16. Residu mengalir secara gravitasi ke tanki penampung
216F3 yang didinginkan sampai 80C dengan WCT sebelum dikirim oleh pompa
213F3 ke Tank Fram.
e. Sistem Pembangkit Uap Panas
Pembangkit uap panas (Steam Generator)/condenser 216E7 dan 216E9 dirancang
untuk mengkondensasikan bagian utama dari asam lemak dan memanfaatkan kembali
panas kondensasi dengan menghasilkan uap panas bertekanan rendah 2,5 barg. Untuk
itu, air umpan Boiler dengan kualitas yang sesuai yang diumpankan ke Steam
Generator.
f. Sistem Pendingin
Untuk condenser akhir 216E10 dan 216E12, pendingin fraksi atas 1 216E20,
pendingin fraksi samping 1 216E21A/B, pendingin distilat 216E23A/B, condenser
uap residu 216E13, penampung Heavy Ends 215F2 dan penampung residu 216F3,
Temperetur Cooling Water (WCT) digunakan sebagai media pendingin yang
didinginkan kembali dangan Cooling Water (WC) di pendingin 216E30. Pompa
21630 mensirkulasikan WCT ke pemakaian. Kenaikan volume air yang disebabkan
oleh kenaikan termperatur ditampung di tanki pemuaian (Expansion Vessel) 216F5.
g. Sistem Vakum
Section ini dilengkapi dengan sistem vakum semburan uap panas (Steam Jet
Vakum System) yang terdiri dari penguat vakum tinggi (High Vakum Booster) dan
condenser langsung (Direct Condenser). Penguat uatama (Main Boosters) berfungsi
memampatkan uap dan gas tak terkondensasi sampai 110 mbarA.
Uap panas penggerak (Propelling Steam) dari 216G50, 216G52A/B bersama
dengan uap air dari Drier 216D1 di kondensasi di condenser utama 216E50. Uap dan
gas yang tak terkondensasi di 216E50 dimampatkan lebih lanjut denagan Ejector
tengah dan akhir 216G53A/B ke tekanan atmosfir. Uap tersebut dikondensasi di
condenser tengah dan akhir 216E51 dengan Cooling Water (WC). Kondensat dari uap
panas langsung dan uap penggerak yang terbentuk di condenser dikumpulkan di Hot
Well 216F50 dan disirkulasikan balik ke condenser 216E50 untuk mendinginkan uap
melalui pompa sirkulasi 216G50.
6. Metode Operasi Distilasi Asam Lemak
Proses di Section ini terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut :
a. Penghilangan Gas dan Air
Umpan asam lemak dipanaskan di Heat Exchanger 217E17A/B dengan
distilat/fraksi samping 3 (kondisi normal). Asam lemak kemudian dipanaskan kembali
di Heater 217E1 dengan uap panas 2,5 barg dan selanjutnya dikirim ke Drier 217D1
untuk menghilingkan air dan ges-gas yang terlarut pada tekanan 110 mbarA.
Asam lemak dipanaskan ladi di Heat Exchanger 217E16 dengan fraksi samping 2
dan Heat Exchanger 217E15 dengan fraksi samping 3/Distilat (kondisi normal),
kemudian di Heater 217E2 dengan uap panas bertekanan menengah 15 barg. Setelah
itu diumpankan ke kolom fraksinasi 217D2 dimana fraksi atas I, fraksi samping I
(hanya Case 3 & 4)dan fraksi bawah I dihasilkan.
b. Fraksinasi di Kolom 217D2
Di kolom 217D2, evaporasi asam lemak terjadi di Reboiler 217E3 yang dipanasi
dengan uap panas bertekanan tinggi 63 barg dimana uap panas langsung (Live Steam)
diinjeksikan untuk membantu sirkulasi cairan dan mengurangi tekanan parsial asam
lemak. Uap asam lemak yang terbentuk di Reboiler 217E3 mengalir melewati kolom
dengan pertukaran panas dan massa yang konstan.
Di lapisan paling bawah dari Structured Packing kolom terjadi pertukaran panas
dan massa dengan umpaun/refluks. Oleh kerena perbedaan temperature antara refluks
yang turun dengan uap asam lemak yang naik maka sebagian dari uap asam lemak
terutama komponen bertitik didih tinggi mengkondensasi sedangkan komponen
bertitik didih rendah menguap kembali.
Di lapisan paling atas dari Structured Packing kolom terjadi pertukaran panas dan
massa antara uap yang naik dengan refluks dimana bagian utama dari asam lemak
akan mengkondensasikan sehingga menyebabakan akumulasi komponen bertitik
rendah di atas kolom dan konsentrasi di komponen utama dalam bentuk cair. Uap
yang meninggalkan Structured Packing lapisan atas di atas kolom dikondensasi di
condenser utama (Primary Condenser) 217E7 dan condenser akhir (Final Condenser)
217E10.
Asam lemak yang terkondensasi di 217E7 mengalir balik ke bagian atas kolom
sebagai refluks dan bagian kecil lainnya digabung dengan bagian dari Ligh Ends yang
terkondensasi di condenser akhir 217E10 ditarik sebagai fraksi atas 1 dengan pompa
217G10 dan didinginkan di 217E20 dengan temperature Cooling Water (WCT)
sebelum dikirim ke Tank Fram.
Fraksi samping I yang terkumpul di talang penampungan tengah (Middle Colling
Tray) mengalir secara gravitasi ke penampung 217F10, kemudian dikirim ke Tank
Fram dengan pompa 217G11 setelah didinginkan di 217E21 dengan Cooling Water
(WC).
c. Fraksinasi di Kolom 217D3
Tergantung pada fungsi level cairan di bawah kolom 217D2, produk bawah
dikirim dengan pompa 217G3 sebagai umpan ke kolom fraksinasi 217D3. Di dalam
kolom 217D3, evaporasi terjadi di Falling Film Evaporator 217E4 yang dipanasi
dengan uap panas bertekanan tinggi 63 barg dan diinjeksikan uap panas langsung
(Live Steam) untuk mengurangi tekanan parsial asam lemak dan meningkatkan
kualitas produk. Pompa sirkulasi 217G4 berfungsi untuk mensirkulasikan asam lemak
dari bawah kolom ke atas Evaporator 217E4.
Uap asam lemak yang terbentuk di Evaporator 217E4 mengalir melalui kolom
dimana terjadi penukaran panas dan massa yang konstan dengan aliran umpan/refluks
yang berlawan arah. Uap yang meninggalkan Structured Packing lapisan atas di
bagian atas kolom dikondensasikan di pembangkit uap panas (Steam
Generator)/kondunser 217E8 dan di kondunser akhir 217E11. Asam lemak yang
mengkondensasikan mengalir turun ke talang penampung atas (Top Collecting Tray)
di atas Structured Packing lapisan atas dimana sebagian lain digabung dengan bagian
dari Ligh Ends yang terkondensasi di condenser akhir 217E10 dan dikumpulkan di
tanki 217F4.
Fraksi samping 2 yang terkumpul di talang penampung tengah dibawah Structured
Packing lapisan atas mengalir secara gravitasi ke tanki 217F11 yang diinjeksi dengan
uap panas langsung (Live Steam) sehingga uap yang terperangkap kembali ke kolom.
Fraksi samping 2 dikirim ke Tank Fram dengan pompa 217G12 setelah didinginkan
dengan Heat Exchanger 217E16, 217E17A/B dengan umpan asam lemak dan Cooloer
217E22A/B dengan WCT.
d. Distilasi di Kolom 217D4
Tergantung pada fungsi level cairan di bawah kolom 217D3, produk bawah
dikirim dengan pompa 217G5 sebagai umpan ke kolom distilasi 217D4. Di kolom
217D4, evaporasi dari asam lemak terjadi di Falling Film Evaporator 217E5 yang
dipanasi dengan uap panas bertekanan tinggi 63 barg dan diinjeksi dengan uap
langsung (Live Steam) untuk mengurangi tekanan parsial asam lemak dan
meningkatkan kualitas produk. Pompa sirkulasi 217G6 berfungsi untuk
mensirkulasikan asam lemak dari bawah kolom ke atas evaporator 217E5. Uap asam
lemak yang terbentuk di Evaporator 217E5 mengalir ke kolom dengan pertukaran
panas dan massa yang konstan dengan aliran feed/refluks yang berlawanan arah.
Uap yang meninggalkan Structured Packing lapisan atas di bagian atas kolom
dikondensasikan di pembangkit uap panas (Steam Generator)/condenser 217E9 dan
condenser akhir 217E12. Asam lemak yang terkondensasi mengalir turun ke talang
penampungan atas di atas Structured Packing lapisan atas, dimana sebagian besar
dikembalikan ke lapisan atas kolom sebagai refluks. Sebagian kecil lainnya digabung
dengan bagian dari Light Ends yang terkondensasi di condenser akhir 217E12
mengalir secara gravitasi ke penampung 217E4 dan dikeluarkan sebagai Light Ends
dengan pompa 217G18 bersamaan dengan Light Ends dari 217D3.
Distilat utama yang dikumpulkan di talang penampung tengah di bawah dari
Structured Packing lapisan atas mengalir secara gravitasi ke penampung 217F1.
Sebelum dikirim ke Tank Fram dengan pompa 217G15, distilat (fraksi samping 3)
didinginkan di 217E15 dengan umpan yang masuk ke kolom 217D2 dan di pendingin
distilat (Distillate Cooler) 217E23A/B dengan WCT hingga mencapai 70C. sebagian
aliran yang terkontrol dikirim kembali dari pompa 217G15 ke atas dari Structured
Packing lapisan bawah kolom sebagai refluks.
e. Distilasi Residu di Kolom 217D5
Produk bawah dari kolom 217D4 mengalir secara gravitasi ke distilator residu
(Residue Still) 217D5 untuk distilasi akhir asam lemak sehingga konsentrasi asam
lemak dalam residu akhir sekitar 20%. Distilator residu 217D5 dipanasi dengan uap
panas bertekana tinggi 63 barg dan diinjiksi uap panas langsung (Live Steam) untuk
membantu sirkulasi cairan sehingga mempercepat proses evaporasi asam lemak.
Asam lemak yang menguap di distilator residu dikondensasikan di condenser
217E13 dengan Temperature Cooling Water (WCT). Kondensat dari 217E13 dapat
dikembalikan ke bagian bawah 217D4 untuk di distilasikan ulang atau di keluarkan
melalui penampung 217F2 dan pompa 217G16. Komponen yang tidak dapat
didistilasi dari asam lemak (residu) dipekatkan di distilator residu. Residu mengalir
secara gravitasi ke penampung 217F3 dimana didinginkan sampai 80Cdengan WCT
sebelum dikirim oleh pompa 217G17 ke Tank Fram.
f. Sistem Pembangkit Uap Panas
Pembangkit uap panas (Steam Generator)/condenser 217E8 dan 217E9 dirancang
untuk mengkondensasi bagian utama dari asam lemak dan memanfaatkan kembali
panas kondensasi dengan menghasilkan uap panas bertekanan rendah 2,3 barg. Untuk
itu, air umpan Boiler dengan kualitas yang sesuai yang diumpankan ke Steam
Generator.
g. Sistem Pendinginan
Untuk condenser akhir 217E10, 217E111, dan 217E12, pendingin 217E7,
pendingin fraksi samping 2 217E22A/B, pendingin fraksi atas 1 217E20, pendingin
distilat 217E23A/B, condenser uap residu 217E13, penampung Heavy Ends 217F2
dan penampung residu 217F3, Temperature Cooling Water (WCT) digunakan sebagai
media pendingin yang didinginkan kembali dengan Cooling Water (WC) di pendingin
217E30. Pompa 217G30 mensirkulasikan WCT ke pemakai. Kenaikan volume air
yang disebabkan oleh kenaikan temperature ditampung di tanki pemuaian (Expansion
Vessel) 217F5. Untuk pendingin fraksi samping 1 217E21, yang hanya digunakan
dalam Case 3 & 4, Cooling Water (WC) dipakai sebagai media pendingin.
h. Sistem Vakum
Section 217 ini dilengkapi dengan sistem vakum semburan uap panas (Steam Jet
Vakum System) yang terdiri darai penguat vakum tinggi (High Vakum Booster) dan
condenser permukaan (Surfase Condenser). Penguat uatama (Main Boosters)
berfungsi memampatkan uap dan gas yang tak terkondensasi sampai 110 mbarA. Uap
panas penggerak (Propelling Steam) dari 217G50, 217G51, dan 217G52A/B
bersamaan dengan uap air dari 217D1 dikondensasi di condenser utama 217E50. Uap
dan gas yang tak terkondensasi di 217E50 dimamapatkan lebih lanjut di penguat
tengah (Intermedite Booster) 217G53A dan selanjutnya di kondensasi di 217E51A.
uap dan gas yang tidak tekondensasi di 217E51A dimampatkan lebih lanjut dengan
penguat akhir (Final Booster) 217G53B. akhirnya uap yang tidak terkodensasi
dikondensasi di condenser akhir 217E51B dengan Cooling Water (WC).
Gas yang tidak dapat dikondensasi dikeluarkan ke Hot Well 217F50. Kondensat
dari uap panas langsung dan uap penggerak yang terbentuk di condenser dikumpulkan
di Hot Well 217F50 dan dipompakan dengan pompa 217G60 ke condenser 217E50
dengan pilihan penambahan NaOH melalui pompa takar 217G61 untuk tujuan
pencucian.

7. Metode Operasi Hidrogenasi Asam Lemak Secara Kontinu


Umpan asam lemak dipanaskan di Heat Exchanger 218E6 dengan produk
hidrogenasi dan di Heat Exchanger 218E1 dengan uap panans 2,5 barg sebelum
memasuki Drier 218D1 untuk proses penghilangan air dan gas pada tekanan 100
mbarA. Tekanan vakum ini dihasilkanoleh Vakum Set 218E50/51 (Surface
Condenser) dan Vakum Ejector 218G50A/B. Pemanansan di Heat Exchanger
218E1 hanya dibutuhkan pada saat permulaan (Start Up) saja. Dari Drier asam
lemak selanjutnya diumpankan melalui pompa bertekanan tinggi 218G3 melewati
Heat Exchanger 218E2 (media pemanas produk hidrogenasi) dan Heater 218E3
(media pemanas uap panas bertekanan menengah 15 barg) ke reactor 218D3.
Sebagian kecil aliran asam lemak diumpankan ke tanki pencampuran katalis
(Catalyst Mixing Tank) 218D2. Jumlah katalis yang dibutuhkan dimasukkan ke
Catalyst Hopper 218F1 dan dibawa dengan alat takar katalis (Catalyst Dosing
Device) 218G7 ke dalam tanki pencampuran 218D2. Katalis selanjutnya
diumpankan dengan pompa takar bertekanan tinggi 218G4 ke jalur utama asam
lemak antara Heater 218E3 dan jalur masuk reactor 218D3. Reactor dibagi dalam
beberapa tingkat dengan bagian dalam yang sesuai. Bagian dalam ini bersama
dengan aliran hydrogen diperlukan untuk menjamin pencampuran sepenuhnya
dari katalis, hydrogen, asam lemak di setiap tinggat dengan demikian terjadi
hydrogenasi produk secara keseluruhan.
Hydrogen yang dibutuhkan untuk reaksi diumpankan bersama dengan aliran asam
lemak di dalam reactor 218D3 melalui suatu nosel semprot 2 fluida. (Two-Fluid-
Spraying Nozzle). Reaksi terjadi ketika temperature tertentu dicapai 190-210C.
Setelah reaksi eksotermis terjadi, campuran yang keluar dari atas 218D3
didinginkan di Heat Exchanger 218E2 dengan asam lemak yang masuk reactor
218D3 yang dipanansi sampai temperature reaksi yang dibutuhkan. Pertukaran
panas kedua terjadi di 218E6 dengan umpan asam lemak yang masuk dari Tank
Fram. Selanjutnya campuran reaksi didinginkan dengan pendingin sistem
evaporasi 218E4 menyediakan pendingin bersifat evaporasi dengan bantuan
condenser 218E5 yang didinginkan dengan Cooling Water (WC).
Campuran asam lemak katalis dipisahkan dari hydrogen yang berlebih dengan
sistem sentrifugal di tanki 218D4. Tetesan asam lemak yang mungkin
terperangkap di hydrogen daur-ulang (Recycled Hydrogen) dipisahkan di
Dimester 218F2 dan 218F3. Hydrogen penambah (Make-Up Hydrogen)
diumpankan ke jalur hydrogen daur-ulang menuju 218F2 yang dikontrol dengan
PIRC218101.
Asam lemak hydrogen dari tank pemisah (Separation Vessel) 218D4 dialirkan ke
Flashing Vessel 218D5 dimana sisa hydrogen dibuang ke sistem pembakaran
(Flare). Asam lemak mengalir secara gravitasi menuju tanki filtrasi 218F5 yang
dilengkapi dengan pengaduk (Agitator) 218G9 untuk menghilangkan sisa gas
hydrogen yang terperangkap kemudian dari 218F5 dikirim ke pompa 218G6 ke
Filter 218G6 untuk memisahkan katalisnya. Setelah disaring di Filter halus (Fine
Filter) 218D7A/B, produk akhir dikirim ke Tank Fram.

Anda mungkin juga menyukai